Anda di halaman 1dari 8

Survey Pendahuluan Pengauditan Internal

Oleh:

Nama NIM

1. Nyoman P. Uttari Candra Dewi 1902622010359


2. Ni Made Sapnawati 1902622010385

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

PRODI AKUNTANSI

TAHUN 2021
1.1 Memahami perencanaan audit internal, melakukan study awal, pendokumentasian,
daftar pengingat, kuisioner dan wawancara
a. Melakukan Study Awal
Studi awal harus mencakup penelaahan yang seksama atas kertas kerja tahun
sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan dokumen-dokumen lain yang
akan membantu untuk lebih memahami subjek audit. Jika audit merupakan bagian dari
tugas rutin, maka penting bagi auditor internal untuk memeriksa literatur-literatur yang
terdahulu, misalnya dokumen-dokumen yang berkaitan dengan operasional. Misalnya
dengan memeriksa kertas kerja periode sebelumnya, maka akan diketahui bagaimana
pendekatan yang dilakukan auditor lain dalam penugasan tersebut. Studi awal juga harus
mencakup penelaahan seksama atas bagian organisasi dan pernytaan tanggung jawab dan
kewenangan. Sebuah dokumen dapat menunjukkan posisi aktiitas klien dalam perusahaan
dan hal apa saja yang diharapkan manajemen terhadapnya.
b. Pendokumentasian
Pendokumentasian mencakup beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan
awal antara auditor dengan manajer klien.
c. Daftar Pengingat
Daftar pengingat digunakan untuk menyederhanakan perencanaan apa saja yang akan
dikerjakan oleh auditor internal agar lebih terorganisir dan sistematis.
d. Kuisioner
Penelaahan awal yang dilakukan auditor internal akan membantu mereka
memberi pandangan tentang bagian yang diaudit. Penelaahan umumnya akan
menghasilkan sebuah daftar yang dikembangkan dari catatan-catatan berikut ini :
dokumen permanen, laporan audit dan kertas kerja tahun sebelumnya, serta akte
manajemen yang akan di audit. Kuesioner informal dapat diperluasatau dipersempit
sesuai kondisi. Jenis pertanyaan dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan auditor.
Kuesioner formal yang diberikan kepada kleian sebelum mengaudit dapat membantu
auditor untuk memperoleh informasi.

e. Wawancara
Teknik-teknik wawancara yang baik membuat orang merasa nyaman,
membuatmereka ingin memberi informasi, bekerja sama dalam audit, dan mudah
mudahan membuatpenugasan audit berhasil. Auditor internal harus memiliki
keahlian dalam berhubungandengan orang dan berkomunikasi secara efektif.
Juga oenting bagi auditor internal untukmemiliki keahlian dalam komunikasi lisan
dan tulisan sehingga mereka dapat menyampaikantujuan audit, evaluasi, kesimpulan dan
rekomendasi secara jelas dan efektif. Karena penugasan teknik-teknik wawancara yang
efektif pada hakikatnya adalahtanggung jawab professional, maka auditor internal harus
memahami bagian-bagian pentingdari wawancara dan berusaha menguasainya.
Wawancara bukanlah sebuah tindakan tunggal,melainkan bagian dari sebuah proses.
Wawancara yang sukses didasarkan pada penerapansaksama enam langkah penting:
1. Persiapan. Jangan datang tanpa persiapan. Pelajari sebanyak mungkin tentang
kliensebelum Tanya jawab. Tentukan tujuan Tanya jawab dan siapkan
pertanyaan-pertanyaan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Penjadwalan. Rencanakan jadwal dengan saksama. Jangan berkunjung dengan
mendadak-kecuali memang diperlukan.
3. Pembukaan. Beritahu klien dengan jujut tujuan wawancara dan bagaimana hasilnya
akan digunakan.
4. Pelaksanaan. Wawancara merupakan pelaksanaan komunikasi, dan auditor internal
harus memiliki keahlian dalam proses komunikasi.
5. Mengajukan pertanyaan. Cara auditor mengajukan pertanyaan dapat
memengaruhikesuksesan atau kegagalan suatu wawancara. Pertanyaan-pertanyaan
pembuka harusmembuat orang menjadi nyaman.
6. Penutupan. Jangan terlena dengan pembicaran. Perhatikan tanda-tanda
nonverbalbahwa klien ingin pembicaraan diakhiri. Cobalah akhiri dengan nada positif
denganmeringkas kesepakan atau puji tindakan-tindakan yang layak dipuji.

1.2 Memahami Manajemen yang Efektif


Selama survey pendahuluan, dan khususnya selama wawancara dengan
manajemenoperasional, auditor internal bisa menilai manajer. Tidak ada kontrol yang lebih
baik daripadamanajemen yang memiliki pengetahuan, gampang ditemui, dan berpandangan
luas. Jika gayamanajemen memang seperti ini, manajer itu sendiri merupakan
auditor internal. Jika manajemen efektif, auditor internal dapat mengurangi cakupan audit.
 Aspek Manusia
Pegawai merupakan urat nadi perusahaan. Kontrol yang baik tidak dapat
menjaminbahwa semua aktivitas akan dilaksanakan dengan baik kecuali terdapat
pegawai yangkompeten. Cara menilai aspek manusia ini dengan menelaah catatan
dan praktik-praktikpegawai. Penelaahan bisa jadi tidak memungkinkan auditor membuat
penentuan definitive,namun bisa memberikan sinyal bahaya dan mempengaruhi
program audit. Auditor bisamengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Jika jawaban menunjukkan kondisi yang memuaskan, auditor bisa mengurangi
tingkatkeandalan sampel yang diharapkan dari hasil pengujian. Dengan kata lain,
auditor bisamengambil kesimpulan dengan memeriksa sedikit sampel. Jika survey
menunjukkan praktikkepegawaian yang tidak memuaskan, auditor mungkin perlu memeriksa
dengan lebih ketatmemperluas sampel, serta mencatat ketidakefektifan dan ketidakefisienan
kinerja.
 Pengamatan Fisik
Hal-hal yang abstrak sulit dipahami dan digambarkan. Auditor harus
keluarsendiri dan melihat sendiri fasilitas, tata letak fisik, proses, aliran bahan baku dan
dokumen.Pengamatan pribadi menggambarkan apa yang terjadi dan bagaimana
terjadinya.Pengamatan fisik selayaknnya berlangsung dalam dua tahap. Pada tahap
pertama,auditor internal harus berkeliling fasilitas perusahaan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai lokasi, kondisi dan tata letak. Tujuannya adalah
untuk mendapatkangambaran yang tepat mengenai kebijakan, prosedur dan bagan organsasi.
Pasa saat bertemukaryawan,auditor dapat menanyakan:
1. Apakah pekerjaan datang ke anda tepat waktu, dan apakah kualitasnya bagus?
2. Apakah terdapat laporan atau catatan informal mengenai kesulitan dalam pekerjaan
yangditerima?
3. Apakah tindakan perbaikan sudah diambil untuk masalah-masalah?
4. Apakah tindakan tersebut terbukti efektif? Jika tidak, mengapa?
5. Apakah terdapat masalah keamanan? Apakah sudah ada penelaahan oleh petugas
keamanan resmi dan bagian administrasi kesehatan atau pemeriksa asuransi?
6. Apakah terdapat masalah keamanan menyangkut dokumen dan aktiva?
7. Apakah alur kerja dan dokumen dokumen cukup wajar dan efisien?
8. Bagaimana kondisi fasilitas peralatan?
9. Bagaiamana kuantitas dan kualitas barang-barang sisa?

Pada operasi yang kompleks, mungkin auditor perlu melakukan tahap selanjutnyayang
sering disebut “penelusuran”.Selama penelusuran, auditor mungkin menelaah
beberapaaktivitas kerja dari awal sampai akhir, dan menyiapkan bagan alir. Penelusuran
membantuauditor menilai ketaatan dengan kebijakan dan prosedur serta menentukan
apakah kontrolmemang berfungsi. Langkah ini tidak akan mengungkapkan seberapa baik
transaksi diproses,hal ini membutuhkan pengujian substantive.

 Pembuatan Bagan Alir

Dengan menyampaikan bagan alir suatu proses dapat dipotret dan


dapatmemberikan gambaran system dan merupakan sarana untuk menganalisa operasi
yangkompleks - analisa yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci.Pembuatan
bagan alir yang formal seharusnya distandarisasikan dengandepartemen audit. Semua
auditor harus menggunakan bentuk yang sama dan mengikutiinstruksi dasar yang sama.
Biasanya akan sangat membantu bila bagan alir dikoordinasikandengan auditor eksternal ataupun
auditor independen. Analisis yang tidak selalu bisa dicapaidangan narasi yang rinci. Namun
perlu diperhatikan bahwa tidak semua bagan alir terperinci,formal, dan ekstensif.

1.3 Memahami proses pelaporan pada survei pendahuluan


Survei yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan sejumlah informasi
yangbermanfaat. Data yang dikumpulkan dapat mengidentifikasi hal-hal penting dan masalah
yangada serta membantu auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan
diperlukan. Hasilsurvey ini perlu dibuatkan laporan dengan fokus pada kecukupan kontrol
bukan efektivitaskontrol dan menunjukkan dasar keputusan untuk terus melakukan
audit.Selama penelaahan hasil-hasil survey dengan manajemen, pelaporan
temuanpositif dan negative bisa jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien,
Pendekatan inimengkomunikasikan apa yang dicari auditor internal, kerja sama yang sehat,
objektif, tidakbias terhadap penilaian operasi.
Jika survei memberi keyakinan adanya sistem, kontrol, pengawasan,
danmanajemennya bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit. Sumber daya
auditbiasanya kebanyakan organisasi audit internal memiliki lebih banyak proyek
auditdibandingkan auditor yang akan melakukannya. Tidak masuk akal untuk menghabiskan
waktuaudit yang berharga hanya untuk mengejar pengujian transaksi jika
kelihatannya sistemkontrol itu sendiri akan menunjukan semua transaksi yang memiliki
kelemahan material.Pada saat yang sama, kebanyakan auditor internal merasa perlu
menerbitkan laporan auditwalaupun hanya survei yang dilakukan. Dengan informasi
yang dikumpulkan selama survei,mungkin laporan berharga bisa disiapkan. Namun akan
menjadi lebih bijak untuk secara hati-hatimenguraikan lingkup audit yang terbatas, dengan
berkonsentrasi pada kecukupan - bukan pada efektivitas kontrol dan menunjukkan dasar
keputusan untuk terus melakukan audit.
Bahkan dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan
akandilakukan mungkin berguna untuk membuat ringkasan basil survei dan melaporkannya
secarainformal ke manajemen. Kadang-kadang, informasi yang mencukupi akan diperoleh
selamasurvei untuk merekomendasikan perbaikan bahkan sebelum pengujian substantif
dilakukan.Dalam kasus ini, pengamatar. internal harus dibahas dengan manajer klien
sebelum programaudit disiapkan. Jika m puas dengan analisis auditor dan
bersedia mengambil tindakanperbaikan, hasil survei final, tergantung pada tindak lanjut
normal atas tindakan perbaikanyang dilakukan. Selama penelaahan hasil-hasil survei
dengan manajemen, pelaporan temuan positifdam jadi kondusif bagi hubungan auditor-
klien. Pendekatan ini mengomunikasikan apa yanginternal: kerja sama yang sehat, objektif,
tidak bias terhadap penilaian operasi.
Jika hasil-hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan audit seharusnya
menlangkah audit yang disarankan dan rasional bagi mereka. Auditor juga harus mengiden
tifikasiaktivitas yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya. Estimasi awal untuk
waktu dankebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan
lapangandan audit.
 Membuat Anggaran Survey
Anggaran dibuat dengan berpatokan pada perkiraan waktu yang
dibutuhkanauditor. Tidak ada standar untuk anggaran survey pendahuluan. Jika audit
yang dilakukanmerupakan audit rutin maka perkiraan waktu dapat segera ditentukan. Jika
terjadi perubahansignifikan dalam tujuan, prosedur, system operasi, otomatisasi,
organisasi, manajemen, dankaryawan akan mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk
mengenal dan mengidentifikasimasalah. Semua faktor harus dipertimbangkan
dalam membuat anggaran survey. Tetapibahkan jika auditor merasa cukup
memahami aktivitas, mereka harus selalu waspada akan duafaktor yang dapat berubah
yaitu orang dan perilaku mereka.
Memperkirakan waktu yang dibutuhkan auditor merupakan faktor kunci dalam
surveipendahuluan. Waktu yang akan dialokasikan akan tergantung pada sejumlah factor.
Tujuansurvei adalah agar lebih mengenal. Makin kenal auditor dengan aktivitas yang
ada, makamakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei. Juga,
jika audit bersifatrotasional dan kertas kerja sebelumnya memberikan gambaran
yang jelas tentang tujuan,sasaran, standar, dan kontrol operasi, bersama
dengan bagan alir, bagan organisasi, dan dokumen-dokumen lainnya, yang
dibutuhkan untuk memperbarui informasi tersebut.
Semua faktor harus dipertimbangkan dalam membuat anggaran survei, mereka
harusselalu waspada akan dua faktor yang dapat berubah, yaitu orang dan perilaku
mereka. Tidakada jaminan bahwa baik orang ataupun tingkah laku mereka akan tetap
sama dari ke tahun.Jadi pemahaman bisa saja hanya ilusi.Tidak ada alasan untuk
menggali verifikasi pekerjaan setiap operasi tanpa surveipendahuluan, bahkan jika
hanya menanyakan perubahan apa yang telah terjadi sejak auditterakhir. Tidak ada
standar untuk anggaran survey pendahuluan. Berdasarkan survei informasidari praktisi,
estimasi yang wajar mungkin 10 persen hingga 20 persen dari total anggaranuntuk proyek
audit.
DAFTAR PUSTAKA

http://kriwuull.blogspot.com/2018/09/internal-audit-bab-4.html
https://www.studocu.com/id/document/universitas-indonesia/audit-internal/
pdfcoffeecom-makalah-survei-pendahuluan-preliminary-survey-pdf-free/21975968

Anda mungkin juga menyukai