KONSELING PASTORAL
YAKUB B, SUSABDA P, hd
NIM : 201641018
Adapun menurut Yakub Susabda Pelayanan konseling adalah merupakan pelayanan yang terberat
dari seorang hamba Tuhan. Kita akan melihat di sinilah seluruh tugas dan tanggung jawabnya
sebagai hamba Tuhan disatukan. Sebagai konselor, ia tidak hanya dituntut untuk tahu mengajar
(tahu kebenaran firman dan tahu bagaimana menyampaikannya pada saat yang tepat dan dengan
bahasa yang tepat sesuai dengan kesiapan konselenya), tetapi lebih dari itu ia dituntut untuk
mendemonstrasikan imannya, pengetahuannya, kematangan pribadinya, kepekaannya. Kemurnian
hatinya, keterampilannya, kesabarannya, dan sebagainya. Tidak heran kalau banyak hamba Tuhan
mencoba menghindarkan diri dari tugas pelayanan yang satu ini.
Kegagalan dalam proses konseling tak jarang terjadi akibat konselor yang melakukan proses
konseling tanpa tanggungjawab. Seyogyanya seorang konselor yang merupakan hamba Tuhan harus
menyadari bahwa panggilan menjadi konselor adalah panggilan spiritul yang unik, sehingga dalam
mengerjakan pelayanan konseling seorang hamba Tuhan harus rela mengorbankan dirinya untuk
dipakai Tuhan. Namun sering sekali para hamba Tuhan menganggap enteng pelayanan konseling,
padahal pelayanan konseling adalah pelayanan terberat bagi hamba Tuhan. Karena tidak hanya
dituntut untuk mengajar, tetapi juga mendemonstrasikan iman, pengetahuan, kepribadian,
kepekaan, kemurnian hati, kesabaran dan sebagainya.
Konselor harus menciptakan suasana percakapan yang ideal antara konselor dengan klien, supaya
proses konseling dapat dinyatakan berhasil. Yaitu konsele harus memiliki kesadaran, kemauan, dan
tekad untuk menyelesaikan persoalannya dan memiliki keberanian untuk mencapai kepenuhan
hidup sebagai orang beriman yaitu iman kepada Yesus. Kehidupan yang dimiliki konsele setelah
melalui masa konseling haruslah kehidupan sesuai kehedak dan rencana Allah baginya sebagai orang
percaya.
KONSELING PASTORAL SEBAGAI SARANA Pengertian Konseling Pastoral Yakub B. Susabda dalam
bukunya yang berjudul Patoral Konseling jilid 1, memberikan pengertian konseling pastoral sebagai
berikut: Pastoral konseling adalah hubungan timbal balik (interpersonal relationship) antara hamba
Tuhan (pendeta, penginjil, dan sebagainya) sebagai konselor dengan konselinya (klien, orang yang
meminta bimbingan), dimana konselor mencoba membimbing konselinya kedalam suatu suasana
percakapan konseling yang ideal (condusive atmosphere) yang memungkinkan konseli itu dapat
mengenal dan mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya sendiri, persoalannya, kondisi
hidupnya, relasi dan tanggung jawabnya. Pelayan Tuhan mencoba mencapai tujuan itu dengan
takaran, kekuatan dan kemampuan seperti yang sudah diberikan Tuhan kepadanya. Dari definisi di
atas dapat dilihat bahwa di dalam Konseling Pastoral ada suatu interaksi timbal balik atau
interpersonal dalam bentuk percakapan yang ideal. Dan melalui hubungan ini maka konsele
diharapkan dapat menyadari kondisi hidupnya yang bermasalah dan mulai mengarahkan hidupnya
kepada tujuan Allah yang semula. Magdalena Tomala dalam bukunya yang berjudul konselor
kompeten juga memberikan definisi konseling pastoral sebagai berikut: Konseling Pastoral adalah
sebagai suatu proses pembimbingan yang dinamis dan dituntun oleh Roh Kudus dalam
menyampaikan nasihat, petunjuk, peringatan, teguran, dorongan dan ajaran dari perspektif Kristen
(Alkitab) yang dialaminya terdapat upaya menyampaikan suatu perkembangan yang memungkinkan
konsele untuk membuat suatu keputusan. 6 Di sini kita melihat bahwa konseling pastoral merupakan
pelayanan yang bersifat mendukung terhadap kerohanian konseler, di mana peran Alkitab dan Roh
Kudus sangat diutamakan dalam menentukan langkahlangkah pertolongan oleh konsel
Tulisan ini membahas tentang pemahaman konseling pastoral dan fungsi pastoral dalam
membentuk keluarga Kristen. Konseling pastoral berperan menciptakan keharmonisan dalam
keluarga-keluarga jemaat. Konseling pastoral bertujuan menolong orang yang bermasalah sehingga
orang tersebut dapat melihat dan mengenali dirinya sendiri berdasarkan kebenaran Alkitab dalam
menyelesaikan masalah melalui bimbingan Roh Kudus, membuat mereka semakin bertumbuh secara
iman. Konseling pastoral menjadikan konsele (jemaat) semakin dewasa dan dapat mengatasi
masalahnya sendiri sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus. Di dalam pelayanan pastoral, terutama
gembala sidang atau hamba Tuhan atau konselor harus menyadari dan mengerti betapa pentingnya
pelayanan konseling pastoral perlu diberikan dengan baik secara terencana dan berkesinambungan
kepada jemaat (konsele atau keluarga Kristen) pada masa kini, sehingga bermanfaat dalam
mewujudkan keluarga Kristen yang harmonis. Kata kunci: Konseling pastoral, fungsi pastoral,
keluarga kristen.
Pelatihan para pendeta bersifat khusus karena pelatihan ini memberikan suatu perspektif rohani
yang unik pada subjek pribadi dan persoalan mereka kepada para konselor pastoral. Pendeta adalah
satu-satunya ahli konseling yang secara rutin mendapatkan pelatihan dalam teologi sistematis,
pelajaran alkitabiah, etika, dan sejarah gereja. Susunan pemahaman ini memberi para konselor
pastoral suatu perspektif tak ternilai terhadap orang-orang yang meminta pertolongan kepada
mereka. Oleh karena itu, alangkah memalukan jika para pendeta mengabaikan perspektif ini demi
perspektif psikologis dan menilainya lebih unggul atau lebih bergengsi. Para psikolog atau psikiater
Kristen, dengan refleksi dan pemeriksaan diri, bisa membawa pandangan subjektifnya sejalan
dengan pandangan alkitabiah, tetapi filter klinis yang mereka pakai untuk melihat seseorang
berbeda dengan perspektif para pendeta. Satu perspektif tidak lebih unggul daripada yang lain.
Keduanya penting, namun pelatihan para pendeta memberikan suatu perspektif unik, pelatihan itu
memperlengkapi mereka untuk melihat orang secara rohani dan memahami pengembaraan mereka,
serta pergumulan mereka dalam hubungannya dengan Allah.