PANGAN
ACARA I
“TEKNIK PERSIAPAN LAHAN TANAMAN PANGAN”
Disusun oleh:
Nama : Azri Muhammad Jihad
NPM : E1J019108
Program Studi : Agroekoteknologi
Shift : C2-2/Jumat, 08.00-10.00
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sumardi, MP
Co-ass : Shilvia Eka Cahyani (E1J017026)
3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN OBSERVASI/INTERVIEW
IV.1. HASIL
Lahan
IV.2. PEMBAHASAN
Mengolah tanah adalah suatu proses dimana tanah digemburkan atau dilembelkan
dengan alat-alat seperti cangkul, bajak atau garu dengan menggunakan tenaga manusia,
hewan maupun mesin. Kegiatan mengolah tanah adalah kegiatan awal yang umumnya
dilakukan para petani sebelum melakukan kegiatan penanaman tanaman budidaya.
Pengolahan tanah berfungsi untuk menyiapkan terlebih dahulu lahan yang akan digunakan
untuk melakukan kegiatan meranam tanaman. Tujuan dasar dari pengolahan tanah yaitu untuk
menyiapkan tanah sebelum ditanam dengan membolak balik tanah agar tanah yang berada
dibawah permukaan tanah menjadi diatas permukaan tanah. Pengolahan tanah berfungsi untuk
membentuk fisik dan biologis tanah agar lebih baik dan menjadi lahan yang baik dan siap
untuk ditanami, membunuh gulma yang akan menyebabkan persaingan hara terhadap tanaman
4
budidaya, mencampur pupuk dengan tanah membunuh serangga dengan perubahan tempat
tinggal dan sinar matahan, merotasi udara dengan memasukkan oksigen kedalam tanah Sistem
pengolahan tanah yang akan dilakukan hans menyesuaikan dengan tanaman yang akan
ditanam Lahan yang diolah sebaiknya diolah dengan metode yang benar agar tanaman yang
ditanam pada tanah tersebut akan baik pertumbuhan dan perkembangannya.
Berdasarkan pengamatan dan kegiatan praktikum observasi yang dilaksanakan di
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian(BPTP) Bengkulu pada hari Selasa, 16 Maret 2021,
pengolahan tanah dilakukan sebelum melakukan kegiatan menanam Pangolahan tanah yang
dilakukan menggunakan alat traktor tangan. Teknik mengolah tanah yang benar yaitu dengan
melakukan pengolahan tanah satu atau dua bulan sebelum penanaman. Cara atau metode
pengolahan tanah terbagi menjadi dua yaitu pengolahan tanah modern pengolahan tanah
tradisional. Pengolahan tanah modern yaitu pengolahan tanah dengan pengaplikasian
perkembangan teknologi terkini seperti penggunaan traktor yang digerakkan dengan bantuan
mesin Pengolahan tanah tradisional adalah pengolahan tanah yang dilakukan dengan cara
yang sangat sederhana dan dengan alat yang sederhana. Alat pengolahan tradisional umumnya
hanya menggunakan tenaga manusia maupun hewan seperti cangkul dan pembajakan sawah
dengan menggunakan hewan ternak.
Mengolah tanah dapat mempengaruhi kualitas dan kandungan ham yang tersedia
didalam tanah. Pada proses pengolahan tanah ada beberapa hal yang harus perhatikan untuk
menjaga dan mempertahankan tingkat kesuburan tanah serta keberhasilan dalam kegiatan
pembudidayaan tanaman. Terdapat banyak jenis tanah yang tersebar di permukaan bumi,
setiap tanah pada suntu wilayah akan memiliki sifat dan karakter masing-masing jenis tanah,
Sifat tanah akan dipengaruhi oleh tekstur dan struktur penyusun tanah. Pengolahan tanah
sangatlah perlu untuk memperhatikan jenis tanah struktur dan tekstur tanah sebelum
melakukan penanaman tanaman. Selain jenis tanah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam proses pengolahan tanah seperti kemiringan tanah, vegetasi, sebaran batuan, tanaman
yang akan dibudidayakan dan kadar air tanah. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi pada
sistem dan cara yang akan digunakan saat melakukan proses pengolahan tanah. Tanah yang
diolah tanpa memperhatikan tersebut akan sangat sulit untuk meningkatkan usahatan yang
sedang diusahakan atau tanaman yang sedang dibudidayakan. Menurut Palembang, dkk
(2013), sifat pada tanah akan menentukan jenis tanaman dan pengelolaan tanah yang akan
digunakan. Sifat pada tanah dapat berubah jika melakukan penanaman dengan jenis tanaman
yang berbeda karena perbedaan jenis tanaman tersebut akan terjadi perbedaan pada perlakuan
pada tanah tempat tanaman tersebut ditanam. Untuk itulah perlunya memperhatikan sifat dan
jenis tanaman dalam melakukan proses pengolahan tanah agar menekan dampak kerugian
5
terhadap penurunan kualitas tanah dan penurunan pada produktivitas tanaman yang sedang
dibudidayakan. Pengolahan tanah yang dilakukan dengan baik dan memperhatikan segala
aspek yang, berkaitan akan menghasilkan keuntungan dari segi kesuburan tanah dan tingkatan
produktivitas tanaman yang dibudidayakan.
Kegiatan mengolah tanah dilakukan satu atau dua bulan sebelum melakukan kegiatan
menanam tanaman budidaya Sebelum melakukan kegiatan pengolahan tanah, terdapat
beberapa persiapan yang harus dilakukan terlebih dahulu. Untuk tanah yang akan digunakan
sebagai pesemaian, tanah pesemaian harus mulai diolah 25-40 hari sebelum penanaman. Pada
kegiatan praktikum di BPTP Bengkulu. sistem penanaman padi yang digunakan adalah padi
sawah. Untuk menyiapkan persiapan yang dilakukan sebelum pembajakan pengolahan tanah
yaitu tanah yang akan diolah harus bersih dan sisa-sisa tanaman seperti rumput maupun
jerami. Pengolahan tanah atau pembajakan tanah akan memerlukan air untuk melunakkan
tanah, untuk itu diperlukan kegiatan perbaikan saluran agar air dapat tertahan didalam lahan
yang akan dibajak. Perbaikan saluran dan galengan yang bocor dapat dilakukan dengan
menggunakan alat cangkul Sebelum dibajak, tanah harus digenangi air agar tanah menjadi
lunak sampai tanah dalam kondisi jenuh tetapi tidak sampai menggenangi tanah yang akan
dibajak.
Pengolahan tanah yang dilakukan dengan baik dan benar akan memberikan
keuntungan bagi pembudidaya. Kegiatan mengolah tanah memerlukan pola-pola tertentu
untuk mengefisiensikan penggunaan waktu dan tenaga. Dengan adanya pola pada pengolahan
tanah, diharapkan pengolahan tanah dapat berlangsung lebih cepat karena jika pengolahan
tanah yang dilakukan dengan pola, tanah yang sudah diolah tidak perlu diolah kembali. Selain
menghemat waktu dan tenaga, pola pada pengolahan tanah terbukti lebih merata
dibandingkan dengan pengolahan tanah tanpa pola atau alur. olah tanah. Terdapat beberapa
pola pengolahan tanah yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam melakukan kegiatan
pengolahan tanah yaita pola tengah, pola tepi. pola keliling tengah, dan pola keliling tepi
Keempat pola tersebut tentu saja memiliki jalur pembajakan tanah yang berbeda. Tipe pola
pembajakan dapat disesuaikan dengan kondisi tanah dan kebiasaan petani.
Pengolahan tanah meliputi beberapa tahap pengerjaan antara lain, membersihkan
lahan, membajak, mencangkul dan meratakan tanah dengan melumpurkan tanah (menggaru
atau gelebek). Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang saling berkaitan dan
berkesinambungan. Seluruh kegiatan harus lakukan dengan teknik pengerjaan yang benar.
Kesalahan pada pengerjaan akan berpengaruh pada kualitas tanah tempat menanam padi
ataupun pembibitan padi Pengolahan tanah dapat menggunakan alat seperti traktor, cangkul,
parang arit dan sebagainya (Auliturridhu dkk, 2012).
6
Sawah yang telah selesai dibajak dialiri air dan dibiarkan tergenang dengan kedalaman
2,5 cm selama 1 minggu. Penggenangan pada sawah tanaman padi selama beberapa periode
akan dapat mengubah sifat kimiawi, mikrobiologi dan ketersediaan mutrient dalam tanah.
Perubahan lingkungan tersebut selanjutnya mempengaruhi keberadaan dan aktivitas mikroba
yang berada didalam tanah. Aktivitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat ketersediaan
hara dan produktivitas tanah. Selain mengubah fisik tanah melalui aktivitas mikroba akibat
perubahan lingkungan, pembiaran pada tanah yang telah dibajak berfungsi sebagai waktu
untuk membiarkan sisa-sisa tanaman yang telah tercampur aduk bersama tanah agar
membusuk dan menjadi pupuk tambahan bagi kesuburan tanah sedangkan air berfungsi
sebagai media pembantu yang mempercepat proses pembusukan bahan-bahan organik seperti
sisa-sisa tanaman. rumput dan gulma (Rachmawati dan Retnaningrum, 2013).
Pada pembajakan tanah, sisa-sisa tanaman berupa batang padi sebaiknya dibiarkan dan
ikut teraduk bersama tanah yang dibajak karena sisa-sisa tanaman yang terlihat tidak berguna
sebenarnya memiliki manfaat yang baik bagi kesuburan tanah jika diolah secara benar. Sisa-
sisa tanaman yang ikut terbajak bersama tanah akan berpengaruh pada tingkat kesuburan
tanah. Batang sisa tanaman tersebut berperan sebagai pupuk tambahan saat membusuk dan
tercampur dengan tanah saat dibajak. Menurut Dinas Perkebunan Jawa Timur (2013),
pengolahan tanah dapat menghambat dan mematikan tumbuhan pengganggu, membenamkan
tumbuhan yang diatas tanah sehingga menambah kesuburan tanah, membunuh serangga, larva
atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari.
Seiring perkembangan jaman yang diikuti perkembangan teknologi terutama pada
pengembangan sektor pertanian terdapat macam-macam perlakuan pada tanah guna
meningkatkan hasil dan kualitas produk pertanian terutama pada bidang pangan. Saat ini
terdapat dua perlakuan yang berbeda pada teknik pengolahan tanah, yaitu sistem budidaya
padi sawah dengan olah tanah dan sistem budidaya padi tanpa olah tanah Pada sistem
budidaya padi dengan olah tanah, pengolahan tanah dilakukan secara runtut mulai dari
penyiapan pengolahan tanah berupa pembersihan lahan, perbaikan bedengan dan saluran,
pencangkulan, proses pembajakan, pembiaran tanah selama 5-7 hari, dan pemberoan tanah.
Sistem olah tanaba secara konvensional tersebut memakan waktu dan tenaga yang cukup
banyak. Sistem budidaya padi sawah tanpa olah tanah merupakan alternative pada
permasalahan kelangkaan tenaga kerja pada saat ini. Budidaya padi tanpa olah tanah
merupakan penyiapan lahan sawah yang dilakukan dengan mengandalkan berbisida dengan
takaran yang cukup banyak dan menata pada seluruh areal sawah. Pengaplikasian sistem
budidaya padi tanpa olah tanah ini dilakukan hanya dengan penyemprotan herbisida dengan
hanya melibatkan 4-5 orang untuk menyemprotkan herbisida pada setiap hektarnya.
7
Penyemprotan herbisida harus tepat dosis dan waktunya. Dosis yang terlalu sedikit tidak akan
memberikan dampak positif bagi tanaman budidaya dan dosis yang terlalu banyak akan
menghabiskan modal yang cukup banyak dan otomatis akan mengurangi nilai keuntungan
dari sata. Penyemprotan dilakukan secara merata dan berulang ulang. Setelah penyemprotan.
tanah dibiarkan selama 5-7 hari (Prasetiyo, 2002).
8
V. KOMENDASI DAN REKOMENDASI
V.1. KOMENDASI
Pengolahan tanah atau pembajakan tanah akan memerlukan air untuk melunakkan
tanah, untuk itu diperlukan kegiatan perbaikan saluran agar air dapat tertahan didalam lahan
yang akan dibajak. Perbaikan saluran dan galengan yang bocor dapat dilakukan dengan
menggunakan alat cangkul Sebelum dibajak, tanah harus digenangi air agar tanah menjadi
lunak sampai tanah dalam kondisi jenuh tetapi tidak sampai menggenangi tanah yang akan
dibajak.
V.2. REKOMENDASI
Pengolahan tanah yang dilakukan dengan baik dan benar akan memberikan
keuntungan bagi pembudidaya. Kegiatan mengolah tanah memerlukan pola-pola tertentu
untuk mengefisiensikan penggunaan waktu dan tenaga. Dengan adanya pola pada pengolahan
tanah, diharapkan pengolahan tanah dapat berlangsung lebih cepat karena jika pengolahan
tanah yang dilakukan dengan pola, tanah yang sudah diolah tidak perlu diolah kembali. Selain
menghemat waktu dan tenaga, pola pada pengolahan tanah terbukti lebih merata
dibandingkan dengan pengolahan tanah tanpa pola atau alur. olah tanah. Terdapat beberapa
pola pengolahan tanah yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam melakukan kegiatan
pengolahan tanah yaita pola tengah, pola tepi. pola keliling tengah, dan pola keliling tepi
Keempat pola tersebut tentu saja memiliki jalur pembajakan tanah yang berbeda. Tipe pola
pembajakan dapat disesuaikan dengan kondisi tanah dan kebiasaan petani.
9
LAMPIRAN
10