Anda di halaman 1dari 6

METODE PENARIKAN SAMPEL

A.PENDAHULUAN

Dalam suatu penelitian survei, dalam pengambilan data, tidak perlu untukmeneliti semua individu dalam
suatu populasi, sebab di samping memakan biaya yang banyak, juga membutuhkan waktu yang lama.
Dengan menelitisebagian dari populasi, diharapkan hasil yang diperoleh akan dapatmenggambarkan
sifat populasi yang bersangkutan. Untuk dapat mencapaitujuan ini, maka cara-cara pengambilan sebuah
sampel harus memenuhisyarat-syarat tertentu. Sebuah sampel harus dipilih sedemikian rupa
sehinggasetiap satuan unsur mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untukdipilih, dan
besarnya peluang tersebut tidak boleh sama dengan nol.Dalam menentukan teknik pengambilan sampel
yang akan diterapkandalam suatu penelitian, seorang peneliti harus memperhatikan hubunganantara
biaya, tenaga, dan waktu di satu pihak, serta tingkat presisi di pihaklain.

Di samping itu, perlu diperhatikan pula masalah “efisiensi” dalam

memilih teknik pengambilan sampel. Menurut Teken (1965:39), metode Adikatakan lebih efisien
daripada metode B, jika untuk sejumlah biaya, tenaga,dan waktu yang sama, metode A dapat
memberikan tingkat presisi yang lebihtinggi; atau untuk tingkat presisi yang sama diperlukan biaya,
tenaga, danwaktu yang lebih rendah.

B.PEMBAHASAN

1.Pengertian Populasi dan Sampela.

Populasi

Populasi (universe) adalah keseluruhan unit analisis yangkarakteristiknya akan diduga. Anggota (unit)
populasi disebut elemen populasi. Sebagai contoh, individu penderita penyakit TBC, virus HIV,hasil
produksi sawah, dan polutan di suatu industri

Di dalam suatu penelitian mungkin hanya terdapat satu macam unitanalisis, tetapi dapat juga lebih.
Populasi dapat dibagi lagi menjadi populasi samping dan populasi sasaran/target.

b.Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki ataudiukur. Unit sampel dapat sama dengan
unit populasi, tetapi dapat juga berbeda. Sebagai contoh, unit analisis atau populasi suatu
penelitianadalah bayi berumur di bawah tiga tahun, hal yang akan diteliti adalahkebiasaan makannya,
unit sampelnya adalah ibu yang mempunyaianak berumur di bawah tiga tahun karena tidak mungkin
pertanyaantentang makanan bayi dapat ditanyakan langsung kepada bayi tersebut.Di dalam suatu
penelitian sering kali dilakukan pengambilansampel. Hal ini tidak hanya disebabkan biaya penelitian
yang besar,tetapi juga karena penelitian populasi mungkin akan memakan waktu penelitian yang
panjang dan menimbulkan kesalahan yang besar dalam pengukuran (bias).
2.Alasan Penarikan Sampel

Berikut ini beberapa alasan mengapa di dalam suatu penelitian lebihsering ditarik sampel, adalah:

a.Adanya populasi yang sangat besar (infinite population), di dalam populasi yang sangat besar dan tidak
terbatas tidak mungkinseluruh populasi diperiksa atau diukur karena akan memerlukanwaktu yang
lama.

b.Homogenitas, tidak perlu semua unit populasi yang homogenydiperiksa karena akan membuang
waktu serta tidak aka nadagunanya karena variabel yang akan diteliti telah terwakili olehsebagian
populasi tersebut.

c.Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu.

d.Ketelitian/ketepatan pengukuran, meneliti yang sedikit (sampel)tentu akan lebih teliti dibandingkan
dengan meneliti jumlah yang banyak (populasi).

e.Adanya penelitian yang untuk melakukannya objek penelitiantersebut harus dihancurkan (destruktif),
misalnya darah yang sudahdiambil dari orang yang menjadi objek penelitian tidak mungkinlagi dipakai.

3.Syarat-Syarat Sampel yang Ideal

Penarikan sampel dalam suatu penelitian harus dapat menggambarkan populasinya atau dengan kata
lain karakter yang akan kita ukur di dalamsampel sama dengan karakter populasi. Sampel yang ideal
adalah yangmemenuhi syarat-syarat berikut:

a.Dapat menghasilkan gambaran karakter populasi yang tepat.

b. Dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian denganmenentukan simpangan baku dari
taksiran yang diperoleh.

c.Sederhana, mudah dilaksanakan.

d.Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biayaserendah mungkin.Apabila syarat-


syarat di atas tidak dapat dipenuhi, kesimpulan yangdigeneralisasikan untuk populasi akan menjadi bias
(bias conclusion).

4.Kerangka Sampel (

Sampling Frame)Kerangka sampling merupakan daftar dari semua unsur sampling dalam populasi
sampling. Kerangka sampling dapat berupa daftarmengenai jumlah penduduk, jumlah bangunan, dan
mungkin berupa petayang unit-unitnya tergambar secara jelas. Sebuah kerangka sampling yang baik
harus memenuhi syarat-syarat (1) meliputi seluruh unsur sampel, (2)tidak ada unsur sampel yang
dihitung dua kali, (3)up to date , (4) batas- batasnya jelas, misalnya batas wilayah, rumahtangga; dan (5)
dapatdilacak di lapangan.
5.Teknik Pengambilan Sampel

Penarikan atau pengambilan sampel dibagi menjadi dua, yaitu pengambilan sampel secara acak
( probability sampling ) dan pengambilansampel secara tidak acak (non probability sampling ). Berikut
adalah penjelasan lebih lanjut:

a.Penarikan Sampel Secara Acak (Probability Sampling)Dikenal pula dengan nama Random Sampling

. Pada saat memilihunit sampling sangat diperhatikan besarnya peluang satuan samplinguntuk terpilih
ke dalam sampel, dan peluang itu tidak boleh samadengan nol. Sampling tipe ini bisadipakai untuk
melakukangeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi walaupun data yangdidapat hanya berasal dari
sampel. Ciri-ciri dari

probability sampling

ini adalah setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang samauntuk terpilih sebagai sampel,
pemilihan sampel bersifat objektif,estimasi parameter dapat dilakukan, bias dapat
diperkirakan.Keuntungan pengambilan sampel dengan

probability sampling

adalah sebagai berikut; (1) derajat kepercayaan terhadap sampel dapatditentukan, (2) beda penaksiran
parameter populasi dengan statistiksampel, dapat diperkirakan, dan (3) besar sampel yang akan
diambildapat dihitung secara statistik. Analisis tidak hanya menggunakanstatistika deskriptif, juga bisa
memakai statistika inferensial baik yangtermasuk kelompok statistika parametrik maupun non
parametrik.Beberapa teknik penarikan sampel dengan probability sampling adalahsebagai
berikut:1)Sampling Acak Sederhana ( Simple Random Sampling)

Satuan sampling dipilih secara acak. Suatu sampel yangdiambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
penelitian darisuatu populasi (N) mempunyai kesempatan yang sama untukdipiih sebagai sampel (n).
Cara ini dapat dilaksanakan apabila populasi tidak bergitu banyak variasinya dan secara geografistidak
terlalu menyebar, di samping itu harus ada daftar populasi( sampling frame). Caranya adalah: dengan
melakukan undian,memakai tabel bilangan random, memakai paket computer(kalau sudah mempunyai
kerangka sampel).

2)Sampling Acak Sistematis ( Systematic Random Sampling)

Suatu metode pengambilan sampel dimana sampel yangdiambil secara acak hanya unsur pertama,
selanjutnya diambilsecara sistematik sesuai langkah yang sudah ditetapkan. Syarat penarikan sampel
secara sistematis ini adalah tersedianyakerangka sampling; populasinya mempunyai pola
peraturanseperti blok-blok rumah; nomor urut pasien; dan populasisedikit homogen. Sampel sistematis
seringkali menghasilkankesalahan sampling ( sampling error ) yang lebih kecil,disebabkan anggota
sampel menyebar secara merata.
3)Sampling Acak Berlapis ( Stratified Random Sampling)

Dalam praktek sering dijumpai populasi yang tidak homogen.Makin heterogen suatu populasi, makin
besar pula perbedaansifat antara lapisan-lapisan tersebut. Presisi dan hasil yangdapat dicapai dengan
penggunaan suatu metode pengambilansampel, antara lain dipengaruhi oleh derajat keseragaman dari
populasi yang bersangkutan. Untuk dapat menggambarkansecara tepat mengenai sifat-sifat populasi
yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan dibagi ke dalam lapisan-lapisan( stratum)yang
seragam dan dari setiap lapisan diambil sampelsecara acak, misalnya pendidikan (tinggi, sedang,
kurang), danekonomi (kaya, sedang, miskin). Di dalam melakukanstratifikasi dan pengambilan sampel
perlu diperhatikan hal-halsebagai berikut; unsur populasi di dalam strata tersebutdiusahakan
sehomogen mungkin, antarstrata diusahakanseheterogen mungkin, sampel diambil proporsional
menurut besarnya unit yang ada di dalam masing-masing strata danantarstrata, di dalam masing-masing
strata unit sampel diambilsecara acak.

4)Sampling Acak Kelompok (Clustered Random Sampling)

Populasi dibagi ke dalam satuan-satuan sampling yang besar,disebutCluster

. Berbeda dengan pembentukan strata, satuan

sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen.Populasi dibagi ke dalam gugus/kelas yang
diasumsikan didalam setiap kelas/gugus sudah terdapat semua sifat/variasiyang akan diteliti.
Selanjutnya kelas yang akan diacak dan unitsampel akan diambil dari kelas yang sudah ditarik. Syarat-
syarat untuk pengambilan sampel ini adalah; di dalam kelassehomogen mungkin, antarkelas
seheterogen mungkin, disebut juga area sampling.

5)Sampel Acak Bertingkat/Bertahap ( Multistage Sampling)

Pengambilan sampel bertingkat dilakukan kalau secarageografis populasi sangat menyebar dan meliputi
area yangsangat luas. Misalnya, kita akan meneliti puskesmas diIndonesia yang terdiri dari 27 provinsi.
Tahap pertama diacakdulu 5 provinsi (tahap I) dari 27 provinsi itu, selanjutnya dimasing-masing provinsi
diacak lagi kabupaten mana yang akanditarik sebagai sampel (tahap II). Setelah kabupaten ditarik,tahap
III diacak lagi puskesmas mana yang akan menjadisampel dari penelitian itu.b.Penarikan Sampel Secara
Tidak Acak (Non Probability Sampling)Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-
prinsip probability, sehingga tidak diketahui besarnya peluang sesuatuunit sampling terpilih ke dalam
sampel. Pemilihan sampel tidak secararandom. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran
kasartentang suatu keadaan. Cara ini dapat dipergunakan apabila biayasangat sedikit, hasilnya diminta
segera, tidak memerlukan ketepatanyanq tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.Sampling
tipe ini tidak boleh dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam
penarikan sampel samasekali tidak ada unsur probabilitas. Dalam analisis selanjutnya
hanyadiperkenankan menggunakan analisis statistika deskriptif, dan tidak boleh memakai alat analisis
statistika inferensial, baik yang termasukkelompok statistika parametrik maupun non parametrik,
sebabstatistika inferensial pada prinsipnya juga harus melibatkan unsur probabilitas ketika kita
melakukan pengambilan sampel. Beberapateknik penarikan sampel dengannon probability sampling
adalahsebagai berikut:

1)Purposive SamplingDisebut juga Judgment Sampling

. Satuan sampling dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untukmemperoleh satuan
sampling yang memiliki karakteristik yangdikehendaki. Sampel ditentukan oleh orang yang
telahmengenal betul populasi yang akan diteliti. Dengan demikian,sampel tersebut mungkin
representative untuk populasi yangsedang diteliti.

2)Insidental Sampling

Sampel tersebut tidak terencana dan diambil atas dasarseandainya saja. Penggambaran hasil dari
pengumpulan datatersebut tidak didasarkan pada suatu metode yang baku.Misalnya, terjadi suatu
keadaan luar biasa, data yang sudahterkumpul disajikan secara deskriptif dan hasil tersebut tidakdapat
digeneralisasi. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasardan sementara saja.

3)Quota Sampling

Sampel yang akan diambil ditentukan oleh pengumpul data dansebelumnya telah ditentykan jumlah
yang akan diambil. Kalau jumlah tersebut sudah dicapai, si pengumpul data berhenti,selanjutnya hasil
itu dipresentasikan. Misalnya sampel yangakan diambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50
lakidan 50 perempuan, apabila peneliti sudah memenuhi jumlahtersebut maka peneliti akan berhenti
kemudian menulis hasiltemuannya.

4) Snowball Sampling

Satuan sampling dipilih atau ditentukan berdasarkan informasidari responden sebelumnya. Misalnya
ada penelitian yang bertujuan untuk mencari cara yang efektif dalammensosialisasikan program-
program kemahasiswaan. Sampel pertama barangkali bisa dipilih adalah Ketua BEM, kepada diakita
bertanya, siapa lagi (sebagai sampel ke-2) yang kira-kira bisa diwawancara untuk diambil pendapatnya,
dan seterusnyahingga informasi dianggap memadai.

6.Penyimpangan (Error )

Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai statistik. Nilai statistik ini
tidak akan persis sama dengan nilai parameternya. Perbedaan inilah yang disebut sebagai
Penyimpangan.Penyimpangan hasil yang diperoleh dari pengukuran sampel dapat terjadidalam dua
jenis sebagai berikut:

a. Sampling error , sebenarnya hal ini bukan merupakan kesalahanyang sebenarnya, tetapi merupakan
variasi dari konsekuensi pengambilan sampel. Maksudnya bahwa setiap sampel yang akandiambil dari
suatu populasi akan berdistribusi sekitar nilai proporsi.
b.Non sampling error ,

yaitu error yang tidak disebabkan olehsampel, tetapi disebabkan pelaksanaan dalam pengambilan
sampelsampai analisisnya seperti pada saat perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, analisis dan
interpretasi.

7.Besar Sampel

Sering timbul pertanyaan, berapa besarnya sampel ( sample size) yangharus diambil untuk mendapatkan
data yang representatif. Ada empatfaktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya
sampeldari suatu penelitian, yaitu:

a.Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi. Makinseragam populasi, makin kecil
sampel yang bisa diambil. Jika populasi seragam penuh (completely homogenous), maka satu. satuan
elemen saja sudah cukup representatif untuk diteliti.Sebaliknya, apabila populasi itu secara sempurna
tidak seragam(completely heterogeneous), maka hanya pencatatan lengkap yangdapat memberikan
gambaran secara representatif.

b.Presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar
jumlah sampel yang harusdiambil. Jadi, sampel yang besar cenderung memberikan pendugayang lebih
mendekati nilai sesungguhnya (true-value). Pada sensuslengkap, tingkat presisi ini menjadi mutlak,
karena nilai taksiranstatistik sama dengan nilai parameter. Dengan perkataan lain,antara besarnya
sampel yang diambil dengan besarnya kesalahan(error )terdapat hubungan yang negatif

.c.Rencana analisis. Adakalanya besarnya sampel sudah mencukupisesuai dengan tingkat presisi yang
dikehendaki, akan tetapi jikadikaitkan dengan kebutuhan analisis, jumlah sampel tersebutkurang
mencukupi. Kalau analisis hanya manual tidak mungkinmenganalisis data yang banyak sekali, berbeda
dengan analisismemakai perangkat lunak computer

.d.Tenaga, waktu, dan biaya. Jika diinginkan tingkat presisi yangtinggi, maka jumlah sampel harus besar.
Tetapi jika dana, waktu,dan tenaga yang tersedia sangat terbatas, tidak mungkin untukmengambil
sampel yang besar; dan ini berarti tingkat presisinyaakan menurun.

Anda mungkin juga menyukai