Anda di halaman 1dari 7

Pada praktikum “Struktur Beton” ini, dilakukan pengujian terhadap beberapa

material, seperti:

 Pengujian semen
 Pengujian berat jenis semen cara labor dan lapangan
 Pengujian konsistensi normal

 Pengujian waktu ikat awal cara labor dan lapangan


 Pengujian kekekalan semen Portland cara labor dan lapangan

 Pengujian agregat
 Pengujian kadar lumpur agregat halus cara lapangan
 Pengujian organic agregat halus cara lapangan
 Analisa saringan agregat
 Menentukan butir lolos saringan no.200 pada agregat kasar
 Menentukan butir lolos saringan no.200 pada agregat halus
 Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus
 Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar
 Pengujian berat/bobot isi agregat halus
 Pengujian beart/bobot isi agregat kasar
 Pengujian kekerasan agregat
 Pengujian keausan agregat dengan mesin Los angeles
 Pengujian bentuk agregat (panjang, pipih, panjang dan pipih)
 Pengujian mortal
 Pengujian konsistensi mortal dengan flow table
 Pengujian kuat tekanan beton
 Pengujian beton
 Perencanaan campuran beton (mix desaign)
 Pengujian slump beton
 Pengujian bobot isi beton
 Kuat tekan beton

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON

I.        Tujuan.
Diharapkan dapat membuat beton sesuai dengan rancangan beton yang diinginkan, disamping itu juga
dapat :Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat tekan beton.

1. Mengaduk beton secara masinal.


2. Membuat benda uji untuk pemeriksaan beton.
3. Melakukan proses pematangan (curing) dari benda uji.

II. Peralatan dan Bahan


     

1.       Peralatan
1.       Mesin penekan.
2.       Meja getar
3.       Cetakan benda uji
4.       Tongkat pemadat yang terbuat dari baja dengan diameter 16 mm panjangnya 60 cm yang salah satu
ujungnya dibulatkan.
5.       Mistar baja
6.       Timbangan dengan kapasitas 20 Kg.
2.       Bahan
Adukan beton yang akan digunakan untuk benda uji diambil langsung dari mesin pengaduk beton dengan
memakai peralatan yang tidak menyerap air. Adukan beton tersebut harus diaduk lagi sebelum diisikan ke
dalam cetakan.

III. Langkah Kerja


   

1.       Pembuatan benda uji.


a.       Isi cetakan dengan adukan beton dalam tiga lapis, setiap lapis diisi kira – kira ⅓ isi cetakan dan tiap lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat sebnayak 25 kali secara merata. Jika pemadatan dilakukan dnegan
vibrator (penggetar) baik itu internal vibrator ataupun meja getar, maka pengisian adukan beton ke dalam
cetakan dapat dilakukan sekaligus. Penggetaran dihentikan jika permukaan adukan beton telah tampak
mengkilat.
b.       Kemudian ratakan permukaan beton.
c.       Biarkan beton selama 24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas getaran.
d.       Setelah waktu 24 jam, bukalah cetakan benda uji lalu keluarkan benda uji.
e.       Rendam benda uji ke dalam bak yang berisi air, agar proses pematangan (curring) beton berlangsung
dengan baik, maka perendaman dilakukan sampai batas waktu pengujian kuat tekan.

2.       Penekanan benda uji.


a.       Ambil benda uji dari bak perendaman dan permukaan benda uji di lap.
b.       Tentukan berat dan ukuran benda uji. Jika benda ujinya berbentuk silinder, sebelum benda uji tersebut
ditekan harus diberi lapisan mortar semen pada permukaan atas dan bawah setebal 4 mm untuk
meratakan permukaan bidang tekan.
c.       Kemudian letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
d.       Jalankan mesin dengan penambahan beban berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm 2/detik.Pembebanan
dilakukan sampai batas maksimum (benda uji retak), dan catat hasilnya.
e.       Hitung kuat tekan dari benda uji tersebut

     

Catatan

1. Masukkan data – data hasil pemeriksaan ke dalam formulir kekuatan tekan beton.
2. Benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton berdasarkan PBI`71 ada 3 bentuk yaitu :
NO. Benda Uji Perbandingan Kekuatan tekan
1. Kubus 15 x 15 x 15 cm 1,00
2. Kubus 20 x 20 x 20 cm 0,95
3. Silinder 15 x 30 cm 0,83

3. Benda uji berbentuk kubus tidak usah diberi mortar/adukan perata.


4. Pemeriksaan kekeuatan beton dapat dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari.
5. Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai unsur dapat dilihat pada tabel 

      
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 360
Semen Portland (biasa) 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35
Semen Portland dengan
0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,21
kekuatan awal tinggi

IV.    Data / Hasil Pemeriksaan.


1.       Dengan menggunakan mesin penekan.
Luas Koef. Umur Koef. Beban σ`b Berat
Benda uji
(cm2) Bentuk (hari) Umur (KN) (Kg/cm2) (Kg)
Kubus 15 x 15 x 15 225 1,00 28 1 660 293 8,05
Kubus 15 x 15 x 15 225 1,00 28 1 700 311 8,1
Kubus 15 x 15 x15 225 1,00 28 1 720 320 8,3
Kubus 15 x 15 x 15 225 1,00 28 1 760 337 8,3
Silinder 30 x ø 15 176,71 0,83 28 1 425 289 13,00
Silinder 30 x ø 15 176,71 0,83 28 1 410 279 12,75

 
V. Analisa Data / Perhitungan
     
1. Dengan menggunakan mesin penekan.

Benda uji kubus  →A = 15 cm x 15 cm = 225 cm²

VI. Pembahasan
       
Faktor yang mempengaruhi kuat tekan yaitu :
         Bahan Campuran
1.         Semen
Untuk suatu perbandingan bahan – bahan beton ditentukan oleh kehalusan butir dan komposisi kimianya
melalui proses hidrasi.
2.         Air
Suatu campuran beton yang mempunyai kadar air minimum yang dibutuhkan untuk menghidrasi semen,
apabila dapat dipadatkan denganpenuh akan menghasilkan beton dengan kuat tekan max pada tiap umur
yang dicapainya.
3.         Agregat
Kekuatan ikatan dipengaruhi bentuk, susunan permukaan serta kebersihan agregat. Agregat dengan
permukaan licin dan berbentuk bulat akan menyebabkan ikatan yang lemah antara agregat tersebut
dengan mortarnya.
         Persiapan Bahan
1.       Penentuan / perencanaan proporsi bahan harus tepat sesuai mix design ( koreksi ).
2.       Penimbangan bahan harus tepat karena akan mempengaruhi pada saat pencampuran bahan, pengecoran
dan pemadatan.
3.       Pengaruh dari cara-cara persiapan yaitu bahan beton yang tidak diaduk dengan cukup samapi menjadi
suatu massa yang padat dan homogen, maka akan menghasilkan beton dengan mutu yang tidak baik.
Bahan beton diaduk dengan benar agar pada saat pengecoran dan pemadatan tidak terjadi bleeding dan
segregrasi.
         Pembuatan Benda Uji
Kekuatan tekan ditentukan dengan benda uji kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm dan 20 x 20 x20cm serta
silinder  15 t = 30 cm. Benda uji dibuat dalam cetakan yang bahannya tidak menyerap air dan pada
umumnya dari baja. Sebelum cetakan diisi dengan adukan beton, maka permukaan dalam cetakan dilapisi
dengan oli agar beton mudah dilepas dari cetakan. Pemadatan beton dilakukan dengan ditusuk-tusuk atau
dengan mesin penggetar, kemudian permukaannya diratakan. Beton dibongkar dari cetakan setelah 24
jam, kemudian direndam kedalam air untuk mengurangi penguapan sehingga beton menjadi keras/ kuat.
Air harus berada pada FAS optimum, karena jika air berada dibawah FAS optimum reaksi pengikatan
belum terjadi sempurna sehingga mengurangi kuat tekan. Tetapi jika air berada diatas FAS optimum,
setelah penguapan terjadi beton akan membentuk rongga yang akan mengurangi kekuatannya. Kegunaan
perendaman sebelum proses pengujian adalah untuk menetralkan suhu pada beton, sehingga pengeringan
beton diharapkan dapat merata dan memiliki suhu yang stabil.
         Penekanan Benda Uji
Pengujian benda uji ditetapkan pada umur 28 hari (standard), jika benda uji pada umur yang lain harus
diberi factor pembagi. Penekanan benda uji menggunakan mesin penekan yang telah ditetapkan. Saat
penekanan, harus pada permukaan yang rata agar saat pembebanan beban tersebar diseluruh permukaan
beton sampai batas maksimum        ( benda uji retak) dan catat hasilnya. Dimana kecepatan mesin
penekan 2-4 kg/ detik.

VII. Kesimpulan
     

-   Kekuatan karakteristik yang diperoleh pada beton dengan menggunakan mesin penekan adalah
Kuat tekan karakteristik = 190,03  kg/cm2    
Standard Deviasi Pelaksanaan = 70
Kuat tekan rata-rata =  304.83 kg/cm2

Anda mungkin juga menyukai