Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KESEHATAN LINGKUNGAN KOLAM RENANG DAN PEMANDIAN”

DOSEN PENGAMPU :

Dr Sri Malem Indirawati, SKM, M.Si

KELOMPOK 5:

Fachrurrizal (0801193285)

Fariz Alfarizi Hsb (0801193399)

Fatimah Zahra (0801192032)

Hotmaida (0801193356)

Kelas : Kesling B

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Alhamdulillahi Rabbil
’Aalamin, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
bahan ajar ini. Shalawat dan salam dengan ucapan Allahummasholli ’ala Muhammad wa ’ala
ali Muhammad penulis sampaikan untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw.

Bahan ajar ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Kesehatan Lingkungan dan
Tempat-Tempat Umum dan Pariwisata Bahan ajar ini disusun dengan merangkum berbagai
materi teoritis. Penulis menyadari bahwa bahan ajar ini masih terdapat kekurangan.

Oleh karena itu penulis dengan berharap atas masukan dan kritikan yang membangun
dari berbagai pihak terutama Dosen Pembimbing mata kuliah Kesehatan Lingkungan dan
Tempat-Tempat Umum dan Pariwisata ibu Dr Sri Malem Indirawati, SKM, M.Si demi
kesempurnaannya di masa yang akan datang. Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menjadi amal saleh bagi penulis. Demikianlah atas perhatian dan kerjasamanya
penulis ucapkan terimakasih.

Medan, 13 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk dapat menjalankan
segala aktivitasnya.Pengaruh air sangat luas bagi kehidupan, khususnya untuk
makan dan minum. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990
menyebutkan, bahwa yang dimaksud air adalah air minum, air bersih, air kolam
renang dan air pemandian umum. Air kolam renang adalah air di dalam kolam
renang yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan.
Kolam renang merupakan suatu media yang dapat menularkan penyakit
kepada masyarakat, hal ini dapat terjadi apabila kualitas air kolam renang tidak
sesuai dengan standar persyaratan kualitas air kolam renang seperti yang
tercantum pada Permenkes No 416/1999 tentang syarat-syarat dan kualitas air
bersih.Kualitas air kolam renang yang tidak memenuhi syarat dapat menjadi salah
satu penyebab berkembangnya bakteri dan kuman dalam air yang mungkin saja
telah terdapat secara langsung dalam air maupun melalui penyakit kulit pada
pengguna kolam renang yang dapat berpindah pada air kolam renang yang dapat
menginfeksi pengguna kolam renang.Kondisi sanitasi lingkungan kolam renang
yang buruk dapat disebabkan karena kurangnya pengelolaan kebersihan.
Kebersihan lingkungan kolam renang merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan karena berhubungan dengan aspek kesehatan terutama faktor
penularan penyakit dilingkungan kolam renang (Mukono,200:107). Kualitas air
kolam renang yang tercemar juga dapat menjadi sarana penyebaran bibit penyakit
maupun gangguan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari air kolam renang dan pemandiam umum?
2. Apa saja Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Hygiene Sanitasi,Kolam
Renang, dan Pemandian Umum?
3. Bagaimana kontruksi bangunannya?
4. Apa saja kelengkapan kolam renang?
5. Apa saja persyaratan bangunannya dan fasilitas sanitasinya?
6. Bagaimana gudang bahan kimianya?
7. Apa saja perlengkapan lainnya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari air kolam renang dan pemandiam umum.
2. Untuk mengetahui saja Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Hygiene
Sanitasi,Kolam Renang, dan Pemandian Umum.
3. Agar dapat memahami Bagaimana kontruksi bangunannya
4. Untuk mengetahui apa saja kelengkapan kolam renang.
5. Untuk mengetahui apa saja persyaratan bangunannya dan bagaimana fasilitas
sanitasinya.
6. Agar dapat memahami Bagaimana gudang bahan kimianya.
7. Untuk mengetahui apa saja perlengkapan lainnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air Kolam Renang dan Pemandian Umum

Menurut Permenkes Nomor 416 tahun (1990) : “Air kolam renang adalah
air didalam kolam yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan. Air pemandian umum adalah air yang digunakan di
tempat pemandian umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan”. Air yang ada di dalam kolam
renang yang digunakan secara terus-menerus dan tidak diganti dalam waktu yang
lama akan menurunkan kualitas air tersebut. Hal ini terjadi karena kuman yang
ada pada tubuh manusia akan berpindah kedalam air, sehingga air tersebut tidak
layak lagi untuk digunakan.

“Tempat-tempat umum yang sering dijadikan tujuan berkumpulnya


manusia misalnya pemandian umum dan kolam renang merupakan media yang
cukup baik dalam penularan penyakit” (Permana, 2013). Hal tersebut diatas dapat
memperluas media penyebaran penyakit pada manusia, karena terjadinya kontak
secara langsung antara manusia.

2.2 Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Hygiene Sanitasi,Kolam


Renang, dan Pemandian Umum

Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Hygiene Sanitasi,
Kolam Renang, dan Pemandian Umum.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau


nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan atau
berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat.
2. Persyaratan Kesehatan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada
media lingkungan.
3. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan
kualitas air minum.
4. Kolam Renang adalah tempat dan fasilitas umum berupa konstruksi kolam
berisi air yang telah diolah yang dilengkapi dengan fasilitas kenyamanan dan
pengamanan baik yang terletak di dalam maupun di luar bangunan yang
digunakan untuk berenang, rekreasi, atau olahraga air lainnya.
5. Pemandian Umum adalah tempat dan fasilitas umum dengan menggunakan
air alam tanpa pengolahan terlebih dahulu yang digunakan untuk kegiatan
mandi, relaksasi, rekreasi, atau olahraga, dan dilengkapi dengan fasilitas
lainnya.
6. Penyelenggara adalah badan usaha, usaha perorangan, kelompok
masyarakat dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, SPA, dan Pemandian
Umum.
7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.

2.3 Kontruksi Bangunan


Persyaratan konstruksi bangunan adalah sebagai berikut:
1) Lantai
Lantai kolam renang harus kuat, kedap air, memiliki permukaan yang rata,
tidak licin, dan mudah
dibersihkan. - Lantai kolam renang yang selalu kontak dengan air harus
memiliki kemiringan yang cukup (2-3
persen) ke arah saluran pembuangan air limbah.

2). Dinding Kolam Renang

- Permukaan dinding harus mudah dibersihkan. - Permukaan dinding yang


selalu kontak dengan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap
air.
3) Ventilasi

Sistem ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di dalam ruang


dengan baik.

4) Sistem Pencahayaan

- Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai. - Untuk


kolam renang yang digunakan saat malam hari atap harus dilengkapi
dengan lampu
berkapasitas 12 volt.

5) Atap

Atap tidak boleh bocor agar tidak memungkinkan terjadinya genangan air.

6) Langit-langit

Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 2,5 meter dari lantai dan
mudah dibersihkan.

7) Pintu

Pintu harus dapat mencegah masuknya vektor penyakit seperti serangga, tikus,
dan binatang pengganggu lain.

2.4 Kelengkapan Kolam Renang


Persyaratan kelengkapan kolam renang sebagai berikut:
Kolam renang harus memiliki fasilitas kelengkapan diantaranya : bak
cuci kaki, kamar dan pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang, kamar
P3K, fasilitas sanitasi (bak sampah, jamban dan peturasan,serta tempat cuci
tangan) dan gudang bahan-bahan kimia dan perlengkapan lain.

2.5 Persyaratan Bangunan dan Fasilitasi Sanitasi

Persyaratan bangunan dan fasilitasi sanitasi sebagai berikut:

1) Area Kolam Renang


- Harus ada pemisah yang jelas antara area kolam renang dengan area lainnya.
- Kolam harus selalu terisi air dengan penuh

- Jumlah maksimum perenang adalah sebanding dengan luas permukaan


kolam dibagi 3m2

- Lantai dan dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, berwarna terang, dan
mudah dibersihkan. Sudut dinding dan dasar kolam harus melengkung.
- Saluran air yang masuk ke kolam renang harus terjamin tidak terjadi kontak
antara air bersih yang masuk dengan air kotor. Lubang pembuangan air kotor
harus berada di dasar kolam renang yang paling rendah dan berseberangan
dengan lubang masuknya air.
- Lubang saluran pembunagan air kolam dilengkapi dengan ruji tidak
membahayakan perenang. - Kolam berkedalaman < 1,5 meter, kemiringan
lantai tidak > 10%. Pada kedalaman > 1,5 meter kemiringan lantai kolam tidak
> 30%.
Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, jika terdapat injakan
maka pegangan dan tangga tidak boleh ada penonjolan, terbuat dari bahan
berbentuk bulat dan tahan karat.
- Kolam harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah sisinya.
- Lantai tepi kolam harus kedap air dan memiliki lebar minimal 1 meter, tidak
licin, dan permukaannya miring keluar kolam.
- Pada setiap kolam harus ada tanda yang menunjukkan kedalaman kolam dan
tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang dan tidak dapat berenang.
- Apabila ada papan loncat dan papan luncur, harus memenuhi ketentuan
teknis untuk mencegah kecelakaan.

2) Bak Cuci Kaki


- Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang 1,5 meter,
lebar 1,5 meter, dan kedalaman 20 cm dengan pengisian air yang penuh.
- Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm.

3) Kamar dan Pancuran Bilas


- Minimal terdapat 1 pancuran bilas untuk 40 perenang.
- Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas untuk wanita.

4) Tempat Sampah
- Memiliki tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan.
- Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
- Tempat sampah harus mudah dibersihkan dan memiliki volume yang sesuai
untuk menampung sampah dari tiap kegiatan.
- Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak terbuat dari
beton permanen dan tidak menjadi ternpat perindukan vektor penyakit.
- Tempat pengumpul sampah sementara harus dikosongkan minimal 3 x 24
jam.

5) Jamban dan Peturasan


- Tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan 1 buah
jamban untuk tiap 60 orang pria dan harus terpisah antara jamban untuk pria
dan wanita. - Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.
- Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung diatas,
maka harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah peturasan untuk
pria dan 3 buah jamban untuk wanita.
- Jamban yang tersedia kedap air dan tidak licin, dinding berwarna terang,
jamban leher angsa, memiliki ventilasi dan penerangan cukup, tersedia air
pembersih yang cukup, dan memiliki luas lantai minimal 1 m2
- Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat, sistem leher
angsa, luas lantai minimal 1,5 m2
- Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka untuk tiap satu
peturasan panjangnya minimal 60 m.

6) Tempat Cuci Tangan


Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau dan
berdekatan dengan jamban peturasan
dan kamar ganti pakaian serta dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan
cermin.

2.6 Gudang Bahan Kimia


Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan kimia dan
penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan aluminium sulfat atau
bahan-bahan kimia lainnya.
Sedangkan “Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization)
atau WHO(2008) : “telah menetapkan standar air minum yang bersih dan
sehat (layak digunakan), diantaranya adalah tidak berwarna, tidak berbau yang
berarti jernih, tidak berasa dan sejuk”.“Sungai-sungai di Indonesia sekarang
ini jarang sekali ditemukan yang berair jernih. Warnanya terlihat kecoklatan,
bahkan hitam. Hal itu karena di dalam air tersebut mengandung bahan kimia
seperti logam besi, mangan dan lain-lain yang berasal dari pembuangan
limbah pabrik” (Mulia, 2005).
“Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air
bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air
bersih yang terbatas memudahkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat.
Kebutuhan masyarakat pada air bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim,
standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat” (Effendi, 2003).“Proses
pemberian klorin dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan merupakan
langkah yang maju dalam proses purufikasi air, klorin sering digunakan pada
pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum, karena sebagai
disinfektan, biayanya relatif lebih murah, mudah, dan efektif” (Permana,
2010). Keefektifan klorin membuat disinfektan ini paling banyak digunakan
oleh masyarakat umum
2.7 Perlengkapan lain
Perlengkapan Lain terdiri dari 4 yaitu sebagai berikut:
- Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan berenang bagi
penderita penyakit kulit,penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit jantung
dan lain-lain.
- Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain : pelampung,
tali penyelamat dan lain-lain.
- Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air kolam renang
secara berkala. Hasilpengukuran sisa khlor dan pH air kolam renang harian,
diumumkan kepada pengunjung melalui papan pengumuman.
- Tersedia tata tertib berenang dan anjuran menjaga kebersihan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai