Rencana Pembangunan Jangka Menengah Des1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Des1
MENENGAH DESA
(RPJM DESA)
PERIODE TAHUN 2021-2027
Anggota Penyusun:
KECAMATAN SUMBERSARI
DESA POLIJE
LEMBAR PENGESAHAN
ii
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
viii
6.2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan ......................................................................... 20
6.3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan ....................................................................... 20
6.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa ................................................................ 20
6.5 Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaaan Mendesak, dan Darurat Lainnya ..... 21
BAB VII PENUTUP ............................................................................................................... 23
7.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 23
7.2 Saran ....................................................................................................................... 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................... 24
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Data rencana program dan kegiatan pemabngunan yang akan masuk ke
Desa........................................................................................................25
xi
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM
Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desauntuk jangka waktu 6 (enam)
tahun, mencakup bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa.
2
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495).
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015
(Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6321).
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014
Tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
10. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2018 –
2023 (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2019 (Nomor 2).
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037).
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611).
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan
3
Dana Desa Tahun 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1012).
4
BAB II. PROFIL DESA
5
kondisi alam tersebut. Secara kewilayahan desa Polije terbagi dalam 3 dusun yang
terbentang dari dataran rendah sampai perbukitan, yakni dusun bawah yang terletak di
bagian bawah, dusun tengah yang terletak pas di kaki bukit dan dusun atas yang
berada di paling atas/perbukitan.
Desa Polije memiliki wilayah yang tidak terlalu luas, hanya 360 Ha dengan
jumlah penduduk sebanyak 5.372 jiwa. Luas lahan pertanian hanya 53,7 Ha
sementara untuk tegalan seluas 154,3 Ha. Dengan luas wilayah 360 Ha sebaran
penduduknya tidak merata dimana tersebar di 3 dusun. Jumlah penduduk terbanyak di
dusun krajan yang merupakan pusat desa yakni sebanyak 3.127 jiwa. Desa Polije
yang merupakan wilayah perbukitan, memiliki panorama indah yang dapat dijadikan
wisata alam. Keadaan udaranya juga sejuk. Lahan tegalan yang cukup luas dapat
digunakan untuk menunjang program ketahanan pangan dengan mengusahakan
tanaman pangan desa.
6
2.1.5 Kondisi Infrastruktur Desa
Sejak adanya Dana Desa (DD) pada tahun 2015 pembangunan infrastruktur
dasar mengalami banyak perubahan. Peningkatan jalan semakin baik, jalan paving,
rabat beton, bahkan di beberapa wilayah pemukiman sudah dilakukan pengaspalan.
Perbaikan drainase, pembuatan jembatan dan lainnya nampapk terlihat. Namun
demikian sebagian besar jalan di dusun atas di desa masih berupa jalan tanah. Selain
kesulitas dalam mengangkut material juga medan tanah yang berkelok serta labil
membutuhkan anggaran yang cukup besar dalam membangun.
7
2.2.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa
8
BAB III. VISI DAN MISI
3.1 Visi
Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan,
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan, dibangun melalui proses
refleksi dan proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh
seluruh komponen pemerintahan desa sesuai kewenangan lokal desa. Visi
Desa Polije yaitu:
“Terwujudnya Desa Polije yang bersih, transparan, dan mandiri
menuju masyarakat yang sehat, makmur, dan sejahtera”
Pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi
yang dinamis antara masyarakat, Pemerintah Desa Polije dan seluruh
Lembaga Desa dalam merealisasi pembangunan desa secara terpadu.
Secara filosofi visi tersebut dapat dijelaskan melalui makna yang
terkandung di dalamnya, yaitu ;
1. Terwujudnya terkandung upaya dan peran Pemerintah Desa
dalam mewujudkan Desa Polije yang mandiri, sehat,
makmur dan sejahtera.
2. Desa Polije adalah satu kesatuan masyarakat hukum dengan
segala potensi dan sumber dayanya dalam sistem pemerintahan.
3. Bersih adalah pemerintahan dijalankan dengan dilandasi dengan
niatan yang tulus ikhlas dan suci serta dilandasi dengan
semangat pengabdian yang tinggi.
4. Transparan adalah setiap keputusan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka dan dapat diakses oleh
masyarakat.
5. Mandiri adalah masyarakat yang mampu mengandalkan pada
kemampuan dan kekuatan sendiri yang berbasis pada
keunggulan lokal serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) serta mampu memanfaatkan secara cepat dan
tepat guna mengatasi setiap permasalahan pembagunan pada
khususnya dan permasalahan kehidupan pada umumnya.
9
dan batin.
8. Sejahtera adalah bahwa kebutuhan dasar masyarakat Desa
Polije telah terpenuhi secara lahir dan batin. Kebutuhan dasar
tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan dan kebutuhan dasar
lainnnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman,
juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya
masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3.2 Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu
gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara
pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Adapun
Misi Pemerintah Desa Polije adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan
untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Mewujudkan dan mendorong terjadinya usaha-usaha kerukunan
antar dan intern warga masyarakat yang disebabkan karena
adanya perbedaan agama, keyakinan, organisasi, dan lainnya
dalam suasana saling menghargai dan menghormati.
3. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik
berdasarkan demokratisasi, transparansi, penegakan hukum,
berkeadilan, kesetaraan gender dan mengutamakan pelayanan
kepada masyarakat.
4. Membangun dan meningkatkan hasil pertanian dengan jalan
penataan pengairan, perbaikan jalan sawah / jalan usaha tani,
pemupukan, dan pola tanam yang baik.
5. Meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan untuk
mendorong derajat kesehatan masyarakat agar dapat bekerja
lebih optimal dan memiliki harapan hidup yang lebih panjang.
6. Menata Pemerintahan Desa Polije yang kompak dan
bertanggung jawab dalam mengemban amanat masyarakat.
7. Menumbuh kembangkan Kelompok Tani dan Gabungan
10
Kelompok Tani serta bekerja sama denga HIPPA untuk
memfasilitasi kebutuhan Petani.
8. Menumbuhkembangkan usaha kecil dan menengah.
9. Menjadikan masyarakat desa Polije berbudi pekerti luhur,
tangguh, sehat jasmani dan rokhaninya, cerdas, patriotik,
berdisiplin, produktif, berjiwa iman dan bertaqwa serta
demokratis demi tercapainya SDM yang berkualitas.
10. Membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan
baik formal maupun informal yang mudah diakses dan
dinikmati seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali yang
mampu menghasilkan insan intelektual, inovatif dan
entrepreneur.
11
BAB IV. RUMUSAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA
4.1 Masalah
Kesejahteraan masyarakat dapat terwujud apabila kondisi
masyarakat dalam suatu pembangunan Desa dapat berjalan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Kondisi tersebut menyangkut beberapa masalah
strategi antara lain :
1. Belum memadainya pembangunan infrastruktur.
Sarana dan prasarana infrastruktur yang baik sangat dibutuhkan dalam
suatu pembangunan Desa yang merupakan prasyarat agar berbagai aktivitas
masyarakat dapat berlangsung. Infrastruktur memiliki keterkaitan yang sangat
kuat dengan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan bahkan
sosial-politik. Dilihat dari Desa Polije bahwa sejak adanya Dana Desa
pada tahun 2015 pembangunan infrastruktur mengalami banyak
perubahan. Namun, sebagian di dusun atas masih berupa jalan tanah
sehingga kesulitan dalam mengangkut material akibat tanah yang
berkelok dan labil untuk mengeluarkan dana besar untuk
membangun.
2. Terjadinya bencana alam.
Kejadian bencana yang kerap kali terjadi atau menjadi poin utama
seperti banjir, angin puting beliung, tanah longsor, dan cuaca ekstrim. Akar
masalah dari terjadinya bencana ini adalah isu lingkungan yang sejatinya
dibuat sendiri oleh tangan-tangan manusia tidak bertanggung jawab. Pada
Desa Polije bencana alam yang sering terjadi adalah tanah longsor, banjir, dan
kebakaran dikarenakan Desa Polije tidak memiliki sungai sebagai saluran air
dan musim panas yang membuat wilayah bawah matahari sangat terik.
3. Kurangnya sumber mata air.
Sumber mata air merupakan sumber daya alam yang sangat vital dan
diperlukan untuk menetukan keberlanjutan kehidupan seluruh makhluk hidup
di muka bumi. Pada Desa Polije, hanya terdapat satu sumber mata air dari
sumur galian yang akan surut airnya pada musim kering.
4. Masih rendahnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan serta
kesehatan.
12
Aksesibilitas dan kualitas bidang pendidikan bisa diartikan
kemampuan masyarakat dalam menjangkau kebutuhan terhadap
penyediaan pendidikan oleh pemerintah yang memadai dan
berkualitas. Pada Desa Polije masih banyak anak putus sekolah
dikarenakan letak sekolah yang terlalu jauh dari luar wilayah desa
dan kecamatan. Minat sekolah yang minim dan alat transportasi
yang hanya melintas di jalur utama antar desa membuat enggan
anak-anak untuk bersekolah.
5. Kurangnya pengetahuan dalam pengelolaan keuangan Desa.
Masyarakat pemerintah Desa selalu berusaha membangun segala
kebutuhan warganya. Seluruh anggaran Desa diupayakan agar kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi. Namun, pada Desa Polije sampai saat ini
pembangunan yang diusahakan belum berjalan secara optimal. Hal ini
disebabkan akibat ketidaktahuan dalam mengelola keuangan dan kegiatan
Desa. Sehingga, anggaran Desa banyak digunakan untuk memenuhi satu dua
bidang pembangunan saja terutama pembangunan infrastruktur. Meski
pembangunan infrastruktur juga penting namun untuk sektor pendidikan,
kesehatan, dan ekonomi sangat minim penganggarannya.
6. Kurangnya partisipasi tokoh masyarakat dalam mempengaruhi kebijakan
pemerintah.
Partisipasi tokoh masyarakat sangat penting dalam mempengaruhi
kebijakan pemerintah untuk memberikan landasan yang baik dan memastikan
adanya implementasi yang lebih efektif dalam memberikan kebijakan
pemerintah. Pada Desa Polije, beberapa tokoh masyarakat enggan lagi untuk
berkontribusi dalam jalannya pemerintahan akibat perselisihan saat pilkades.
Akhirnya, tokoh masyarakat kini lebih memilih berdiam diri dan tidak lagi
berkecimpung di kegiatan desa meski masyarakat sering meminta pendapat
berkaitan dengan banyak hal.
4.2 Potensi
Desa Polije memiliki potensi yang sangat besar dari segi sumber
daya alam mapun sumber daya manusianya. Namun, sampai saat ini
potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal diperdayakan,
yakni antara lain :
1. Pembangunan infrastruktur yang banyak perubahan.
13
a. Peningkatan jalan semakin baik, jalan paving, rabat beton bahkan di
beberapa pemukiman sudah dilakukan pengaspalan.
b. Perbaikan grainase, pembuatan jembatan, dan lainnya telah terlaksana.
2. Memiliki tegalan yang cukup luas.
a. Luas lahan tegalan sekitar 154,3 Ha.
b. Memiliki tanaman musiman yang cukup banyak.
c. Dapat dimanfaatkan sebagai pembangunan pemukiman penduduk, lokasi
industri, perkantoran, serta pembangunan lainnya.
3. Memiliki lahan pertanian.
a. Luas lahan pertanian sekitar 53,7 Ha.
b. Banyak penduduk bermata pencarian sebagai petani atau buruh tani.
c. Meningkatkan ketahanan pangan.
d. Pembangunan sektor pertanian yang pesat seperti jalan usaha tani,
drainase pengairan, sampai dengan pengadaan perlengkapan saprodi
bagi kelompok tani dan HIPPA.
4. Terdapat lembaga pendidikan berbasis agama.
a. Membuat masyarakat menjadi pribadi yang baik.
b. Bertambahnya keimanan dan pengetahuan pendidikan agama islam.
c. Memperkuat rasa taqwa kepada Allah.
5. Tingginya kesadaran dan kepedulian masyarakat
a. Tingginya semangat gotong royong dan saling membantu antar warga.
b. Mengadakan pengajian arisan warga dan hadrah dalam beberapa
kelompok masyarakat setiap hari jum’at.
c. Saling membantu setiap ada hajatan.
d. Sigap membantu ketika ada kematian melalui kelompok fadlu kifayah.
e. Rutin melakukan siskamling agar tercipta lingkungan yang aman.
f. Adanya radio komunitas untuk menyampaikan informasi keberadaan
desa yang di inisiasi oleh Karang Taruna.
g. Melakukan perayaan hari besar agama Islam dengan memfasilitasi
kegiatan festival seperti pawai santri, pengajian akbar, dan lainnya.
6. Memiliki pasar desa dan BUMDes.
a. Memungkinkan sumber pendapatan yang tinggi dari dua pasar desa
tradisional terbesar di Kecamatan Polije.
b. Terdapat kegiatan perkoperasian yang dikelola secara mandiri oleh
warga pasar.
14
c. Memberikan peluang mencari nafkah agar tidak menjadi pengangguran.
d. Sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
7. Adanya kelembagaan desa.
a. Sebagai wadah partisipasi masyarakat desa sebagai mitra Pemerintah
Desa.
b. Ikut serta dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan serta
meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.
c. Membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan pemeintah Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
8. Adanya tokoh masyarakat.
a. Adanya tokoh masyarakat seperti Pak Hakim, Guru Ngaji, Ibu Susanti
Kader posyandu, dan Matromli pemilik bengkel sebagai penggerak
kepemudaan.
b. Sebagai penjaga dan penegak nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
c. Sebagai pengendali sosial dalam masyarakat.
d. Berperan dalam memecahkan masalah yang terjadi pada Desa.
9. Terwujudnya desa wisata.
a. Memungkinkan tersedianya lapangan kerja baru di dalam desa tersebut
seperti usaha pembuatan seni kriya ataupun usaha potensial lainnya.
b. Sebagai sarana promosi produk local.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
10. Pemilihan Kepala Desa baru.
a. Diharapkan dari terpilihnya Kepala Desa yang baru dapat memberikan
manfaat yang tinggi bagi masyarakat.
b. Diharapkan dari terpilihnya Kepala Desa yang baru mampu meminimalisir
permasalahan Desa yang terjadi selama 6 tahun kedepan.
c. Diharapkan dari terpilihnya Kepala Desa yang baru mampu menjalankan
visi dan misi dalam menentukan tujuan desa membangun.
15
BAB V. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
16
1. Melaksanakan pertemuan secara berkala diluar pertemuan formal sebagai
media komunikasi dalam membangun soliditas aparatur pemerintah desa.
2. Meningkatkan tambahan penghargaan kepada BPD, Linmas, PKK yang
disesuaikan dengan kemampuan desa.
3. Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah desa daerah dalam
tugasnya memberikan layanan kepada masyarakat.
4. Mengembangkan potensi dan meningkatkan kemampuan aparatur
pemerintah desa Polije sehingga dihasilkan peningkatan efektifitas dan
efisiensi kerja.
5. Mendukung dan mendorong pengembangan inovasi aparatur pemerintah
desa Polije berdasarkan regulasi yang ada.
6. Penghargaan terhadap aparatur pemerintah desa Polije yang berkualitas
dan memiliki inovasi yang tinggi.
7. Mendorong dan mendukung penggunaan aplikasi sistem informasi yang
modern untuk menciptakan tranparansi pengelolaan pemerintah, terbuka
dan terukur.
17
3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
c. Arah Kebijakan Pembiayaan Desa
Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan
APB Desa dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Defisit terjadi ketika
pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan belanja, sedangkan surplus
terjadi ketika pendapatan lebih besar dibandingkan belanja. Untuk menutup
defisit diperlukan pembiayaan Desa. Pembiayaan defisit anggaran antara lain
bersumber dari Penerimaan Pembiayaan. Hal ini akan disesuaikan dengan
kondisi dan kebijakan yang terjadi setiap tahun anggarannya.
18
BAB VI. PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA
19
6.2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan
1. Pemeliharaan jalan lingkungan pemukiman atau gang
2. Pemeliharaan Jalan Desa
3. Pemeliharaan Jalan Usaha tani
4. Pembangunan dan Pemeliharaan Taman Desa
5. Pengelolaan Sampah Tingkat Desa
6. Pengadaan dan pemeliharaan Lampu Penerangan Jalan Desa
7. Pembangunan dan Pengembangan Pos Kesehatan Desa
8. Pengelolaan dan Pembinaan Posyandu
9. Pembinaan dan Pengelolaan PAUD dan TK
10. Dukungan Pendidikan bagi Siswa Miskin yang berprestasi
11. Pemelihaan Prsasrana Jalan Desa (Gorong-gorong/Selokan, Parit, Drainase,
dll)
12. Pelaksanaan Program Pembangunan/ Rehab Rumah tidak layak huni gakin
13. Pembangunan Monumen Batas Desa
14. Pembuatan dan Pengeloaan Jaringan Informasi dan Komunikasi Lokal Desa
15. Pemeliharaan gedung/pra sarana balai desa atau balai masyarakat
20
4. Peningkatan Produksi Peternakan (alat produksi/pe ngelolaan/kandang)
5. Pemeliharaan saluran irigasi tersier/sederhana
6. Pembangunan Saluran Irigasi Tersier
7. Peningkatan kapasitas aparatur desa
8. Peningkatan Kapasitas BPD
9. Pelatihan dan Penyuluhan Pemberdayaan Perempuan
10. Pelatihan dan Penguatan Penyandang Difabel (Penyandang Disabilitas)
11. Pelatihan Manajemen Koperasi/KUD/UMKM
12. Pengadaan teknologi tepat guna
13. Pembentukan BUMDesa (Persiapan dan Pembentukan Awal BUMDesa)
14. Pelatihan Pengelolaan BUMDesa (Pelatiahan yang dilaksanakan oleh Pemdes)
15. Pembangunan Pasar Desa/Kios Milik Desa
16. Pengembangan Industri Kecil Tingkat Desa
2. Keadaaan mendesak
3. Keadaaan darurat
21
Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Mendesak dan Darurat Lainnya
22
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan
RPJM Desa merupakan suatu rancangan perencanaan pembangunan yang
akan dilakukan di Desa dalam rentang waktu 6 tahun dan ditetapkan dengan
Peraturan Desa serta paling lambat harus disusun maksimal 3 bulan sejak Kepala
Desa dilantik. Penyusunan RPJM Desa diawali dari Musyawarah Desa, yang
selanjutnya dilakukan pembentukan tim penyusun, Pengkajian Keadaan Desa (PKD),
penyelarasan, pemetaan aset, rancangan RPJM Desa, Musyawarah Desa, Musrenbang
Desa, Musyawarah BPD, dan sosialisasi RPJM Desa. Keberhasilan pelaksanaan
pembangunan di tingkat desa pada dasarnya ditentukan sejauh mana komitmen dan
konsistensi pemerintahan dan masyarakat desa saling bekerja sama membangun desa.
Keberhasilan pembangunan yang dilakukan secara partisipatif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai pada monitoring evaluasi akan lebih menjamin
keberlangsungan pembangunan di desa. Sebaliknya permasalahan ketidakpercayaan
satu sama lain akan mudah muncul manakala seluruh komunikasi dan ruang
informasi bagi masyarakat kurang memadai.
7.2 Saran
Diharapkan proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) yang benar-
benar partisipatif dan berorientasi pada kebutuhan riil masyarakat akan mendorong
percepatan pembangunan skala desa menuju kemandirian desa, maka diharapkan
dalam proses penyusunan APBDesa seluruhnya bisa teranggarkan secara
proporsional. Sebaiknya penyusunan RPJM Desa dilakukan rutin setiap 6 tahun sekali
dengan batas penyusunan maksimal dilakkan 3 bulan sejak Kepala Desa dilantik.
Karena RPJM Desa sangat penting untuk menyesuaikan arah pembangunan Desa 6
tahun kedepan yang disesuaikan dengan kondisi Desa yang sebenarnya sehingga
pembangunan yang dilakukan memang benar-benar yang dibutuhkan oleh Desa guna
kesejahteraan masyarakat setempat.
23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
24
Lampiran 2. Data rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan masuk ke
Desa
25
Lampiran 4. Gambar Peta Sosial Desa
26
Lampiran 6. Daftar Masalah dan Potensi dari Kalender Musim
27
Lampiran 7. Daftar Masalah dan Potensi Sketsa Ddesa
28
Lampiran 8. Daftar Masalah dan Potensi dari Bagan Kelembagaan
29
Lampiran 9. Daftar Inventarisisr Potensi
30
Lampiran 10. Daftar Inventarisir Masalah
31
Lampiran 11. Penentuan Tindakan Masalah
32
Lampiran 12. Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah
33
Lampiran 13. Penentuan Peringkat Tindakan
34
Lampiran 14. Daftar Gagasan Dusun/Kelompok
35
Lampiran 15. Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
36
37
38
39
40
Lampiran 16. Daftar Hadir Musyawarah Desa
41
Lampiran 17. Berita Acara Musyawarah
42
43
44
Lampiran 18. Peta Desa
45
46
Lampiran 20. Diagram Ven
47