Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jum’at: Budaya Saling Memberi Nasihat

Izzuddin Abdul Majid, Lc 11/04/08 | 08:32 Khutbah Jum'at Ada 7 komentar 14.520 Hits


‫الحمد هلل الذي فتح لعباده طريق الفالح وأرشدهم إلى ما فيه الخير و البر و التقى وأمرهم بالتناصح على الحق وجعل أمرهم‬
‫ وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله ال نبي بعده‬. ‫شورى بينهم ليتحقق لهم الفوز والنجاة‬
‫إمام المه َتدين و قاِئ ِد المجاهدين وعلى آله وصحبه‬ ِ ‫ْيبنا و َشفِ ْيعِنا مُح َّم ٍد َس ِّي ِد المُرْ سلين و‬
ِ ‫والصالة و السالم على محمد َعلى َح ِب‬
ًّ ً َّ
‫ فقال هللا تعالى في كتابه‬.‫ فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى هللا عز وجل والت َمسُّكِ بهذا ال ِّدين َت َم ُّسكا َق ِويا‬،،‫أما بعد‬.‫أجمعين‬
َ ‫ِين َآ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
‫ُون‬ َ ‫ أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم “ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬،‫“ الكريم‬

dakwatuna.com – Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah….
Sering kita dengar dari keterangan dan penjelasan para ulama, para kiayi, ustazd, dan
muballigh bahwa tugas paling penting dari para Rasul adalah menyampaikan risalah
Allah swt. kepada ummat manusia. Urgensi isi risalah para rasul itu sama, yaitu “agar
manusia menyembah hanya kepada Allah dan mengingkari semua bentuk sesembahan
selain Allah (thaghut).”

Ternyata selain tugas mulia dan suci ini, para nabi banyak disebutkan dalam Al-Qur’an
sebagai pemberi nasehat. Hal ini disebabkan karena manusia tidak cukup hanya
menerima risalah dakwah Islam saja. Akan tetapi juga membutuhkan pemberi nasehat
dan peringatan dalam hidupnya, karena manusia adalah mahluk pelupa dan pelalai,
bahkan makhluk yang banyak berbuat kesalahan. Oleh karena itu, Allah swt.
menyatakan:

Wal ashri, innal insaana lafii khusrin, illalladziina aamanuu wa ‘amilush-shaalihaati


watawaa shaubil haqqi watawaa shaubish-shabri.

“Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang
beriman dan beramal sholeh yang saling mengingatkan dalam kebenaran dan
kesabaran.” (QS. Al-‘Asr)
Semangat surat Al-Asr ini menjelaskan keharusan setiap orang untuk beriman dan
beramal sholeh, jika ingin selamat baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan iman dan
amal sholeh saja ternyata masih merugi, sebelum menyempurnakannnya dengan
semangat saling memberi nasehat dan bersabar dalam mempertahankan iman,
meningkatkan amal shaleh, menegakkan kebenaran dalam menjalankan kehidupan ini.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah….

Sedemikian pentingnya prinsip “saling memberi nasehat” dalam ajaran Islam, maka
setiap manusia pasti membutuhkannya, siapapun, kapanpun, dan di manapun dia
hidup. Layaklah kalau dikatakan bahwa “saling memberi menasihat “ adalah sebagai
sebuah keniscayaan yang harus ada pada setiap muslim.
Namun sangatlah disayangkan jika ada di antara kita yang menganggap sepele soal
nasehat ini. Atau merasa dirinya sudah cukup, sudah pintar, sudah berpengalaman
sehingga tidak lagi butuh yang namanya nasehat dari orang lain. Padahal dengan
menerima nasehat dari orang lain pertanda adanya kejujuran, kerendahan hati,
keterbukaan dan menunjukkan kelebihan pada orang tersebut.
Kalimat “nasaha” yang artinya nasehat, makna dasarnya adalah menjahit atau
menambal dari pakaian yang sobek atau berlubang. Maka orang yang menerima
nasehat artinya orang tersebut siap untuk ditutupi kekeruangan, kesalahan, dan aib
yang ada pada dirinya. Sedangkan orang yang tidak mau menerima nasehat
menunjukkan adanya sifat kesombongan, keangkuhan, dan ketertutupan pada orang
tersebut.

Saking sedemikian pentingnya nasehat ini, Nabi saw. bersabda:

)) ‫ (( ال ِّدينُ ال َّنصِ يح ُة‬: ‫ َقا َل‬، – ‫ أنَّ ال َّنبيّ – صلى هللا عليه وسلم‬: – ‫عن َأبي ُر َق َّي َة َتمِيم بن أوس الداريِّ – رضي هللا عنه‬
‫)) )) رواه مسلم‬2((‫ِين َو َعا َّمت ِِه ْم‬ َ ‫ (( هلِل ِ َولِ ِك َت ِاب ِه َول َِرسُولِ ِه َوألِئ َّم ِة المُسْ لِم‬: ‫ لِ َمنْ ؟ َقا َل‬: ‫قلنا‬

Dari Abi Amer atau Abi Amrah Abdullah, ia berkata, Nabi saw. bersabda, “Agama itu
adalah nasehat.” Kami bertanya, “Untuk siapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Untuk Allah, untuk Kitab-Nya, untuk Rasul-Nya, untuk para pemimpin umat Islam dan
orang-orang biasa.” (HR. Muslim)

Dari hadist di atas dapat kita pahami bahwa memberi dan menerima nasehat adalah
berlaku untuk manusia, siapapun dia, apapun kedudukan dan jabatannya, tanpa
kecuali.
Hadist di atas juga menjelaskan kepada kita bahwa agama akan tegak manakala tegak
pula sendi-sendinya. Sendi-sendi itu adalah saling menasehati dan saling
mengingatkan antara sesama muslim dalam keimanan kepada Allah, keimanan kepada
Rasul, dan keimanan kepada Kitab-Nya. Artinya, agar kita selalu berpegang teguh pada
nilai-nilai kebenaran dari Allah dan Kitab-Nya dan mentauladani sunah-sunah Rasul-
Nya.

Sedangkan bentuk nasehat kepada para pemimpin adalah ketaatan dan dukungan kita
sebagai rakyat kepada para pemimpin Islam dalam menegakkan kebenaran,
mengingatkan mereka jika lalai dan menyimpang dengan cara yang bijak dan
kelembutan, meluruskan mereka jika menyimpang dan salah. Sedangkan nasehat
untuk orang-orang biasa adalah dengan memberi kasih sayang kepada mereka,
memperhatikan kepentingan hajat mereka, menjauhkan hal yang merugikan mereka
dan sebagainya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah….

Di dalam Al-Qur’an, Allah swt. mengisahkan tentang bagainama Nabi Musa a.s.,
seorang nabi dan rasul yang ternyata dapat menerima nasehat dari salah seorang
kaumnya.

wa jaa-a rajulun min aqshal madinati yas’aa, qaala yaa muusaa innal mala-a
ya’tamiruuna bika liyaqtuluuka, fakhruj innii laka minan nashihiin. Fakharaja minhaa
khaa-ifan yataraqqabu, qaala rabbi najjinii minal qaumizh zhaalimiin.

“Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: Hai
Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk
membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini), sesungguhnya aku termasuk orang-
orang yang memberi nasehat kepadamu. Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan
rasa takut, menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: Ya Tuhanku selamatkanlah
aku dari orang-orang yang dzalim itu.” (QS. Al-Qashash: 20-21)
Lalu bagaimana dengan kita yang orang biasa yang bukan Nabi dan Rasul? Sudah
barang tentu sangatlah membutuhkan nasehat. Kita senantiasa membutuhkan nasehat
dari orang lain. Demikian juga harus bersedia memberi nasehat kepada orang lain yang
memohon nasehat kepada kita.

‫ (( َح ُّق المُسْ لِم َعلَى‬: ‫ وفي رواية لمسلم‬: ‫ َقا َل‬، – ‫ أنَّ َرسُول هللا – صلى هللا عليه وسلم‬: – ‫وعن َأبي هريرة – رضي هللا عنه‬
َ ‫ َوِإ َذا َم ِر‬، ‫س َف َح ِم َد هللا َف َش ِّم ْت ُه‬
‫ض‬ َ ‫ وِإ َذا َع َط‬، ‫صحْ لَ ُه‬
َ ‫ك َفا ْن‬
َ ‫ص َح‬ َ ‫ َوِإ َذا َد َعا‬، ‫ ِإ َذا لَقي َت ُه َف َسلِّ ْم َعلَي ِه‬: ‫ست‬
َ ‫ وِإ َذا اسْ َت ْن‬، ‫ك َفأج ْب ُه‬ ٌّ ‫المُسْ لِم‬
َ ‫ َوِإ َذا َم‬، ُ‫ َفع ُْده‬.
)) ‫ات َفا َّت ِبعْ ُه‬
“Hak seorang muslim pada muslim lainnya ada enam: jika berjumpa hendaklah
memberi salam; jika mengundang dalam sebuah acara, maka datangilah undangannya;
bila dimintai nasehat, maka nasehatilah ia; jika memuji Allah dalam bersin, maka
doakanlah; jika sakit, jenguklah ia; dan jika meninggal dunia, maka iringilah ke
kuburnya.” (HR. Muslim)

Dengan saling menasehati antara kita, maka akan banyak kita peroleh hikmah dan
manfaat dalam kehidupan kita. Akan banyak kita temukan solusi dari berbagai
persoalan, baik dalam skala pribadi, keluarga, masyarakat bangsa bahkan Negara.
Karenanya nasehat itu sangatlah diperlukan untuk menutupi kekurangan dan aib yang
ada di antara kita. Karena nasehat itu dapat memberi keuntungan dan keselamatan
bagi yang ikhlas menerima dan menjalankannya. Karena saling menasehati itu dapat
melunakkan hati dan mendekatkan hubungan antara kita. Karena satu sama lain di
antara kita saling membutuhkannya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah….

Saling menasehati antara sesama muslim terasa semakin kita perlukan, terutama ketika
tersebar upaya menfitnah adu domba antara sesama muslim yang datang dari orang-
orang kafir, munafik, dan orang-orang fasik yang ingin melemahkan umat Islam sebagai
penduduk terbesar negeri ini. Mereka tidak senang terhadap kesatuan dan persatuan
umat Islam.

Demikian pula ketika mendekati hari-hari menjelang pesta demokasi seperti pilkada,
pilgub, pemilihan umum, dan sebagainya. Terkadang panasnya suhu politik menyulut
sikap orang in-rasional (tidak rasional) dan emosi di tengah masa, bahkan dapat
mengarah ke sikap anarkhis dan merusak.

Dalam situasi seperti itu, kita sering lupa akan makna ukhuwah Islam. Lupa tugas amar
ma’ruf nahi mungkar dan lupa tugas dan kewajiban untuk saling menasehati dengan
cara saling kasih sayang antara kita.
Semoga Allah swt. senantiasa memberikan pemahaman kepada kita akan arti
pentingnya saling memberi nasehat antara kita. Semoga kita mampu memberi nasehat
dan senang menerima nasehat dari siapapun, selama tidak bertentangan dengan nilai
kebenaran dan kabaikan, sehingga kita dapat terhindarkan dari bahaya adu domba dan
fitnah yang dapat memecah belah umat Islam, masyarakat, bangsa, dan
Negara. Barakallu lii walakum….

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/04/11/503/khutbah-jumat-budaya-saling-
memberi-nasehat/#ixzz4VmdcwkIp 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai