Apendiks
Apendiks
BIMBINGAN KONSELING
Kelas : 2B
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh
radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat, disertai
maupun tidak disertai rangsang peritoneum lokal. Gejala klasik apendisitis
ialah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di
daerah epigastrium di sekitar umbilikus. Keluhan ini sering disertai mual
dan kadang ada muntah. Umumnya nafsu makan menurun. Dalam
beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik Mc. Burney.
Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga
merupakan nyeri somatik setempat. Kadang tidak ada nyeri epigastrium,
tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat
pencahar. Tindakan itu dianggap berbahaya karena bisa mempermudah
terjadinya perforasi (Sjamsuhidajat, De Jong, 2004).
2.6 Komplikasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasia.
a. Nyeri akut
b. Defisiensi pengetahuan
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh
d. Kekurangan volume cairan2.
2. Post Operasia.
a. Nyeri Akut b.dRisiko infeksi
b. Hipertermi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
A. Anamnesa
1. Data demografi.
Nama, Umur : sering terjadi pada usia tertentu dengan range 20-30 tahun,
Jenis kelamin, Status perkawinan, Agama, Suku/bangsa, Pendidikan,
Pekerjaan, Pendapatan, Alamat, Nomor register.
1. Keluhan utama.
Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan
bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam
kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam
beberapa waktu lalu. Nyeri dirasakan terus-menerus. Keluhan yang menyertai
antara lain rasa mual dan muntah, panas.
1. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang dirasakan oleh pasien mulai pertama / saat dirumah sampai
MRS / opname.
1. Riwayat penyakit dahulu.
Biasanya berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang.
B. Pemeriksaan Fisik.
B1 (Breathing) : Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. Respirasi :
Takipnoe, pernapasan dangkal.
B2 (Blood) : Sirkulasi : Klien mungkin takikardia.
B3 (Brain) : Ada perasaan takut. Penampilan yang tidak tenang. Data
psikologis Klien nampak gelisah.
B4 (Bladder) : –
B5 (Bowel) : Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan,
penurunan atau tidak ada bising usus. Nyeri/kenyamanan nyeri abdomen
sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat berat dan terlokalisasi
pada titik Mc. Burney. Berat badan sebagai indikator untuk menentukan
pemberian obat. Aktivitas/istirahat : Malaise. Eliminasi Konstipasi pada
awitan awal dan kadang-kadang terjadi diare
B6 (Bone) : Nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki
kanan/posisi duduk tegak.
C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal oleh inflamasi.
2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan tubuh.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun.
4. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan keadaan nyeri yang
mengakibatkan terjadinya penurunan pergerakan akibat nyeri akut.
5. Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan adanya mual
dan muntah.
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan
pengobatan b.d kurang informasi.
D. Intervensi dan Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal oleh inflamasi.
Tujuan: setelah dilakukan askep selama 1 x 24 jam dirassakan pasien
melaporkan rasa nyeri berkurang atau hilang dengan Kriteria hasil : Pasien
tampak rileks mampu tidur/ istirahat dengan tepat.
Intervensi dan rasional
1. Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri
Rasional : informasi yang tepat dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien
dan menambah pengetahuan pasien tentang nyeri.
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karasteristik nyeri.
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan
indiaktor secara dini untuk dapat memberikan tindakan selanjutnya.
1. Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat / napas dalam
Rasional : napas dalam dapat menghirup O2 secara adequate sehingga otot-
otot menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
1. Berikan aktivitas hiburan (ngobrol dengan anggota keluarga)
Rasional : meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan
kooping.
1. Berikan kompres dingin pada abdomen
Rasional : Menghilangkan dan mengurangi nyeri melalui penghilangan rasa
ujung saraf.
1. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : deteksi dini terhadap perkembangan kesehatan pasien.
1. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
Rasional : sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri.
1. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan tubuh.
Tujuan : setelah dilakukan askep selama 2 x 24 jam diharapkan tidak terjadi
infeksi dengan criteria hasil : bebas tanda infeksi atau inflamasi, ttv dalam
rentang normal
Intervensi dan Rasional
1. Jelaskan pada pasien tentang proses terjadinya infeksi dan tanda-tanda
terjadinya infeksi.
Rasional : dengan pemahaman klien, maka klien dapat bekerja sama dalam
pelaksanaan tindakan.
1. Bersihkan lapangan operasi dari beberapa organisme yang mungkin ada
melalui prinsip-prinsip pencukuran.
Rasional : Pengukuran dengan arah yang berlawanan tumbuhnya rambut
akan mencapai ke dasar rambut, sehingga benar-benar bersih dapat
terhindar dari pertumbuhan mikro organisme.
1. Beri obat pencahar sehari sebelum operasi
Rasional : Obat pencahar dapat merangsang peristaltic usus sehingga BAB
dapat lancar.
1. Observasi tanda-tanda vital terhadap peningkatan suhu tubuh, nadi,
adanya pernapasan cepat dan dangkal.
Rasional : deteksi dini terhadap perkembangan kondisi pasien dan adanya
tanda-tanda infeksi.
1. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik
Rasional : Dugaan adanya infeksi/terjadinya sepsis, abses, peritonitis dan
Menurunkan resiko penyebaran bakteri.
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun, mual
dan muntah.
Tujuan : setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat
mempertahankan BB normal atau tetap dengan kriteria hasil : nafsu makan
meningkat, pasien bisa menghabiskan diit yang diberikan, BB konstan atau
bertambah.
Intervensi dan Rasional
1. Kaji sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klien
Rasional : menganalisa penyebab melaksanakan intervensi.
1. Perkirakan / hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu
makan sampai minimal
Rasional : Mengidentifikasi kekurangan / kebutuhan nutrisi berfokus pada
masalah membuat suasana negatif dan mempengaruhi masukan.
1. Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional : Mengawasi keefektifan secara diet.
1. Beri makan sedikit tapi sering
Rasional : Tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat
ditingkatkan.
1. Anjurkan kebersihan oral sebelum makan
Rasional : Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
1. Tawarkan minum saat makan bila toleran.
Rasional : Dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas.
1. Konsul tetang kesukaan/ketidaksukaan pasien yang menyebabkan
distres.
Rasional : Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien
memiliki rasa kontrol dan mendorong untuk makan.
2. Kolaborasi dengan tim gizi dalam memberi makanan yang bervariasi
Rasional : Makanan yang bervariasi dapat meningkatkan nafsu makan klien.
1. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan keadaan nyeri yang
mengakibatkan terjadinya penurunan pergerakan akibat nyeri akut.
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh b.d muntah, inflamasi
peritoneum dengan cairan asing, muntah praoperasi, pembatasan pasca
operasi
Tujuan : setelah dilakukan askep selama 2 x24 jam diharapkan tidak
terjadi kekurangan cairan dengan Kriteria hasil;Membran mukosa lembab,
Turgor kulit baik, Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg BB/jam, Tanda vital stabil
Intervensi:
1. Awasi tekanan darah dan tanda vial
2. Kaji turgor kulit, membran mukosa, capilary refill
3. Monitor masukan dan haluaran . Catat warna urin/konsentrasi
4. Auskultasi bising usus. Catat kelancara flatus
5. Berikan perawatan mulut sering
6. Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral dimulai
dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan cairan IV dan Elektrolit.
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan
Tujuan : setelah dilakukan askep selama 2 x 24 jam diharapkan klien dan
keluarga mampu merawat diri sendiri
Intervensi dan Rasional
1. Mandikan pasien setiap hari sampai klien mampu melaksanakan sendiri
serta cuci rambut dan potong kuku klien.
Rasional : Agar badan menjadi segar, melancarkan peredaran darah dan
meningkatkan kesehatan.
1. Ganti pakaian yang kotor dengan yang bersih.
Rasional : Untuk melindungi klien dari kuman dan meningkatkan rasa nyaman
1. Berikan HE pada klien dan keluarganya tentang pentingnya kebersihan
diri.
Rasional : Agar klien dan keluarga dapat termotivasi untuk menjaga personal
hygiene.
1. Berikan pujian pada klien tentang kebersihannya.
Rasional : Agar klien merasa tersanjung dan lebih kooperatif dalam
kebersihan
1. Bimbing keluarga klien memandikan / menyeka pasien
Rasional : Agar keterampilan dapat diterapkan
1. Bersihkan dan atur posisi serta tempat tidur klien.
Rasional : Klien merasa nyaman dengan tenun yang bersih serta mencegah
terjadinya infeksi.
1. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan
pengobatan b.d kurang informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan askep selama 1 x 24 jam diharapkan pasien dapat
mengerti tentang kondisi yang dihadapi saat ini dengan kriteria hasil :
Menyatakan pemahamannya tentang proese penyakit, pengobatan,
Berpartisipasi dalam program pengobatan, Klien akan memahami manfaat
perawatan post operatif dan pengobatannya.
Intervensi dan Rasional
1. Jelaskan pada klien tentang latihan-latihan yang akan digunakan setelah
operasi.
Rasional : Klien dapat memahami dan dapat merencanakan serta dapat
melaksanakan setelah operasi, sehingga dapat mengembalikan fungsi-
fungsi optimal alat-alat tubuh.
2. Kaji ulang pembatasan aktivitas paska operasi
3. Dorong aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat periodik
4. Identifikasi gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh peningkatan
nyeri, edema/eritema luka, adanya drainase.
5. Menganjurkan aktivitas yang progresif dan sabar menghadapi periode
istirahat setelah operasi.
Rasional : Mencegah luka baring dan dapat mempercepat penyembuhan.
1. Disukusikan kebersihan insisi yang meliputi pergantian verband,
pembatasan mandi, dan penyembuhan latihan.
Rasional : Mengerti dan mau bekerja sama melalui teraupeutik dapat
mempercepat proses penyembuhan.