Anda di halaman 1dari 7

MATERI PERTEMUAN 4

Konsep Dasar Bina Gerak Anak Tunadaksa

1.Pengertian Bina Diri :


Bina diri merupakan serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru
yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap individu
yang membutuhkan layanan khusus, yaitu individu yang mengalami gangguan koordinasi gerak-
motorik, sehingga mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan tujuan
meminimalisasi dan atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain dalam
melakukan aktivitasnya.
Aktivitas kehidupan sehari-hari yang dimaksud adalah; Kemampuan dan keterampilan
sesorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari aktivitas bangun tidur sampai tidur
kembali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah ADL ( Actifity of Daily Living ).
Bina gerak bagi anak-anak yang mengalami gangguan motorik-gerak, meliputi individu
yang mengalami gangguan koordinasi akibat penyakit yang telah dialaminya antara lain akibat
dari penyakit Poliomyelities, Cerebral Palsy, Muscules Dysthropi, Amputasi, dan penyakit-
penyakit lain yang menyebabkan timbulnya gangguan gerak, baik yang disebabkan oleh
gangguan fisik, neurologis, congenital, atau gabungan dua atau lebih dari gangguan tersebut.
Individu yang mengalami gaguan tersebut pendidikannya di sekolah khusus (SLB). Dengan
adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu menuju pendidikan Inklusif, maka siswa
yang mengalami gagguan gerak-motorik akan kita jumpai juga di sekolah-sekolah reguler.
Pelaksanaan layanan bina gerak yang diberikan kepada siswa di SLB bervariasi sesuai
dengan hasil dari identivikasi dan asesmen, sehingga program bina gerak sifatnya individual.
Bagi siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah reguler dapat bekerjasama dengan SLB
terdekat untuk mendapatkan bantuan tenaga dalam bidang bina-diri bagi anak-anak yang
mengalami gangguan koordinasi-motorik.

2 .Pengertian Bina Gerak :


Perkembangan motorik dimulai dari perkembangan motorik kasar, motorik halus,
termasuk keseimbangan. Individu yang mengalami gangguan dalam perkembangan motorik
kasar, akan ditandai dengan adanya keterlambatan perkembangan motorik. Misalnya terlambat
dalam perkembangan: tengkurap, merangkak, duduk, berdiri, merembet, berjalan, berlari,
jongkok, melompat, meloncat.
Keterlambatan individu dalam perkembangan motorik tersebut, memerlukan latihan atau
pembinaan. Pembinaan dimaksud kita kenal dengan layanan Bina Gerak. Dalam bidang medis
layanan tersebut merupakan bagian dari rehabilitasi medis yaitu Fisioterapi. Materi, metoda dan
model evaluasi mengacu kepada bidang kajian fisioterapi.
Layanan bina gerak dilingkungan sekolah khusus atau SLB diberikan oleh guru-guru
pendidikan kebutuhan khusus yang memiliki profesi melayani bina gerak dengan alasan bahwa
anak-anak yang mengalami gangguan gerak berada di sekolah luar biasa. Guru-guru pendidikan
kebutuhan khusus pada dasarnya telah dibekali oleh pengetahuan dan keterampilan tentang
tatalaksana bina gerak.
Bina Gerak adalah serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru
yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap individu
yang mengalami gangguan pada otot, sendi, dan atau tulang, sehingga individu tersebut
mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas mobilisasi.
Yang menjadi subyek dalam pelaksanaan bina gerak adalah individu yang mengalami
gangguan pada otot, sendi, tulang sesuai dengan kesimpulan hasil dari identivikasi dan asesmen,
sehingga program bina gerak sifatnya individual. Bagi siswa yang mengikuti pendidikan di
sekolah regular, fihak sekolah dapat bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan
bantuan tenaga dalam bidang bina-gerak bagi anak-anak yang mengalami gangguan gerak-
motorik. Kerjasama kemitraan dapat dilakukan dengan tenaga fisioterapist di klinik fisioterapi,
atau Rumah Sakit di bag. Instalasi Rehabilitasi Medis.

3. Pengertian Bina gerak :


Dalam layanan atau pembinaan kepada individu yang mengalami gangguan gerak-motorik,
dapat dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan. Tujuan dari pembinaan secara terpadu
tersebut adalah, agar individu mempunyai keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan
aktivitas kehidupan sehari-hari. Aktivitas dimaksud adalah kemampuan dan keterampilan dalam
mobilisasi (bergerak-berpindah tempat), dan kemampuan dan keterampilan dalam melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari, yaitu dapat menolong dirinya sendiri, meminimalisasi dan atau
menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan dari orang lain, sehingga individu tersebut
menjadi mandiri.
Perkembangan motorik pada dasarnya mengikuti tahapan-tahapan yang sama bagi semua
anak normal. Mulai dari perkembangan kemampuan motorik kasar, keseimbangan dan motorik
halus serta koordinasi mata-tangan. Kemampuan tersebut mempengaruhi individu dalam
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Sebagai ilustrasi dapat dikemukkan seorang anak belum dapat “minum sendiri”: maka harus
dianalisis kemampuan jangkauan gerak lengan (ROM) atau Range Of Motion, apabila ROM nya
belum baik, maka diperlukan latihan gerak lengan melalui bina gerak. Untuk materi aktif
movement digunakan alat yaitu dengan “cangkir bertangkai” dengan beban tertentu, sehingga
anak mampu menggerakan lengan untuk posisi minum. Sehingga latihan gerak dimaksud
dipadukan dengan latihan bina gerak . Tujuannya adalah agar anak bisa minum sendiri tanpa
bantuan orang lain.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu adanya pengetahuan dan keterampilan yang
professional dibidang bina gerak dan bina gerak. Misalnya memahami dan terampil melakukan
asesmen kemampuan gerak otot.
Pengetahuan dan keterampilan lain yang perlu dimiliki adalah cara memberikan pembinaan.
Bagaimana memberikan pembinaan yang sifatnya supportif, dan pembinaan yang sifatnya
fungsional. Pengetahuan lain yang sifatnya medis adalah mengidentifikasi jenis gangguan yang
dialami oleh individu, apakah termasuk cerebral palsy tipe spastic, atetosis, rigid atau tremor,
atau gabungan. Musculus Dystrophy (MD) adalah jenis gangguan individu yang sangat sensitive
(progresif). Untuk gangguan ini, latihan yang diberikan hanya passive movemen, kalau kita
berikan latihan sama dengan pada klien cerebral palcy, maka kondisi ototnya akan menjadi cepat
menurun.

4.Prinsip Dasar Bina gerak :


Setelah kita memahami tentang pengertian bina gerak , maka selanjutnya akan kita bahas tentang
prinsip dasar bina gerak :
a. Prinsip fungsional bina gerak :
Adalah layanan yang diberikan dalam bentuk latihan-latihan fungsi otot dan sendi.
Tujuannya adalah meningkatkan fungsi gerak otot dan sendi agar mencapai kemampuan gerak
yang optimal sesuai dengan standar geral ROM.
b. Prinsip supportif bina gerak :
Adalah latihan atau pembinaan untuk meningkatkan motivasi, dan percaya diri bahwa
dirinya mempunyai kemampuan yang dapat dikembangkan. Tujuannya adalah menanamkan rasa
percaya diri, dan motivasi, sehinggan mempunyai keyakinan bahwa gangguan/kecacatan yang
dialaminya tidak menjadi hambatan untuk berprestasi.
c. Prinsip evaluasi bina gerak :
Adalah kegiatan layanan atau pembinaan secara terstruktur dan berkelanjutan diadakan
evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai, dengan standar perkembangan atau
kemampuan stanar normal.
d. Prinsip Activiry of Daily Living :
Pembinaan atau latihan yang diberikan mengacu kepada segala aktifitas yang dapat
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali

5. Prinsip Dasar Bina Gerak


Setelah kita memahami tentang pengertian bina gerak, maka selanjutnya akan kita bahas
tentang prinsip dasar bina gerak :
a. Prinsip gerakan pasif :
Adalah layanan yang diberikan dalam bentuk latihan-latihan pasif bagi klien yang belum
memiliki kemampuan atau kekuatan otot dan sendi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsi saraf,
sel-sel otot dan melancarken peredaran pembuluh darah. Dalam pelaksanaannya pelatih lebih
aktif dalam menstimulasi otot dan sendi, sementara klien pasif karena kemampuannya masih
minim. Secara bertahap kemampuan geraknya akan bertambah.
b. Prinsip gerakan aktif :
Adalah latihan atau pembinaan untuk meningkatkan kemampuan gerak yang telah
dimiliki oleh klien. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan gerak sendi sehingan mencapai
ROM yang optimal. Dalam latihan ini pelatih secara bertahap meningkatkan kemampuan otot-
sendi klien dengan mengikut sertakan klien secara aktif dibantu pelatih dalam mengoptimalkan
gerakan-gerakan otot dan sendi.
c. Prinsip kekuatan :
Adalah kegiatan layanan atau pembinaan yang diberikan kepada klien dengan menambah
beban atau kekuatan secara terstruktur dan berkelanjutan. Tujuannya adalah meningkatkan
kekuetan otot dan sendi, sehingga mampu menambah beban atau kekuatan dalam melakkan
mobilisasi. Misalnya pada awalnya klien dapat melangkah dua langkah dengan bantuan trifoot,
maka kita latih kekuatan melangkahnya menjadi tiga langkah, dan akhirnya klien mampu
berjalan tanpa alat.
d. Prinsip evaluasi :
Adalah kegiatan layanan atau pembinaan secara terstruktur dan berkelanjutan diadakan
evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai, dengan standar perkembangan atau
kemampuan stanar normal.
e. Prinsip lokomosi-mobilisasi :
Akhir dari bina gerak adalah kemampuan individu dalam mobilisasi atau bergerak. Dalam
hal ini sasaran bina gerak adalah sampai klien dapat berjalan sendiri, atau mampu mandiri dalam
aktivitas berlokomosi. Misalnya berjalan dengan menggunakan brace, kruch, trifoot, kursi roda
tanpa bantuan orang lain.

6. Konsep Dasar Gerak Manusia


a. . Pengertian Gerak
Gerak adalah proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain untuk mencapai tujuan.
Gerak memerlukan waktu yang dinamis. Karena itu, gerak tidak terlepas dari tujuan yang hendak
dicapai. Hal tersebut akan terlihat pada saat kita melakukan gerak, karena gerakan kita tidak
akan terlepas dari gerak yang sudah pernah kita alami sebelumnya dan apa yang kita hadapi
sekarang dan selanjutnya merupakan gerakan yang akan kita capai pada masa mendatang.
Gerak manusia adalah suatu proses yang melibatkan sebagian atau seluruh bagian tubuh dalam
satu kesatuan yang menghasilkan suatu gerak statis di tempat dan dinamis berpindah tempat.
b. Proses Terjadinya Gerak Manusia
Proses terjadinya gerakan pada manusia dimulai dari adanya stimulus (S) yang diterima oleh
reseptor (R) yang terdiri dari panca indera, lantas dibawa oleh syaraf-syaraf sensorik menuju ke
otak (O). Stimulus tersebut diolah di otak, lalu memberikan balikan melalui syaraf motorik ke
alat-alat gerak atau efektor (E) seperti otot, tulang, dan sendi. Sehingga manusia dapat bergerak.
Secara skematis prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:
O ………………S…………..R ………….E
Keterangan:
S = Stimulus/rangsangan
O = Otak
R = Receptor/panca indera
E = Efektor (alat-alat gerak)

3. Prinsip-prinsip Perkembangan Gerak


Prinsip-prinsip perkembangan gerak dimulai dari bagian proksimal menuju ke bagian distal,
misalnya kemampuan mengontrol gerakan kepala datang lebih dahulu dibandingkan dengan
kemampuan mengontrol gerakan badan, kemampuan menggerakkan bahu lebih dahulu
dibandingkan gerakan siku dan tangan. Dimulai dari sikap fleksi menuju sikap ekstensi.
Misalnya bayi baru lahir pada posisi telungkup sendi-sendi dalam keadaan fleksi, punggung
melengkung. Umur tiga bulan, kepala mulai terangkat ke arah ekstensi, pada umur 6
bulanekstensi telah sampai pada daerah tubuh.

4. Jenis-jenis Gerak Manusia


Ada dua macam gerak manusia, yaitu gerak yang disadari dan gerakan yang tidak
disadari atau gerak refleks. Gerak yang disadari prosesnya melalui otak, sedangkan gerak yang
tidak disadari prosesnya tidak melalui otak melainkan melalui sumsum tulang belakang. Dimulai
dari adanya stimulus (rangsang): panas, dingin, lapar, silau, dsb, diterima oleh reseptor,
diteruskan ke sumsum tulang belakang, menuju ke efektor, terjadilah gerakan yang tidak disadari
(gerak refleks).
Gerak dasar tubuh dimulai dari gerakan telentang, miring, tengkurep, berguling, merayap,
merangkak, duduk, berdiri, berjalan, dan berlari. Selain gerakan dasar, kita kenal gerak
manipulatif dan gerak non-manipulatif. Gerakan manipulatif adalah gerak yang memerlukan
koordinasi dengan ruang dan benda di sekitarnya. Misalnya: gerakan melempar atau throwing,
menangkap atau catching and collecting, menendang atau kicking, memukul , memantul-
mantulkan atau dribbling, melambungkan atau volleying, memukul dengan raket, memukul
dengan alat atau pemukul kayu.
Sedangkan yang termasuk gerakan non-manipulatif adalah gerakan yang dilakukan tanpa
menggunakan alat dan dapat berpindah tempat. Contohnya: gerakan membelok atau turning,
berputar atau twisting, mengguling atau rolling, mengatur keseimbangan tubuh atau balancing,
perpindahan tempat atau transferring weight, melompat dan mendarat atau jumping and landing,
meregangkan atau strectching, mengerut atau curting.
Adapun jenis-jenis gerakan menurut pergerakan sendi meliputi:
- Fleksi, yaitu memperkecil sudut diantara dua bagian rangka dalam bidang sagital.
- Ekstensi, yaitu memperbesar sudut diantara dua bagian rangka dalam bidang sagital.
- Adduksi, yaitu mendekatkan bagian rangka ke bidang tengah badan.
- Abduksi, yaitu menjauhkan bagian rangka dari bidang tengah badan.
- Rotasi, yaitu gerakan sekeliling sumbu panjang suatu bagian rangka (berputar pada porosnya).
- Sirkumduksi, yaitu gerak melingkar kombinasi dari semua gerak tersebut di atas.
Sedangkan jenis gerakan menurut jumlah otot yang bergerak pada garis besarnya terdiri
dari dua, yaitu:
- Gerakan kasar (Gross motor), ialah gerakan yang dilakukan oleh banyak otot. Misalnya
gerakan berjalan, berlari, meloncat, melompat.
- Gerakan halus (Fine motor), ialah gerakan yang dilakukan oleh sedikit otot. Misalnya gerakan
menulis, menggambar, makan, minum.

Anda mungkin juga menyukai