Anda di halaman 1dari 9

MODUL II

Nyeri

Soal Kasus 2:

Ny. L Berusia 27 tahun G2p1A0 usia kehamilan 38-39 minggu. Saat ini sedang bersalin di
rumah saki. Pada jam 10.00 klien di pimpin meneran kepala bayi telah lahir namun bahu
dan badan bayi tidak bisa dilahirkan. Saat dikaji di dapatkan data bahwa klien tidak
memiliki riwayat trauma, rutin melakukan pemeriksaan ANC, TD: 130/80 mmHg,
Nadi:92x/menit, RR, 22x/menit, suhu 36.50C, keadaan gizi obesitas dengan IMT 31
kg/m2. Status generalis ibu dalam batas normal, perdarahan sekitar 100 cc, fundus uteri 28
cm, DJJ janin kurang dari 100x/menit, dan terdengar lemah. His 4x/10 ”/40’. Klien
mengatakan tidak memiliki riwayat diabetes dan bayi besar saat kehamilan sebelumnya.
Klien mengatakan cemas dengan kondisinya, dan merasakan nyeri hebat pada daerah
perineumnya dengan skala 9.
1. Klarifikasi istilah-istilah penting
a. Meneran
menahan napas dan menekan spt orang akan melahirkan; merejan
b. ANC
Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau dokter
kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Natasha, Syifa)
c. IMT
Adalah indeks sederhana dari berat badan terhadap tinggi badan yang digunakan
untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan Obesitas pada orang dewasa.
IMT didefinisikan sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan
kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m) (Kemenkes,2019)
d. Fundus Uteri
Fundus uteri merupakan titik tertinggi dari rahim. Sedangkan, tinggi fundus uteri
sendiri adalah jarak antara puncak tulang panggul hingga ke bagian paling atas perut
saat hamil.
e. DJJ
Denyut jantung janin, Untuk nilai normal denyut jantung janin (DJJ) adalah 120 –
160 bpm permenit.
f. HIS
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari
kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah ada kontraksi rahim yang disebut his
pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari pada
kontraksi Braxton Hiks.
g. Perineum
Perineum adalah otot, kulit, dan jaringan yang ada diantara kelamin dan anus
2. Kata Kunci
a. G2P1A0
b. Usia Kehamilan 38-39 minggu
c. Badan bayi tidak bisa dilahirkan
d. Obesitas : IMT 31
e. Perdarahan 100 cc
f. TD: 130/80 mmHg, Nadi:92x/menit, RR, 22x/menit, suhu 36.50C
g. Obesitas, IMT : 31 kg/m
h. Fundus uteri 28 cm
i. DJJ kurang dari 100x/menit
j. DJJ lemah
k. . His 4x/10”/40
l. Nyeri Hebat pada perineum skala
3. Mindmap
Nyeri

Distosia Plasenta previa Letak Sungsang

Distosia adalah gangguan Plasenta previa adalah kondisi ketika ari- Letak sungsang adalah janin yang
persalinan, yang menyebabkan ibu ari atau plasenta berada di bagian bawah letaknya memanjang (membujur)
sulit melahirkan. Jika seorang ibu rahim, sehingga menutupi sebagian atau dalam rahim, kepala berada di fundus
mengalami distosia, waktu seluruh jalan lahir. Selain menutupi jalan dan bokong di bawah. Penyebab
persalinannya akan panjang dan lahir, plasenta previa dapat menyebabkan terjadinya letak sungsang tidak
bahkan, ada yang tidak mengalami perdarahan hebat, baik sebelum maupun diketahui, tetapi terdapat beberapa
kemajuan sama sekali. saat persalinan. Gejala utama plasenta faktor risiko antara lain: kelainan
previa adalah perdarahan dari vagina uterus, gemeli, janin mudah bergerak
Penyebab distosia adalah dengan yang terjadi pada akhir trimester kedua (pada multipara, hidramnion,
melihat hubungan 3P yakni Power atau di awal trimester ketiga kehamilan. prematur), dan fiksasi kepala pada
(tenaga), Passage (jalan lahir) dan Keluhan utama pada pasien dengan distosia pintu atas panggul tidak baik atau tidak
Passengger (bayi). adalah persalinan yang macet atau terhenti. ada (pada panggul sempit, hidrosefalus,
Penyebab plasenta previa belum anensefali).
Patofisiologi distosia atau partus
diketahui secara pasti, namun ada
macet adalah terjadinya PROGNOSIS : Bagi ibu Kemungkinan
beberapa faktor yang diduga dapat
perlambatan/arrest proses robekan pada perineum lebih besar,
membuat ibu hamil lebih berisiko
persalinan, baik pada kala 1 maupun ketuban pecah lebih cepat, partus lama,
menderita kondisi ini, yaitu:Berusia 35
kala 2. Berdasarkan penyebabnya sehingga mudah terkena infeksi
tahun atau lebih. Merokok saat
maka dapat diklasifikasikan menjadi
hamil atau menyalahgunakan kokain. Bagi bayi Prognosa tidak begitu baik,
gangguan kontraksi, abnormalitas
Memiliki bentuk rahim yang tidak karena adanya gangguan peredaran
pada janin, atau adanya gangguan
normal. darah plasenta setelah bokong lahir dan
pada jalan lahir. 
setelah perut lahir, tali pusat terjapit
antara kepala dan panggul, sehingga
bayi bisa mengalami asfiksia.
Lembar checklist

Gejala Distosia Plasenta Previa Letak sungsang

1. Badan Bayi tidak   


bisa dilahirkan

2. Obesitas   

3. Perdarahan   

4. DJJ kurang   
<100x/menit

5. DJJ lemah   -

6. Nyeri Hebat   

7. Aterm  - 
4. Pertanyaan-pertanyaan penting

- Mengapa obesitas pada ibu hamil menyebabkan bayi susah lahir?

- Apakah ada hubungan antara bayi susah lahir dengan kekuatan dan kecepatan his?

- Apakah ada hubungan kesulitan dalam persalinan dengan nyeri hebat Intra natal?

5. Jawaban pertanyaan penting

- Faktor risiko utama dari distosia bahu meliputi faktor antepartum dan intrapartum. Faktor

antepartum meliputi usia ibu, riwayat distosia bahu sebelumnya, diabetes atau obesitas

pada ibu sebelum hamil, makrosomia, diabetes gestasional dan peningkatan berat badan

berlebih selama hamil.(Harun, 2017)

- Penyulit dalam persalinan diantaranya kelainan presentasi dan posisi, distosia karena

kelainan alat kandungan, distosia karena kelainan janin, dan distosia karena kelainan his

(Manuaba, 2010). Distosia karena kelainan his dapat terjadi karena sifat his yang berubah

- ubah, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antar kontraksi dan bagian – bagiannya

sehingga kontraksi tidak efisien dalam mengadakan pembukaan. Pada kasus terlihat his

dari pasien normal, sehingga kemungkinan bermasalah pada pasanger atau passage,

bukan pada power.

- Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim .juga ada kenaikan nadi dan

tekanan darah. Kesulitan dalam persalinan merupakan factor yang paling berpengaruh

terhadap nyeri dalam persalinan.

6. Tujuan pembelajaran selanjutnya


Tujuan pembelajaran selanjutnya ialah mengidentifikasi kasus apa yang mungkin muncul

dengan mengkomparasikan tanda dan gejala dengan diagnose kemungkinan dan

menentukan asuhan keperawatan yang dapat diberikan

7. Informasi tambahan

- Experience And Hope For Psychosocial Nursing Care By Mothers Who Had Childbirth

Difficulties In Makassar. Nurmaulid1, Setyowati2, Imalia Dewi Asih. 2016

8. Klarifikasi informasi tambahan

Ibu yang mengalami kesulitan persalinan melaporkan adanya pelayanan keperawatan

psikososial selama di kamar bersalin dan memiliki berbagai harapan terkait pelayanan

keperawatan psikososial yang didapatkannya. Saat mengalami kesulitan persalinan, ibu

mengeluhkan adanya berbagai keluhan fisik dan psikologis. Bentuk pelayanan

psikososial yang didapatkan oleh ibu yang mengalami kesulitan persalinan terdiri atas

pemberian informasi, pemberian izin penerapan budaya, pemberian penjelasan tentang

prosedur, penciptaan suasana yang membuat nyaman, diberinya izin pada keluarga untuk

mendampingi, serta perilaku perawat yang cepat tanggap.

9. Analisa dan Sintesa

Setelah kami menganalisa tanda dan gejala dari kasus diatas, juga membandingkan setiap

kasus yang memungkinkan, kami mengambil kesimpulan bahwa kasus diatas adalah

Distosia, spesifiknya distosia bahu dalam persalinan


KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas klien:
Nama : Ny.
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Tidak dikaji.
Pendidikan : Tidak dikaji.
Pekerjaan : Tidak dikaji.
b. Keluhan utama
Nyeri hebat pada perineumnya skala 9
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Ny. L Berusia 27 tahun G2p1A0 usia kehamilan 38-39 minggu. Saat ini sedang
bersalin di rumah saki. Pada jam 10.00 klien di pimpin meneran kepala bayi
telah lahir namun bahu dan badan bayi tidak bisa dilahirkan. Saat dikaji di
dapatkan data bahwa klien tidak memiliki riwayat trauma, rutin melakukan
pemeriksaan ANC. TD: 130/80 mmHg, Nadi:92x/menit, RR, 22x/menit, suhu
36.50C,. Status generalis ibu dalam batas normal, perdarahan sekitar 100 cc,
fundus uteri 28 cm, DJJ janin kurang dari 100x/menit, dan terdengar lemah. His
4x/10”/40’. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat diabetes dan bayi besar
saat kehamilan sebelumnya. Klien mengatakan cemas dengan kondisinya, dan
merasakan nyeri hebat pada daerah perineumnya dengan skala 9.
2) Riwayat imunisasi
Tidak dikaji.
3) Riwayat gizi
keadaan gizi obesitas dengan IMT 31 kg/m2
4) Kondisi lingkungan
Tidak dikaji.
d. Activity daily life (ADL)
1) Nutrisi : tidak dikaji.
2) Aktivitas : Tidak dikaji
3) Istirahat, tidur : Tidak dikaji
4) Eliminasi : Tidak dikaji
5) Personal hygiene : Tidak dikaji.
e. Pemeriksaan fisik :
1) Keadaan umum : Tampak lemah
2) Kesadaran : Compos Mentis
- Tekanan Darah : 130/80mmHg - Nadi : 92x/m
- Pernapasan : 22x/m - Suhu badan : 36.5°°C
- TFU : 28 cm
- IMT : 31 kg/m2
- CRT :
3) Kepala dan Leher
a) Wajah : Tidak dikaji
b) Mulut : Tidak dikaji
c) Hidung : Tidak dikaji.
d) Tenggorokan : Tidak dikaji.
e) Leher : Tidak dikaji.
f) Kulit : Turgor kulit menurun
4) Dada (Thorax)
Respirasi 22 x/m
5) Abdomen
fundus uteri 28 cm, DJJ janin kurang dari 100x/menit, dan terdengar lemah. His
4x/10”/40’.
6) Anus dan Genetalia
Nyeri hebat pada perineum skala 9. Terdapat perdarahan sekitar 100 cc. kepala
bayi sudah diluar namun bahu dan badan bayi tidak mau lahir.
7) Ekstremitas atas dan bawah
Tidak Dikaji
f. Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada data
g. Pemeriksaan Radiologi
Tidak ada data.

Anda mungkin juga menyukai