Anda di halaman 1dari 9

"Tugas Makalah"

KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM


MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DOSEN PENGAMPUH
BUJUNA A.ALHADDAD, S.Ag.,M.Ag

DI SUSUN OLEH :
NAMA : Asniawati Hamid (03092111003)
Sulistanti A. Drakel (03092111004)
KELAS :A
KELOMPOK : 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr,wb puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt. Atas nikmat
dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mengenai "KONSEP MANUSIA
DALAM ISLAM " taklupa juga kita haturkan kepada baginda Al-Mustofah Muhammad
SAW. yang mengantarkan dinul Islam dari zaman Jahillia menuju zaman yang terang
benderang ini.
Kami ucapakan terima kasih kepada Ibu Bujuna A.Alhaddad, S.Ag.,M.Ag yang
dimana telah memberikan tugas ini .selain menambah wawasan pembaca juga menambah
wawasan penulis Kami juga membuka wadah argumen,dimana kami juga tahu bahwa dalam
pembuatan makalah ini pasti tertera kesalahan maka dari itulah saran dan kritik sangat
diperlukan dalam makalah ini.

Ternate, 28 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
1.1. Manusia Dalam Perspektif Filsafat..............................................................................5
1.2. Manusia Dalam Perspektif Wahyu..........................................................................6
1.3. Hakikat Manusia..........................................................................................................7
1.4. Fungsi Dan Tugas Manusia........................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
Kesimpulan.............................................................................................................................8
Saran.......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satu hal yang tak terbantahkan: manusia adalah mahluk dominan di bumi ini. Buah
karyanya telah mengubah wajah dunia. Ini semua menjadi mungkin, karena manusia mampu
bekerja sama dengan berpijak pada prinsip-prinsip yang rasional. Kerja sama yang erat ini
tidak hanya membuat mereka kuat, tetapi juga berkembang melampaui batas-batas fisik
mereka sendiri.
Pada hakikatnya manusia adalah jenis binatang yang memiliki banyak kesamaan
dengan binatang lainnya. Kendati demikian, pada saat yang sama manusia juga memiliki
karakter yang sama dengan binatang namun yang jadi pembeda besar yaitu terletak di akal
budi yang dimiliki manusia itu sendiri. Hal tersebut dijelaskan dalam Q.S An-Nahl ayat 2 dan
Al-Hasyr ayat 1 yang menjelaskan bahwa manusia itu adalah mahluk yang berpikir maka dari
itu dalam manusia memiliki tingkatan tersendiri dihadapan ALLAH SWT.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa masalah berikut :
1. Bagaimana manusia dalam perspektif filsafat ?
2. Bagaimana manusia dalam perspektif wahyu ?
3. Apa sebenarnya hakikat manusia ?
4. Apa sebenarnya fungsi dan tugas manusia ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini :
1. Mengetahui manusia dalam perspektif filsafat
2. Mengetahui manusia dalam perspektif wahyu
3. Mengetahui hakikat manusia
4. Mengetahui fungsi dan tugas manusia
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Manusia Dalam Perspektif Filsafat


Agaknya masalah yang terbesar sepanjang masa yang dihadapi manusia ialah
tentang dirinya sendiri. Siapakah manusia? Dari mana asalnya? Berbedakah dia
dengan mahluk lain? Sampai dimanakah kemampuan dia? Bagaimanakah dia?
Kenapa dia berlaku begini dan begitu? Dari pertanyaan-pertanyaan ini merupakan
pertanyaan yang bersifat filsafat, yang kemudian dikenal dengan istilah dalam bahasa
inggris anthropology (anthropos: Manusia; logy: ilmu).
Selain itu dalam membicarakan mansia dengan prespektif filsafat ini jika
dilihat dalam penggolongan filsafat sendiri dia termasuk dalam Metafisika yang mana
memuat empat jurusan : Ontologi, Kosmologi, Antologi dan Teodise. Metafisika
terbelah dalam dua aliran besar , yaitu serbazat dan serbaruh.

Serbazat tentang Manusia


Serbazat beranggapan bahwa yang sebenarnya itu adalah materi. Yang
didalamnya memuat zat yang menepati ruang.,karena berbentuk dan berupa. Dan
manusia sebagai unsur alam, juga terdiri dari zat. Apa yang disebut ruh atau jiwa,
pikiran, perasaan, (tanggapan, kemauan, kesadaran, ingatan, khayalan, penghayatan
dan lain-lain) tidak lain daripada fungsi, aktivitas atau kerja badan manusia yang
terdiri dari sel-sel (zat). Atas dasar demikian, Lamettrie menyamakan manusia dengan
dengan mesin. Manusia sama saja dengan binatang, perbedaannya hanya dalam fungsi
berpikir itu, maka dikatakanlah, manusia adalah binatang yang berpikir.
Filsafat modern juga membahasa manusia namun pada Eksistensialisme atau
filsafat ujud. Berikut beberapa eksistensialiasme menurut beberapa filsuf :
 Eksistensialisme Jaspers mengatakan bahwa manusia merupakan
mahluk yang berdasarkan dirinya sendiri artinya tidak berurusan
dengan objek-objek pemikiran lainnya ia tetap atau konsisten dengan
ujudnya.
 Eksistensialisme Heidegger dia mengatakan bahwa manusia itu
adalah individual dan ada akhirnya. Yang lebih focus pada entintas
ketiadaan jadi bisa dipahami bahwa eksistensialisme itu tidak ada
makna dan perspektif tentang ujud manusia.
1.2. Manusia Dalam Perspektif Wahyu
Kepada mahluk-Nya yang beraqal, tuhan juga menurunkan wahyu, untuk mengatur
harmoni ( yang disebut dengan salam) dalam kehidupan manusia, dengan mengariskan
gerak manusia, yang disebut dengan amal. Wahyu-wahyu itu dikodifikasikan menjadi
Kitab suci. Aturan umum yang digariskan oleh wahyu-wahyu itu, yang disebut dengan
Islam. Sehingga apa pandangan Islam tentang manusia itu sendiri, manusia itu adalah
perkaitan badan dan ruh. Masing-masing merupakan subtansi.
Substansi adalah unsur asal, sesuatu yang ada, yang adannya tidak bergantung pada
yang lain. Ruh dan zat adalah subtansi alam. Yang masing-masing tidak bergantung pada
subtansi yang lain.
Dalam proses terjadinya manusia, Quran dan Hadits mejelaskan, bahwa petama ia
terbentuk secara jasmani di dalam Rahim Ibu. Proses dan tingkat jasmani tidak bedanya
dengan apa yang berlangsung pada hewan. Hal ini yang disebut embriologi. Sebelum
badan itu keluar dari Rahim ibu, tuhan menghembuskan ruh ciptaannya. (Q.S Al-Hijr:29),
bukan ruh saja yang termasuk ciptaannya badan juga termasuk salah satu ciptaannya.
1.3. Hakikat Manusia
Dalam penjelasan bisa diketahui manusia dicptakan hanya untuk tunduk atau patuh
terhadap perintah yang diturunkan dan menjauhi larangan yang diberikan. Islam dating
dengan perimbangan antara kedua kecendrungan dan kedua kebutuhan. Ia mengatur
kehidupan manusia untuk mengujudkan fitrahnya, salam dunia dan salam akhirat. Apabila
rusak perimbangan jasmaniah-ruhaniah, pemuasan materil dan spiritual, maka salam itu rusak
pula. Kalau keperluan zat saja yang dikejar, manusia hanya puas di dunia, tapi celaka di
akhirat.
Sebaliknya kalau kepuasan ruhaniah saja yang dikejar, manusia akan mendapat
kepuasan diakhirat, tapi menderita material di dunia. Tidak boleh berlebih-lebihan dalam
beragama, tak boleh berlebih-lebihan dalam kebudayaan.

Mereka yang beriman dan mejaga dirinya (dari kejahatan) mereka akan memperoleh
berita gembira dalam kehidupan yang dekat (dunia) dan akhirat (Q.S Yunus:10:63-
64)

Dan carilah dengan (kekayaan) yang diberikan tuhan kepada engkau kebahagiaan
akhirat dan jangan engkau lupakkan nasibmu di dunia ini. (Q.S Al-Qashash:28:77)

Salam jasmaniah adalah kebahagiaan duniawi. Salam ruhaniah adalah kebahagian


ukhrawi. Salam yang lengkap hanya terujud dengan perimbangan jasmaniah dan ruhaniah.
Kedua aspek tersebut membawa manusia mengujudkan salam yang lengkap yang ada di
dunia dan di akhirat.

1.4. Fungsi Dan Tugas Manusia


Seperti pada penjelasan tentang hakikat manusia bahwa terwujudnya perimbangan
salam duniawi dan ukhrawi, berikut pembahasan tentang fungsi dan tugas dari pada manusia
sendiri sudah banyak dijelaskan dalam Al-Quran yaitu :

 Q.S Al-Baqarah :1
 Q.S Al-Araf :74
 Q.S An-Naml :1

Yang pada intinya sebagai penerus amanah yang disampaikan oleh Rasullullah SAW.
(Khalifah) dan (Abdullah) hamba Allah yang menaati seluruh perintahnya dan menjauhui
segala bentuk larangannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep manusia menurut islam adalah manusia yang memiliki jasmaniah dan
ruhaniah yang dalam hakikat (fitrahnya) melaksanakan fungsi dan tugasnya yaitu
sebagai Khalifah dan Abdullah dimuka bumi guna menegakkan dinul Islam tercinta
ini.

B. Saran

Dengan defenitif tersebut diharapakan mahasiwa yang mempelajari konsep


manusia menurut padangan islam ini untuk menginterprestasikan dalam kehidupan
sehari-hari entah dalam hubungan Hablum Minallah dan Hablum Minannas.
DAFTAR PUSTAKA

Reza A.A Wattimena (2016), Pendahuluan: Tentang manusia..Diambil dari Buku TENTANG MANUSIA
Dari Pikiran, Pemahaman, Sampai Dengan Perdamaian Dunia.

Sidi Gazalba (1990 ), Bab Tujuh masalah hubungan sebab dan akibat dan bab delapan filsafat manusia,
Diambil dari buku SISTEMATIKA FILSAT.

Anda mungkin juga menyukai