Anda di halaman 1dari 13

Farmakologi

Nama: Widya Y. Isa


Kelas: C Keperawatan
Nim :C01421155
PEMBAHASAN:

daftar isi 1.herbal and dietary supplement

Presentasi
therapy
2.Kepatuhan minum obat dan
hal2 yang mempengaruhi
ketidakpatuhan pasien minum
obat
Definisi
The Dietary Supplement Health and Education
Act (DSHEA) mendefinisikan suplemen diet
(dietary supplement) sebagai produk yang
difungsikan untuk melengkapi makanan dan
nutrisi yang Anda makan.
Suplemen diet di
bedakan menjadi
dua yaitu:
1.suplemen vitamin dan mineral adalah suplemen yang
mengandung mikronutrisi yang berguna untuk
membantu kinerja organ tubuh yang sehat.
2.suplemen herbal adalah suplemen yang digunakan
untuk pengobatan. Umumnya, suplemen herbal
membantu mengobati organ secara spesifik seperti
ginjal, hati, kulit, dll.
Suplemen herbal

•Suplemen herbal adalah produk yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang


mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino, atau
bahan lainnya dalam jumlah yang terkonsentrasi.

°Suplemen herbal juga memiliki potensi interaksi yang merugikan dengan obat
dokter. Tidak seperti obat-obatan, suplemen tidak dimaksudkan untuk mengobati,
mendiagnosis, mencegah atau menyembuhkan penyakit.

°Dr. Diwakar mengatakan, sebagian besar suplemen herbal memiliki data yang
terbatas atau tidak konsisten untuk mendukung kemanjuran dan keamanan dalam
menurunkan berat badan jangka panjang. seperti 'menghilangkan lemak' atau
'meningkatkan metabolisme' tidak terbukti secara klinis.
>Suplemen bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
atau memberikan efek fisiologis terhadap tubuh.Beberapa
produk suplemen herbal yang populer di antaranya
ekstrak kulit manggis, ekstrak ginseng, ekstrak jahe, dan
ekstrak temulawak.

>Dr. Diwakar menunjukkan bahwa herbal tidak selalu


aman meski alami. Faktanya, peningkatan penggunaan
herbal dan suplemen makanan (HDS) berbanding lurus
dengan peningkatan kerusakan hati akibat HDS.

>konsumsi herbal yang berlebih atau di luar dosis yang


dianjurkan dapat menimbulkan efek samping.

>Efek samping dalam jangka pendek dapat berupa


gangguan pencernaan seperti diare, mual, dan muntah.
Pada jangka menengah dapat mengganggu fungsi liver.
Pada jangka panjang dapat mengganggu fungsi ginjal.
Aturan mengonsumsi suplemen herbal juga terdapat pada kemasan.
Umumnya, herbal dapat dikonsumsi pada orang berusia 12 tahun ke
atas hingga lansia, tanpa kontraindikasi. Kontraindikasi itu meliputi
orang yang memiliki alergi pada ekstrak atau kandungan tertentu
dan juga memiliki gangguan pembekuan darah.Selain itu, orang
yang memiliki gangguan fungsi ginjal dan liver juga disarankan
tidak mengonsumsi herbal. Pasalnya, herbal dapat membuat ginjal
dan liver bekerja lebih keras, kecuali herbal yang memang khusus
untuk ginjal.
Hal-hal yang
mempengaruhi
kepatuhan dan
ketidakpatuhan
pasien minum
obat

Definisi

Ada banyak istilah yang mengacu


pada kepatuhan, diantaranya Kepatuhan menurut konteks
“compliance”, “adherence” dan psikologi mengacu pada
“concordance”, namun tidak ada situasi ketika perilaku
penelitian yang menemukan
perbedaan dari ketiganya (Nemes
individu sesuai dengan
dkk., 2009). Kepatuhan adalah tindakan yang dianjurkan oleh
istilah untuk menggambarkan seorang praktisi kesehatan
perilaku pasien dalam menelan atau informasi yang diperoleh
obat secara benar sesuai dosis, dari suatu sumber informasi
frekuensi, dan waktunya. Pasien lain dalam bentuk brosur atau
dilibatkan dalam mengambil
keputusan untuk menelan obat
melalui suatu kampanye
atau tidak, hal ini dilakukan untuk media massa (Ian dan
melatih kepatuhan (Nursalam dan Marcus, 2011)
Kurniawati, 2007)

a. Pengobatan
Menurut studi kualitatif yang dilakukan oleh Gebreweld dkk. (2018) menyatakan
Faktor-faktor yang bahwa lama pengobatan dan efek samping obat menjadi hambatan dalam
kepatuhan pengobatan pasien.
Mempengaruhi b. Faktor komunikasi
Komunikasi antara pasien dengan petugas kesehatan mempengaruhi
Kepatuhan Minum Obat kepatuhan. Informasi dan pengawasan yang kurang, ketidak puasaan dalam
hubungan emosional antara pasien dengan petugas kesehatan, dan ketidak
Faktor-faktor yang puasan layanan bisa mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien

mempengaruhi
c. Pengetahuan
Informasi yang jelas dan benar akan membuat pasien mengetahui akan

kepatuhan (Gebreweld
penyakitnya (Smet, 1994). Pendidikan kesehatan terkait pengobatan dan
dampak yang timbul jika tidak patuh pengobatan merupakan salah satu

dkk., 2018; Smet,1994;


pengetahuan yang harus dimiliki oleh pasien dan petugas kesehatan. Semakin
baik pengetahuan pasien terkait penyakitnya semakin baik pula kepatuhan

Niven 2002; Prayogo,


dalam berobat. Hal ini juga berlaku untuk pengetahuan dari PMO, yang semakin
baik pengetahuannya dapat meningkatkan kepatuhan berobat dari pasien

2013) yaitu:
(Sutanta, 2014).
d. Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan menjadi sarana penting, dimana pasien bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan secara langsung. Tersedianya fasilitas kesehatan dan
kemampuan pasien untuk menjangkau fasilitas kesehatan dapat mempengaruhi
kepatuhan pasien. Jika pasien tidak dapat menjangkau fasilitas kesehatan
bagaimana dia mengetahui informasi terkait penyakitnya (Smet, 1994).
e. Faktor idividu
Menurut Niven (2002) faktor individu terdiri dari sikap atau motivasi untuk hidup
atau sembuh dan keyakinan.

Faktor – faktor yang mendukung kepatuhan


pasienMenurut Feuerstein et all yang dikutip
Niven (2008) terdapat 5 faktor yang mendukung
kepatuhan pasien antara lain :
1. Pendidikan

2. Akomodasi

3. Modifikasi faktor lingkungn dan sosial


4. Perubahan model terapi

5. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien


Faktor-faktor yang
mempengaruhi
ketidakpatuhan
pengobatan menurut Niven
(2004) antara lain sebagai
berikut:

1) Pemahaman tentang instruksi

2) Kualitas interaksi

3) Isolasi sosial dan keluarga

4) Keyakinan, sikap dan kepribadian

Anda mungkin juga menyukai