Disusun Oleh :
Nama : Phoenna Alkisna
N.I.M : 1012020082
Semester : 3
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Unit : 1
Dosen Pengampu :
Nani Endri Santi, M.A.
Tidak lupa pula marilah kita hadiahkan Shalawat kita kepada Baginda
Nabi Besar, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membawa kita
dari zaman yang penuh jahiliah sehingga kita dapat sampai disini untuk bisa
membaca dan memahami ilmu pengetahuan.
Makalah ini telah saya susun dengan usaha yang maksimal semampu saya
dan mendapatkan bantuan dari banyak orang sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Terima kasih banyak kepada setiap orang yang telah
membantu membuat makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya sadar penuh bahwa masih banyak
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun penggunaan bahasanya. Oleh
karena itu dengan hati terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala puji hanya untuk Allah Subhanahu wa ta'ala, shalawat
beserta salam mari kita curahkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam. Aku bersaksi bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah
dengan benar selain Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada
sekutu bagi-Nya, dan aku juga bersaksai bahwasannya Nabi Muhammad
Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba serta utusan-Nya wa laa
nabiyya ba’da. Diantara enam rukun-rukun iman yang wajib untuk imani
oleh seorang yang beriman ialah beriman kepada kitab-kitab suci yang
telah Allah ta'ala turunkan kepada para Rasul-Nya. Dimana Allah
Shubhanahu wa ta’ala menegaskan hal tersebut dalam firman –Nya :
4
Naluri yang di pinjamkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada
manusia berupa Naluri mempertahankan diri, naluri meneruskan keturunan
dan naluri taqdis ( mennyucikan/ mengagungkan sesuatu). Karena naluri
taqdis itu, manusia kemudian menyembah dan mengabdi kepada sesuatu
yang di anggapnya agung yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala..
Oleh karena itu, agar manusia tidak salah mengambil arah dalam
mensucikan, mengagungkan dan menyembah Allah Subhanahu wa ta’ala,
maka manusia membutuhkan pembimbing yang di utus Allah yaitu Rasul.
Para Rasul Allah mendapatkan tugas dari Allah Subhanahu wa ta’ala
untuk membimbing manusia dalam kehidupannya agar tidak tersesat.
Berikut ini uraian mengenai beriman kepad Rasul-rasul Allah Subhanahu
wa ta’ala.
B. Rumusan Masalah
- Apa itu Iman kepada Rasul dan Kitab Allah?
- Bagaimana Korelasi (Hubungan) dari mengimani Rasul dan Kitab Allah?
C. Tujuan Pembahasan
- Memaknai Kandungan Rukun Iman ke-3 dan ke-4
Memahami korelasi dari Iman kepada Kitab dan Rasul Allah.
5
BAB II PEMBAHASAN
1
An-Nabhani. Taqiyuddin, as-Syahsiyah al-Islamiyah juz 1, (terjemah Zakaria Ahmad,
Lc), Pustaka Thariqul Izzah, Bandung, 2003, hal 175
2
Suharto Gunawan, Iman Kepada Nabi dan Rasul-Rasul Allah Subhanahu wa Ta’ala.
6
Kelemahan lain dari definisi ini ditunjukkan dalam hadits dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Ditampakkan kepadaku umat-umat, aku melihat seorang nabi
dengan sekelompok orang banyak, dan nabi bersama satu dua orang
dan nabi tidak bersama seorang pun.” (HR. Bukhori dan Muslim)
3
Syaikh Hafidz bn Ahmad Hakami, 222Kunci Aqidah yang Lurus, Opcit. Hlm 85
4
Kaelany HD, Iman, Ilmu dan Amal Saleh, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hlm. 82.
7
B. Kolerasi dari mengimani Rasul dan Kitab Allah
Iman kepada rasul-rasul Allah, seperti halnya iman kepada kitab-
kitab Allah, merupakan konsekuensi logis atau akibat langsung dari iman
kepada Allah. Keberadaan Rasul-rasul Allah ini juga terkait dengan
keberadaan kitab-kitabNya. Para rasul Allah inilah yang mendapatkan
amanah menerima wahyu atau pesan-pesan Allah yang terkumpul ke
dalam kitab, yang kemudian di sampaikan kepada umat manusia
umumnya. Rasul Allah adalah utusan Allah yang mengemban tugas sangat
berat dari Allah untuk menyampaikan pesanpesan Allah kepada umat
manusia. Rasul Allah ini juga disebut nabi yang berarti pembawa berita
dari Allah untuk manusia.
Nabi dan rasul adalah manusia istimewa yang dipilih oleh Allah
untuk tugas-tugas mulia yang tidak diberikan kepada sembarang manusia.
Karena itulah Allah selalu membimbing nabi dan rasul-Nya ini agar dapat
melaksanakan tugas dengan sebaik-naiknya. Nabi dan rasul ini juga
memiliki sifat-sifat yang istimewa yang mengiringi tugas mereka yang
amat berat.5
Iman Kepada Kitab-Kitab Allāh Adalah Mempercayai Dan
Mengimani Dengan Sepenuh Hati Bahwa Allāh Menurunkan Wahyu
Kepada Pada Rasūl Nya Berupa Kitab-Kitab Untuk Pedoman Hidup
Umatnya.6
Dan yang dimaksud dengan beriman kepada kitab-kitab suci yang
diturunkan kepada para Rasul ialah dengan mengimani bahwa semua
kitab-kitab tersebut turun dari sisi Allah azza wa jalla yang 4 diberikan
kepada para Rasul -Nya sebagai pemberi petunjuk dan sumber hukum
untuk menghukumi secara adil diantara mereka. Berdasarkan firman Allah
tabaraka wa ta'ala :
5
Dr. Marzuki, M.Ag. Buku PAI SMP, hlm. 30
6
Adya Sukma Dewi, MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SEKOLAH INKLUSI, 2016.
8
Artinya : “Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat
dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui
siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya
walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat, Maha Perkasa.” (QS al-Hadid : 25)
7
Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi, Beriman Pada Kitab-Kitab Allah, 2014.
8
al-Aqidah Thahawiyah 2/424-425.
9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman kepada Rasul-Rasul Allah juga berarti mengimani Kitab-
Kitab Allah Subhanahu wa ta’ala yang diturunkan-Nya dengan Rasul
sebagai utusan-Nya. Begitu pula sebaliknya, mengimani Kitab-Kitab Allah
berarti mengimani para Rasul-Nya.
B. Saran
Dalam beriman, tentunya terkadang sesorang mengalami pasang
surut dalam mempertahankan Imannya. Oleh karena itu, penyampai materi
mengharapkan dengan adanya makalah ini kita dapat mempertahankan
iman kita agar tetap stabil.
Pemakalah sangat sadar, bahwasannya manusia adalah udangnya
khilaf dalam kehidupan. Jadi, dengan hati terbuka pemateri berharap saran
dan kritik dari pembaca jikalau ada kekurngan dalam penyampaian.
Billahiltaufik walhidayah, Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
10