Oleh :
Kelompok 1B dan 2B
JURUSAN KEPERAWATAN
Maret 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok
Khusus Usia Produktif di RW 01 Kelurahan Mulyorejo Kota Malang dengan baik
dan tepat waktu. Asuhan keperawatan ini disusun sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi DIII
Keperawatan Malang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
Akhir kata, semoga semua sumbangan ilmu, moril maupun material dari
semua pihak merupakan amal sholeh yang akan di balas oleh Allah SWT, dan
semoga asuhan keperawatan ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.4 Skala Priotitas Diagnosa Keperawatan ........................................................... 65
3.5 Pre-Planning Kegiatan Musyawarah Masyarakat RW 01 ................................67
3.6 Pre-Planning Kegiatan Penyuluhan Masyarakat RW 01 .................................70
3.7 Planning Of Action .........................................................................................94
3.8 Rancangan Implementasi ...............................................................................101
3.9 Hasil Wawancara ...........................................................................................103
iii
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 3.22 Pengetahuan Tentang Posbindu ...........................................................48
iv
DAFTAR DIAGRAM
v
Diagram 3.22 Pengetahuan Tentang Kesehatan.....................................................48
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
penduduk yang telah bekerja atau masih mencari pekerjaan. Sebaliknya, bukan
angkatan kerja adalah penduduk yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan
dan sedang tidak mencari pekerjaan, misalnya pelajar, mahasiswa, ibu rumah
tangga, dan pensiunan.
Masalah kesehatan seperti penyakit tidak menular, penyakit menular, risiko
cedera saat ini mengancam usia produktif. Jantung koroner merupakan penyakit
penyebab kematian tertinggi, diikuti kanker, diabetes militus dengan komplikasi,
tuberculosis, kemudian PPOK (Kemenkes, 2020). Hal tersebut disebabkan gaya
hidup yang tidak sehat. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018 menunjukkan bahwa 95,5% masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi
sayur dan buah. Kemudian 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik, 29,3%
masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami obesitas sentral
serta 21,8% terjadi obesitas pada dewasa.
Perubahan gaya hidup harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi
kesehatan masa depan, dengan pengendalian faktor risiko juga harus dilakukan
sedini mungkin. Masyarakat harus memiliki kesadaran kesehatan agar tahu kondisi
badannya, agar semakin mudah diobati sehingga tidak terlambat.
Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup
masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas
atau masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok khusus usia produktif. Di
Indonesia setiap warga negara usia 15 sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan sesuai standar
kepada warga negara usia 15 – 59 tahun di wilayah kerjanya dalam kurun waktu
satu tahun seperti dilakuakannya deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan
memeriksa tinggi badan dan berat badan serta lingkar perut, deteksi hipertensi
dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan primer, deteksi kemungkinan
diabetes melitus menggunakan tes cepat gula darah, deteksi gangguan mental
emosional dan perilak, pemeriksaan ketajaman penglihatan, pemeriksaan
ketajaman pendengaran. deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan
payudara klinis dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30–59 tahun.
2
3
4
5
a. Upaya promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
dengan dalan :
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
5. Rekreasi
6. Pendidikan seks
b. Upaya preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :
1. Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah
3. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun
di rumah
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui
c. Upaya kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluaraga, kelompok
yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui :
1. Perawatan orang sakit dirumah (home nursing)
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologi dirumah ibu bersalin dan
nifas
4. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat dirumah
maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama.
7
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita, dalam hal ini dimaksudkan
bahwa remaja harus sudah memahami peran yang dilakukannya agar
tidak bertentangan dengan jenis kelaminnya.
6. Remaja sudah bisa berkerja sama dan bertingkah laku secara sosial
dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan dengan tidak
melanggar aturan yang berlaku di masyarakat.
10. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi.
B. Masa Dewasa
1. Landasan hidup religius
Adanya pengembangan, pemahaman, pengalaman serta pemantapan
diri terhadap ajaran agama yang dianutnya
2. Kesadaran tanggung jawab sosial
a. Adanya tanggung jawab dalam tindakan baik dalam aspek pribadi,
sosial (masyarakat), maupun karir.
b. Adanya kematangan perilaku etis, emosi, intelektual pada masa
dewasa dini sedangkan nampak penurunan saat memasuki masa
dewasa madya dan selanjutnya
3. Kesadaran gender
11
Menurut Anne Ahira (t.t:1-2) pola hidup sehat adalah suatu gaya hidup yang
memperhatikan factor-faktor penentu Kesehatan, antara lain makanan dan
olahraga.
1. Makanan
Fakta menunjukkan bahwa orang-orang zaman dahulu memiliki tubuh
yang sehat, padahal waktu itu belum ada teori mengenai pola hidup sehat.
Sebaliknya, dizaman modern seperti sekarang ini banyak orang yang
meninggal di usia muda dengan komplikasi penyakit. Menurut data WHO,
tujuh puluh persen kematian dini disebabkan oleh penyakit jantung, stroke,
kannker, dan diabetes. Separuh dari jumlah tersebut terkait dengan pola
makan yang buruk. Beberapa pola makan modern yang tidak sesuai
dengan pola hidup sehat antara lain:
a. Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat dan lemak serta kurang
mengkonsumsi serat.
b. Sering menyantap fast food (makanan yang banyak mengandung
pengawet, pemyedap rasa, lemak, dan kalori kosong)
c. Kebiasaan ngemil kelebihan.
Selain makanan dan olahraga, menurut Anne Ahira (t.t:2-3) gaya hidup
juga menentukan tingkat Kesehatan seseorang. Gaya hidup yang dapat
merusak Kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Merokok
Terdapat 4.000 macam racun yang terkandung dalam sebatang
rokok. Racun-racun yang utama adalah nikotin, tar, timah hitam, dan
gas karbonmonoksida
2. Minum-minuman keras
Menurut WHO, mengkonsumsi minuman keras dapat menimbulkan
gangguan Kesehatan. Dalam majalah Medicine Internasional
disebutkan segudang efek buruk mengonsumsi minuman keras, yaitu
berupa gangguan tenggorokan, pendarahan, hingga yang terburuk
adalah kanker tenggorokan
3. Terlalu banyak mengonsumsi obat kimia
Sesungguhnya obat bukanlah solusi untuk sehat. Obat kimia dalam
resep dokter maupun obat-obatan yang dijual bebas diwarung sejatinya
hanya meredakan gejala, namun tidak mengobati penyakit. Jika
dikonsumsi terus menerus, obat-obatan kimia dalam jangka Panjang
15
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1) Data subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
2) Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
h. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical
record (Wahit, 2005).
Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya
tentang pengkajian komunitas
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan
yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut
aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan
yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan
pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka,
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien
21
B. Diagnosis Keperawatan
23
BAB III
2) Data Usia
Tabel 3. 2 Data usia
27
Usia 5%
1% 4%
5%
13%
58% 14%
RT 4 7 7
RT 6 5 4
RT 7 14 16
RT 8 13 21
TOTAL 87 94
Jenis Kelamin
48%
52%
Pendidikan
4% 1%
19%
33%
24%
19%
Pekerjaan
39%
61%
Janda
3% Perkawinan
Duda
1%
Belum
kawin
Kawin
47%
49%
15%
85%
Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki
Usia
38%
62%
RT 7 9 2
RT 8 1 8
TOTAL 24 28
Pekerjaan
12%
88%
Penghasilan
4%
24%
72%
Berat Badan
4%
46%
50%
Tinggi Badan
140-150 cm 151-160 cm >160 cm
12%
21%
67%
IMT
Lebih Normal Kurang
3%
25%
72%
Tidak 30 Tidak 42
2. Fungsi Pendengaran 6. Fungsi Pergerakan
Lokasi Jawaban Jumlah Lokasi Jawaban Jumlah
RT 1 Ya RT 1 Ya 1
Tidak 5 Tidak 4
RT 2 Ya RT 2 Ya
Tidak 9 Tidak 9
RT 3 Ya RT 3 Ya
Tidak 10 Tidak 10
RT 4 Ya RT 4 Ya
Tidak 4 Tidak 4
RT 6 Ya RT 6 Ya
Tidak 4 Tidak 4
RT 7 Ya 0 RT 7 Ya 3
Tidak 11 Tidak 8
RT 8 Ya RT 8 Ya 1
Tidak 9 Tidak 8
TOTAL Ya 0 TOTAL Ya 5
Tidak 52 Tidak 47
3. Fungsi Pernafasan 7. Fungsi Persyarafan
Lokasi Jawaban Jumlah Lokasi Jawaban Jumlah
RT 1 Ya RT 1 Ya
Tidak 5 Tidak 5
RT 2 Ya RT 2 Ya
Tidak 9 Tidak 9
RT 3 Ya RT 3 Ya
Tidak 10 Tidak 10
RT 4 Ya RT 4 Ya
Tidak 4 Tidak 4
RT 6 Ya RT 6 Ya
Tidak 4 Tidak 4
39
RT 7 Ya 0 RT 7 Ya 0
Tidak 11 Tidak 11
RT 8 Ya RT 8 Ya
Tidak 9 Tidak 9
TOTAL Ya 0 TOTAL Ya 0
Tidak 52 Tidak 52
4. Fungsi Jantung 8. Fungsi Perkemihan
Lokasi Jawaban Jumlah Lokasi Jawaban Jumlah
RT 1 Ya RT 1 Ya
Tidak 5 Tidak 5
RT 2 Ya 3 RT 2 Ya
Tidak 6 Tidak 9
RT 3 Ya RT 3 Ya
Tidak 10 Tidak 10
RT 4 Ya 2 RT 4 Ya 1
Tidak 2 Tidak 3
RT 6 Ya 1 RT 6 Ya
Tidak 3 Tidak 4
RT 7 Ya 2 RT 7 Ya 0
Tidak 9 Tidak 11
RT 8 Ya 1 RT 8 Ya 1
Tidak 8 Tidak 8
TOTAL Ya 9 TOTAL Ya 2
Tidak 43 Tidak 50
40
Masalah Kesehatan
60 52 52 52 50
43 47
50 42
40 30
30 22
20 9 10
10 5 2
0 0 0
0
Ya Tidak
Riwayat Penyakit
14; 27%
Ya
Tidak
38; 73%
Pola Perilaku
60 51
48 46
50
34 36 37
40 30 33
29
30 22 21 23
18 16 15
20
10 4 6
1
0
Ya Tidak
Sosial Ekonomi
2%
98%
Ya Tidak
46
Pelayanan Kesehatan
60
40
20
0
Pemeriksaan Faskes Tersedia Memiliki
Kesehatan di Tempat Kerja Jaminan
Teratur Kesehatan
YA TIDAK
10
0
RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 6 RT 7 RT 8
Sudah tahu dan jelas Tahu tapi belum jelas Belum tahu
Pengetahuan Tentang
Pelayanan Posbindu
15%
60% 25%
33% 35%
32%
23%
62%
8%
92%
93%
100%
100%
9%
91%
92%
96%
3) Sarana Olahraga
Terdapat balai RW yang digunakan untuk senam di RT 1 sampai
8 RW 01 Kelurahan Mulyorejo.
4) Ruang Petemuan
Terdapat ruang pertemuan di RT 1 sampai 8 RW 01 Kelurahan
Mulyorejo.
5) Sarana Hiburan
Terdapat sarana hiburan di 07 RW 01 Kelurahan Mulyorejo
berupa kolam pancing.
6) Sarana Ibadah
Terdapat mushola dan masjid di RT 1 sampai 8 RW 01
Kelurahan Mulyorejo.
2. Pendidikan
2.1 Tingkat pendidikan komunitas
Tabel 3.24 Tabel Tingkat Pendidikan Komunitas
Tingkat Pendidikan Jumlah
SD 15
SMP 15
SMA 21
Diploma 1
Sarjana 0
29%
40%
29%
Penghasilan Keluarga
4% 4%
46% 46%
29%
Dialokasikan
Tidak alokasi
71%
Kemun
Perhatian Poin Tingkat gkinan Nilai
Diagnosa Keperawatan/Kriteria
masyarakat prevalensi bahaya untuk Total
dikelola
Keterangan :
1. Rentang skor : 1 - 4
2. Skor yang diperoleh dikalikan ke kanan : skor perhatian masyarakat x skor poin prevalensi x skor
tingkat bahaya x store kemungkinan untuk di kelola = Nilai total
3. Prioritas masalah berdasarkan urutan perolehan skor
67
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok yang berasal dari masyarakat yang tinggal
di tempat yang sama, kelompok sosial yang memiliki minat yang sama.
Dalam rangka untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka
diperlukan perawatan kesehatan masyarakat. Perawatan kesehatan
masyarakat dilaksanakan melalui proses keperawatan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga dapat secara mandiri
melakukan upaya kesehatan.
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
keperawatan professional yang merupakan bagian integral dari proses
keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan, yang ditujukan langsung kepada
masyarakat dengan menekankan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi.
Proses asuhan keperawatan ialah dimulai dari tahapan pengkajian, penentuan
diagnosis, perencanaan, intervensi, hingga evaluasi keperawatan.
Pengkajian dilakukan dengan melakukan survey dan wawancara kepada
subyek. Setelah mendapatkan data dari hasil pengkajian masyarakat,
selanjutnya melakukan kegiatan MMRW yaitu pertemuan seluruh warga di
1 RW atau perwakilan warga untuk membahas hasil survey dan
merencanakan penanggulangan masalah kesehatan. Tujuan dari MMRW
adalah masyarakat dapat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya, sepakat
menanggulangi masalah kesehatan dan menyusun rencana kerja
untuk menanggulangi masalah.
34%, kebiasaan makan berlemak 69%, kebiasaan makan tinggi purin 40%,
minum kopi 44%, merokok 19%, begadang 7%, tidak pernah sarapan 11%,
menggunakan APD saat bekerja 28%, lingkungan kerja aman 98%, 96%
warga mengatakan belum pernah melakukan skrining kesehatan minimal 1
tahun sekali, 54% warga mengatakan penghasilan tidak mencukupi
kebutuhan, 60 % warga belum mengetahui tentang pelayanan posbindu, 52%
warga tingkat pengetahuan kurang tentang masalah kesehatan, 73% warga
tingkat pengetahuan kurang mengenai cara pencegahan dan perawatan
penyakit dan warga dengan pola hidup kurang tentang masalah kesehatan
77%.
Diagnosa keperawatan yang dapat diambil dari data diatas adalah
manajemen kesehatan tidak efektif dan defisit pengetahuan. Rencana
kegiatan yang akan dilakukan adalah penyuluhan terkait hidup sehat melalui
CERDIK, GERMAS, Posbindu, dan Penggunaan APD saat kerja.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Musyawarah Masyarakat di RW 01 kelurahan
Mulyorejo diharapkan masyarakat dan mahasiswa dapat menyelesaikan
masalah yang ada di RW 01 kelurahan Mulyorejo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi di wilayah RW 01
kelurahan Mulyorejo
b. Untuk mengetahui kesepakatan tindakan yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan masalah di RW 01 kelurahan Mulyorejo
c. Untuk menyusun rencana kerja dalam menanggulangi masalah yang
telah disepakati bersama di RW 01 kelurahan Mulyorejo
C. Metode Pelaksanaan
Presentasi dan Musyawarah
D. Sasaran Dan Target
Warga RW 01 Kelurahan Mulyorejo
E. Straregi Pelaksanaan
Hari/tanggal : April 2022
69
Waktu :
Tempat : Balai RW 01
No Waktu Kegiatan
1. 5 menit Orientasi
a. Salam
b. Perkenalan
c. Kontrak waktu dan tujuan
2. 15 menit Sambutan
a. Ketua RW 01
b. Ketua Kelompok PKL Komunitas Puskesmas Mulyorejo
4. 20 menit Tanya jawab dan diskusi rencana kegiatan untuk penyelesaian masalah
5. 5 menit Terminasi
a. Penyampaian notulensi
b. Penyusunan kontrak selanjutnya
c. Salam
a. Latar Belakang
c. Kegiatan
a. Nama Kegiatan :
71
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. MANFAAT
E. PEMBENTUKKAN POSBINDU
F. KOMPONEN
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya pembagian
tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan sebagainya. Struktur
organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
beberapa seksi dan kader.
3. Anggota Kelompok
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran atau
sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang
tidak mengikat.
75
G. PELAYANAN KESEHATAN
dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil positif dilakukan tindakan
oleh bidan/dokter terlatih. Kegiatan pemeriksaan kadar alcohol pernafasan dan tes
amfemin urin bagi kelompok pengemudi umum dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksaanaan posbindu
PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor resiko kurang
bermanfaat jika masyarakat tidak mengetahu cara mengendalikannya. Kegiatan
fisik atau olah raga bersama, dilakukan rutin tiap minggu minimal. Kegiatan
rujukan ke fasilitas kesehatan dasar di wilayahnya. (Corwin, E.J.2009)
H. SARANA DAN PRASARANA
Tujuan Khusus :
3. Kegiatan germas
Dalam pengorganisasian Germas, kegiatan pokok Germas dirumuskan dalam enam
klaster, yaitu:
1. Peningkatan aktivitas fisik
2. Peningkatan perilaku hidup sehat
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi
4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
5. Peningkatan kualitas lingkungan
6. Peningkatan edukasi hidup sehat.
A. Indikator germas
a) Peningkatan aktivitas fisik
Prinsip Olahraga BBTT
1. Baik, sejak usia dini hingga usia lanjut, olahraga dianjurkan minimal
30 menit menggunakan perlengkapan olahraga yang sesuai.
2. Benar, pilih olahraga yang digemari, aman, mudah, sesuai dengan
kondisi fisik dan pola gerak yang dibakukan.
3. Terukur, lakukan pengukuran dengan nadi setiap hari di akhir pelatihan
dengan tujuan meniilai apakah target denyut nadi tercapai atau tidak
4. Teratur, untuk mencapai hasil optimal olahrga perlu dilakukan minimal
3 kali seminggu.
b) Peningkatan perilaku hidup sehat
Program PHBS Rumah Tangga
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
2. Pemberian ASI eksklusif
79
➢ K=Kelola Stress
Segala hal yang berhubungan dengan perubahan akan
menimbulkan stress. Cara mengatasi stress dan mencapai jiwa yang
sehat antara lain:
1. Membicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat
dipercaya
2. Melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan
3. Menjaga kesehatan dengan olahraga/aktivitas fisik secara
teratur, tidur cukup, makan bergizi seimbang, serta menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Mengembangkan hobi yang bermanfaat
5. Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan
6. Berpikir positif
7. Menenangkan pikiran dengan relaksasi
e) Peningkatan kualitas lingkungan
Jaga Lingkungan agar tetap sehat
• Jauhkan anak dari asap rokok, asap sampah, asap dapur, dan polusi
• Buang air besar dan kecil di WC
• Bersihkan rumah dan lingkungan, buang sampah pada tempatnya
• Memasak air sampai mendidih sebelum diminum
• Menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga
• Melakukan pemberantasan pada sarang nyamuk
• Membuat ventilasi dan jendela agar cahaya matahari dapat masuk dan
sirkulasi udara lebih baik
• Pastikan bahan makanan bebas dari pewarna maupun pengawet yang
membahayakan
• Waspada terhadap penyakit potensi kejadian luar biasa (KLB), seperti diare,
cacar, campak, ISPA, dan malaria
f) Peningkatan edukasi hidup sehat
- Tips Berhenti Merokok
1. Motivasi, yakni bulatkan tekad untuk berhenti merokok.
84
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dari proses
produksi suatu perusahaan, baik jasa maupun industri. Setiap orang yang bekerja
di suatu perusahaan dianggap memiliki risiko kecelakaan kerja. K3 adalah
perlindungan yang wajib diberikan oleh pihak pemberi kerja kepada
karyawannya.
A. Pengertian
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan pekerjaan yang fungsinya
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja. APD
merupakan cara terakhir untuk melindungi tenaga kerja
setelahdilakukan beberapa usaha. Alat Pelindung Diri adalah alat-alat
yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-bahaya
kecelakaan (Anidyajati, 2011).
B. Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari penggunaan APD sebagai berikut (Ampuh,
2009):
1. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
87
(Prescription glasses), karena pada bagian atas kanan dan kiri frame
terdapat pelindung dan jenis kacanya yang dapat menahan jenis
sinar UV (Ultra Violet) sampai persentase tertentu. Sinar
ultaraviolet muncul karena lapisan ozon yang terbuka pada lapisan
atmosfer bumi, UV dapat mengakibatkan pembakaran kepada kulit
dan bahkan kanker kulit (Hasibuan, 2013).
3. Pelindung wajah
Pelindung wajah yang dikenal adalah:
- Goggles, goggles memberikan pelindungan lebih baik dari
pada safety glasses karena goggles terpasang dekat wajah
karena goggles mengitari area mata, maka goggles melindungi
lebih baik pada situasi yang mungkin tejadi percikan cairan,
uap logam, uap, serbuk, debu, dan kabut.
- Face shield, face shield memberikan perlindungan wajah
menyeluruh dan sering digunakan pada operasi peleburan
logam,percikan bahan kimia, atau partikel yang melayang.
Banyak Face shield yang dapat digunakan bersamaan dengan
pemakaian Hard Hat. Walaupun Face Shield melindungi
wajah, tetapi Face Shield bukan pelindung mata yang
memadai, sehingga pemakaian safety glasses harus dilakukan
dengan pemakaian Face Shield.
- Welding Helmets, jenis pelindung wajah yang lain adalah
Welding Helmets (Topeng Las). Topeng las memberikan
perlindungan pada wajah dan mata. Topeng las memakai lensa
absorpsi khusus yang menyaring cahaya yang terang dan energi
radiasi yang dihasilkan selama operasi pengelasan.
Sebagaimana Face Shield, Safety Glasses atau Goggles harus
dipakai saat menggunakan Helm Las.
- Masker wajah, masker berfungsi untuk melindungi hidung dari
zat zat berbau menyengat dandari debu yang merugikan.
4. Pelindung Tangan
Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang
89
8. Jas Laboratorium
Jas Laboratorium sangat penting pemakaiannya terutama di
Laboratorium kimia. Karena jas ini akan melindungi tubuh dari
kontak langsung dengan suatu zat kimia yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada tubuh manusia. Kriteria yang baik untuk jas
laboratorium ini sendiri yaitu
- Nyaman dipakai
- Bahan kain yang cukup tebal
- Berwarna Terang atau putih
- Berkancing (Non Resleting)
- Panjang jas sampai lutut dan dengan lengan sampai
pergelangan tangan
- Ukurannya Tidak terlalu Kecil ataupun terlalu besar.
D. Akibat tidak memakai APD
Akibat tidak memakai APD dapat menyebabkan penyakit akibat
kerja atau yang dikenal dengan occupational disease. Menurut Cherry,
1999 “An occupational disease may be defined simply as one that is
caused , or made worse, by exposure at work”. Hal tersebut
menggambarkan bahwa secara sederhana sesuatu yang disebabkan,
atau diperburuk, oleh pajanan di tempat kerja. Sedangkan dari definisi
kedua tersebut, penyakit akibat kerja adalah suatu masalah Kesehatan
yang disebabkan oleh pajanan berbahaya di tempat kerja.
Dalam hal ini, menurut Tarwaka (2014) pajanan berbahaya yang
dapat terjadi akibat tidak memakai APD antara lain :
• Debu, gas, atau asap
• Suara/kebisingan (noise)
• Bahan toksik (racun)
• Getaran (vibration)
• Radiasi
• Infeksi kuman atau dingin yang ekstrem
• Tekanan udara tinggi atau rendah yang ekstrem
Menurut Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 tertanggal 27
92
No. Dx Tujuan Umum Indikator Rencana Tindakan Penanggung Tempat Waktu Metode
dan Tujuan Pencapaian Jawab
Khusus Hasil
93
Tujuan Khusus : perawatan 2. Orientasi pelayanan
meningkat kesehatan yang dapat
1. Meningkatkan
dimanfaatkan
kesadaran 3. Aktivitas hidup
masyarakat sehari-hari Edukasi Kesehatan
untuk memenuhi tujuan
(I. 12383)
melakukan kesehatan
skrining meningkat Terapeutik :
kesehatan di
1. Sediakan materi dan
usia produktif
2. Masyarakat media pendidikan
dapat
kesehatan
mengurangi
kebiasaan 2. Jadwalkan Pendidikan
konsumsi Kesehatan sesuai kesepakatan
makanan asin,
3. Beri kesempatan
minum/ makan
manis, untuk bertanya
bersantan,
94
berlemak, Edukasi :
makan tinggi
1. Jelaskan pengertian penyakit
purin, minum
tidak menular
kopi lebih dari
1 gelas sehari, 2. Jelaskan tentang upaya
merokok lebih pencegahan penyakit dengan
dari 3 batang perilaku GERMAS (Gerakan
sehari, dan Masyarakat Hidup Sehat)
kebiasaan
3. Jelaskan tentang upaya
begadang
keselamatan dan Kesehatan
3. Masyarakat
kerja dengan menggunakan
terbiasa
APD di tempat kerja
dengan pola
Skrining Kesehatan
perilaku hidup
sehat ( I.14581)
4. Jumlah status
Observasi :
gizi dengan
1. Identifikasi target populasi
berat badan
skrining Kesehatan
lebih membaik
95
5. Mengendalika
Teraputik :
n penyakit
1. Lakukan informed consent
menular dan
skrining Kesehatan
tidak menular
untuk investasi 2. Sediakan akses layanan
kesehatan skrining
masa depan
3. Jadwalkan waktu skrining
6. Masyarakat
Kesehatan
dapat terbiasa
4. Gunakan instrumen yang
menggunakan
valid dan akurat
APD saat
bekerja 5. Sediakan lingkungan yang
nyaman selama prosedur
skrining Kesehatan
96
sesuai indikasi
Edukasi :
97
Tujuan Khusus : sasaran, bentuk Edukasi :
kegiatan, dan
1. Meningkatkan 1. Jelaskan tentang Posbindu
pelaksanaan
pengetahuan • Pengertian Posbindu
posbindu
masyarakat • Tujuan Posbindu
meningkat
tentang • Manfaat Posbindu
Pengertian, • Sasaran Posbindu
3. Perilaku
tujuan, • Pembentukkan Posbindu
melakukan
sasaran, • Komponen Posbindu
skrining
bentuk
kesehatan • Pelayanan Kesehatan
kegiatan dan
minimal 1 tahun Posbindu
pelaksanaan
sekali meningkat • Sarana dan Prasarana
posbindu
Posbindu
2. Membiasakan
• Mekanisme Pelaksanaan
masyarakat
Kegiatan Posbindu
untuk
• Indikator Keberhasilan
mencegah
Posbindu
penyakit tidak
2. Jelaskan tentang upaya
menular
pencegahan penyakit tidak
98
dengan menular dengan perilaku
melakukan CERDIK (Cek kesehatan
pola hidup secara berkala, Enyahkan
sehat dengan asap rokok, Rajin aktivitas
CERDIK (Cek fisik, Diet sehat dan gizi
kesehatan seimbang, Istirahat yang
secara berkala, cukup, dan Kelola stress)
Enyahkan asap
rokok, Rajin
aktivitas fisik,
Diet sehat dan
gizi seimbang,
Istirahat yang
cukup, dan
Kelola stress)
99
100
Lampiran