Disusun Oleh:
ST SUMARYANI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus saat ini bukan hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi
sudah menyerang anak – anak dan remaja.Ironisnya lagi, diabetes mellitus pada anak
sulit dideteksi sejak dini bahkan sejak bayi sekalipun.
Menurut dokter spesialis anak dari RS Gading Pluit Jakarta Luszy Arijanti,
tidak ada tanda – tanda khusus dari bayi yang dapat membuktikan bahwa seorang
anak nantinya akan menderita diabetes mellitus. Biasanya anak akan ketahuan
menderita diabetes mellitus pada usia 7 tahun keatas.
Diabetes mellitus pada anak dapat pula menyebabkan kematian dan dapat
mengganggu proses tumbuh kembangnya. Anak yang terkena diabetes mellitus
hendaknya menjalani terapi insulin daripada mengkonsumsi obat – obatan.Anak yang
menderita diabetes ini juga perlu dijaga pola makannya dan olahraga secara
teratur.Luszy mengakui anak – anak memang agak sulit untuk diatur pola makannya
apalagi sekarang ini kehadiran makanan cepat saji sangat digemari oleh anak –
anak.Di sinilah perlu peran orang tua, keluarga dan guru dalam membantu anak untuk
bisa memperhatikan pola makan yang baik.
Secara umum di dunia terdapat 15 kasus. 100.000 individu pertahun yang
menderita diabetes mellitus tipe I. Tiga dari 1000 anak akan menderita IDDM pada
umur 20 tahun nantinya. Insiden DM tipe I pada anak – anak di dunia tentunya
berbeda.Terdapat 61 kasus per 100.000 anak di Cina, hingga 41 kasus per 100.000
anak di Firlandia.Angka ini sangat bervariasi, terutama tergantung pada lingkungan
tempat tinggal. Ada kecenderungan semakin jauh di khatulistiwa, angka kejadiannya
akan semakin tinggi. Meski belum ditemukan angka kejadian IDDM di Indonesia,
namun angkanya cenderung lebih rendah disbanding di Negara – Negara Eropa.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tentang kasus diabetes mellitus di atas maka dirumuskan suatu
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan
diabetes mellitus.
2. Bagaimana menegakan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan
diabetes mellitus.
3. Bagaimana menentukan intervensi yang tepat sesuai dengan diagnosa pada
pasien dengan gangguan diabetes mellitus
4. Bagaimana mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sudah disusun
sesuai dengan diagnosa pada pasien dengan gangguan diabetes mellitus.
5. Bagaimana melakukan evaluasi akhir asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan diabetes mellitus.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan Keperawatan keluarga pada Ny. M dengan Diabetes
Mellitus
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan keluarga pada Ny. Mdengan
Diabetes Mellitus
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada Ny. Mdengan
Diabetes Mellitus
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada Ny. Mdengan
Diabetes Mellitus
d. Mampu menentukan intervensi pada Ny. Mdengan Diabetes Mellitus
e. Mampu melakukan implementasi pada Ny. Mdengan Diabetes Mellitus
f. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. Mdengan Diabetes Mellitus
g. Mampu melakukan dokumentasi pada kasus Ny. M dengan Diabetes Mellitus
BAB II
TINJAUAN TEORI
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Diabetes Mellitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolic
defisiensi insulin
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosaria yang akan menjadi dieresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul rasa
haus (polidipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), berat badan berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata gatal, mata
kabur, impotensi, peruritas vulva
D. Klasifikasi
1. Klasifikasi klinis
a. Diabetes Mellitus
1) Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses
autoimun
2) Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati :
a) Tipe II dengan obesitas
b) Tipe II tanpa obesitas
b. Gangguan toleransi glukosa
c. Diabetes kehamilan
2. Klasifikasi resiko statistic
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa
E. Patofisiologi
Diabetes tipe I. pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk
menghasilkan insulin karena sel – sel beta pancreas telah dihancurkan oleh
proses autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang
tidak terukur oleh hati. Disamping itu glukosa yang berasal dari makanan dapat
disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan
hiperglikemia posprandial (sesudah makan)
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak
dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibtanya
glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosaria). Ketika glukosa yang
berlebihan dieksresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran
cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan dieresis
osmotic.Sebagai akibat dari dari kehilangan cairan berlebihan. Pasien akan
mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia)
Defisiensi insulin juga akan mengganggu metabolism protein dan
lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami
peningkatan selera makan (polifagia), akibat menurunnya simpanan
kalori.Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan
normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa yang
disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukkan glukosa baru dari asam – asam
amino dan substansi lain). Namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini
akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut menimbulkan
hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang
mengakibatkan peningkatan produksi badan keton merupakan asam yang
mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan.
Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda – tanda
dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau
aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma
bahkan kematian. Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit sesuai
kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan metabolic tersebut dan
mengatasi gejala hiperglikemia serta ketoasidosis. Diet dan latihan disertai
pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan komponen terapi yang
penting.
Diabetes tipe II.Pada diabetes tipe II terdapat 2 masalah utama yang
berhubungan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel
sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut.
Terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolism glukosa di dalam sel.
Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi
intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
pengambilan glukosa oleh jaringan.Untuk mengatasi resistensi insulin dan
untuk mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan
jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa akan
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
demikian, jika sel – sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan
akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan cirri khas diabetes
mellitus tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat
untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang
menyertainya.Karena itu ketoasidosis diabetic tidak terjadi pada diabetes tipe II.
Meskipun demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan
masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom nonketoik (HHNK) Diabetes
tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia lebih dari 30
tahun dan obesitas. Akibat intolerasi glukosa yang berlangsung lambat (selama
bertahun – tahun) dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan
tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat
ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsi, luka pada
kulit yang laa sembuh, infeksi vagina/pandangan yang kabur (jika kadar
glukosanya sangat tinggi).
F. Pathway
G. Data Penunjang
1. Glukosa darah : gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa >
200mg/dl, 2 jam setelah pemberian glukosa
2. Aseton plasma (keton) positif secara mandiri
3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Osmolalitas serum : meningkat tapi biasanya < 330 mosm/l
5. Elektrolit : Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau
peningkatan semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun
6. Gas darah arteri : menunjukkkan pH rendah dan penurunan HCO3
7. Trombosit darah : Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan
hemokonsentrasi merupakan respon terhadap stress atau infeksi
8. Ureum atau kreatinin : mungkin meningkat atau normal
9. Insulin darah : mungkin menurun atau tidak ada (Tipe I) atau normal
sampai tinggi (tipe II)
10. Urine : gula dan aseton positif
11. Kultur dan sensitivitas : kemungkin adanya ISK, infeksi pernapasan dan
infeksi luka
H. Komplikasi
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia
b. Sindrom Hiperglikemia Hiperosmolar non ketotik
c. Ketoasidosis Diabetic
2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 – 15 tahun setelah awitan :
a. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata
(retinopati) dan ginjal (nefropati). Control kadar glukosa darah untuk
memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular
maupun makrovaskular
b. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi
koroner, vascular perifer, dan vascular serebral
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki
d. Rentan infeksi, seperti tuberculosis paru dan infeksi saluran kemih
e. Ulkus/gangrene/kaki diabetic
I. Penatalaksanaan
1. Medis
Ada lima komponen dalam penatalaksaan Diabetes Mellitus yaitu :
a. Diet
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
5) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet Diabetes Mellitus yaitu :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diit ketat
3) Jenis : boleh dimakan atau tidak
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita Diabetes
Mellitus, adalah :
1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 jam
sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor
insulin dan meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya
2) Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
3) Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen
4) Meningkatkan kadar kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah
karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik
c. Penyuluhan
d. Obat
1) Obat OAD (Oral Anti Diabetes)/ obat hipoglikemik oral (OHO)
2) Insulin
e. Cangkok pancreas
Nilai dan norma keluarga adalah apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit,
maka anggota keluarga lainnya segera memberi pertolongan pertama. Jika tidak kunjung
sembuh dibawa ketempat pelayanan kesehatan seperti praktek medis, puskesmas atau RS.
Keluarga Ny. Pmenerapkan aturan sesuai ajaran islam dan menerapkan hidup bersih.
Ny. Pmemberikan respon stressor yang ada dengan berdiskusi dengan anak –
anaknya, berpasrah kepada tuhan YME.Setiap ada masalah keluarga selalu
mendiskusikan dengan anggota keluarga lainnya untuk mencari solusi terbaik.Setiap kali
keluarga menghadapi masalah selalu diselasaikan dengan berunding serta tidak pernah
mengkambing hitamkan salah satu anggota keluarga setiap kali ada masalahyang
melanda keluarga mereka.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan keluarga pada keluarga Ny. Pkhususnya Ny. Psendiri b.d
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan diabetes mellitus.
Perhitunga
No Kriteria Skor Bobot Pembenaran
n
1 Sifat masalah : Keluarga
- Ancaman belum
kesehatan mengetahui
cara merawat
anggota
1 x1=
keluarga
dengan
diabetes
mellitus
M. Intervensi
Nama anggota keluaraga yang sakit : Ny . P
Diagnosa keperawatan keluarga I
Resiko terjadinya komplikasi diabetes mellitus pada Ny. P berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pada komplikasi diabetes mellitusTujuan :
Tujuan Umum :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali kunjungan,
diharapkan resiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control.
Tujuan Khusus :
1. Mengerti tentang komplikasi Diabetes Mellitus
2. Mengerti tanda dan gejala terjadinya komplikasi pada Diabetes Mellitus
Intervensi :
1. Kaji komplikasi diabetes mellitus yang ada
2. Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan tentang komplikasi diabetes mellitus dan
perawatan pada diabetes mellitus
3. Evaluasi cara – cara perawatan yang baik
4. Libatkan keluarga terdekat untuk memberikan support
Intervensi Keperawatan
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara merawat dan makanan yang tidak boleh dimakan
pada penyakit diabetes mellitus.
2. Berikan penyuluhan kesehatan tentang cara merawat dan makanan yang tidak boleh
dimakan pada diabetes mellitus.
3. Evaluasi cara – cara perawatan yang baik.
4. Libatkan keluarga terdekat untuk memberikan support.
5. Demonstrasi cara membuat obat tradisional diabetes mellitus .
N. Implementasi
Senin, 13 April 2015
Diagnosa Keperawatan Keluarga 1 :
09:00 WIB
1. Melakukan pengkajian pada keluarga Ny. P tentang penyakit diabetes mellitus.
Respon :
DS :Keluarga Ny. P mengatakan belum mengerti tentang penyakit diabetes mellitus.
DO : Ny. P tampak bingung.
09.30WIB
2. Memberikan penkes kepada keluarga Ny. P tentang penyakit diabetes meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan penanganan diabetes mellitus.
Respon :
DS : keluarga mengatakan sudah mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan dan penanganan diabetes mellitus.
DO : keluarga tampak memperhatikan saat diberikan penkes, kontak mata ada, keluarga
kooperatif, dan mau bertanya.
10:00 WIB
3. Mendiskusikan bersama keluarga tentang penyakit diabetes mellitus.
Respon :
DS : keluarga mengatakan sekarang sudah mengerti tentang diabetes mellitus.
DO : keluarga kooperatif dan mau bertanya.
4. Mempraktekan senam kaki diabetes mellitus
Respon :
DS : Keluarga mengatakan sekarang sudah lebih hafal gerakan senam kaki diabetes
mellitus
DO : keluarga kooperatif dan mau mempraktekannya
O. Evaluasi
Senin, 13 April 2015
Diagnosa Keperawatan 1 :
S : Keluarga Ny. P mengatakan sudah mengerti tentang penyakit diabetes mellitus.
O: Keluarga Ny. P sudah tidak bingung saat ditanya dan mampu menjelaskan tentang
penyakit diabetes mellitus
A : Masalah kurang pengetahuan teratasi.
P : Hentikan intervensi
A. Pengkajian
Dalam bab ini penulis menguraikan kesenjangan antara data yang ditemukan dalam
kasus dibandingkan dengan teori atau konsep dasar untuk mendapatkan data dari pasien.
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab atau menanyakan yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi pasien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Selama melakukan wawancara penulis sedikit menemui kesulitan, karena tidak semua
apa yang dikatakan pasien adalah benar, penulis harus mencocokan data pasien dengan
data status klien dan mahasiswa praktek serta keluarga pasien untuk mendapatkan data
yang akurat.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan
masalah kesehatan pasien.Penulis menggunakan pemeriksaan head to toe.Dalam
melakukan pemeriksaan fisik penulis tidak mengalami kesulitan, karena klien bersikap
kooperatif.
c. Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan.Dalam melaksanakan observasi penulis tidak
menemukan hambatan yang berarti karena klien bersikap kooperatif.
d. Studi keperawatan
Studi keperawatan adalah menggunakan atau membawa literature yang
berhubungan dengan masalah klien.Penulis memanfaatkan perpustakaan akper
serulingmas yang lengkap.Dan penulis tidak mengalami kesulitan tantang buku-buku
yang berkaitan dengan keperawatan keluarga dengan diabetes mellitus.
e. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa
catatan, transkrip, buku dan sebagainya. Sebagai data penunjang pada proses ini penulis
tidak terlalu menemukan kesulitan, apabila penulis menemui kesulitan penulis
mengkonsultasikan dengan dosen – dosen pembimbing.
2. Perbandingan data pada kasus dengan data pada literature
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data fokus sebagai berikut: Ny. P
mengatakan belum mengetahui tentang komplikasi pada penyakit diabetes mellitus
dengan data yang dapat dilihat secara langsung kaki Ny. P bengkak dan sedikit kaku serta
Ny. P tampak bingung kenapa kakinya bisa bengkak seperti ini.. Menunjukan bahwa Ny.
P mengalami diabetes mellitus
3. Data Fokus
Pernyataan pasien secara verbal bahwa Ny. P mengatakan belum mengetahui
tentang komplikasi pada penyakit diabetes mellitus dengan data yang dapat dilihat secara
langsung kaki Ny. P bengkak dan sedikit kaku serta Ny. P tampak bingung kenapa
kakinya bisa bengkak seperti ini.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian, penulis menemui berbagai faktor yang mendukung
dan faktor yang menghambat. Faktor yang mendukung diantaranya klien bersikap
kooperatif, dan bersikap terbuka bersedia mengungkapkan apa yang dirasakan dan
dialaminya. Sedangkan faktor penghambatnya adalah bahasa yang digunakan
menggunakan bahasa jawa yang agak sulit dimengerti oleh penulis.
C. Perencanaan
Untuk menentukan rencana keperawatan yang akan disusun penulis berpedoman pada
teori yang ada.
1. Resiko terjadinya komplikasi
Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali kunjungan,
diharapkan resiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control. Tujuan khusus :
mengetahui tentang komplikasi penyakit diabetes mellitus dan mengetahui tanda dan
gejala terjadinya komplikasi diabetes mellitus. Intervensi keperawatan : Kaji komplikasi
diabetes mellitus yang ada, Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan tentang
komplikasi diabetes mellitus dan perawatan pada diabetes mellitus, Evaluasi cara – cara
perawatan yang baik dan Libatkan keluarga terdekat untuk memberikan support.
E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali pertemuan penulis
menemukan kemajuan-kemajuan yang dialami klien.Artinya tindakan yang diberikan
berefek positif terhadap pasien sesuai dengan tujuan umum dan tujuan khusus yang
diharapkan. Untuk diagnosa resiko terjadinya komplikasi dapat di control dengan data
obyektif Ny. P memahami dan bisa menjelaskan resiko terjadinya komplikasi pada
diabetes mellitus dan Ny. P sudah bisa melakukan senam kaki diabetes mellitus yang
dapat memperlancar aliran darah di kakinya yang bengkak.
Sedangkan untuk diagnosa Ketidakefektifan pemeliharan keluarga teratasi dengan
data obyektif Ny. P sudah bisa mengurangi makanan – makanan yang dapat menaikan
gula darah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pengkajian didapatkan data subyektif klien mengatakan dirinya sudah menderita
penyakit DM sudah 12 tahun, dan Ny. P tidak mengetahui tentang DM, komplikasi serta
penangananya. Diagnosa yang muncul pada kasus diatas yaitu kelaurga Ny. P. Resiko
terjadinya komplikasi dengan tujuan umum yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama satu kali kunjungan, diharapkan resiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di
control. Tujuan khusus : mengetahui tentang komplikasi penyakit diabetes mellitus dan
mengetahui tanda dan gejala terjadinya komplikasi diabetes mellitus. Intervensi
keperawatan : Kaji komplikasi diabetes mellitus yang ada, Berikan informasi atau
penyuluhan kesehatan tentang komplikasi diabetes mellitus dan perawatan pada diabetes
mellitus, Evaluasi cara – cara perawatan yang baik dan Libatkan keluarga terdekat untuk
memberikan support.
Sedangkan diagnosa kedua muncul Ketidakefektifan pemeliharan keluarga dengan
tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali kunjungan,
diharapkan risiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control. Tujuan khusus :
Memahami diit diabetes mellitus dan Mengetahui makanan yang boleh dikonsumsi.
Intervensi keperawatan : Kaji pengetahuan keluarga tentang diit dan senam kaki diabetes
mellitus, Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan kepada keluarga mengenai diit
dan senam kaki diabetes mellitus, Diskusikan bersama keluarga mengenai diit dan senam
kaki diabetes mellitus dan motivasi keluarga untuk menjalankan diit dan senam kaki
diabetes mellitus.
Implementasi yang dilakukan pasien yaitu mengkai pengetahuan keluarga tentang
penyakit DM, mengkaji pengobatan yang sudah dilakukan oleh Ny. P untuk mengurangi
DM, mengkaji pola makan Ny. P, melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
DM, mengajarkan pada Ny. P cara pengobatan dengan daun salam dan mengajarkan
senam kaki diabetes mellitus.
Evaluasi akhir didapatkan Ny. P mengatakan sudah paham tentang diabetes mellitus
dan sekarang menjadi tau cara pengobatan diabetes mellitus dengan menggunakan daun
salam dan senam kaki diabetes mellitus
B. Saran
1. Saran untuk masyarakat
a. umumnya masyarakat mampu menjaga kesehatan diri keluarga dan lingkungan sehingga
meminimalkan terjadinya masalah kesehatan yang dapat mengganggu kehidupan
b. masyarakat hendaknya lebih aktif dalam kegiatan sosial yang ada di desa tersebut.
c. Setiap keluarga supaya lebih mampu meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarganya
dengan cara memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di lingkungannya seperti
puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan lainnya
d. Keluarga bisa melakukan perawatan kesehatan minimal setiap bulan sehingga
kemungkinan masalah kesehatan bisa dicegah.
2. Saran untuk mahasiswa keperawatan
a. Sesama mahasiswa harus menjaga hubungan teman sejawat
b. Sebagai mahasiswa harus selalu menambah pengetahuan atau informasi yang didapat di
Praktek Keperawatan Komunitas dan Keperawatan Keluarga.
DAFTAR PUSTAKA