CKD Uyy
CKD Uyy
Disusun Oleh:
IDA PARWATI
NIM: 16.1411
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
(A.Md.Kep.) di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang
Disusun Oleh :
IDA PARWATI
NIM: 16.1411
i
iii
i
v
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Kulit”. Penulis membuat karya tulis ilmiah untuk memenuhi sebagai persyaratan
Kesehatan Panti Waluya Malang. Dalam pembuatan ini penulis telah banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
2. dr. Maria Tri Irama RDP, M. Kes selaku Direktur Rumah Sakit Panti
yang telah memberikan ide, saran, arahan, dan waktunya dalam membantu
v
6. Keluarga yang selalu mendukung, mendoakan, dan menyemangati dalam
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi Institusi, bagi lahan penelitian, dan bagi
Penulis
vi
ABSTRAK
Parwati, Ida. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Chronic Kidney Disease
Dengan Masalah Resiko Gangguan integritas kulit Di Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang, Karya Tulis Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Panti Waluya Malang. Pembimbing (1) Wisoedhanie Widi A.,
S.KM., M.Kes (2)Wibowo, S.Kep.,Ners. M. Biomed.
i
ABSTRACT
Parwati, Ida, 2019. Nursing Care In Clients Chronic Kidney Disease With Risk Of
Impaired Skin at Panti Waluya Sawahan Hospital, Malang. Scientific
Writing, Institute of Health Science Panti Waluya. Mentor: (1)
Wisoedhanie Widi A., S.KM., M.Kes (2)Wibowo, S.Kep.,Ners. M.
Biomed.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER..............................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
ABSTRAK..............................................................................................................ix
ABSTRACT...............................................................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR BAGAN...............................................................................................xvi
DAFTAR TABEL................................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.4 Tujuan.............................................................................................................4
1.5 Manfaat...........................................................................................................5
x
2.1.2 Bagian – Bagian Ginjal............................................................................8
2.2.2 Etiologi..................................................................................................10
2.2.6 Pathway..................................................................................................16
2.5.1 Pengkajian..............................................................................................25
x
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................42
3.3 Partisipan......................................................................................................43
4.1 Hasil..............................................................................................................46
4.1.2 Pengkajian..............................................................................................47
4.1.8 Terapi.....................................................................................................60
4.1.11 Intervensi.............................................................................................64
4.1.12 Implementasi........................................................................................67
4.1.13 Evaluasi................................................................................................70
4.2 Pembahasan..................................................................................................74
4.2.1 Pengkajian..............................................................................................74
x
4.2.3 Rencana Keperawatan...........................................................................76
4.2.5 Evaluasi..................................................................................................79
5.1 Kesimpulan...................................................................................................80
5.1.1 Pengkajian..............................................................................................80
5.1.5 Evaluasi..................................................................................................82
5.2 Saran.............................................................................................................82
Daftar Pustaka........................................................................................................84
Lampiran................................................................................................................88
x
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 4.21 Pembahasan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan.......................76
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Studi Pendahuluan................................................................87
Lampiran 12 Leflet..........................................................................................116
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronis atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah penyakit
pada ginjal yang sudah berlangsung dari 3 bulan atau lebih yang dimana
dan elektrolit yang menyebabkan retensi urea dan sampah nitrogen tetap
berada dalam darah (Bruner & Suddarth, 2001 dalam Haryono, 2013; Mc
Clellan, 2006 dalam Prabowo & Pranata, 2014). Penyebab CKD adalah
sebagian besar baru diketahui pada tahap lanjut dan akhir oleh sebab itu
angkanya lebih rendah daripada negara lain. Sementara itu, provinsi Jawa
Indonesia dan angka kejadian di Indonesia meningkat pada umur 35-75 tahun
ke atas dan paling tinggi pada umur 75 tahun ke atas daripada pada kelompok
umur 25-34 tahun (InfoDATIN, 2017). Pada tahun 2016 menurut Indonesian
1
2
Renal Registry terdapat 78.281 pasien yang menjalani hemodialisa dan pada
tahun 2017 meningkat menjadi 108.723 pasien (IRR, 2017). Pada tahun 2018
angka kejadian CKD menurut data dari rekam medis RS Panti Waluya
CKD dalam rentang umur >60 tahun dan sebanyak 257 penderita CKD dalam
rentang umur 26-59 tahun (Data Rekam Medis RS Panti Waluya Sawahan,
2018).
Fenomena yang ditemui peneliti yaitu di RS Panti Waluya Malang pada bulan
Agustus tahun 2017 saat peneliti melakukan praktik klinik terdapat penderita
CKD di ruang rawat inap St. Anna Bawah dan Pavilliun Placida. Ada 2 orang
yang menderita CKD. Pasien 1 sudah menderita CKD sekitar 2 tahun dan
mulai mengalami gangguan kulit setelah 1 tahun seperti kulit kering, bersisik
dan mengelupas sebelum HD. Klien mengeluhkan kulit jadi terasa kasar dan
kering terutama di bagian kaki. Pada kulit jadi terlihat seperti ada retakan-
retakan seperti sisik ikan dan membuat klien merasa tidak nyaman. Pada
pasien 2 menderita CKD selama 2,5 tahun dan setelah beberapa minggu
gatal. Pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman terutama pada malam hari saat
tidur karena merasa gatal dan kulit terasa kasar. Pada saat digaruk terdapat
bekas garukan berupa garis putih. Saat dilakukan pemeriksaan lab didapatkan
urine tetap berada dalam darah pada akhirnya akan diekskresikan melalui
kapiler kulit yang bisa membuat pigmen kulit juga berubah (Baradero, Dayrit,
& siswadi, 2009; Haryono, 2013; Prabowo & Pranata 2014). Sisa limbah dari
tubuh yang seharusnya dibuang melalui urine terserap oleh kulit maka dapat
menyebabkan pruritus, perubahan warna kulit, uremic frosts dan kulit kering
mengiritasi dan menyebabkan luka yang bisa menjadi infeksi akibat garukan
pada kulit saat terasa gatal. Selain itu pada saat menggaruk maka rasa gatal
akan semakin berat hingga terjadi ekskoriasi, jika terjadi malam hari dapat
mengganggu pola tidur. Pada kulit kering dan bersisik akan menyebabkan
gangguan body image yang bisa membuat penderita menjadi kurang percaya
uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus tentang
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada klien
Sawahan Malang
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
integritas kulit
terjadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kiri tulang belakang, terbungkus lapisan lemak yang tebal, diluar rongga
memiliki posisi yang lebih rendah dari ginjal kiri karena terdapat hati yang
ginjal 6-7,5 cm dan tebal 1,5-2,5 cm dengan berat sekitar 140 gram pada
7
8
1) Kulit ginjal (korteks) yang terdapat nefron sebanyak 1-1,5 juta yang
menjadi dua atau tiga yang disebut kaliks mayor yang masing-masing
keluar dari papila. Dari kaliks minor urin ke kaliks mayor lalu ke
(Haryono, 2013).
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu kondisi gagalnya ginjal dalam
cairan dan elektrolit karena rusaknya struktur ginjal yang progresif ditandai
1
2.2.2 Etiologi
CKD bisa terjadi karena berbagai kondisi klinis seperti penyakit komplikasi
yang bisa menyebabkan penurunan fungsi pada ginjal (Muttaqin & Sari
Sedangkan menurut Muttaqqin & Sari (2011) kondisi klinis yang bisa
dkk, 2015).
Dalam Muttaqin dan Sari, 2011 CKD memiliki kaitan dengan penurunan
Glomerular Filtration Rate (GFR), maka perlu diketahui derajat CKD untuk
mengetahui tingkat prognosanya.
1
Menurut Haryono (2013) & Robinson (2013) CKD memiliki tanda dan
garam dan air dengan baik. Saat terjadi uremia maka akan
bersisik, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar
karbohidrat.
fraktur tulang.
glomerulus dan tubulus) ada yang utuh dan yang lainnya rusak. Akibatnya
nefron yang utuh atau sehat mengambil ahli tugas nefron yang rusak.
hipertropi. Semakin banyak nefron yang rusak maka beban kerja pada
1
nefron yang sehat semakin berat yang pada akhirnya akan mati. Fungsi renal
2009; Mutaqqin & Sari, 2011; Haryono, 2013). Salah satunya yaitu sistem
natrium dan ureum yang seharusnya dikeluarkan bersama urine tetap berada
dalam darah pada akhirnya akan diekskresikan melalui kapiler kulit yang
bisa membuat pigmen kulit juga berubah (Baradero, Dayrit, & siswadi,
2009; Haryono, 2013; Prabowo & Pranata 2014). Karena sisa limbah dari
tubuh yang seharusnya dibuang melalui urine terserap oleh kulit maka dapat
terjadi miopati, kram otot dan kelemahan fisik (Muttaqin & Sari, 2014).
kesulitan dalam beraktivitas hingga tirah baring yang lama hingga bisa
menyebabkan penekanan pada area tulang yang menonjol dan akan terjadi
CKD.
1
2.2.6 Pathway
GFR menyebabkan kegagalan dalam mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektro
Destruksi struktur ginjal secara
progresif
Respon
muskuloskeletal,
Penumpukan toksik uremik di ureum pada jaringan
dalam darah, ketidakseimbangan Sindrom
cairan dan elektrolit Uremik Kelemahan fisik
pruritus
1) Volume urine pada orang normal yaitu 500-3000 ml/24 jam atau
urine kurang dari 400 ml/24 jam atau sama sekali tidak ada
(2017)
meningkat dari nilai normal <0.95 mg/dL, ureum lebih dari nilai
mmol/L
permukaan tubuh. Di dalam kulit ada ujung saraf peraba yang mempunyai
(Debora, 2017).
kolagen, serat elastin, dan banyak sel darah putih yang akan keluar
2017).
karbondioksida, dan uap air. Namun tidak mudah menyerap pada air,
ujung saraf sensorik. Panas dapat dirasakan oleh lapisan dermis dan
2
subkutis dan rasa dingin dapat dirasakan oleh lapisan dermis. Jika
memekar, kulit menjadi lebih panas dan panas berlebih tersebut akan
(Pearce, 2012).
6) Fungsi pembentukan pigmen terletak pada lapisn basal dan sel dari
Resiko gangguan integritas kulit adalah suatu keadaan yang terjadi di mana
Ackley dan Ladwig (2011) adalah dimana kulit beresiko untuk mengalami
1. Kulit kering pada penderita CKD terjadi karena penumpukan urea (urea
3. Memar yang disebabkan oleh adanya trauma kecil dan bisa menjadi
menggaruk karena adanya sensasi gatal baik di area yang kecil dan
terbatas atau bisa area yang luas. Pruritus bisa menjadi manifestasi
diabetes melitus, penyakit hati dan gagal ginjal. Efek dari pruritus
b) Xerosis atau biasa disebut juga kulit kering terjadi karena adanya
kondisi ini juga bisa terjadi pada semua umur (LeMone dkk, 2015).
2
Skor Deskripsi
0 Kulit normal, tidak mengelupas
1 Sedikit mengelupas, kulit tampak kasar, tampak sedikit keputihan
2 Mengelupas, permukaan agak kasar
3 Ditandai dengan adanya sisik dan tampak sedikit celah, kasar, tampak
retakan
4 Bersisik parah, sangat kasar
(Sumber: Amano dkk, 2017)
hygiene seperti mandi atau seka dengan tidak menggunakan sabun yang
2.5.1 Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan CKD meliputi beberapa
hal, yaitu:
a) Biodata
Menurut Prabowo & Pranata (2014) pekerjaan dan pola hidup tidak
b) Keluhan utama
napas berbau urea, adanya perubahan pada kulit. Kondisi ini terjadi
2011).
e) Riwayat Psikososial
Debora, 2017).
3) Pola istirahat dan tidur: Pada klien CKD istirahat dan tidur akan
kram otot dan gelisah dan akan memburuk pada malam hari
(Haryono, 2013).
4) Pola aktivitas: Pada klien CKD akan terjadi kelemahan otot dan
mmHg dengan rata-rata 120/80 mmHg dan pada lansia 100-160/ 60-90
2) Nadi: pada klien CKD biasanya teraba kuat dan jika disertai dengan
disritmia jantung nadi akan teraba lemah halus. Frekuensi normal pada
karena adanya sepsis atau dehidrasi sehingga terjadi demam. Suhu pada
5) Keadaan umum pada klien CKD cenderung lemah dan nampak sakit
Debora, 2017).
meliputi:
1) Kepala
Inspeksi:
Pada klien CKD, rambut tampak tipis dan kering, berubah warna dan
mudah rontok, wajah akan tampak pucat, kulit tampak kering dan
Palpasi:
2) Telinga
Inspeksi:
2017).
Palpasi:
Periksa ada tidaknya massa, elastisitas atau nyeri tekan pada tragus,
pada klien CKD kulit akan terasa kasar karena kering (Nursalam &
3) Mata
Inspeksi:
Palpasi:
Bola mata akan teraba kenyal dan melenting, pada sekitar mata akan
4) Hidung
Inspreksi:
Palpasi:
Periksa ada massa dan nyeri tekan pada sinus atau tidak, ada
5) Mulut
Inspeksi:
Pada saat bernapas akan tercium bau ammonia karena faktor uremik,
ulserasi pada gusi, bibir tampak kering (Williams & Wilkins, 2011).
6) Leher
Inspeksi:
2017).
Palpasi:
posisi trakea ada pergeseran atau tidak, kulit terasa kasar (Debora,
2017).
3
7) Dada
a) Paru
Inspeksi:
Pada klien CKD pergerakan dada akan cepat karena pola napas
sputum kental dan banyak apabila ada edema paru batuk akan
Pranata, 2014).
Palpasi:
nyeri dan edema atau tidak, kulit terasa kasar dan permukaan
Perkusi:
2017).
Auskultasi:
b) Jantung
Inspeksi:
cm (Debora, 2017).
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
2017).
8) Abdomen
Inspeksi:
Auskultasi:
2017).
3
Perkusi:
(Debora, 2017)
Palpasi:
Inspeksi:
Kuku akan menjadi rapuh dan tipis, kulit menjadi pucat, kering dan
(Nursalam & Batticaca, 2009; Muttaqin & Sari, 2011; Williams &
Palpasi:
CRT > 3 detik, kulit teraba kasar dan tidak rata (Muttaqin & Sari,
2011).
Skor Deskripsi
0 Kulit normal, tidak mengelupas
1 Sedikit mengelupas, kulit tampak kasar, tampak sedikit keputihan
2 Mengelupas, permukaan agak kasar
3 Ditandai dengan adanya sisik dan tampak sedikit celah, kasar, tampak
retakan
4 Bersisik parah, sangat kasar
(Sumber: Amano dkk, 2017)
3
10) Genetalia
Inspeksi:
11) Ekstermitas
Inspeksi:
Pada klien CKD terdapat edema pada kaki karena adanya gravitasi
Palpasi:
Turgor kulit > 3 detik karena edema, kulit teraba kering dan kasar
(Chamberlain’s, 2012)
Skor Deskripsi
0 Kulit normal, tidak mengelupas
1 Sedikit mengelupas, kulit tampak kasar, tampak sedikit keputihan
2 Pengelupasan sedang, permukaan agak kasar
3 Ditandai dengan adanya sisik dan tampak sedikit celah, kasar, tampak
retakan
4 Bersisik parah, sangat kasar
(Sumber: Amano dkk, 2017)
5 kategori, yaitu angka 0 (tidak ada gatal), 1-3 (gatal ringan), 4-6
1) Eksternal
a) Zat kimia
c) Kelembapan
d) Hipertermia
e) Hipotermia
g) Medikasi
h) Lembab
i) Imobilisasi fisik
j) Radiasi
2) Internal
b) Perubahan pigmentasi
c) Perubahan turgor
d) Faktor perkembangan
f) Penurunan imunologis
3
g) Penurunan sirkulasi
i) Gangguan sensasi
j) Tonjolan tulang
3
Tabel 2.3 Intervensi keperawatanresiko gangguan integritas kulit pada klien CKD
Sari 2014)
20) Kolaborasi pemberian 20) Mengurangi retensi
diuretik (Black & cairan dan meningkatkan
Hawks, 2014) diuresis (Black &
Hawks, 2014)
21) Catat intake-output 21) Untuk mempertahankan
dan hitung balans keseimbangan cairan
cairan 24 jam (PPNI,
2018)
22) Diskusikan tentang 22) Menurunkan kadar
pilihan terapi dialisis ureum dalam darah
(hemodialisa,
peritoneal dialisis)
(PPNI, 2018)
(Ackley & Ladwig, 2017; Black & Hawks, 2014; Muttaqin & Sari 2014, PPNI, 2018)
dalam bentuk intervensi. Pada tahap ini perawat harus memiliki kemampuan
yaitu:
4) Kulit tidak kering dan tidak gatal (Muttaqin & Sari, 2014)
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus yang
klien yang mengalami CKD dengan masalah resiko gangguan integritas kulit
gangguan integritas kulit di ruang rawat inap Rumah Sakit Panti Waluya
2) Klien CKD dengan kadar ureum >43 mg/dL, BUN >20 mg/dL, kreatinin
>0.95 mg/dL
5) Klien CKD baik yang tidak, belum atau sudah menjalani hemodialisa dan
ataupun AV Shunt
42
4
3.3 Partisipan
Pada penelitian ini yang menjadi partisipan 2 klien dengan diagnosis medis
CKD dengan masalah resiko gangguan integritas kulit di ruang rawat inap
Studi kasus ini dilakukan di ruang rawat inap Pavilliun St. Maria Rumah
Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Pada klien 1 dilakukan tanggal 1-3
Maret 2019 dan pada klien 2 dilakukan tanggal 6-7 Maret 2019 untuk tanggal
Mencari data klien CKD dengan masalah resiko gangguan integritas kulit,
1) Wawancara
dalam hal ini penulis dan terwawancara atau klien CKD dengan
masalah resiko gangguan integritas kulit. Sumber yang lain juga didapat
CKD.
4
3) Studi dokumen
didapatkan dari list klien CKD, pemeriksaan lab serta laporan asuhan
tambahan menggunakan triagulasi dari tiga sumber yang terdiri dari klien,
keluarga dan perawat yang memiliki kaitan dengan masalah yang diteliti.
1) Pengumpulan Data
Data didapat dari hasil wawancara dengan klien, keluarga dan perawat di
2) Penyajian Data
dengan inisial pada klien 1 diberikan inisial Ny. I dan klien 2 diberikan
inisial Tn. H.
4
3) Kesimpulan
diberikan inisial nama Ny. I pada klien 1 dan Tn. H pada klien 2.
3) Confidentiality (kerahasiaan)
maupun data pribadi lain dan hanya kelompok data tertentu dilaporkan
hasil penelitian.
BAB IV
Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan melakukan pembahasan asuhan
keperawatan pada klien Chronic Kidney Disease yang mengalami masalah resiko
4.1 Hasil
Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Pavilliun St. Maria yang memiliki
fasilitas 13 kamar dengan dengan fasilitas 25 tempat tidur, lemari, kursi dan
meja di balkon, kamar mandi dalam dan televisi. Pada kamar 39 hanya
memiliki 1 tempat tidur pasien dan 1 tempat tidur untuk penunggu, untuk
kamar 37-49 kecuali kamar 39 memiliki 2 tempat tidur pasien yang dibatasi
dengan tirai untuk menjaga privasi. Klien 1 berada di kamar 39 bed 1 dan
klien 2 berada di kamar 49 bed 2. Pada klien 2 dilakukan home care pada
46
4
4.1.2 Pengkajian
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Klien
: Pernikahan : Laki-laki : Meninggal
: Tinggal bersama : Perempuan : Klien
: Keturunan : Pernikahan
: Tinggal bersama
: Keturunan
Riwayat Keluarga klien mengatakan klien Klien mengatakan tidak memiliki
Alergi tidak memiliki alergi makanan alergi pada makanan maupun obat
maupun obat
orang cucu 1 laki-laki dan 2 dan suami dari 1 orang istri serta
perempuan kakek dari 2 orang cucu
Peran diri Klien mengatakan saat di Klien mengatakan seorang kepala
rumah adalah seorang istri dari keluarga, suami, ayah dan kakek
1 orang suami, ibu dari 1 dari 2 orang cucu. Setelah
orang anak laki-laki dan nenek menderita sakit ginjal klien merasa
dari 3 orang cucu. Saat sakit menjadi beban bagi istri dan
klien merasa menjadi beban anaknya.
bagi keluarga.
Ideal diri Klien mengatakan ingin cepat Klien mengatakan ingin segera
sembuh dan pulang ke rumah pulang dan cepat sembuh serta
karena tidak betah berada di kembali bisa bekerja seperti saat
RS sebelum sakit. Klien juga ingin bisa
bermain bersama dengan cucunya
Harga diri Klien mengatakan saat sakit Klien mengatakan semenjak sakit
sedih karena diusianya yang sudah tidak bekerja lagi sehingga
senja keluar masuk RS serta yang bekerja adalah istri dan
harus merepotkan anak dan anaknya. Klien merasa sedih
menantunya. Saat sakit klien karena dengan sakitnya menambah
merasa aneh karena tubuhnya biaya pengeluaran. Setelah sakit
bengkak. klien juga mengalami perubahan
pada kulit menjadi kekuningan dan
kering kusam dan sempat bersisik
sehingga klien merasa sedikit malu.
Hubungan sosial Di rumah: Klien berhubungan Di rumah: Klien memiliki
baik dengan tetangga dan serta hubungan yang baik dengan
keluarganya yang selalu saudara, keluarga dan tetangga
membantu saat butuh bantuan sekitar rumah. Keluarganya selalu
atau sakit meluangkan waktu unuk
berkunjung dan membantu jika
butuh bantuan
terkadang 1 gelas tidak habis putih sekitar 1-2 gelas dan teh 1
dan teh 1x sehari setiap pagi x sehari setiap pagi dengan gula
dengan gula diabetasol yang diabetasol. Minum dibatasi 600
terkadang tidak diminum. ml perhari
Minum dibatasi 600 ml perhari
Pola eliminasi Di rumah: Klien BAB 1-2 x Di rumah: Klien BAB sekitar
sehari dengan konsistensi lunak, 1x sehari dengan konsistensi
warna kuning kecoklatan dan lunak, warna kuning kecoklatan
berbau khas BAB. BAK 3-4 x dan berbau khas BAB. BAK 3-
sehari dengan konsistensi cair 5x sehari dan hanya keluar
dan keluar sedikit-sedikit, warna sedikit selama 2 bulan terakhir
kuning keruh dan berbau khas dan berwarna kuning keruh, bau
urine. khas urine.
tidak terdapat nyeri tekan, kulit tidak terdapat nyeri tekan, kulit
kepala teraba kasar kepala terasa kasar
Pemeriksaan Mata Inspeksi: Mata klien tampak Inspeksi: Mata klien tampak
simetris kiri dan kanan, tidak simetris kiri dan kanan, tidak
tampak massa dan lesi. Kedua tampak massa dan lesi. Kedua
alis simetris kiri dan kanan, alis klien simetris dan berwarna
warna tidak merata, tidak hitam, tidak tampak lesi. Bola
tampak lesi. Bola mata dapat mata dapat bergerak megikuti
bergerak mengikuti pergerakan pergerakan tangan. Sklera
tangan. Sklera tampak putih berwarna putih susu.
susu. Konjungtiva tampak Konjungtiva tampak pucat.
pucat. Pupil tampak isokor, Pupil tampak isokor, reflek
reflek cahaya +/+. cahaya +/+.
Palpasi: Tidak teraba massa dan Palpasi: Tidak teraba massa dan
nyeri tekan pada sinus, tidak ada nyeri tekan pada sinus, tidak ada
dislokasi tulang hidung, kulit dislokasi tulang hidung, kulit
teraba kasar teraba kasar
b) Jantung b) Jantung
Inspeksi: Tidak tampak Inspeksi: Tidak tampak
pulsasi Ictus Cordis pada pulsasi Ictus Cordis pada
ICS 5 midclavikula sinistra. ICS 5 midclavikula sinistra,
Pergerakan dada klien cepat, pergerakan dada simetris
kulit tampak kering, antara sinistra dan dekstra,
pergerakan dada simetris tidak tampak massa atau
antara kanan dan kiri, tidak lesi, kulit tampak sedikit
tampak massa atau lesi. kekuningan, kulit tampak
5
kering.
Auskultasi: Auskultasi:
BJ 1: Terdengar tunggal di BJ 1: Terdengar tunggal di
ICS 2 (aorta) dekstra dan ICS 2 (aorta) dekstra dan
ICS 5 (mitrialis) sinistra/ lup ICS 5 (mitrialis) sinistra/ lup
BJ 2: Terdengar tunggal di BJ 2: Terdengar tunggal di
ICS 4 (trikuspidalis) dekstra ICS 4 (trikuspidalis) dekstra
dan 2 (pulmonal) sinistra/ dan 2 (pulmonal) sinistra/
dup dup
BJ 3: Tidak terdengar suara BJ 3: Tidak terdengar suara
jantung tambahan jantung tambahan
Pemeriksaan Inspeksi: Abdomen tampak Inspeksi: Persebaran warna kulit
Abdomen asites, kulit kendur, persebaran tidak merata, kulit tampak
warna kulit merata, kering, tidak kering, tidak tampak massa atau
tampak massa atau lesi lesi, tidak tampak asites
Bawah: Bawah:
Inspeksi: Persebaran warna Inspeksi: Persebaran warna kulit
tidak merata di kedua tidak merata, kulit tampak
ekstermitas, kulit tampak kering kering, sedikit mengelupas pada
pada kedua betis, kulit tampak area kaki kanan bagian bawah
mengkilap, tidak tampak massa, luar, tampak bekas luka bakar
tidak tampak lesi tampak terkena air panas pada kaki
hiperpigmnetasi pada kedua kanan sejak 1 tahun yang lalu,
kaki, kaki tampak odem, kedua tampak hiperpigmentasi, tidak
kaki tampak simetris kiri dan tampak massa dan lesi, tidak
kanan, tidak tampak deformitas tampak deformitas, kedua kaki
tampak simetris, tidak tampak
odem
3 Elektrolit
SE
Natrium (Na) 28-02-2019 L 124 mEq/L 135-145
Kalium (K) 4.75 mEq/L 3.50-5.50
Klorida (Cl 104 mEq/L 94-110
Hitung Jeis
Neutrofil H 83.7 % 50-70
Limfosit L 9.9 % 20-40
6
4.1.8 Terapi
jantung
Klien 1
Analisa Data Etiologi Masalah
Ds: CKD Resiko gangguan
Klien mengatakan masuk rumah integritas kulit
sakit pada tanggal 21 Februari
2019 pada jam 17.20 WIB Kondisi yang menyebabkan
Klien mengatakan mengalami terjadinya penurunan fungsi
perubahan pada kulit sekitar nefron
tanggal 15 Februari seperti kulit
wajah kering dan mulai bengkak
Klien mengatakan saat mencuci Mekanisme kompensasi dan
wajah atau membersihkan badan adaptasi dari nefron
menggosok secara berlebihan menyebabkan kematian
nefron meningkat
hingga daki dan kotoran benar-
benar hilang
Klien mengatakan kulit tampak Destruksi struktur ginjal
kering dan kehitaman secara progresif
Klien mengatakan memakai
sabun antibakteri yang
mengandung gliserin dan GFR menurun menyebabkan
alkohol kegagalan dalam
Klien mengatakan kulit tidak mempertahankan
gatal metabolisme dan
Klien mengatakan tidak tahu keseimbangan cairan dan
penyebab dari kulit mengalami elektrolit
masalah
Klien mengatakan semenjak
tubuhnya bengkak menjadi sulit Penumpukan toksik uremik
dalam bergerak dan selalu lemas di dalam darah,
Klien mengatakan hanya ketidakseimbangan cairan
menghabiskan harinya di atas dan elektrolit
tempat tidur
tetes/menit
Kulit tampak hiperpigmentasi di
area wajah, tangan dan kaki Kelemahan fisik
Kulit tampak mengkilap pada
lengan bawah dan kaki Penekanan jaringan setempat
Kulit tampak sedikit
mengelupas di area dekat siku
tangan kanan Resiko gangguan integritas
Kulit tampak kering pada betis, kulit
tangan di daerah dekat siku dan
wajah
Skor kulit kering 1 yang berarti
kulit tampak kasar, sedikit
mengelupas dan tampak sedikit
keputihan
Skor pruritus 0 yang berarti
tidak gatal
Persebaran warna kulit tidak
merata
Kulit tampak odem dan kembali
dalam 6 detik
Pitting edema 2 mm (derajat 1)
Klien tampak kesulitan dalam
mobilisasi karena badannya
lemas dan bengkak
Klien tampak lemas dan
berbaring di atas tempat tidur
Minum dibatasi 600 ml perhari
Natrium L 124 mEq/L
Ureum H 159.4 mg/dL
BUN H 74.5 mg/dL
Kreatinin H 6.76 mg/dL
USG abdomen ditemukan
ukuran ginjal sinistra/dekstra
mengecil
Klien 2
Ds: CKD Resiko gangguan
Klien mengatakan masuk rumah gangguan
sakit pada tanggal 4 Maret 2019 integritas kulit
pada jam 07.30 WIB Kondisi yang menyebabkan
Klien mengatakan menderita terjadinya penurunan fungsi
sakit ginjal sejak bulan Januari nefron
2019 dan belum pernah
melakukan cuci darah
Klien mengatakan semenjak Mekanisme kompensasi dan
sakit ginjal kulit menjadi kering adaptasi dari nefron
Klien mengatakan kulit menjadi menyebabkan kematian
kekuningan dan warna kulit nefron meningkat
tidak seperti kulit normal atau
pucat
Klien mengatakan semenjak Destruksi struktur ginjal
sakit ginjal kulitnya pernah secara progresif
6
Tabel 4.12 Diagnosa keperawatan pada klien CKD dengan masalah resiko
gangguan integritas kulit
Tanggal Diagnosa Keperawatan
Klien 1
1 Maret 2019 Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan faktor
mekanis (penekanan pada tonjolan tulang)
Klien 2
6 Maret 2019 Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan
kelembaban
4.1.11 Intervensi
mengandung deterjen
7. Lakukan penilaian 7. Untuk mengetahui
skor pada kulit kering tingkat kekeringan dan
dan pruritus klien gatal pada kulit klien
secara keseluruhan
8. Berikan bantalan pada 8. Mencegah terjadinya
titik tekan atau luka tekan pada area
tonjolan tulang tulang yang menonjol
9. Gunakan kasur khusus 9. Mengurangi tekanan
dan meratakan tekanan
pada kulit (kasur
angina, kasur air bisa
untuk memberikan
sensasi dingin)
10. Berikan KIE tentang 10. Mengetahui penyebab
penyebab munculnya munculnya masalah
masalah kulit kulit
11. Lakukan mobilisasi 11. Mengurangi tekanan
dengan merubah posisi pada tonjolan tulang
klien sesuai kondisi
klien tiap 2 jam
12. Pakai emolien, lotion 12. Emolien mengurangi
atau pelembab penguapan dan menjga
(minyak mineral, kelembapan kulit
minyak bayi, lanolin)
13. Hindarkan bahan 13. Meminimalisir kulit
pembersih yang keras, kering dan iritasi
air panas, gesekan kuat
dan ekstrim atau sering
membersihkan
14. Gunakan pakaian 14. Meminimalkan iritasi
katun yang longgar, dan gatal
tipis dan dingin
15. Menjaga linen tetap 15. Meminimalisir
bersih, kering dan gesekan antara kulit
bebas dari kerutan kering dan odem
dengan sprei
16. Mandikan dengan air 16. Meminimalisir kulit
hangat suam-suam kering dan terjadinya
kuku (32,2-40,5°C) irirtasi karena gesekan
dan keringkan dengan
menepuk
17. Kolaborasi pemberian 17. Mengurangi retensi
diuretic cairan dan
meningkatkan diuresis
18. Catat intake-output 18. Untuk menjaga
dan hitung balans keseimbangan cairan
cairan 24 jam
Klien 2
Tujuan jangka 1. Kembalinya 1. Observasi kondisi kulit 1. Menentukan apakah
panjang: integritas minimal sehari sekali klien mengalami
Klien permukaan kulit untuk perubahan pada kehilangan sensai atau
terhindar dari 2. Klien akan warna dan tekstur, rasa sakit. Pemeriksaan
gangguan menjaga kondisi kulit atau luka secara sistematis bisa
integritas kulit integritas kulit mengenali masalah
setelah dengan yang akan datang sejak
diberikan memperlihatkan awal
6
Diagnosa Jam 1 Maret 2019 Jam 2 Maret 2019 Jam 3 Maret 2019
Keperawaan
Resiko gangguan 15.00 1) Mengobservasi kondisi kulit 14.30 1) Mengobservasi kondisi kulit 05.00 1) Mengobservasi kondisi kulit
integritas kulit klien yang mengalami klien yang mengalami klien yang mengalami
berhubungan dengan perubahan warna kulit seperti perubahan warna kulit seperti perubahan warna kulit seperti
akumulasi ureum pucat karena anemia, pucat karena anemia, pucat karena anemia,
dalam kulit hiperpigmentasi atau kuning hiperpigmentasi atau kuning hiperpigmentasi atau kuning
karena uremia, tekstur, kulit karena anemia, tekstur, kulit karena uremia, tekstur, kulit
kering, area yang mengalami kering, area yang mengalami kering, area yang mengalami
edema dan kondisi kulit bila edema dan kondisi kulit bila edema dan kondisi kulit bila
terjadi pruritus disertai terjadi pruritus disertai terjadi pruritus disertai
eksoriasi eksoriasi eksoriasi
15.05 2) Melakukan penilaian skor 14.30 2) Melakukan penilaian skor 05.00 2) Memandikan pasien dengan
pada kulit kering dan pruritus pada kulit kering dan pruritus air hangat suam-suam kuku
pada klien untuk mengetahui pada klien untuk mengetahui dan mengeringkan dengan
perubahan pada kulit kering perubahan pada kulit kering menepuk
dan apabila klien mengalami dan apabila klien mengalami 05.15 3) Memakaikan pakaian yang
pruritus pruritus longgar, tipis dan dingin
15.06 3) Mengobservasi perawatan 14.35 3) Memandikan klien dan 05.17 4) Memberikan baby oil pada
kulit klien, dengan mengeringkan dengan kulit klien dan menjaga kulit
menanyakan jenis sabun dan menepuk nepuk klien tetap bersih dan lembab
bahan pembersih lain yang 14.48 4) Memberikan baby oil pada setelah mandi
digunakan, temperatur air kulit klien setelah mandi dan 05.20 5) Menjaga linen tetap bersih,
mandi dan frekuensi menjaga kulit klien tetap kering dan bebas dari kerutan
membersihkan kulit bersih dan lembab dengan mengganti dan
15.08 4) Menganjurkan untuk mandi 2 14.50 5) Memakaikan pakaian katun merapikan setiap hari
kali sehari dan mengganti yang longgar, tipis dan dingin 08.00 6) Berkolaborasi memberikan
sabun yang tidak pada klien setelah mandi injeksi diuretik dan
mengandung alkohol, untuk mengurangi gesekan allopurinol
6
mengandung parfum dan dengan kulit edema 08.00 7) Mengobservasi kondisi kulit
bersifat basa seperti sabun 15..00 6) Menjaga linen tetap bersih klien dengan memberikan
antibakteri serta menggosok dan kering dengan mengganti bantalan menggunakan
tubuh secara berlebihan saat dan merapikan setiap hari handscoen yang diisi air
mandi hingga benar-benar 15.20 7) Memberikan KIE tentang pada tulang yang menonjol
merasa daki hilang penyebab munculnya masalah karena klien mengalami
15.10 5) Memberikan baby oil pada kulit dan penatalaksanaannya kesulitan dalam mobilisasi
kulit klien dan menjaga kulit 15.50 8) Membantu klien mobilisasi agar tidak terjadi luka tekan
klien tetap bersih dengan merubah posisi klien dan memberikan sensasi
15.13 6) Menjaga linen tetap bersih, menjadi telentang untuk dingi
kering dan bebas dari kerutan mengurangi tekanan pada 08.00 8) Berkolaborasi memberikan
dengan mengganti dan tulang yang menonjol injeksi diuretic lasix
merapikan setiap hari 15.55 9) Mengobservasi kondisi kulit 09.55 9) Melakukan penilaian skor
15.13 7) Memberikan KIE tentang klien dengan memberikan pada kulit kering dan
penyebab munculnya bantalan handscoen yang pruritus pada klien untuk
masalah kulit dan berisi air pada tulang yang mengetahui perubahan pada
penatalaksanannya menonjol karena klien kulit yang kering dan apabila
16.00 8) Membantu klien mobilisasi mengalami kesulitan dalam klien mengalami pruritus
dengan merubah posisi klien mobilisasi agar tidak terjadi 0955 10) Melakukan balans cairan
menjadi miring untuk luka tekan dan memberikan
mengurangi tekanan kulit sensasi dingin
pada tulang yang menonjol 16.10 10) Berkolaborasi memberikan
16.05 9) Mengobservasi kondisi kulit injeksi diuretik lasix
klien dengan memberikan 20.00 11) Melakukan balans cairan
bantalan dengan
menggunakan handscoen
yang diisi dengan air pada
tulang yang menonjol karena
klien mengalami kesulitan
dalam mobilisasi agar tidak
terjadi luka tekan
16.05 10) Menganjurkan kepada
keluarga untuk menggunakan
kasur khusus seperti kasur
6
angina atau air untuk
menjaga tekanan pada kulit
rata. Untuk alternative
menggunakan handscoen
yang diisi air dan dijadikan
bantalan untuk bagian kulit
dengan tulang yang menonjol
16.10 11) Berkolaborasi memberikan
injeksi diuretik lasix
20.00 12) Melakukan balans cairan
Diagnosa Jam 6 Maret 2019 Jam 7 Maret 2019 Jam 8 Maret 2019
Keperawaan
Resiko gangguan 15.00 1) Mengobservasi kondisi kulit 14.45 1) Mengobservasi kondisi kulit 15.00 1) Mengobservasi kondisi kulit
integritas kulit klien yang mengalami klien yang mengalami klien yang mengalami
berhubungan dengan perubahan pada warna kulit perubahan warna kulit seperti perubahan warna kulit
akumulasi ureum seperti pucat karena anemia, pucat karena anemia, seperti pucat karena anemia,
dalam kulit hiperpigmentasi atau kuning hiperpigmentasi atau kuning hiperpigmentasi atau kuning
karena anemia, tekstur, kulit karena uremia, tekstur, kulit karena uremia, tekstur, kulit
kering dan kondisi kulit bila kering dan kondisi kulit bila kering dan kondisi kulit bila
terjadi pruritus disertai terjadi pruritus disertai terjadi pruritus disertai
eksoriasi eksoriasi eksoriasi
15.07 2) Mengobservasi perawatan 14.50 2) Memberikan KIE tentang 15.05 2) Memberikan baby oil pada
kulit klien, dengan penyebab munculnya masalah kulit klien dan menganjurkan
menanyakan jenis sabun dan kulit dan penatalaksanaan memberikan lotion atau baby
bahan pembersih lain yang 14.05 3) Memberikan baby oil pada oil untuk menjaga kulit klien
digunakan, temperatur air dan kulit klien dan menjaga kulit lembab dan jaga tetap bersih
frekuensi membersihkan kulit klien tetap bersih dan lembab 15.05 3) Menganjurkan kepada klien
15.10 3) Menganjurkan untuk mandi 2 14.05 4) Menganjurkan kepada klien untuk mandi 2 kali sehari
kali sehari dan mengganti untuk menggunakan pakaian dan mengganti sabun yang
6
sabun yang tidak yang longgar dan tipis untuk tidak mengandung alkohol,
mengandung alkohol, mengurangi gesekan dengan menggosok badan dengan
mengandung parfum dan kulit yang kering kuat dan ekstrim saat mandi,
bersifat basa seperti sabun 15.00 5) Menjaga linen tetap bersih serta jangan mandi dengan
antibakteri yang bisa dan kering dengan merapikan air yang terlalu panas
15.14 membuat kulit bertambah dan mengganti setiap hari. 18.35 4) Melakukan penilaian skor
kering 20.30 6) Melakukan penilaian skor pada kulit kering dan
4) Memberikan KIE tentang pada kulit kering dan pruritus pruritus pada klien untuk
15.35 penyebab munculnya masalah pada klien untuk mengetahui mengethui perubahan pada
kulit dan penatalaksanaan
perubahan pada kulit kering kulit kering dan apabila
5) Memberikan baby oil pada
20.40 kulit klien dan menjaga kulit dan apabila mengalami terjadi pruritus
klien tetap bersih dan lembab pruritus
6) Melakukan balans cairan 20.30 7) Melakukan balans cairan
4.1.13 Evaluasi
Diagnosa
Jam 1 Maret 2019 Jam 2 Maret 2019 Jam 3 Maret 2019
Keperawatan
Resiko 20.30 S: 20.30 S: 10.15 S:
gangguan Klien mengatakan kulit klien Klien mengatakan kulit masih Klien mengatakan kulit sudah
integritas kulit masih kering dan kehitaman tampak kering dan kehitaman tidak terlalu kering dan masih
berhubungan Klien mengatakan bengkak Klien mengatakan bengkak pada tampak kehitaman
dengan pada tubuh tubuh sudah sedikit berkurang Klien mengatakan bengkak pada
akumulasi Klien mengatakan kulit masih Klien mengatakan kulit tampak tubuh sedikit berkurang
ureum dalam tampak mengkilap mengkilap Klien mengatakan kulit masih
kulit Klien mengatakan kulit tidak Klien mengatakan kulit tidak tampak mengkilap
gatal terasa gatal Klien mengatakan kulit tidak
Klien mengatakan tidak ada Klien mengatakan tidak ada luka terasa gatal
luka Klien mengatakan masih Klien mengatakan tidak ada luka
7
Klien mengatakan masih kesulitan dalam mobilisasi dan Klien mengatakan masih kesulitan
kesulitan dalam mobilisasi dan sepanjang hari hanya berbaring dalam mobilisasi dan sepanjang
sepanjang hari hanya berbaring di atas tempat tidur hari hanya berbaring di atas
di atas tempat tidur Klien mengatakan sudah paham tempat tidur
Klien mengatakan belum paham penyebab masalah pada kulit
penyebab masalah kulit
O: O:
O: Kulit tampak hiperpigmentasi di Kulit tampak hiperpigmentasi di
Kulit tampak hiperpigmentasi di area wajah, tangan dan kaki area wajah, tangan dan kaki
area wajah, tangan dan kaki Kulit klien masih tampak Kulit klien masih tampak
Kulit klien tampak mengkilap mengkilap pada lengan bawah mengkilap pada lengan bawah dan
pada lengan bawah dan kaki dan kaki kaki
Kulit klien tampak masih kering Kulit klien tampak masih kering
Kulit klien tampak masih kering
betis, tangan di daerah dekat betis, tangan di daerah dekat
betis, tangan di daerah dekat siku
siku dan wajah siku dan wajah
dan wajah
Persebaran warna kulit tidak Keputihan dan sedikit
Kulit terasa tidak terlalu kasar
merata mengelupas pada area siku
daripada sebelumnya
Kulit tampak keputihan dan tangan kanan sudah tidak tampak
Keputihan dan sedikit mengelupas
sedikit mengelupas di area Persebaran warna kulit tidak di area siku dekat tangan kanan
dekat siku tangan kanan merata sudah hilang
Kulit teraba kasar Kulit teraba kasar Persebaran warna kulit tidak
Kulit tampak masih odem dan Kulit tampak masih odem dan merata
kembali dalam 6 detik kembali dalam 6 detik Kulit tampak masih odem dan
Pitting edema 2 mm (derajat 1) Pitting edema 2 mm (derajat 1) kembali dalam 6 detik
Tidak tampak luka tekan pada Tidak tampak luka tekan pada Pitting edema ±2 mm (derajat 1)
bagian kulit dengan tulang yang bagian kulit dengan tulang yang Tidak tampak luka tekan pada
menonjol dan tubuh bagian menonjol dan tubuh bagian area kulit dengan tulang yang
belakang belakang menonjol dan tubuh bagian
Klien tampak masih kesulitan Klien tampak masih kesulitan belakang
dalam mobilisasi dalam mobilisasi Skor kulit kering 1 dan pruritus 0
Skor kulit kering 1 dan pruritus Skor kulit kering 1 dan pruritus 0 Klien tampak masih kesulitan
7
0 Balance cairan +86 dalam mobilisasi
Balans cairan +106 Balance cairan +36
A: Masalah belum
A: Masalah belum teratasi A: Masalah resiko kerusakan
P: Lanjutkan intervensi 1-2, 4-5, 7- teratasi integritas kulit tidak terjadi
8, 10-12, 14-18 dan lakukan
observasi P: Lanjutkan intervensi 1-2, 4, 7-8, P: Lanjutkan intervensi 1-2, 4, 7, 10-
10-12, 14-18 dan lakukan 12, 14-18 dan lakukan observasi
observasi
Diagnosa
Jam 6 Maret 2019 Jam 7 Maret 2019 Jam 8 Maret 2019
Keperawatan
Resiko 20.45 S: 20.30 S: 18.35 S:
gangguan Klien mengatakan kulit kering Klien mengatakan kaki dan Klien mengatakan kaki dan tangan
integritas kulit dan kehitaman tangan kehitaman kehitaman
berhubungan Klien mengatakan kulit tidak Klien mengatakan kulit sudah Klien mengatakan kulit sudah
dengan gatal tidak terlalu kering terlalu kering
akumulasi Kulit tampak sedikit Klien mengatakan kulit tidak Klien mengatakan kulit tidak gatal
ureum dalam kekuningan gatal Klien mengatakan kulit tidak
kulit kuning
Klien mengatakan sudah Kulit sudah tidak kuning
mengetahui penyebab masalah
pada kulit O: O:
Kulit masih hiperpigmentasi Kulit klien tampak hiperpigmentasi
dan tampak kering di area kaki pada tangan dan kaki
O: dan tangan Kulit klien sudah tidak terlalu
Kulit klien hiperpigmentasi dan kering di area tangan dan kaki
Kulit sudah tidak tampak
tampak kering di area kaki dan Kulit sudah tidak tampak keputihan
kekuningan dari wajah sampai
tangan
dada dan kulit yang sedikit mengelupas
kulit tampak keputihan dan
sedikit mengelupas di area Kulit masih nampak keputihan pada area siku tangan kanan dan
dekat siku tangan kanan dan dan sedikit mengelupas di area kaki bagian kanan bawah luar
7
kaki kanan bagian bawah luar siku tangan kanan dan kaki sudah tidak tampak
Kulit klien sedikit kekuningan bagian kanan bawah luar Kulit klien sudah tidak kekuningan
dari dada sampai wajah Persebaran warna kulit tidak dari dada sampai wajah
Skor kulit kering klien 1 dan merata Skor kulit kering 1 dan skor
skor pruritus 0 Skor kulit kering 1 dan skor pruritus 0
Persebaran warna kulit tidak pruritus 0 Persebaran warna kulit tidak
merata Balance cairan +54 merata
Ureum 45,0 mg/dL
A: Masalah belum teratasi BUN H 21,0 mg/dL A: Masalah tidak terjadi
Kreatinin H 2, 53 mg/dL
P: Lanjutkan intervensi 1-2, 5-11, P: Lanjutkan intervensi 1-2, 4-5, 7-9,
dan lakukan observasi A: Masalah teratasi sebagian 11 dan lakukan observasi
7
7
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
Klien 1 Klien 2
Ny. I mengatakan mengalami perubahan Tn. H mengatakan sakit ginjal sejak bulan
kulit 5 hari sebelum masuk rumah sakit Januari 2019. Pada tanggal 4 Maret klien
sekitar tanggal 15 Februari. Klien mengatakan kaki kanan bengkak, kulit
mengatakan kulit mulai kering pada kaki, tubuh mulai dari dada sampai ke wajah
tangan dan wajah, lalu muncul kehitaman, berwarna kekuningan, warna kulit tidak
tangan dan kaki mulai bengkak. Setelah seperti kulit normal atau pucat, kulit
seminggu bengkak pada tubuh klien tidak kering, sempat bersisik dan sedikit
berkurang namun bertambah ke seluruh mengelupas oleh keluarga diberikan
tubuh dan klien merasa lemas hingga lotion. Oleh Dr. A klien didiagnosa ESRD
kesulitan dalam bergerak sehingga klien pada tanggal 4 Maret 2019. Pada saat
hanya menghabiskan harinya di atas tempat pengkajian tanggal 6 Maret ditemukan
tidur. Lalu oleh Dr. P dilakukan cek lab faal kulit mengalami hiperpigmentasi dan
ginjal dan USG abdomen. Pada tanggal 27 kering pada kaki dan tangan. Sedikit
Februari diagnosa CKD Stage V. Pada saat mengelupas pada tangan dekat siku dan
pengkajian tanggal 1 Maret klien tampak kaki bagian bawah luar. Kulit tidak
berbaring diatas tempat tidur dan ditemukan tampak bersisik, sedikit kekuningan pada
kulit tampak hiperpigmentasi pada wajah, bagian dada sampai ke wajah. Tidak
tangan dan kaki. Kulit mengkilap pada ditemukan odem pada tubuh. Klien tidak
lengan bawah dan kaki. Tubuh tampak mengeluhkan gatal. Skor kulit kering 1
odem, pitting edema 2 mm (derajat 1) dan dan skor pruritus 0.
kembali 6 detik. Kulit sedikit mengelupas
pada area siku tangan. Kulit kering pada
betis, dekat siku tangan dan wajah. Klien
mengatakan kulit tidak gatal. Skor kulit
kering 1 dan skor pruritus 0.
Opini: Klien 1 menderita CKD sejak tanggal 27 Februari 2019 dan klien 2 menderita
CKD sejak bulan Januari 2019. Menurut peneliti, klien 1 bisa mengalami resiko kerusakan
integritas kulit karena saat ginjal rusak dan kehilangan fungsinya maka akan
menyebabkan kegagalan dalam mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit. Sehingga zat-zat seperti ureum lolos dalam proses penyaringan dan kembali
beredar dalam darah. Uremia yang dialami oleh klien 1 berespon pada sistem
muskuloskeletal yaitu terdapat ureum pada jaringan otot yang bisa mengakibatkan otot
mengalami kelemahan, mengecil dan kram yang bisa membuat kelemahan fisik hingga
merasa lemas. Klien 1 juga mengalami edema karena kelebihan volume cairan akibatnya
klien hanya menghabiskan sepanjang waktu di atas tempat tidur. Klien 1 beresiko
mengalami kerusakan integritas kulit karena tirah baring dan terdapat edema apabila
bergesekan dan kulit pada bagian tulang yang menonjol terlalu tertekan bisa menimbulkan
luka tekan atau dikubitus didukung dengan klien yang mengalami kesulitan dalam
mobilisasi. Sedangkan pada klien 2 uremia menyebabkan kulit klien mengalami
kekeringan karena ureum diekskresikan melalui kapiler kulit yang bisa membuat kelenjar
sebasea dan keringat mengalami atrofi sehingga berpengaruh dalam melubrikasi kulit.
Dari keadaan ini akan membuat kulit menjadi kering, sedikit mengelupas, dan terasa
kasar. Pada klien 1 juga memiliki keadaan kulit kering yang sama namun yang memiliki
resiko dalam jangka waktu pendek yaitu akibat penekanan pada bagian kulit yang memilik
bagian tulang menonjol.
Teori: Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu kondisi gagalnya ginjal dalam
menjalankan fungsinya mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan
elektrolit karena rusaknya struktur ginjal yang progresif yang ditandai dengan
7
penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) dalam darah (Muttaqin & Sari, 2014).
Gangguan pada sistem integumen ini terjadi karena adanya gangguan pada reabsorbsi
sisa-sisa metabolisme yang tidak dapat dieksresikan oleh ginjal sehingga terjadi
peningkatan natrium dan ureum yang seharusnya dikeluarkan bersama urine tetap
berada dalam darah pada akhirnya akan diekskresikan melalui kapiler kulit yang bisa
membuat pigmen kulit juga berubah (Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2009; Haryono,
2013; Prabowo & Pranata, 2014).Selain perubahan pigmen kulit menurut LeMone dkk
(2015) bisa juga terjadi pruritus, uremic frost, dan kulit kering. Sindrom uremia juga
bisa menyebabkan respon pada muskuloskeletal yaitu terdapat ureum pada jaringan otot
yang bisa menyebabkan otot mengalami kelemahan, kelumpuhan, mengecil dan kram.
Akibatnya bisa menyebabkan terjadi miopati, kram otot dan kelemahan fisik (Muttaqin
& Sari, 2014).
Klien 1 Klien 2
Pada klien 1 telah ditetapkkan tujuan yang Pada klien 2 telah ditetapkkan tujuan yang
sama dengan tujuan intervensi sama dengan tujuan intervensi keperawatan
keperawatan sesuai pada teori yaitu tidak sesuai pada teori yaitu tidak terjadi
terjadi kerusakan pada kulit setelah kerusakan pada kulit setelah dilakukan
dilakukan asuhan keperawatan asuhan keperawatan
Opini: Menurut peneliti, tujuan yang ditetapkan pada klien 1 dan 2 sama karena meskipun
memiliki diagnosa keperawatan yang berbeda kedua klien sama-sama memiliki resiko
gangguan pada integritas kulit dimana klien 1 beresiko mengalami luka tekan atau
dekubitus dan klien 2 yang diawali dengan kulit kering bisa muncul kulit bersisik, timbul
retakan-retakan, gatal pada seluruh tubuh. Diharapkan masalah keperawatan yang dialami
kedua klien tidak terjadi setelah dilakukan implementasi selama
Teori: Menurut Mutaqqin & Sari (2014) tujuan dari ditetapkannya intervensi yaitu agar
klien terhindar dari gangguan integritas kulit setelah diberikan asuhan keperawatan
Klien 1 Klien 2
1) Observasi kondisi kulit minimal sehari 1) Observasi kondisi kulit minimal sehari
sekali untuk perubahan pada warna dan sekali untuk perubahan pada warna
tekstur, kondisi kulit atau luka dan tekstur, kondisi kulit atau luka
7
3) Observasi terhadap adanya petekie dan purpura (Muttaqin & Sari 2014)
4) Observasi lipatan kulit dan area yang mengalami edema (Muttaqin & Sari 2014)
5) Observasi kondisi kulit untuk klien yang memiliki hambatan mobilitas dengan
menutupi kulit dengan tulang yang menonjol (Ackley & Ladwig, 2017).
6) Observasi perawatan kulit klien, catat jenis sabun dan bahan pembersih lain yang
digunakan, temperature air dan frekuensi membersihkan kulit (Ackley & Ladwig,
2017).
7) Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya (PPNI, 2018)
8) Lakukan penilaian skor pada kulit kering dan pruritus klien
9) Berikan bantalan pada titik tekan atau tonjolan tulang (PPNI, 2018)
10) Gunakan kasur khusus, jika perlu (PPNI, 2018)
11) Berikan KIE tentang penyebab munculnya masalah kulit
12) Gunting kuku dan pertahankan kuku tetap pendek dan bersih (Nursalam &
Batticaca, 2009).
13) Lakukan mobilisasi dengan merubah posisi klien sesuai kondisi klien tiap 2
jam (Black & Hawks, 2014)
14) Pakai emolien, lotion atau pelembab (minyak mineral, minyak bayi, lanolin)
(Black & Hawks, 2014)
15) Hindarkan bahan pembersih yang keras, air panas, gesekan kuat dan ekstrim
atau sering membersihkan (Ackley & Ladwig, 2017).
16) Gunakan pakaian katun yang longgar, tipis dan dingin (Black & Hawks, 2014)
17) Menjaga linen tetap bersih, kering dan bebas dari kerutan (Bulechek et al, 2013)
18) Mandikan dengan air hangat suam-suam kuku (32,2-40,5°C) dan keringkan
dengan menepuk (Bulechek et al, 2013)
19) Kolaborasi dalam pemberian obat antipruritus sesuai anjuran (Muttaqin & Sari
2014)
20) Kolaborasi pemberian diuretik (Black & Hawks, 2014)
21) Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam (PPNI, 2018)
22) Diskusikan tentang pilihan terapi dialisis (hemodialisa, peritoneal dialisis)
(PPNI, 2018)
tidak beresiko mengalami luka tekan seperti klien 1 dan terdapat 1 implementasi yang
tidak dilakukan yaitu memandikan karena klien tidak bersedia karena merasa malu selain
itu juga masih bisa mandi sendiri dengan dibantu keluarga. Pada klien 2 dilakukan
implementasi untuk tetap menjaga kelembapan kulit.
Teori: Implementasi digunakan untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan melalui rencana asuhan keperawatan dalam bentuk intervensi (Asmadi, 2008).
Implementasi adalah tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan.
Tindakan ini mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi (Tarwoto & Wartonah, 2011).
4.2.5 Evaluasi
Klien 1 Klien 2
Pada klien 1 di hari perawatan ke 2 saat Pada klien 2 dihari perawatan saat diberikan
diberikan KIE klien sudah paham yang KIE klien mampu memahami tentang faktor
menjadi penyebab masalah pada kulit penyebab dari masalah pada kulit dan mampu
dan di hari perawatan ketiga kulit klien menunjukan cara perawatan kulit dengan
sudah tidak terlalu kering dan tidak gatal. dibantu oleh keluarga. Di hari perawatan
Namun hiperpigmentasi belum ketiga klien dilakukan home care dan
berkurang. Untuk memperlihatkan cara didapatkan kulit klien sudah tidak terlalu
perawatan kulit klien tidak dapat kering dan tidak gatal, namun
mencapainya karena klien memiliki hiperpigmentasi yang dialami klien belum
masalah dalam mobilisasi. Pada klien berkurang.
juga tidak terjadi luka pada area yang
beresiko.
Opini: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari, klien 1 didapatkan hasil
assessment masalah belum teratasi dengan dicapainya 3 dari 6 kriteria hasil yang telah
ditetapkan saat dilakukan evaluasi yaitu klien paham apa yang menjadi penyebab masalah
kulit, klien tidak mengalami perubahan sensasi atau nyeri pada area yang beresiko dengan
ditunjukkan tidak ada luka tekan, kulit tidak kering dan gatal, klien tidak mampu
mempraktekan cara perawatan kulit hal ini dipengaruhi oleh keadaan klien yang edema,
lemas dan mengalami intoleransi kesulitan dalam mobilisasi. Sedangkan pada klien 2
didapatkan hasil masalah teratasi sebagian dengan dicapainya 4 dari 6 kriteria hasil yang
telah ditetapkan pada saat evaluasi yaitu dengan ditunjukkannya kulit sudah tidak terlalu
kering dan tidak gatal, klien mampu memahami apa yang menjadi penyebab masalah pada
kulit, klien mampu cara perawatan kulit dengan dibantu oleh keluarga, namun
hiperpigmentasi tidak berkurang karena kondisi klien yang mendukung dimana klien
masih mampu beraktivitas secara mandiri dan tidak mengalami edema. Perbedaan
tercapainya kriteria hasil pada kedua klien juga dipengaruhi oleh terapi pengobatan yang
dilakukan dimana pada klien 1 tidak melakukan HD sedangkan pada klien 2 melakukan
HD 3 kali selama 5 hari menjalani pengobatan di rumah sakit. Akibatnya kadar ureum
pada klien 1 tetap tinggi dan bisa meningkat sedangkan pada klien 2 kadar ureum
mengalami penurunan efek dari terapi HD.
Teori: Untuk mencapai tujuan yang sudah disesuaikan dengan kriteria hasil selama tahap
perencanaan yang dapat dlihat melalui kemampuan klien untuk mencapai tujuan tersebut
(Setiadi, 2012). Kriteria hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi keperawatan
pada saat evaluasi menurut Ackley & Ladwiq (2017), Black & Hawks (2014), dan
Muttaqin & Sari (2014), yaitu kembalinya integritas permukaan kulit, Klien akan menjaga
integritas kulit dengan memeprlihatkan cara perawatan kulit yang baik, menunjukkan
pemahaman tentang faktor resiko gangguan integritas kulit, kulit tidak kering dan gatal,
berkurangnya hiperpigmentasi, melaporkan perubahan sensasi atau nyeri area yang
beresiko
BAB V
Pada bab ini disajikan kesimpulan dan saran penelitian tentang “Asuhan
5.1 Kesimpulan
dilaksanakan pada klien 1 dan klien 2 selama 3x24 jam. Pada klien 1 masalah
kriteria hasil yang telah ditetapkan, sedangkan pada klien 2 masalah resiko
kerusakan integritas kulit tidak terjadi yaitu tercapainya 3 dari 5 kriteria hasil
5.1.1 Pengkajian
Kedua klien mengalami CKD pada pada stage yang ke lima atau pada tahap
ESRD. Keadaan ini yang akan menyebabkan ginjal tidak bisa menjalankan
fungsinya sehingga bekerja lebih keras dalam menyaring zat-zat yang ada
dalam darah dan pada akhirnya akan banyak yang lolos selama proses
80
8
masalah resiko gangguan integritas kulit yang ditandai dengan kulit kering,
terdapat keputihan, sedikit mengelupas dan gatal. Berdasarkan dari data baik
jaringan pada otot yang bisa membuat miopati dan kelemahan fisik yang
sehingga berpotensi mengalami luka tekanan pada area kulit dengan tulang
Berdasarkan dari hasil pengkajian yang didapatkan dari kedua klien, penulis
5.1.5 Evaluasi
Pada kedua klien telah dilakukan tindakan keperawatan selam 3x24 jam dan
dari 5 kriteria hasil yang ditetapkan dapat tercapai sedangkan pada kllien 2
pencapaian kriteria hasil terjadi karena perbedaan kondisi serta efek dari
5.2 Saran
Sesuai dengan hasil penelitian ini, maka peneliti mengharapkan bagi lahan
integritas kulit agar tidak terjadi kerusakan pada kulit. Aspek yang perlu
Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk
Ali, dkk. 2017.Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan
Comorbid Faktor Diabetes Melitus dan Hipertensi di Ruangan Hemodialisa
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi
– e-Jurnal Keperawatan Vol. 5 No. 2
Amano dkk, 2017.Dry Skin Condition are Related to the Recovery Rate of Skin
Temperature After Cold Stress Rather Than to Blood flow.International
Journal of Dermatology. Japan: Tokyo 131-8501
Astuti & Husna.2017. Skala Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik. Banda
Aceh: Universitas Syiah Kuala Vol. 2 No.4
Baradero, Mary dkk. 2008. Klien Gangguan Ginjal: Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC
Debora, Oda. 2017. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik Ed.2. Jakarta:
Salemba Medika
Eka dkk. 2015. Perbandingan Efektifitas Krim Urea 10% dan Krim Niasinamid
4% pada Xerosis Usia Lanjut. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 2, No.
1, Januari 2015: 135-141
Fadhila dkk, 2018.Hubungan Antara Tekanan Darah dan Fungsi Ginjal pada
Preeklamsi di RSUP DR. M. Djamil. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7 (1)
84
85
Halim & Yogyartono. 2012. Pruritus Uremic Pada Penyakit Gagal Ginjal
Kronik. Majalah Kedokteran FK UKI 2012 Vol. XXVIII No. 2
Irawan, Anita. 2014. Peningkatan Serum Kreatinin Akibat Penggunaan ACEi atau
ARB pada Pasien Hipertensi. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Vol. 3 No. 3,
hlm 82-87
Kandacong, Ayumi. 2017. Jumlah Trombosit Pre dan Post Hemodialisa (HD)
pada Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik (PGK) di Rumah Sakit Perguruan
Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Hasanuddin.Makassar: Universitas
Hasanuddin
Lai et al. 2017.Transformation of 5-D Itch Scale and Numerical Rating Scale in
Chronic Hemodialysis Patients.E-journal. DOI 10.1186/s12882-017-0475-z
diakses pada tanggal 22 Februari 2019
LeMone, Priscilla dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 5 Vol 2.
Jakarta: EGC
Rekam Medis Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang tahun 2018
Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan: Teori &
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Lampiran
8
Lampiran 11
Disusun oleh:
I. Identifikasi Masalah
Angka kejadian Gagal Ginnjal Kronik atau GGK menurut Hill et al (2016)
berdasarkan hasil dari systemic review danmeta analysis yang telah
dilakukannya didapatkan prevalensi di dunia GGK sebesar 13,4%. Di
Indonesia menurut Riskesdas tahun 2013 terdapat 0,2% penderita
terdiagnosis GGK karena di Indonesia sebagian besar baru diketahui pada
tahap lanjut dan akhir oleh sebab itu angkanya lebih rendah daripada negara
lain. Pada tahun 2016 menurut Indonesian Renal Registry terdapat 78.281
pasien yang menjalani hemodialisa dan pada tahun 2017 meningkat menjadi
108.723 pasien (IRR, 2017).
GGK akan mempengaruhi sistem tubuh seperti kardiovaskuler, integumen,
gastrointestinal, respirasi, saraf, endokrin, musculoskeletal dan reproduksi.
Gangguan ini terjadi karena akumulasi ureum dalam darah karena tidak bisa
dikeluarkan melalui urine akibatnya terjadi uremia. Salah satu dampaknya
yaitu pada sistem integumen karena ureum yang tidak bisa dikeluarkan
melalui urine akan diekresikan melalui kulit.
II. Pengantar
Pokok Bahasan : Perawatan Kulit Penderita Gagal Ginjal
Kronik Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian GGK
b. Penyebab GGK
c. Tanda dan Gejala GGK
d. Pengertian kulit
e. Fungsi kulit
f. Penyebab dan tanda gejala masalah kulit bagi
penderita GGK
g. Dampak masalah kulit pada penderita GGK
h. Cara mengatasi masalah kulit pada GGK
Tanggal : 2 Maret 2019 dan 6 Maret 2019
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB (30 menit)
Sasaran : Ny. I dan keluarga, Tn. H dan keluarga
11
Setelah menerima materi ini, klien dapat mengetahui dan memahami tentang
Perawatan Kulit Penderita Gagal Ginjal Kronik
V. Kegiatan Pengajaran
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan Mengucapkan salam 2 menit
Menyampaikan maksud dan tujuan
pertemuan sesuai kontrak waktu
Pelaksanaan Menanyakan pengetahuan klien tentang 10
perubahan yang terjadi pada kulit setelah menit
sakit gagal ginjal kronik
Menjelaskan pengertian GGK
Menjelaskan penyebab GGK
Menjelaskan tanda dan gejala GGK
Menjelaskan pengertian kulit
Menjelaskan fungsi kulit
Menjelaskan penyebab dan tanda gejala
11
VI. Media
Leaflet
VII. Metode
Diskusi dan tanya jawab
IX. Evaluasi
a) Struktur:
1. Media yang digunakan dalam acara penyuluhan semuanya
lengkap
2. Materi disiapkan dalam bentuk SAP dan dibuat dalam bentuk
leaflet agar mudah dipahami oleh keluarga
b) Proses penyuluhan:
1. Penyuluhan kesehatan tentang GGK dan masalah pada kulit
penderita GGK dapat berjalan dengan baik. Klien dan keluarga
dapat memahami penyuluhan yang diberikan kecuali klien 1
2. Didalam proses penyuluhan terjadi interaksi dan tanya jawab
c) Hasil penyuluhan:
Peserta penyuluhan dapat memhami dari apa yang disampaikan dan
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan. Penyuluh memberikan
beberapa pertanyaan diantaranya:
1. Jelaskan pengertian GGK
2. Sebutkan tanda dan gejala GGK
3. Mengapa GGK dapat menyebabkan kulit bermasalah
4. Sebutkan faktor apa saja yang bisa membuat kulit bermasalah
5. Bagaimana cara merawat kulit yang bermasalah
6. Sebutkan dampak dari masalah kulit
X. Daftar Pustaka
Astuti & Husna.2017. Skala Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik.
Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Vol. 2 No.4
Chamberlain’s. 2012. Chamberlain’s Gejala dan Tanda dalam Kedokteran
Klinis. Jakarta: Permata Puri Media
Debora, Oda. 2017. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:
Salemba Medika
11
Halim & Yogyartono. 2012. Pruritus Uremic Pada Penyakit Gagal Ginjal
Kronik. Majalah Kedokteran FK UKI 2012 Vol. XXVIII No. 2
Haryono. 2013. Keperawatan medical bedah: system perkemihan.
Yogyakarta: Rapha Publishing
LeMone, Priscilla dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 5
Vol 2. Jakarta: EGC
Mohamad dkk. 2016. Hasil Diagnostik Mycobacterium Tuberculosis Pada
Penderita Batuk ≥2 Minggu Dengan Pewarnaan Ziehl-Neelsen di
Puskesmas Ranomuut dan Puskesmas Kombos Manado. Jurnal e-
Biomedik (e-Bm), Vol. 4 No. 2
Muttaqin & Sari. 2011. Asuhan keperawatan gangguan sistem perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika
. 2014. Asuhan keperawatan gangguan sistem perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika
Noviyanti dkk, 2015.Perbedaan Kadar LDL-Kolesterol Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Dan Tanpa Hipertensi di RS Dr. M.
Djamil Padang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Andalas.2015; 4 (2)
Pearce, Evelyn C. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Prabowo & Pranata. 2014. Buku ajar keperawatan sistem perkemihan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Roviati, Evi. 2012. Systemic Lupus Erithematosus (SLE): Kelainan
Autoimun Bawaan Yang Langka Dan Mekanisme Biokimiawinya.
Jurnal Scientiae Educatia Vol. 1 Ed. 2
Syaifuddin. 2018. Buku Ajar Ilmu Biomedik Dasar untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian GGK
Gagal Ginjal Kronik atau GGK adalah suatu kondisi gagalnya ginjal dalam
menjalankan fungsinya mempertahankan metabolisme serta keseimbangan
cairan dan elektrolit karena rusaknya struktur ginjal yang progresif
ditandai dengan penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) dalam darah
(Muttaqin & Sari, 2014).
B. Penyebab
Menurut Robinson (2013) dalam Prabowo dan Pranata (2014) penyebab
CKD, yaitu:
g) Penyakit glomerular kronis (glomerulonephritis)
h) Infeksi kronis (pyelonephritis kronis, tuberculosis)
i) Kelainan vaskuler (renal nephrosclerosis)
j) Obstruksi saluran kemih (nephrolithiasis)
k) Penyakit kolagen (Systemic Lupus Erythematosus)
l) Obat-obatan nefrotoksik (aminoglikosida)
Menurut Muttaqqin & Sari (2011) kondisi klinis yang bisa memicu
munculnya CKD, yaitu:
3) Penyakit dari ginjal
h) Penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulonephritis
i) Infeksi kuman: pyelonephritis, ureteritis
j) Batu ginjal: nefrolitiasis
k) Kista di ginjal: polycitis kidney
l) Trauma langsung pada ginjal
m) Keganasan pada ginjal
n) Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur
114
11
D. Pengertian Kulit
Kulit merupakan lapisan yang melindungi dan menutupi permukaan tubuh
(Pearce, 2012).Kulit memiliki 3 lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar),
dermis, dan hipodermis (Debora, 2017).
E. Fungsi
Fungsi kulit menurut Syaifuddin (2018), yaitu:
1. Pelindung tubuh dari berbagai gangguan
2. Fungsi ekskresi dengan mengeluarkan zat yang tidak berguna hasil
sisa metabolisme
3. Fungsi pembentukan vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang
mengubah dihidroksi kolesterol
4. Fungsi pembentukan pigmen untuk memberikan warna pada kulit
G. Dampak
Menurut LeMone, dkk (2015) dampak masalah kulit yaitu:
1. Saat menggaruk maka rasa gatal akan semakin berat hingga terjadi
ekskoriasi
2. Mengiritasi dan menyebabkan luka yang bisa menjadi infeksi
3. Dapat mengganggu pola tidur
11
H. Cara Mengatasi
1. Perhatikan perawatan yang baik untuk kulit dengan menjaga personal
hygiene seperti mandi atau seka dengan tidak menggunakan sabun
yang mengandung gliserin yang akan membuat kulit bertambah kering
(Prabowo & Pranata, 2014).
2. Gunakan sabun yang mengandung lemak dan lotion yang tidak
memiliki kandungan alkohol untuk membuat rasa gatal berkurang
(Prabowo & Pranata, 2014).
3. Berikan obat antipruritus untuk mengurangi rasa gatal bila diperlukan
(Nursalam, & Baticaca, 2009)
4. Cuci darah
5. Pemberian obat diuretik (Black & Hawks, 2014)
6. Mengganti sabun yang menyebabkan kulit bertambah kering dan
pemberian baby oil setelah mandi
7. Untuk yang mengalami hambatan mobilisasi bisa menggunakan kasur
khusus seperti kasur angina atau air, dan minimal 2 jam sekali
berganti posisi agar tidak ada luka tekan (PPNI, 2018).
11
Lampiran 12 Leaflet