Anda di halaman 1dari 7

KARYA TULIS ILMIAH

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DI KALANGAN REMAJA BERDAMPAK


TERHADAP EKSISTENSI BAHASA INDONESIA

GURU PEMBIMBING
MR. YOHANES BREKMANS REA

DISUSUN OLEH
JEFFRY YAKOBUS

SMAK FRATERAN NDAO ENDE


JURUSAN BAHASA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan pengengetahuan yang telah Ia berikan sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya. Penulisan karya
tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan untuk itu saya
ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing Mr. Yohanes Brekmans Rea
yang telah selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan
makalah ini agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, terimakasih juga
saya ucapkan kepada kedua orang tua dan teman-teman kelas Xll bahasa yang
telah memberikan semangat dan dukungan kepada saya.

Saya berharap penulisan karya tulis ilmiah ini bisa menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca untuk dapat mengetahui pentingnya kedudukan
bahasa Indonesia dalam tata bahasa yang baik dan benar. Namun terlepas dari
saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersikap membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik, akhir kata saya ucapkan
terimakasih.

Ende,16 Januari 2022

Jeffry Yakobus
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Perumusan Masalah
1.5 Tempat dan waktu penelitian
1.6 Metode Penelitian
1.7 Teknik Pengumpulan Data
1.8 Tujuan penelitian
1.9 Manfaat penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran- lampiran
DAFTAR TABEL
BAB l
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Gaul atau bahasa Indonesia gaul adalah laras informal dari
bahasa Indonesia yang muncul pada dekade 1980-an dan berkembang hingga
saat ini. Dasar bahasa gaul adalah bahasa Betawi. Bahasa ini mulanya
digunakan di wilayah Jakarta, tetapi lambat laun tersebar ke seluruh Indonesia
melalui media massa, khususnya televisi dan internet. Bahasa ini menggantikan
bahasa prokem yang sebelumnya ramai digunakan pada 1970-an. Selain
meneruskan pengaruh sejumlah kosakata bahasa prokem, ragam bahasa
Indonesia gaul ini juga menerima pengaruh dari bahasa Binan dan bahasa
daerah.
Pada saat ini penggunaan bahasa gaul yang terjadi dikalangan remaja
memang tidak bisa dibendung lagi. Di era modern ini, beragam istilah, diksi,
atau kosa kata baru dalam komunikasi sehari-hari semakin banyak
bermunculan. Mulai dari kata plesetan, singkatan, hingga istilah absurd makin
asing terdengar ditelinga contoh bahasa gaul yang sering kita jumpai : lihat →
liat bohong → boong, kasihan → kasian, tahu → tau, datang → dateng, →
deket, benar → bener. Dari penggunaan bahasa gaul ini dapat kita lihat bahwa
penggunaan bahasa Indonesia sangat tidak diperhatikan. Bahasa gaul
merupakan bahasa khas remaja, kata-katanya di ubah sedemikian rupa,
sehingga hanya bisa dimengerti di kalangan mereka dan bisa dipahami oleh
hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media massa.
Kemudian istilah- istilah itu berkembang,berubah dan bertambah hampir
setiap hari. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa
gaul artinya “dialek bahasa Indonesia non-formal yang digunakan oleh
komunitas tertentu atau di daerah tertentu untuk pergaulan.” Bahasa
Indonesia digunakan sebagai alat nasional yang berfungsi sebagai alat
komunikasi yang mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran
berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan.
Pada kondisi tertentu yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia
yang benar menjadi prioritas utama. Seiring dengan perkembangan zaman
khususnya di Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa
gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya.
Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak
negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa
pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Banyaknya penggunaan
bahasa gaul di kalangan masyarakat khususnya generasi muda Indonesia
banyak berdampak atau berpengaruh terhadap perkembangan bahasa
Indonesia sebagai identitas bangsa.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang tertulis, saya juga memberikan


informasi yang berikut soal masalah yang akan dipakai sebagai sebuah
bahan penelitian:

 Mengganggu pemahaman bahasa Indonesia bagi orang lain yang


tidak mengerti bahasa gaul
 Eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu atau bahasa
bangsa terancam disingkirkan
 Adanya pengaruh dari sinetron atau media massa yang luas sehingga
bahasa gaul dapat tersebar dengan mudahnya diseluruh Indonesia
yang dapat berpengaruh terhadap anak usia dini, remaja bahkan
seluruh masyarakat Indonesia
 Kurangnya rasa kecintaan dan pemahaman anak muda terhadap
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan,yang eksistensi atau
kedudukan bahasanya sebagai bahasa tertinggi dan pemersatu.
 Dapat menyebabkan punahnya penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam setiap penelitian, pembatasan masalah sangat diperlukan.
Berdasarkan beberapa identifikasi masalah diatas, maka dalam hal ini
permasalahan yang dikaji perlu dibatasi. Hal ini dimaksudkan agar masalah
yang dibahas tidak terlalu luas, dapat menyasar dan tidak menyamping dari
pokok permasalahan yang diteliti. Faktor-faktor yang ikut pula menjadikan
bahan pertimbangan, yaitu adanya keterbatasan tenaga dan waktu, serta
kemampuan peneliti dalam membahas permasalahan ini. Hal ini jelas
mempengaruhi proses serta hasil penelitian yang ingin dicapai. Mengingat
ruang lingkup dan faktor yang menjadi pertimbangan penelitian, maka
penelitian ini hanya mengarah pada pembahasan penggunaan bahasa gaul
dikalangan remaja pada usia 16-19 tahun Selain itu penelitian ini
membahas bagaimana penerapan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan yang tidak dapat diganti atau diubah tata bahasanya pada anak
usia 16-19 tahun di anak Smak Frateran Ndao.

1.4 Perumusan Masalah

Anda mungkin juga menyukai