Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN


“MODAL KERJA”

Oleh Kelompok :
Putu Martha Darmiyanti (19103002)

Made Indah Ambari Dewi (19103104)

Ni Kadek Dwi Mahendri (20104056)

Kampianus Ajar (19103401)

KELAS BB

STMIK STIKOM INDONESIA (STIKI)


DENPASAR
TAHUN 2021
PENDAHULUAN

Modal kerja adalah sebuah hal penting untuk dihitung dalam bisnis. Terutama kaitannya
dengan pencarian akses modal. Banyak para pelaku usaha atau UKM yang bingung terkait
pendanaan atau modal kerja yang dibutuhkan dalam bisnisnya. Jumlah modal kerja harus cukup
untuk membiayai pengeluaran operasional bisnis sehari-hari. Besarnya modal kerja yang
dibutuhkan biasanya disesuaikan dengan bidang usaha yang dijalankan. Contohnya usaha di
bidang jasa, membutuhkan modal kerja yang relatif kecil berupa investasi dalam piutang dan
investasi lainnya yang diperlukan dalam persediaan bahan pendukung. Contoh lainnya usaha di
bidang industri yang membutuhkan modal kerja yang lebih besar karena proses produksi
membutuhkan investasi bahan baku dan fasilitas produksi yang mendukung agar ouput yang
dihasilkan dapat diap dijual. Perusahaan yang tidak memiliki kecukupan modal kerja tidak akan
dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara optimal, sehingga berpotensi kehilangan
keuntungan yang seharusnya dapat diperoleh. Sebaliknya, modal kerja berlebihan akan
mengakibatkan sebagian dana yang tersedia tidak produktif lagi sehingga akan menimbulkan
pemborosan, terlebih bila modal kerja tersebut ditopang oleh dana pinjaman dengan biaya bunga
yang tidak murah.
PEMBAHASAN

1. Modal Kerja
Modal kerja adalah salah satu konsep keuangan yang perlu dipahami oleh seluruh pemilik
dan pengelola usaha, baik Usaha Besar maupun UMKM. Manajemen modal kerja adalah
strategi bisnis yang dirancang untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara
efisien dengan memantau dan menggunakan aset dan kewajiban lancar dengan efek terbaik.
Tujuan utama manajemen modal kerja untuk memungkinkan perusahaan mempertahankan
arus kas yang cukup untuk memenuhi biaya operasi jangka pendek dan kewajiban utang
jangka pendek.
Modal kerja perusahaan terdiri dari aset lancar dikurangi kewajiban lancar. Yang termasuk
aset lancar biasanya terdiri dari kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, dan
persediaan. Sedangkan kewajiban lancar biasanya terdiri dari pinjaman jangka pendek,
utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, bagian utang jangka panjang
yang jatuh tempo, serta utang lain-lain.

2. Tujuan Modal Kerja


Adapun tujuan penggunaan modal kerja yaitu :
a. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi lainnya yang digunakan untuk menunjang
penjualan.
b. Pengeluaran untuk membeli bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi atau
barang dagangan untuk dijual kembali.
c. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga pada saat perusahaan menjual surat-
surat berharga, namun mengalami kerugian. Hal ini akan mengurangi modal kerja dan
harus segera ditutupi.
d. Pembentukan dana sebagai pemisahan aset lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka
panjang, misalnya pembentukan dana pensiunan, dana ekspansi, atau dana pelunasaan
obligasi. Pembentukan dana ini akan mengubah bentuk aset dari aset lancar menjadi aset
tetap.
e. Pembelian aset tetap (tanah, bangunan, kendaraan, dan mesin) yang akan mengakibatkan
berkurangnya aset lancar dan memungkinkan timbulnya utang lancar bila dibeli tidak
secara tunai.

3. Menentukan Kebutuhan Modal Kerja


Menentukan kebutuhan modal kerja yang tepat, kita perlu memahami siklus operasi usaha
kita yang terkait dengan jadwal dan durasi produksi, jumlah produksi dan biaya yang
dibutuhkan per periode produksi. Dengan memahami siklus operasi ini, kita dapat
menentukan kebutuhan modal kerja melalui analisis siklus kewajiban, siklus produksi dan
siklus piutang.
a. Siklus Kewajiban
Kewajiban mengacu pada seluruh pengeluaran yang tetap harus dikeluarkan berapapun
jumlah produksi kita dan berapapun jumlah barang yang terjual. Agar kita mengetahui
jumlah modal kerja yang harus kita sediakan untuk memenuhi seluruh kewajiban, kita
perlu mengetahui saat jatuh tempo dan besarnya dana untuk setiap kewajiban, yang
antara lain mencakup biaya tenaga kerja, biaya sewa kantor/toko, pembayaran listrik,
air,telepon, serta pembayaran tagihan kredit dan cicilan lainnya.
b. Siklus Produksi
Siklus produksi ini mengacu pada seluruh kegiatan yang mendukung produksi, dimulai
dari membeli bahan baku dan persediaan lain, memproses pembuatan barang/jasa
sampai siap dikirimkan ke tangan konsumen. Untuk dapat menyediakan bahan baku dan
persediaan lain sesuai yang dibutuhkan kita memerlukan sejumlah dana untuk belanja
dan produksi, maka kita harus menyediakan modal kerja untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Di sisi lain, setelah menghasilkan sejumlah barang/jasa, kita dapat melakukan
estimasi tentang waktu dan besaran penjualan yang akan menjadi sumber pemasukan
kita. Hal yang harus kita perhatikan adalah harus ada keseimbangan antara kebutuhan
dana untuk modal kerja dan ketersediaan dana dari pemasukan yang siap menjadi modal
kerja.

c. Siklus Piutang
Penjualan tak selamanya menjadi pemasukan secara langsung, karena beberapa
perusahaan menerapkan penjualan dengan sistem piutang atau pembayaran dengan
termin untuk konsumen mereka. Bila kita menyediakan pembayaran dengan piutang
atau melalui termin pembayaran, maka kita harus melakukan estimasi penjadwalan
kapan pembayaran kita terima, besarnya pembayaran dan estimasi keterlambatan.
Dengan memadukan antara seluruh kewajiban, berbagai pengeluaran serta jadwal
masing-masing, dan pemasukan perusahaan yang berasal dari berbagai sistem
pembayaran sesuai jadwal masing-masing, maka kita akan mendapatkan cukup
informasi untuk menghitung kebutuhan modal kerja secara tepat.

4. Tips Mengelola Modal Kerja


Berusahalah mengelola tagihan dengan baik agar semua pelanggan membayar tepat waktu.
Jika ada masalah tunggakan, tawarkan diskon bagi yang membayar lebih awal. Lunasi utang
jangka pendek pada tanggal jatuh tempo. Jangan membeli aset tetap (misalnya pabrik baru
atau gedung baru) dengan utang jangka pendek sebab akan sangat sulit mengubah aset tetap
menjadi uang tunai sehingga mempengaruhi modal kerja. Pertahankan jumlah persediaan
yang ideal agar tidak kekurangan atau kelebihan. Banyak pengusaha pabrik yang mengelola
persediaan berdasarkan metode “just in time” (JIT) karena lebih efisien. Dengan metode ini,
barang diproduksi sesuai pesanan dan langsung didistribusikan kepada penyalur/pemesan
sehingga bisa mengurangi lahan penyimpanan dan risiko kerusakan.

5. Contoh Perhitungan Modal Kerja


Perusahaan yang memproduksi travel bag “Go-Go” merencanakan untuk memproduksi dan
menjual travel bag sebanyak 72.000 unit per tahun. Sehingga dibutuhkan produksi 200 unit
per hari (asumsi 30 hari kerja per bulan).
Diketahui informasi sebagai berikut:

 Setiap unit travel bag membutuhkan 2 kg bahan baku kulit.


 Harga beli baku kulit per kg adalah Rp12.000. Pembelian bahan baku selalu dilakukan
secara tunai.
 Setelah dibeli sambil menunggu proses produksi, bahan baku di simpan di gudang selama
10 hari.
 Proses produksi membutuhkan waktu selama 5 hari.
 Penjualan travel bag dilakukan secara kredit dan baru dapat ditagih setelah 30 hari.
 Upah tenaga kerja langsung Rp10.000 per unit.
 Biaya pemasaran dan administrasi sebesar Rp6.000.000 per bulan.

Dari data diatas, hitunglah besarnya kebutuhan modal kerja perusahaan tersebut.

a. Perputaran Bahan Baku :

Penyimpanan Bahan Baku = 10 hari

Proses Produksi = 5 hari

Penagihan Piutang = 30 hari

Total = 45 hari

b. Perputaran Upah Langsung :

Proses Produksi = 5 hari

Penagihan Piutang = 30 hari

Total = 35 hari

c. Pengeluaran Kas per hari :

Bahan Baku = 200 x 2 kg x Rp 12.000= Rp 4.800.000

Upah Langsung = 200x Rp 10.000= Rp 2.000.000

Biaya Administrasi dan Pemasaran = 6.000.000/30= Rp200.000

d. Kebutuhan Modal Kerja per siklus :

Bahan Baku = 45 hari x Rp 4.800.000= Rp 216.000.000

Upah Langsung = 35 hari x Rp 2.000.000= Rp70.000.000

Biaya Administrasi dan Pemasaran= 35 hari x Rp 200.0000= Rp7.000.000

Total= Rp 293.000.000

Dari perhitungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa perusahaan tersebut
harus menyediakan minimal Rp 293.000.000 dalam satu siklus bisnis (sekitar 45 hari).
PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen modal kerja adalah strategi bisnis yang dirancang untuk memastikan bahwa
perusahaan beroperasi secara efisien dengan memantau dan menggunakan aset dan
kewajiban lancar dengan efek terbaik. Modal kerja perusahaan terdiri dari aset lancar (kas,
investasi jangka pendek, piutang dagang, dan persediaan) dikurangi kewajiban lancar
(pinjaman jangka pendek, utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, bagian
utang jangka panjang yang jatuh tempo, serta utang lain-lain). Tujuan adanya modal kerja
yaitu Pengeluaran untuk gaji, Pengeluaran untuk membeli bahan baku, Menutupi kerugian
akibat penjualan surat berharga, Pembentukan dan yang akan mengubah bentuk aset dari
aset lancar menjadi aset tetap, serta Pembelian aset tetap (tanah, bangunan, kendaraan, dan
mesin) yang akan mengakibatkan berkurangnya aset lancar dan memungkinkan timbulnya
utang lancar bila dibeli tidak secara tunai. Menentukan kebutuhan modal kerja yang tepat,
kita perlu memahami siklus operasi usaha melalui analisis siklus kewajiban, siklus produksi
dan siklus piutang. Ada banyak tips dalam mengelola modal kerja tersebut, salah satunya
ialah mengelola persediaan berdasarkan metode “just in time” (JIT) karena lebih efisien.
Dengan metode ini, barang diproduksi sesuai pesanan dan langsung didistribusikan kepada
penyalur/pemesan sehingga bisa mengurangi lahan penyimpanan dan risiko kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai