PENDAHULUAN
Batu saluran kemih atau yang disebut juga urolitiasis merupakan keadaan yang cukup
sering ditemukan di masyarakat. Urolithiasis adalah suatu keadaan dimana terdapat batu
pada saluran urogenital. Batu yang disebut kalkuli ini dapat terletak pada keseluruhan dari
traktus urogenital, mulai dari ginjal, ureter, kandung kemih, serta uretra. Perbedaan yang
dapat muncul dari perbedaan letak ini adalah perbedaan dari penamaan maupun dari jenis
batu itu sendiri. Beberapa jenis batu yang dapat muncul yaitu batu ginjal, batu saluran
kemih, serta batu kandung kemih.
Batu yang terbentuk terdiri dari dari matriks batu dan kristal. Kebanyakan batu
mengandung kalsium, sementara lainnya mengandung amoniomagnesium fosfat (struvit),
asam urat, serta sistein.
Secara umum, ketika batu menghambat pada saluran kemih, pasien akan mengeluhkan
kesakitan akut dan kolik yang menyebar sampai ke paha dan genitalia. Selain itu juga akan
terdapat nyeri tekan pada bagian sudut kostovertebral (CVA), yang dapat pula disertai
dengan mual muntah, dan hematuria akibat iritasi pada bagian saluran kemih. Gejala nyeri
kolik dan hematuri merupakan gejala yang sering membuat pasien datang ke dokter.
Gejala ini dapat menunjukan adanya gangguan pada saluran kemih, namun tidak bersifat
begitu spesifik sehingga dapat disalah artikan dengan keluhan penyakit lain seperti
penyakit otot, maupun saraf. Maka itu diperlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut ,
seperti foto rongent, CT, maupun MRI untuk dapat memastikan diagnosa tersebut. Melalui
pemeriksaan penunjang pula dapat ditentukan besar dari batu serta letak dari
penyumbatannya. Dimana hal ini berhubungan erat dengan prognosis serta
penatalaksanaan yang perlu dilakukan.
Semakin besar batu yang menyumbat, semakin dalam letak dari penyumbatan, maka
penatalaksanaanya dapat bersifat semakin invasive dan semakin sulit untuk dilakukan.
Prognosisnya pun menjadi kurang baik.
Batu saluran kemih tergolong banyak ditemukan di masyarakat, pengetahuan yang
adekuat mengenai penatalaksanaan serta diagnosa menjadi penting untuk diketahui bagi
seorang dokter. Dengan diagnosa dini, diharapkan dapat dicegah kerusakan yang lebih luas
dari penyumbatan batu pada saluran kemih, serta dapat dilakukan terapi yang lebih dini
untuk memperbaiki prognosisnya.
1.2. Skenario
Awww......
A 30 years old woman came to the outpatient clinic with history of acute pain on her
left flank since one day. The pain came intermittently and felt relieved if she moved
around. She had also nausea and saw red coloured urine. She had never this problem
before.
Physical examinations revealed pain on her left flank by stroke at costovertebral angle.
1.4. Manfaat
Mahasiswa memperoleh pengetahuan baru mengenai batu ginjal yang diharapkan
dapat berguna untuk diaplikasikan pada masa klinik.
BAB II
HASIL DISKUSI
3. Hydronephosis : nefron terisi cairan, air tidak bisa keluar, cyctic distension of the
kidney caused by the accumulation f the urine in the renal pelvis as a result of
obstruction to outflow and accompanied by atrophy of the kidney structure and cysts
formation
4. Costovertebral angle : pemeriksaan dengan palpasi di bagian sudut dari costae (rusuk)
dengan vertebrae (tulang belakang)
7. Apa saja diagnosis banding dari nyeri pinggang yang dirasakan oleh wanita pada
kasus?
10. Apakah riwayat menstruasi dapat berhubungan dengan hasil pemeriksaan yang
dilakukan ?
Gejala utama : Nyeri panggul yang intermiten dan membaik saat bergerak
1. Apa saja diagnosis banding dari nyeri pinggang yang dirasakan oleh wanita pada
kasus?
10. Apa yang mendasari rasa mual yang dirasakan oleh wanita pada kasus ?
Gejala utama : Nyeri panggul yang intermiten dan membaik saat bergerak
1. Apa saja diagnosis banding dari nyeri pinggang yang dirasakan oleh wanita pada
kasus?
- Batu ginjal
- Nyeri otot
- Kelainan otot
- Saat bergerak terjadi perubahan terhadap posisi batu ginjal sehingga kurang begitu
menyumbat
- Terjadi penyumbatan
- Kanker
- Menstruasi
- Peradangan
- Dehidrasi
Saat terjadi hydronefrosis terjadi sumbatan pada saluran kemih sehingga terjadi
peningkatan tekanan lalu terjadi perubahan pada permeabilitas ginjal sehingga eritrosit
dapat tembus dan keluar bersama urin
10. Apa yang mendasari rasa mual yang dirasakan oleh wanita pada kasus ?
D. Tentative Solution
Gejala utama : Nyeri panggul yang intermiten dan membaik saat bergerak
1. Apa saja diagnosis banding dari nyeri pinggang yang dirasakan oleh wanita pada
kasus?
- Batu ginjal
- Nyeri otot x
- Kelainan otot x
Melihat dari skenario dimana terdapat gejala lain seperti hematuria dan nausea
maka diagnosis yang berhubungan dengan otot dan struktur tulang dan saraf
sepertinya kurang relevan pada kasus. Ditambah lagi juga jikalau nyeri dirasakan
karena otot maupun tulang dan saraf maka nyeri panggul yang dirasakan
seharusnya lebih diperparah saat bergerak bukan membaik. Hal ini juga terlihat
dari tidak adanya riwayat trauma pada pasien.
Penekanan pada ginjal juga kurang relevan karena penekanan pada ginjal
seharusnya tidak akan menyebabkan kesakitan yang parah dan mengganggu,
begitu pula dengan penekanan oleh ginjal.
Penekanan oleh ginjal yang dimaksud adalah penekanan karena pembesaran yang
mungkin terjadi karena penumpukan cairan pada ginjal, tetapi pada kenyataannya
mungkin pembesaran pada ginjal tidak akan menyebabkan kesakitan sampai nyeri
sekali.
Batu ginjal dapat menyebabkan nyeri pada panggul karena ketika batu ginjal
masuk ke dalam ureter, dapat memunculkan kondisi sakit yang akut.
Penyumbatan menyebabkan penumpukan cairan pada ginjal, peningkatan tekanan
sehingga ginjal lama-lama akan terganggu fungsinya.
Ketika terjadi perubahan posisi diduga batu akan bergeser sehingga penyumbatan
yang terjadi menjadi berkurang sehingga tidak begitu sakit lagi.
Perubahan posisi ginjal akan menyebabkan ginjal terhindar dari penekanan organ
maupun penekanan ginjal terhadap organ lainnya. Tetapi melihat dari
kemungkinan kasus terjadi karena batu ginjal, maka pemikiran ini menjadi kurang
relevan.
- Saat bergerak terjadi perubahan terhadap posisi batu ginjal sehingga kurang begitu
menyumbat
Tekanan abdominal dapat berubah tergantung dari kondisi pada organ di sekitar
abdomen dan juga posisi dari tubuh. Diduga dengan bergerak tekanan abdomen
dapat berubah sehingga mengurangi penekanan pada sekitar panggul. (tidak
berhubungan langsung dengan batu ginjal)
- Terjadi penyumbatan
Pergesekan oleh batu ginjal di saluran kemih maupun ginjal dapat mengikis
jaringan di tempat tersebut sehingga jaringan yang terkikis menjadi luka sehingga
berdarah maupun juga dapat terdapat jaringan mati yang turut keluar bersama
urine.
- Kanker x
- Zat makanan dan obat-obatan
- Menstruasi x
- Peradangan
- Dehidrasi x
Kanker yang disebabkan oleh adanya tumor memiliki sifat dapat membuat
neovaskularisasi, dan peningkatan tekanan abdomen. Tetapi sifat dari nyeri yang
dihasilkan bersifat statis karena posisi dari kanker bersifat statis dan juga
perkembangannya tergolong progresif lambat
Hematuria yang disebabkan oleh olahraga berat dan dehidrasi dapat terjadi
sebagai kompensasi dari perubahan keseimbangan cairan didalam tubuh, tetapi
mekanisme yang lebih jelasnya belum kami ketahui.
Peradangan dapat terjadi karena penyumbatan maupun pengikisan oleh batu ginjal
pada dinding saluran
Saat terjadi hydronefrosis terjadi sumbatan pada saluran kemih sehingga terjadi
peningkatan tekanan lalu terjadi perubahan pada permeabilitas ginjal sehingga
eritrosit dapat tembus dan keluar bersama urin
10. Apa yang mendasari rasa mual yang dirasakan oleh wanita pada kasus ?
Rasa mual yang terjadi diduga bukan karena ketiga hal di atas tetapi adalah karena
perubahan keseimbangan asam basa dan elektrolit dalam tubuh pasien akibat
gangguan pada ginjal.
Pemeriksaan Gejala
Urin merah
USG Hidronefrosis Eritrosit Nyeri panggul nausea
(hematuria)
grade 2 +++
Penekanan organ
sumbatan Tekanan
intrakranial Penyumbatan
Asam lambung Inflamasi ginjal
Asam-basa Infeksi ginjal
N = 0-1/LBP Lebih dari N Elektrolit Pergesekan batu ginjal
Pemeriksaan Gejala
Urin merah
USG Hidronefrosis Eritrosit Nyeri panggul nausea
(hematuria)
grade 2 +++
sumbatan
abnormal Perubahan
peradangan
asam basa-
elektrolit
membaik
akut intermiten saat
bergerak
Batu ginjal
PENYUMBATAN
BATU GINJAL
E. Formulating Learning Objective
2. Apakah arti dari pemeriksaan eritrosit +++ pada urin ? bagiamanakah pemeriksaan
eritrosit pada urin ?
F. Self Study
G. Result
Grade 2 : mild dilatation of the renal pelvis, no calyceal dilation ( 2A : with sharp
papile ; 2B : with dull papile because of mild dilatation )
Grade 3 : renal pelvic dilation with some calyceal dilatation ( asterix) but presercation
of renal parenchyma
Grade 4 : not only significant hydronephrosis but also thinning of the renal
parenchyma.
2. Pemeriksaan eritrosit
- Normalnya dilakukan dengan cara pemeriksaan sedimen. Hasil pada urin normal
adalah 0-1/LBP.
- Dapat pula dilakkan dengan cara pemeriksaan darah samar. Dilakukan dengan cara
benzidine basa, benzidine dihidrochlorida dan tetrametilbenzidine, serta guajac.
Positif + : hijau
Positif ++ : biru bercampur hijau
Positif + : ada
Batu ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti
batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran
urine, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain
yang masih belum terungkap (idiopatik).
2. Umur. Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.
3. Jenis kelamin. Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan.
3. Asupan air. Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada
air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
5. Pekerjaan. Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya hanya
duduh atau kurang aktifitas.
Batu kalsium
Batu jenis ini paling banyak dijumpai, yaitu ±70-80% dari seluruh batu saluran
kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campuran dari kedua unsure itu.
1. Hiperkalsiuri, yaitu kadar kalsium di dalam urine lebih besar dari 250-300 mg/24
jam. Terdapat 3 macam penyebab terjadinya hiperkalsiuri, antara lain:
2. Hiperoksaluri adalah ekskresi oksalat urine yang melebihi 45 gram per hari.
Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus
sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya akan oksalat ( the, kopi instan, soft drink, sayuran berwarna
hijau.
3. Hiperurikosuria adalah kadar asam urat di dalam urine yang melebihi 850 mg/24
jam. Asam urat yang berlebihan dalam urine bertindak sebagai inti batu untuk
terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat di dalamn urine berasal dari
makanan yang mengandung banyak purin maupun berasal dari metabolism
endogen.
Batu struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah
kuman golongan pemecah urea yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah
urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. Di antara 75-
80% batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya merupakan campuran
kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien penyakit gout,
penyakit mieloproloferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan yang
menggunakan obat urikosurik seperti thiazide, sulfinpirazone, dan salisilat.
Kegemukan, alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar
untuk mendapatkan penyakit ini.
Sumber asam urat berasal dari diet yang mengandung purin dan metabolism
endogen di dalam tubuh. Degradasi purin di dalam tubuh melalui asam inosinat
dirubah menjadi hipoxantin. Dengan bantuan enzim xanthin oksidase, hipoxanthin
dirubah menjadi xanthin yang akhirnya dirubah menjadi asam urat. Asam urat tidak
larut dalam urine sehingga pada keadaan tertentu mudah sekali membentuk Kristal
asam urat, dan selanjutnya membentuk batu asam urat. Faktor yang menyebabkan
terbentuknya batu asam urat adalah : (1) urine yang terlalu asam (pH urine <6), (2)
volume urine yang jumlahnya sedikit (<2 liter/hari) atau dehidrasi, dan (3)
hiperurikosuri atau kadar asam urat yang tinggi.
Batu sistin, batu xanthin, batu triamteren, dan batu silikat sangat jarang dijumpai.
Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolism sistin, yaitu kelainan dalam absorbs
sistin di mukosa usus. Batu xanthin terbentuk karena penyakit bawaan berupa
defisiensi enzim xanthin oksidase yang mengkatalisis perubahan hipoxanthin menjadi
xanthin dan xanthin menjadi asam urat. Pemakaian antasida yang mengandung silikat
(magnesium silikat) yang berlebihan dan dalam janka waktu lama dapat menyebabkan
timbulnya batu silikat.
Potential Metastable
Ksp
Energy
for
dissolu- Dissolution Undersaturation
tion
1. Asimptomatik
Kelompok pasien ini ditemukan kebetulan pada saat pemeriksaan urin rutin
(hematuria mikroskopik). Foto polos perut dan USG ditemukan urolithiasi
tunggal berbentuk tanduk rusa (staghorn)
b. Metabolik aktif
Kelompok pasien yang termasuk metabolik aktif dengan kisah pernah keluar
batu tanpa rasa sakit/infeksi sekunder.
2. Kolik ginjal
Kolik ginjal merupakan bentuk sakit perut hebat, mendadak, diserati mual
dan muntah akibat rangsangan ganglion celiaca. Kolik ginjal ini timbulnya
mendadak terutama pagi hari atau malam hari diseratai hematuria (gross atau
mikroskopik)
PP :
Serum/plasma potassium
Analyses in patients with uncomplicated stone disease: blood and spot urine
samples
Stone analysis Blood analysis Urine analysis
In every patient, one stone Ionised calcium or Fasting morning spot urine
should be analysed with X- total calcium and or spot urine sample:
ray crystallography or albumin
• pH
infrared spectroscopy or • leucocytes/bacteria
• cystine test or
Creatinine microscopy of urine
sediment for
Wet chemistry is not Urate pathognomonic
acceptable crystals
Bisa juga menggunakan USG renal, X-ray, IVU (Intra Vena Urography), PRT
(Plain Renal Tomography), dan CT scan. IVU digunakan untuk melihat densitas dari
ginjal, PRT digunakan untuk mencari batu berukuran kecil pada pasien yang obesitas,
sedangkan CT scan biasanya dilakukan untuk melihat jenis batu dan ukurannya.
2. Cholestititis, appendisitis
3. Ulkus peptikum
5. Cholelithiasis
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah kami lakukan, maka kami telah mengetahui lebih jauh
lagi mengenai batu ginjal. Secara singkat, batu ginjal ada yang berbahaya maupun tidak
berbahaya, penderita batu ginjal juga bisa simtomatik atau asimtomatik berdasarkan ukuran
dan lokasi dari batu itu sendiri.
Batu ginjal merupakan suatu massa keras yang terbentuk melalui kristal-kristal di
dalam tubuh kita. Pembentukan ini dipengaruhi oleh berbagai hal termasuk lokasi
pembentukan dan juga zat-zat yang terkandung dalam makanan penderita. Batu ginjal juga
masih merupakan kelainan yang cukup banyak terjadi di saluran kemih.
Pada umumnya batu ginjal baru memberikan gejala apabila ukurannya sudah cukup
besar, gejala yang ditimbulkan bisa bersifat kolik dan non-kolik, gold standard untuk
mendiagnosis batu ginjal dapat dilakukan dengan renal USG. Tatalaksana yang pada
umumnya dilakukan adalah menghancurkan batu yang berukuran besar dan membiarkan
batu keluar sedikit demi sedikit melalui urin.
Prognosis dari batu ginjal tergantung dari berbagai macam keadaan, termasuk
keberhasilan terapi, ukuran batu, dan lokasi penyumbatan batu ginjal tersebut.
Kemungkinan rekurensi dapat terjadi, oleh karena itu intake makanan juga hatrus
diperhatikan pada penderita baik yang sudah sembuh atau belum.
Batu ginjal ini merupakan penyakit yang tidak menyebabkan kematian apabila
didiagnosis secara tepat dan ditatalaksana dengan baik, kematian bisa terjadi apabila
penyumbatan batu ginjal ini sudah mengakibatkan buruknya fungsi ginjal.
3.2. Saran
Demikian informasi yang sudah kami rangkum tentang batu ginjal, semoga makalah
ini berguna untuk memperluas wawasan para pembaca sekalian dalam mengatasi
penyumbatan batu ginjal di saluran kemih, mencegah terjadinya batu ginjal maupun
bertambah parahnya penyakit. Kami terbuka terhadap kritik dan saran yang ingin diberikan
agar makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati S, Simadibrata M. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi V. Jakarta Pusat : Interna Publishing, 2009.