Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Pada penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar karena Kota Denpasar
merupakan ibu kota dari Provinsi Bali dan sebagai pusat perekonomian,
perkantoran, pendidikan, dan perdagangan dengan jumlah penduduk yang
sangat padat. Kota Denpasar juga merupakan pasar yang potensial,
memberikan peluang bagi perusahaan untuk memasarkan produknya, serta
sebagian penduduknya sudah mengikuti perkembangan zaman. Lokasi
untuk penelitian ini lebih berfokus pada wilayah Kota Denpasar Barat.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono:
2018). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pengguna produk
FreshCare dan followers Instagram FreshCare di Kota Denpasar Barat
yang belum diketahui jumlah pastinya.

3.2.2 Sampel
Sampel digunakan untuk mempermudah penelitian, karena dalam
penelitian tidak mungkin keseluruhan populasi dapat diteliti karena
keterbatasan waktu, keterbatasan biaya dan keterbatasan tenaga yang
tersedia. Mengetahui populasi yang jumlahnya tidak diketahui pasti,
dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik non-propability sampling
yakni teknik insidental sampling. Teknik insidental sampling merupakan
teknik pengumpulan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan/insidental bertemu dengan penulis dapat dijadikan
sebagai sampel bila dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono:

31
2017). Dengan menggunakan insidental sampling dalam penelitian ini
sampel

yang dimaksud adalah pengguna produk FreshCare yang berusia 15-40


tahun serta yang dianggap dan dipandang cocok sebagai sumber data
atau responden yang sudah menggunakan produk FreshCare kurang
lebih 6 bulan terakhir.
Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini ditentukan dengan
rumus Lemeshow oleh Stanley Lemeshow (1997) (dalam Pane: 2021)
dikarenakan populasi yang tidak diketaui dengan pasti. Maka ditentukan
dengan rumus Lemeshow sebagai berikut.
2
Z a x PxQ
n= 2
L

Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diperlukan
Za = Nilai standar dari distribusi nilai a = 5% = 1,96
P = Pravelensi outcome, karena data belum didapat maka dipakai
50%
Q =1–P
L = Tingkat ketelitian 10%

Melalui rumus diatas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah :
( 1,96 )2 x 0,5 x ( 1−0,5 )
n= 2
( 0,1 )
n=96,04

Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel (n) yang didapatkan


adalah 96 responden.

3.3 Jenis Data


3.3.1 Data Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2017) Metode penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Data kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan format terstruktur
seperti matematika dan statistik. Dalam penelitian ini data kuantitatif
dalam bentuk angka seperti hasil kuesioner yang diberikan kepada
pengguna produk FreshCare.

3.3.2 Data Kualitatif


Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat,
atau gambar (Sugiyono, 2017). Pada penelitian ini data kualitatif yang
diperoleh berupa deskripsi atau keterangan-keterangan serta penjabaran
dari gambaran umum seperti social media marketing Instagram, brand
image, dan minat beli.

3.4 Sumber Data


3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono: 2016). Data primer yang digunakan
dalam penelitian ini, untuk analisis berupa metode survei melalui distribusi
kuesioner model angket tertutup dengan beberapa responden yang
dianggap mewakili sampel yang sudah ditetapkan dari populasi penelitian.
Melalui distribusi kuesioner nantinya ditemukan keterkaitan antar satu
variabel dengan variabel lainnya. Data primer dari penelitian ini didapat
langsung dari kuesioner yang diberikan kepada konsumen yang pernah
maupun ingin membeli produk FreshCare dan siapa saja yang bertemu
secara kebetulan oleh penulis yang dianggap cocok sebagai sumber data.

3.4.2 Data Sekunder


Sugiyono (2016) mengatakan bahwa data sekunder merupakan sumber
data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Data Sekunder yaitu
data yang diperoleh dari pihak luar yang telah mengumpulkan data juga
dari buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Data sekunder
lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu referensi dari buku dan
jurnal mengenai variabel-variabel pada penelitian ini, yaitu social media
marketing Instagram, brand image, dan minat beli.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sesuai tata
cara penelitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan. Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menyebarkan kuesioner dan studi dokumentasi.
3.5.1 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi sebuah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabkan (Sugiyono: 2017). Kuesioner yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan metode angket tertutup, jadi
penulis memberikan pilihan jawaban pada kuesioner sehingga responden
tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan penulis. Kuesioner yang
dipakai mengunakan skala Likert sebagai alat ukur, dimana responden
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan atau
pernyataan dengan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 1. Hanya digunakan
teknik pengumpulan data secara kuesioner karena penelitian ini dilakukan
melalui media digital yang tidak ada tempat konvesional.

3.5.2 Studi Dokumentasi


Menurut Sugiyono (2018) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang berlalu berbentuk gambar, foto, sketsa dan lain lain. Dalam
penelitian ini, fokus metode dokumentasi yang digunakan adalah
dokumentasi berupa tulisan yang dilakukan dengan menelaah laporan
penelitian sebelumnya seperti skripsi dan jurnal. Selain itu dokumen
gambar berupa foto dan video penting sebagai bukti. Studi dokumentasi
pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data sekunder dalam
memperkuat dan mendukung informasi yang telah diperoleh dari sumber
data primer.
3.6 Instrumen Penelitian dan Pengujiannya
3.6.1 Instrumen Penelitian
Berdasarkan dari definisi operasional variabel diatas, penulis
mengembangkan menjadi instrumen penelitian untuk mengukur variabel
yang diteliti. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan melalui pertanyaan
dan pernyataan kuesioner.
Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan
untuk memperoleh, mengelola, dan mengiterpretasikan informasi dari
para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama.
Instrumen penelitian ini menggunakan data primer. Data dikumpulkan
dengan teknik kuisioner yang diberikan dan menggunakan skala Likert.
Penggunaan skala Likert menurut Sugiyono (2013) digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari responden setiap
instrumen dinilai berdasarkan penetapan nilai angket dengan memilih
salah satu dari pilihan yang tersedia sebagai berikut:
a. Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
b. Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
c. Netral (N) : diberi skor 3
d. Setuju (S) : diberi skor 4
e. Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5

3.6.2 Uji Instrumen Penelitian


Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh
alat ukur yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan dua
macam pengujian yaitu test of validiry (uji validitas atau kesahihan) dan
test of reliabiliry (uji reliabilitas) terhadap instrument penelitian yakni
kuesioner.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap butir dalam
instrumen itu valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Instrumen yang
valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur dan bisa disebut tepat. Apabila nilai korelasi
(r hitung) di atas 0,3 maka dapat dikatakan item tersebut memberikan
tingkat kevalidan yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi (r
hitung) di bawah 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen
tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas memastikan apakah kuesioner penelitian yang akan
dipergunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian reliabel
atau tidak. Jika telah mendapatkan nilai reliabilitas instrumen (rb
hitung), maka nilai tersebut dibandingkan dengan jumlah responden
dan taraf nyata. Bila r hitung > dari r tabel, maka instrumen tersebut
dikatakan reliabel, sebaliknya jika r hitung < dari r tabel maka
instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.

3.7 Teknik Analisis Data


Analisis deskriptif kuantitatif merupakan teknik analisis dengan
memberikan ulasan atau interpretasi terhadap data yang diperoleh sehingga
menjadi lebih jelas dan bermakna dibandingkan dengan sekedar angka-
angka. Teknik analisis data deskriptif kuantitatif secara khusus menganalisis
data berupa angka-angka dengan logika matematika dan melalui
pendekatan statistik. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
metode regresi linear. Program yang akan dipakai untuk mengolah data
adalah SPSS sebagai alat bantu.
Selain itu, adapun tahapan-tahapan teknik analisis data yang akan
diimplementasikan untuk mencari hasil yang diharapkan dalam penelitian ini
adalah :
3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Ghozali: 2006).
Dalam penelitian ini variabel bebas adalah social media marketing
Instagram (X1) dan brand image (X2). Sedangkan variabel terikat adalah
minat beli (Y). Analisis regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh dari peran social media marketing
Instagram dan brand image terhadap minat beli produk FreshCare di Kota
Denpasar. Penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda
dengan pengolahan data menggunakan SPSS. Jadi rumus persamaan
regresi linear berganda (Sugiono: 2017) yang digunakan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Keterangan :
Y = Variabel terikat yakni minat beli
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi dari X1
b2 = Koefisien regresi dari X2
X1 = Social media marketing Instagram
X2 = Brand image
e = standar error

3.7.2 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang
diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik. Adapun uji
persyaratan analisis untuk regresi berganda yang sering digunakan
sebagai berikut.
1. Uji Normalitas
Menurut Sugiyono dan Susanto (2015) dalam Dewi dan Nathania
(2018) uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah diantara
variabel independen dan dependen memiliki distribusi yang normal
atau sebaliknya, maka perlu dilakukan uji normalitas yakni
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
a. Apabila nilai Sig. > 0,05 dapat dikatakan residual memiliki
distribusi yang normal.
b. Apabila nilai Sig. < 0,05 dapat dikatakan residual memiliki
distribusi yang tidak normal.

2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)
(Ghozali, 2018). Untuk menguji multikolinieritas dengan cara melihat
nilai VIF masing-masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka
dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisidas
Menurut Sugiyono dan Susanto (2015) dalam Dewi dan Nathania
(2018) uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain perlu dilakukan uji heteroskedastisitas yaitu
dengan menggunakan uji Glejser. Dengan ketentuan apabila:
a. Nilai Sig. > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Nilai Sig. < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

3.7.3 Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang di
butuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).
Rumus koefisien determinasi menurut Algifari (2009), yakni :

D = R2 X 100%

Keterangan:
D = determinasi
R = koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat

Nilai koefisien determinasi yang mendekati 100% menunjukkan semakin


tinggi dan kuat kontribusi atau pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Sebaliknya, jika koefisien determinasi mendekati 0%
maka semakin lemahnya kontribusi atau pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Tabel 3.1
Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi
No Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
1 0% - 19,9% Sangat Lemah

2 20% - 39,9% Lemah

3 40% - 59,9% Sedang

4 60 % - 79,9% Kuat

5 80 % - 100 % Sangat Kuat


Sumber : Sugiyono (2018)

3.7.4 Uji Parsial (T)


Kuncoro (2013) dalam Dewi dan Nathania (2018) menjelaskan bahwa
untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel penjelas
secara independen dalam menerangkan variabel dependen, maka pada
dasarnya perlu dilakukan uji T dengan hipotesis apabila :
1. H0 : variabel independen Social Media Marketing Instagram (X1) dan
Brand Image (X2) secara individual tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen Minat Beli (Y)
2. H1: variabel independen Social Media Marketing Instagram (X1) dan
Brand Image (X2) secara individual berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen Minat Beli (Y).
3. Jika nilai Sig. Uji T ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukan bahwa variabel independen secara individual atau parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
4. Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen secara individual atau
parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.

3.7.5 Uji Simultan (F)


Menurut Kuncoro (2013) dalam Dewi dan Nathania (2018) untuk
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap
variabel dependen maka perlu dilakukan uji F. Jika H0 adalah variabel-
variabel bebas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat
dan H1 adalah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh
signifikan terhadap dan nilai sig. uji F ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti variabel independen memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai