Anda di halaman 1dari 19

TUGAS DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

TENTANG
HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
THOMAS ALAFTA :20018038
SISKA SAPUTRI :20018033
TAMARA ROY BLASTASYA :20018037
SRIE NOVITA WINDA :20018035

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


DOSEN PENGAMPU :

Dra. ELDARNI, M. Pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


TAHUN AJARAN 2020

1|Page
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat karunia-Nya, sehingga kita dapat menyelasaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Dasar-dasar Ilmu pendidikan, dengan judul:

“HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN”

Kami menyadari bahwa sepenuhnya bahwa makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dan pendidikan

Padang, 29 September 2020

Penulis (Kelompok 2)

2|Page
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.......................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan masalah................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 ILMU PENDIDIKAN................................................................................6
a) Pengertian Ilmu pendidikan...............................................................6
b) Perbedaan antara Pendidikan dan Ilmu Pendidikan......... ..............7
c) Pengertian sistem Pendidikan...........................................................7
d) Tujuan dan Fungsi pendidikan............................................................8
e) Sistem Pendidikan Indonesia Saat Ini................................................8
f) Sistem Pendidikan yang seharusnya berjalan....................................8
2.2 HAKEKAT PENDIDIKAN..........................................................................9
a) Pengertian Hakekat Pendidikan..........................................................9
b) Tujuan Hakekat pendidikan...............................................................12
c) Hakekat Pendidikan Menurut Islam..................................................12
d) Hakekat Pendidikan Menurut Para ahli............................................13
2.3 HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN DIANGGAP ILMU NORMATIF,
EMPIRIS,PRAKTIS DAN TEORITIS.............................................................14
a) Hakekat ilmu pendidikan sebagai ilmu normatif.............................14
b) Hakekat ilmu pendidikan sebagai ilmu teoritis dan praktis............15
2.4 PERANAN DAN KEDUDUKAN ILMU PENDIDIKAN DALAM
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN..........................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN......................................................................18
3.2 SARAN/KRITIK....................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................19
3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih
lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan.Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan
pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir, bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam
rangka mempertahankan hidup dalam hidup, dan penghidupan manusia yang mengembang tugas
dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah
Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk
Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola
pendidikan melalui suatu proses pembelajaran dan pendidikan itu tidak dapat luntur atau tidak
dapat dilupakan sampai akhir hayat. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh
semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari
semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu
sendiri.Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan
Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan
sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan, merefleksikannya di tengah-
tengah tindakan/aksi sebagai buah Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna hakikat
pendidikan, dan benuk pendidikan sepanjang hayat. 

1.2 Rumusan Masalah


 Apa itu ilmu pendidikan?
 Apa itu Hakekat pendidikan?
 Apa tujuan Hakekat pendidikan ?
 Hakekat pendidikan menurut islam dan para ahli?
 Mengapa pendidikan dianggap sebagai ilmu normatif,empiris,praktis dan teoritis?
 Peranan dan Kedudukan ilmu pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan ?

4|Page
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan menjelaskan arti pendidikan dan hakikat pendidikan.
2. Menjelaskan manfaat dari pendidikan.
3. Dapat mengetahui hakikat pendidikan menurut Islam
4. Mengetahui dan menjelaskan kompenen –kompenen pendidikan.
5. Dapat mengetahui tentang tujuan dari hakekat pendidikan.
6. Dan Bagaimana bentuk dan kondisi Pendidikan di masa yang akan datang.

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ilmu Pendidikan


a) Pengertian ilmu pendidikan
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan: Proses, cara, pembuatan mendidik. Ilmu pendidikan adalah dua kata
yang dipadukan, yakni Ilmu dan  pendidikan yang masing-masing memiliki arti dan makna
tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka disebutkan, bahwa ilmu
adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang( pengetahuan)
itu. Sedangkan Endang Saifuddin Anshari, mengemukakan bahwa Ilmu  berasal dari kata
bahasa Arab “Alima”  yang memiliki pengetian “Tahu” dan dalam bahasa Inggris dan Prancis
disebut dengan “Science”, dalam bahasa Jerman “Wissenscaft”dan dalam bahasa Belanda
“Wetenschap”. Yang kesemuanya memuliki arti “tahu”.

“Science” berasal dari “scio,scire ( bahasa Latin ) yang berarti “tahu”. Jadi,


baik“ilmu” maupun“science”secara etimologis berarti“pengetahuan”. Namun, secara
terminologis“ilmu”dan “science”itu semacam  pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri, tanda-
tanda dan syarat-syarat yang khas. Jadi, ilmu adalah semacam pengetahuan yang mempunyai
ciri, tanda, dan syarat tertentu, yaitu sistematik,raisonal, empiris, umum, dan
kumulatif. Sedangkan  pendidikan telah dikemukakan didalam pembahasan dalam uraian
“Hakikat Pendidikan”  diatas. Pendidikan itu adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, dan sebagai
usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna. Atau juga bisa
diartikan suatu usaha yang dilakukan orang dewasa dalam situasi pergaulan dengan anak-anak
melalui proses perubahan yang dialami anak-anak dalam bentuk pembelajaran atau pelatihan dan
perubahan itu meliputi pemikiran ( kognitif ), perasaan ( afektif ) dan keterampilan
( psikomotorik ). Jadi, Ilmu Pendidikan dapat diartikan suatu kumpulan pengetahuan atau konsep
yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat

6|Page
ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu
proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka
mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.

 
b) Perbedaan Antara Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Ilmu pendidikan


Pengetahuan Sistem Pendidikan
Keterampilan Tujuan Pendidikan
Penelitian Materi pendidikan

 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
 Ilmu pendidikan adalah uraian secara sistematis dan ilmiah tentang bimbingan
atau tuntunan pendidikan kepada anak-anak didik dalam perkembangannya agar ia tumbuh
secara wajar berpribudi baik, sebagai anggota masyarakat yang hidup selaras dan seimbang
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
c) Pengertian Sistem Pendidikan
· Sistem : Suatu perangkat yang saling bertautan, yang tergabung menjadi suatu keseluruhan.
· Pendidikan : Suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan.
· Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD negara
republik indonesia tahun 1945 yang berakar pada pada nilai – nilai agama , kebudayaan nasional
indonesia dan tanggap terhadap tuntutan jaman .
Undang – undang dasar 1945
Pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan.
Pasal 31 ayat 2 bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayaiya.
· Sistem Pendidikan Nasional : Satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh yang saling
bertautan dan berhubungan dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
secara umum.

7|Page
Menurut UU no.2 thn 1989 yang ditetapkan pada 27-03-1989
BAB I pasal 1
Sistem Pendidikan Nasional : Suatu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan
nasional.
UU No.20 tahun 2003
Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevasi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
d) Tujuan dan Fungsi Sistem Pendidikan
· Tujuan sistem pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa,
berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab
· Fungsi sistem pendidikan nasional
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.
e) Sistem Pendidikan Indonesia saat ini
Sistem pendidikan yang telah berlangsung saat ini masih cenderung mengeksploitasi
peserta didik, indikator yang digunakanpun cenderung menggunakan indikator kepintaran,
sehingga secara secara nilai dirapot maupun izasa tidak serta merta menunjukkan peserta didik
akan mampu bersaing maupun bertahan di tegah gencarnya industrialisasi yang berlangsung saat
ini.
Nah bagaimana sistem pendidikan di Indonesia menciptakan anak bangsa yang memiliki
sensitifitas terhadap lingkungan hidup yang krisis sumber – sumber kehidupan, serta mendorong
terjadinya sebuah kebersamaan dalam keadilan hak. Sistem pendidikan harus lebih ditunjukan
agar terjadi keseimbangan terhadap ketersediaan sumber daya alam serta kepentingan –
kepentingan ekonomi dengan tidak meninggalkan sistem sosial dan budaya yang telah dimiliki
oleh bangsa indonesia.
f) Sistem Pendidikan Yang Seharusnya Berjalan
Padasarnya sebuah sIstem pendidikan dibuat untuk mempermudah pendidikan itu
sendiri,Tapi kenyataannya sekarang sistem yang ada saat ini terkesan ada indikasi sedikit
mempersulit keadan.

8|Page
Indikasi itu muncul bukan hanya karena system pendidikan yang ada saat ini tidak
baik,melainkan oknum-oknum yang menjalankan system tersebut yang kualitasnya belum merata
dan sama baiknya.

Jadi seharusnya sistem pendidikan di Indonesia itu

Sistem yang bersifat objektif dalam baerbagai aspek


(dalam hal ini adalah sitem pendidikan di Indonesia)

Kemudian setelah system itu dibuat secara objektif


Orang-orang yang menjalankan system itu haruslah berkualitas

Sehingga terciptalah sebuah system yang berjalan dengan baik


Dan kemudian menciptakan kondisi yang baik pula

· Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada tanggal 27 Maret 1989.

2.2 HAKEKAT PENDIDIKAN

a. Pengertian Hakikat Pendidikan


Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu:
pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua pendekatan
tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda mengenai apakah hakikat
pendidikan itu. Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah akar atau
kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut mencari makna pendidikan
sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan
membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan
dilihat sebagai sesuatu proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya
dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan Dengan demikian hakikat pendidikan adalah
sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka
hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
1.      Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2.       Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
yang   mengalami perubahan yang semakin pesat;
3.      Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4.       Pendidikan berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
      Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas
dua            kelompok besar yaitu :
           •  Pendekatan reduksionisme

9|Page
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta
didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan
pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan.
Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal
namun tidak melebar secara horizontal.
Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia hidup dan
berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang berbudaya, yang
mempunyai visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk kehidupan
pasca kehidupan.
              • Pendekatan holistik integrative
              • Pendekatan Redaksional
                     Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak
dikemukakan   di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan
dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia
dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer
serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai
kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
2. Pendekatan Filasofis / religionisme
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat
orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari
anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan
sendiri.
3. Pendekatan religius / religionisme
Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat
hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan
ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang
bermoral.
4. Pendekatan psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih
memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut
telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan
terbatas kepada ilmu mengajar saja.
5. Pendekatan negativis / negativism
Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan
negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di
dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh
hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.
6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme.
Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat
dan bukan kepada kebutuhan individu
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of
culture and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk
memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk

10 | P a g e
mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati
berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan.
Selain itu  hakekat pendidikan juga mengarah pada asas-asas seperti :
1.      asas/pendekatan manusiawi/humanistik serta meliputi keseluruhan
aspek/potensi anak didik serta utuh dan bulat (aspek fisik–non fisik :
emosi–intelektual ; kognitif–afektif psikomotor), sedangkan pendekatan
humanistik adalah pendekatan dimana anak didik dihargai sebagai insan
manusia yang potensial, (mempunyai kemampuan kelebihan –
kekurangannya dll), diperlukan dengan penuh kasih sayang – hangat –
kekeluargaan – terbuka – objektif dan penuh kejujuran serta dalam suasana
kebebasan tanpa ada tekanan/paksaan apapun juga.
2.      Asas kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi
bukan kebebasan yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan
yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun
sebagai anggota masyarakat.
3.      Asas kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang
menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main
(Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk
berkembang secara wajar menurut kodratnya.
4.      Asas kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti
kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia
terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama (jati
diri).
5.      Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam
suka dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain,
menciptakan keserasian dengan bangsa lain.
6.      Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi
sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Jadi pada intinya, Hakikat Pendidikan:  mendidik manusia menjadi manusia sehinggah
hakekat atau inti dari pendidikan tidak akan terlepas dari hakekat manusia, sebab urusan utama
pendidikan adalah manusia. Wawasan yang dianut oleh pendidik tentang manusia akan
mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam melaksanakan tugasnya, disamping
konsep pendidikan yang dianut.
Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya. Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai
proses dan sekaligus sebagai tujuan. Artinya proses pendidikan mempunyai visi yang jelas.
Individu menjadi manusia karena proses belajar atau proses interaksi manusiawi dengan manusia
lain. Ini mengandung arti bahwa proses interaksi dalam kehidupan social menjadi salah satu
panutan atau komponen pembentuk hakekat pendidikan yang dimengerti sebagai memanusiakan
manusia, atau bagaiamana mengiringi manusia dalam proses pencarian ilmu pengetahuan untuk
bergerak dari ketidaktahuaan menjadi paham dan yakin akan sesuatu yang di
telaah/dipelajarinya, mengembangkan potensi lahirianya dan spiritual manusia sehingga yang
tercipta dari proses pendidikan tersebut adalah manusia yang mampu mengembangkan potensi

11 | P a g e
diri menjadi insan yang cerdas intelegensi dan spiritualnya yang mampu menghasilkan
(produktif) bukan hanya mampu memakai/menghabiskan (komsumtif), membimbing akhlak
manusia menjadi insan yang mampu mengaaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk
kemaslahatan/keselamatan pribdi dan umat lainnya.

b. Tujuan Hakikat Pendidikan


          Oleh karena itu tepat sekali dikatakan pada dassarnya pendidikan mempunyai dua tujuan
besar yakni mengembangkan individu dan masyarakat yang “ smart and good” (Lickona 1992 :
6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan pendidikan tidak lain adalah
mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas (smart) dan baik (good).
Secara elaboratif  tujuan ini oleh bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan
kognitif, afektif, dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan
sikap, dan keterampilan psikomotorik.
Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsimengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
c. Hakikat Pendidikan Menurut Islam
Pendidikan secara semantik menunjukkan pada suatu kegiatan atau proses yang

berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang kepada orang lain . Pengertian

tersebut belum menunjukkan adanya program, sistem, dan metoda yang lazimnya digunakan

dalam melakukan pendidikan atau pengajaran. Ada 3 pengerian hakikat pendidikan di dalam

islam yaitu:

1.      Ta”lim : Pembinaan/Pengarahan (Ilmu Pengetahuan)

2.      Tarbiyah : Pengajaran

3.      Ta”dib : Pembinaan/Pengarahan (moral dan esetika)

Pendidikan menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung didalam

ketiga istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilah tersebut sebenarnya memberi

kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda. Beda istilah ta‟lim mengesankan

memberikan proses pemberian bekal pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah,


12 | P a g e
mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan

sikap mental.sementara istilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan dan pengarahan

bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental, sedangkan sitilah ta‟dib mengesankan

proses pembinaan terhadap sikap moral dan estetika dalam kehidupan yang lebih

mengacu pada peningkatan martabat manusia.

d. Hakekat Pendidikan Menurut Para ahli


Para ahli sepakat bahwa pendidikan yang baik selalu dilakukan dengan cara-cara
mendidik yang baik. Cara mendidik yang baik adalah cara yang mendasarkan diri pada teori-
teori mendidik hasil pemikiran dan hasil penelitian para ahli. Disamping itu, pengalamn
mendidik para pendahulu yang dianggap berhasil juga diakui sebagai referensi cara mendidik
yang baik. Dengan kata lain, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dilakukan dengan
mendasarkan pada teori dan praktek mendidik yang disepakati para ahli yang terangkum dalam
disiplin ilmu yang disebut ilmu pendidikan.
Secara umum, ilmu pendidikn dipahami dalam dua pengertian. Pengertian pertama,
ilmu pendidikan dipahami sebagai seni mendidik (the art of educating), atau seni
mengajar (the art of teaching) sebagaimana diungkapkan Carter V. Good.
Pengertian semacam ini menganggap ilmu pendidikan berisi sebagaimana telah
dikaji dan diteliti para ahli. Pengertian kedua, ilmu pendidikan dipahami sebagai
disiplin ilmu yang mempelajari fenomena pendidikan dengan prinsip-prinsip
ilmiah (science of education).

Sebagaimana pengertian yang kedua, beberapa ahli mendefinisikan ilmu pendidikan


secara relatif beragam. Antara lain:

1. Langeveld, mengartikan paedagogiek atau ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu


yang bukan saja menelaah obyeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki obyek
itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak.
2. Carter V.Good, menyebut ilmu pendidikan sebagai suatu bangunan pengetahuan
yang sistematis mengenai aspek-aspek kuantitatif dan obyektif dari proses belajar,
menggunakan instrumen secara seksama dalam mengajarkan hipotesis-hipotesis
pendidikan untuk diuji dari pengalaman, sering kali dalam bentuk eksperimentasi.
3. Frederick Herbart, memaknai ilmu pendidikan sebagai ilmu yang berdiri sendiri
yang mengkaji hakekat, persoalan, bentuk-bentuk, dan syarat-syarat dari pendidikan.

13 | P a g e
4. Brodjonegoro, mengartikan ilmu pendidikan secara sempit dan luas. Secara
sempit ilmu pendidikan diartikan sebagai teori pendidikan dan perenungan tentang
pendidikan, sedangkan secara luas diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
soal-soal yang timbul dalam praktek pendidikan.
5. Sutari Imam Barnadib, menuliskan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan.
6. Driyakara, memaparkan bahwa ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah tentang
realitas pendidikan. Pemikiran ilmiah tersebut bersifat kritis,metodis dan sistematis. Kritis
karena semua pernyataan atau afirmasi harus mempunyai dasar yang kuat. Metodis karena
dalam proses belajar berpikir dan menyelediki orang orang yang menggunakan suatu cara
tertentu. Sedangkan sistematis karena berpikir ilmiah dalam prosesnya selalu di jiwai oleh
suatu ide yang menyuluruh dan menyatukan, sehingga pikiran-pikiranya dan pendapat-
pendapatnya memiliki keterkaitan sebagai suatu kesatuan.
7.Ngalim Purwanto, ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
dan merenngkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.

2.3 HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN DIANGGAP ILMU NORMATIF,


EMPIRIS, PRAKTIS DAN TEORITIS

a. Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu Normatif


Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan
kaidah atau pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang
normatif berarti berbicara masalah baik atau buruk dari perilaku manusia.
Ilmu Pendidikan merumuskan peraturan-peraturan tentang bertingkah laku
manusia untuk mencapai keteraturan hidup.Keteraturan hidup akan
menjamin kelangsungan keeratan (kohesi)antarmanusia (hubungan sosial
manusia).
Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu.
Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termasuk bidang
filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat
besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena
pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi
oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan.

14 | P a g e
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri
manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak
diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara
normative bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat dan pandangan
hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
Karena Ilmu Pendidikan bersifat normatif berarti pula bersifat praktis karena
ilmu pendidikan sebagai bahan ajar yang patut diterapkan sehingga pendidik
bertugas menanamkan sistem-sistem norma bertingkah laku manusia yang
dibanggakan, dihormati, dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.
b. Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis
Ilmu Pendidikan termasuk pengetahuan normatif karena berkaitan erat
dengan pandangan tentang manusia, nilai dan norma hidup yangmembentuk
keperibadian manusia (anak didik).
Ilmu Pendidikan bersifat teoritis dan praktis karena berkaitan dengan strategi
tindakan mendidik atau praktek mendidik
Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan
mensistemkan di dalam swapikirnya masalah yang tersusun sebagai pola
pemikiran pendidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun
pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran-pemikiran teoritis inilah
yang disusun dalam satu sistem pendidikan yang biasa disebut Ilmu
Mendidik Teoritis.
Terdapat hubungan antara ilmu mendidik teoritis, sistematiss dan histories.
Apa sajakah yang dapat disumbangkan sejarah pendidikan bagi teori
pendidikan maupun praktik pendidikan?. Meskipun ilmu mendidik
sistematis mendahului ilmu mendidik histories, akan tetapi ilmu mendidik
histories juga memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik
sistematis.
15 | P a g e
Selanjutnya adalah bagaimana hubungan antara ilmu mendidik histories dan
ilmu mendidik praktis. Seorang maha guru ilmu mendidik JM. Guning
berkata : teori tanpa praktek adalah baik pada human cerdik cendikiawan
dan praktek tanpa teori hanya terdapat pada orang gila dan penjahat –
penjahat namun alangkah lebih sempurnanya ilmu pendidikan itu dilakukan
dengan cara teori dan praktek secara bersama-sama.
Untuk lebih memahami bahwa ilmu pendidikan itu adalah yang memerlukan
pemikiran yang teoritis , adalah bahwa setiap pendidik memerlukan kritik-
kritik sumbangan pemikiran dari para ahli/ orang lain, ia dapat belajar dari
catatan-catatan kritik saran dari orang lain, yang pada akhirnya dapat
dikatakan bahwa ia belajar berdasarkan teori.
2.4 Peranan dan Kedudukan ilmu pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan

Ilmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan


sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan
mendidik. Ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu harus dapat bersifat:

1. Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.


2. Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia
tidak   membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya.
3. Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang
buruk.
4. Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem
pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang
kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman tertentu.
5. Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan
pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.

16 | P a g e
Kedudukan ilmu pendidikan itu berada di tengah-tengah ilmu yang lain dalam
penyelenggaraan pendidikan. Ilmu pendidikan ialah suatu llmu pengetahuan yang
membahas masalah yamg berhubungan dengan pendidikan, sedangkan, definisi yang
terpenting dari suatu pendidikan itu sendiri yaitu: Meningkatkan pengetahuan,
pengertian, kesadaran, dan toleransi.

 Meningkatkan questioning skills dan kemampuan menganalisakan sesuatu –


termasuk pendidikannya.
 Meningkatkan kedewasaan individu.

Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai


kreativitas dan supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan
tidak hanya meng-copy dari negara lain. Pendidikan adalah fenomena yang
fundamental atau asasi dalam hidup manusia dimana ada kehidupan disitu pasti ada
pendidikan.

Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan manusia itu sendiri.


Dalam perkembangan adanya tuntutan adanya pendidikan lebih baik, teratur untuk
mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran teoritis tentang
pendidikan. Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki manusia, melahirkan teori-teori pendidikan.

17 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa Hakikat Pendidikan adalah:


1.      Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan
antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2.       Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
yang   mengalami perubahan yang semakin pesat;
3.      Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4.       Pendidikan berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu.

Pendidikan sangat bermanfaat dikehidupan selanjutnya karena pendidikan dapat


mengangakat harkat dan martabat seseorang, dan pendidikan tidak akan pernah pudar.

3.2 SARAN/KRITIK

1.      Sebaiknya kita tidak hanya mendengar kata pendidikan, tapi kita harus mengetahui
apa arti sebenarnya dari pendidikan, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan.
2.      Sebaiknya kita harus mengejar pendidikan, atau mempelajari suatu ilmu, karena
pendidikan digunakan sepanjang hayat.

18 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bospedia.com/2018/04/pengertian-konsep-hakikat-ilmu-pendidikan.html
https://rinastkip.wordpress.com/2012/11/06/makalah-pengantar-ilmu-pendidikan/
https://www.academia.edu/9477156/MAKALAH_HAKIKAT_PENDIDIKAN
https://sampaiujungpelangi.blogspot.com/2016/03/makalah-hakikat-pendidikan.html
https://majlisdaruth-tholabahsogundoro.blogspot.com/2013/03/hakikat-manusia-dan-
pendidikan.html
https://andira95.blogspot.com/2013/06/hakikat-pendidikan.html
https://kurniadombosh.blogspot.com/2017/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://adlyradristya.wordpress.com/2014/09/29/ilmu-pendidikan-sebagai-ilmu-normatif-teoritis-
dan-praktis/
https://kangtofa.wordpress.com/2015/11/11/kedudukan-ilmu-pendidikan-dalam-
penyelenggaraan-pendidikan/
19

19 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai