Anda di halaman 1dari 2

SUMBER KETERLIBATAN UNI SOVIET DAN AMERIKA SERIKAT PADA PERANG DINGIN

TAHUN

(1945 - 1991)

Perang dingin adalah sebutan untuk suatu periode terjadinya ketegangan politik dan militer selang
Dunia Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya, dengan Dunia Komunis, yang
dipimpin oleh Uni Soviet beserta sekutu negara-negara satelitnya. Peristiwa ini dimulai setelah
keberhasilan Sekutu dalam mengalahkan Jerman Nazi di Perang Dunia II, yang selanjutnya menyisakan
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai dua negara adidaya di dunia dengan perbedaan ideologi,
ekonomi, dan militer yang luhur. Uni Soviet, bersama dengan negara-negara di Eropa Timur yang
ditempatinya, membentuk Blok Timur. Bagian pemulihan pasca-perang di Eropa Barat difasilitasi oleh
program Rencana Marshall Amerika Serikat, dan untuk menandinginya, Uni Soviet selanjutnya juga
membentuk COMECON bersama sekutu Timurnya. Amerika Serikat membentuk aliansi militer NATO
pada tahun 1949, sedangkan Uni Soviet juga membentuk Pakta Warsawa pada tahun 1955. Beberapa
negara memilih untuk memihak salah satu dari dua negara adidaya ini, sedangkan yang yang lain
memilih untuk tetap netral dengan mendirikan Gerakan Non-Blok.

Peristiwa ini dinamakan Perang Dingin karena kedua belah pihak tidak pernah terlibat dalam aksi
militer secara langsung, namun masing-masing pihak memiliki senjata nuklir yang bisa mengakibatkan
kehancuran luhur. Perang Dingin juga mengakibatkan ketegangan tinggi yang pada berhenti memicu
konflik militer regional seperti Blokade Berlin (1948–1949), Perang Korea (1950–1953), Krisis Suez
(1956), Krisis Berlin 1961, Krisis Rudal Kuba (1962), Perang Vietnam (1959–1975), Perang Yom Kippur
(1973), Perang Afganistan (1979–1989), dan penembakan Korean Cairan Penerbangan 007 oleh Soviet
(1983). Alih-alih terlibat dalam konflik secara langsung, kedua belah pihak bersaing melalui koalisi
militer, penyebaran ideologi dan pengaruh, memberikan bantuan kepada negara klien, spionase,
kampanye propaganda secara besar-besaran, pertandingan nuklir, menarik negara-negara netral,
bersaingan di area olahraga internasional, dan kompetisi teknologi seperti Pertandingan Angkasa. AS
dan Uni Soviet juga bersaingan dalam berbagai perang proksi; di Amerika Latin dan Asia Tenggara, Uni
Soviet membantu revolusi komunis yang ditentang oleh beberapa negara-negara Barat, Amerika Serikat
berupaya untuk mencegahnya melalui pengiriman tentara dan peperangan. Dalam rangka
meminimalkan resiko perang nuklir, kedua belah pihak sepakat memperagakan pendekatan détente
pada tahun 1970-an untuk meredakan ketegangan politik.

Pada tahun 1980-an, Amerika Serikat kembali meningkatkan tekanan diplomatik, militer, dan
ekonomi terhadap Uni Soviet di saat negara komunis itu sedang menderita stagnasi perekonomian. Pada
pertengahan 1980-an, Presiden Soviet yang baru, Mikhail Gorbachev, memperkenalkan kebijakan
reformasi liberalisasi perestroika ("rekonstruksi, reorganisasi", 1987) dan glasnost ("keterbukaan", ca.
1985). Kebijakan ini menyebabkan Soviet dan negara-negara satelitnya dilanda oleh gelombang revolusi
damai yang berakhir dengan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, dan pada akhirnya menyisakan
Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adidaya dunia. Perang Dingin dan berbagai peristiwa yang
menyertainya telah menimbulkan dampak besar terhadap dunia dan sering disebutkan dalam budaya
populer, khususnya dalam media yang menampilkan tema spionase dan ancaman perang nuklir.
Nama: Miranda Putri

No: 14 ( XII-IPS 2)

Anda mungkin juga menyukai