Anda di halaman 1dari 6

Tugas Resume

Pedoman dan Strategi Pencahayaan Siang Hari

Oleh :

Mustafa Kamal (2004104010047)

Ica Salsanabila (2004104010049)

Annisa Fadila (2004104010051)

Dosen Pengampu : Sofyan, S.T., M.T.

Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala
2020
Pedoman dan Strategi Pencahayaan Siang
Hari
Terdapat dua modul dalam pembahasan ini, yaitu :

1. Strategi pencahayaan siang hari pada bangunan.


2. Stretegi pencayahaan siang hari pada penerangan samping.

A. Modul 1 (Strategi Pencayaan Siang Hari pada Bangunan)


Ada beberapa pedoman yang berlaku dalam desain bangunan untuk pencahayaan serta
prinsip-prinsip pada pencahayaan. Beberapa pertimbangan dalam strategi pencahayaan, yaitu
sebagai berikut :

1. Mendapatkan penerangan yang cukup tanpa silau.


 Kita bisa mencari solusi dengan ide ide baru sehingga penerangan bisa optimal
dan tidak ada silau.

2. Memenuhi ketersediaan cahaya di area dalam.


 Maksudnya area yang dekat dengan jendela akan kelebihan cahaya, sedangkan
area yang lebih dalam akan cenderung kekurangan cahaya. Oleh karena itu, perlu
pertimbangan untuk menentuksn letak bukaan-bukaan yang tepat.

3. Mengetahui cara untuk mengurangi silau.


 Jika dinding yang mengarah ke jendela dan disana cukup gelap, maka akan ada
kontras yang cukup besar pada ruangan tersebut.

4. Perbandingan optimal kecerahan.


 Maksudnya pencegahan antara area yang terlalu terang dan terlalu gelap.

5. Mengurangi bayangan dari benda sekitar.


 Bayangan ini muncul karena ada benda-benda disekitar yang lebih tinggi dan
dekat dengan cahaya, sehingga terdapat banyangan dibelakang benda tersebut. Hal
ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan.

6. Cahaya tersebar karena banyak bayangan.


7. Cahaya untuk memaksimalkan potensi keindahan ruangan.
 Cahaya yang tersebar merata di ruangan akan menampilkan sisi keindahan dari
ruangan tersebut, hal ini terjadi karena semua hal diruangan tersebut terlihat jelas
karena pencahyaan yang baik.

Proses merancang bangunan yang memiliki cahaya matahari yang cukup terutama
untuk bangunan komersial, sekolah, rumah sakit dan untuk tempat-tempat yang
membutuhkan cahaya matahari sepanjang hari adalah bagian pertama maksud dari desain.
Jadi saat melihat bangunan yang nyaman secara termal, saat ingin melihat integrasi jendela
dan bukaan untuk ventilasi atau untuk pemanas atau pendingin ruangan maka semua ini harus
dipikirkan sejak awal desain, tetapi untuk memikirkan itu sering kali kita harus melihat apa
yang menjadi aturan dasar, pendekatan desain dasar apa yang dapat kita mulai.

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan saat ingin membangun dan mendesain
bangunan yaitu orientasi bangunan, bentuk, tata ruang dan warnanya.

1. Orientasi Bangunan.
Aturan paling penting pada saat orientasi bangunan adalah menentukan garis
lintang yang tepat dari proyek dan ini akan membantu untuk mengetahui orientasi
yang benar.

Untuk garis lintang utara, fasad selatan terkena matahari sepanjang hari dan
utara terpapar matahari jika kita berada di belahan bumi selatan. Jadi ini penting
karena ini akan memberi tahu kita di mana harus meletakkan naungan, apa yang
seharusnya menjadi orientasi utama bangunan dan bentuk bangunan apakah yang
ingin dibuat, apakah bangunan yang menghadap lebih ke utara atau bagian yang lebih
besar dari muka fasad menghadap ke selatan. Semuanya akan tergantung pada di
mana kita berada. Jadi, kita harus mengarahkan bangunan untuk memaksimalkan
paparan sinar matahari pada siang hari.

Pada siang hari matahari berada di ketinggian yang lebih tinggi dan karenanya
lebih mudah untuk mengontrol radiasi langsung dengan bantuan perangkat naungan
horizontal sederhana atau overhang sederhana. Dan selama musim hujan dan sore hari
matahari berada di ketinggian yang lebih rendah dan karenanya kemungkinan silau
sangat tinggi. Jadi kami ingin mengarahkan bangunan di mana kami bisa
mendapatkan radiasi maksimum, yang mudah dikelola dan dikontrol dalam hal
naungan. Jadi kita mendapatkan cahaya matahari, tapi kita juga dapat menghindari
sinar matahari langsung. Saat melakukan orientasi, di mana bagian yang lebih besar
dari bangunan menghadap ke timur atau barat maka disaat matahari terbit atau
terbenam sangat rendah di ketinggiannya dan bangunan tersebut akan mendapatkan
sinar matahari yang mengalir ke dalam gedung. Dan situasi itu adalah situasi yang
sangat bermasalah, karena untuk mengontrol matahari yang datang pada sudut rendah,
kita harus memblokirnya sepenuhnya. Dalam hal bentuk bangunan, aspek terpenting
adalah seberapa banyak luas lantai yang memiliki akses ke cahaya matahari.
2. Aturan 15 / 30

Tingkat pencahayaan pada ruangan berbeda-beda hal ini dipengaruhi jarak


suatu titik ke jendela atau sumber masuknya cahaya yang mana semakin dekat dengan
jendela maka pencahayaan di zona tersebut semakin optimal.
 0>15 meter, pencahayaan alami cukup .
 15-30 meter, pencahayaan alami hanya sebagian dan harus di tambah dengan
penerangan buatan.
 >30meter, cahaya yang masuk kurang optimal dan hanya menggunakan
lampu/penerangan buatan.
Pada gambar berikut, dapat ditentukan bahwa :

Pada denah diatas, daerah 15 meter pertama merupakan zona terang zona yang paling
dekat dengan sumber masuknya cahaya, kemudian 15 meter selanjutnya merupakan zona
dengan cahaya sebagian sehingga harus dibantu dengan penerangan buatan, lalu 15 meter
seterunya merupakan daerah dengan pencahayaan alam yang kurang sehingga harus
digunakan penerangan buatan secara keseluruhan.

Kemudian pada denah yang berbentuk persegi panjang tersebut tidak terdapat zona
gelap karena jarak terjauh dari sumber masuknya cahaya tidak melebihi 30m.

Anda mungkin juga menyukai