Anda di halaman 1dari 56

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

No. Hari/ Pukul Tindakan Evaluasi


Dx Tanggal Keperawatan

1. Selasa, 19 08.00 s/d 11. Menanyakan S:


Mei 2015 14.00 Klien mengatakan
kebiasaan diet,
WIB tidak nafsu makan
serta catat Klien mengatakan
tidak memiliki
turgor kulit.
makanan kesukaan
12. Mengevaluasi
O:Klien tampak kurus
berat badan dan
BB 30 kg.
ukuran tubuh. TB 150 cm.
IMT 13,33.
13. Mengauskultasi
Turgor kulit jelek
bunyi usus. (>2 detik), bunyi
usus 12x/menit.
14. Menganjurkan
mengubah A : Masalah belum
teratasi:
posisi semi
ketidakseimbangan
fowler atau nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
fowler tinggi
saat makan. P:Intervensi
15. Menganjurkan dilanjutkan:
klien untuk 4) Mengauskultasi
meningkatkan bunyi usus
intake Fe, 5) Mengevaluasi
protein dan berat badan dan
vitamin C. ukuran tubuh.
6) Menganjurkan
mengubah posisi
semi fowler atau
fowler tinggi saat
makan.
7) Menganjurkan
klien untuk
meningkatkan
intake Fe, protein
dan vitamin C.
8) Memberikan
informasi tentang
nutrisi

8. Mengkaji S: Klien mengatakan


mengalami
kemampuan
kesulitan
klien untuk melakukan
aktivitas.
melakukan
aktivitas O:
normal, catat
4) Klien tampak
laporan
lemah
kelelahan,
5) Frekuensi
keletihan, dan
nafas sebelum
kesulitan
aktivitas 28x/i,
melakukan
sesudah
aktivitas.
aktivitas 32x/i.
9. Mengkaji
6) TD sebelum
kehilangan atau
aktivitas
gangguan
100/70 mmHg,
keseimbangan
sesudah 120/90
gaya jalan,
mmHg.
kelemahan otot.
7) Nadi
10. Mengawasi
55x/menit
tekanan darah,
(sebelum),
nadi,
70x/menit
pernafasan,
(sesudah)
selama dan
8) Adanya
sesudah
kelemahan otot
aktivitas. Catat ditandai
respon terhadap dengan klien
tingkat aktivitas sulit menahan
(mis: tahanan yang
peningkatan diberikan.
denyut
jantung/TD,
disritmia, A: Masalah belum
teratasi : intoleransi
pusing, dispneu,
aktivitas
takipneu).
P : Intervensi
11. Mengajarkan
dilanjutkan:
keluarga untuk
3) Mengkaji
menggunakan
kemampuan
teknik
klien untuk
penghematan
melakukan
energi, mis:
aktivitas
mandi dengan
normal, catat
duduk, duduk
laporan
untuk
kelelahan,
melakukan
keletihan, dan
aktivitas.
kesulitan
12. Menganjurkan
melakukan
klien untuk
aktivitas.
menghentikan
4) Mengawasi
aktivitas bila
tekanan darah,
palpitasi, nyeri
nadi,
dada, nafas
pernafasan,
pendek,
selama dan
kelemahan, atau
sesudah
pusing terjadi.
aktivitas.
13. Membantu
5) Mengajarkan
dengan aktivitas
fisik teratur keluarga untuk
misalnya, menggunakan
ambulasi, teknik
berpindah, penghematan
mengubah energi, mis:
posisi, dan mandi dengan
perawatan duduk, duduk
personal. untuk
melakukan
aktivitas.
6) Membantu
dengan
aktivitas fisik
teratur
misalnya,
ambulasi,
berpindah,men
gubah posisi,
dan perawatan
personal.
2 Rabu, 20 08.00 s/d 1) Mengkaji S: Klien mengatakan
Mei 2015 14.00 tidak ada makanan
turgor kulit.
kesukaan klien
2) Mengauskult
Klien mengatakan
asi bunyi nafsu makan belum
usus baik

3) Mengevaluas Klien mengatakan


mengerti tentang
i berat badan
nutrisi.
dan ukuran
O: Turgor kulit >2
tubuh. detik
4) Menganjurkabunyi bising usus
n mengubah 12x/menit
posisi semi TB: 150 cm, BB: 30
fowler atau kg
fowler tinggi A: masalah belum
teratasi,
saat makan. ketidakseimbangan
5) Menganjurka nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
n klien untuk
meningkatka P: intervensi
dilanjutkan:
n intake Fe,
1) Mengkaji
protein dan
turgor kulit.
vitamin C.
2) Mengauskultas
6) Menanyakan
i bunyi usus
makanan
3) Mengevaluasi
kesukaan
berat badan
klien.
dan ukuran
7) Memberikan
tubuh.
informasi
4) Menganjurkan
tentang
mengubah
nutrisi
posisi semi
fowler atau
fowler tinggi
saat makan.
5) Menganjurkan
klien untuk
meningkatkan
intake Fe,
protein dan
vitamin C.

1. Mengkaji S: Klien mengatakan


masih mengalami
kemampuan
kelelahan sesudah
klien untuk melakukan
aktivitas
melakukan
aktivitas O:
normal, catat
1. Klien tampak
laporan
lemah
kelelahan,
2. Frekuensi nafas
keletihan,
sebelum
dan kesulitan
aktivitas 25x/i,
melakukan
sesudah
aktivitas.
aktivitas 30x/i.
2. Mengawasi
3. TD sebelum
tekanan aktivitas 100/70
darah, nadi, mmHg, sesudah
pernafasan, 130/90 mmHg.
selama dan 4. Nadi 55x/menit
sesudah (sebelum),
aktivitas. 65x/menit
3. Mengajarkan (sesudah)
keluarga
untuk
menggunaka A: Masalah belum
n teknik teratasi :
penghematan intoleransi aktivitas
energi, mis:
mandi P:Intervensi
dengan dilanjutkan
duduk, duduk
untuk 1. Mencatat
melakukan laporan
aktivitas.
4. Membantu kelelahan,
dengan keletihan, dan
aktivitas fisik
teratur kesulitan
misalnya, melakukan
ambulasi,ber
pindah,meng aktivitas.
ubah posisi, 2. Mengawasi
dan
perawatan tekanan darah,
personal. nadi,
pernafasan,
selama dan
sesudah
aktivitas.
3. Mengajarkan
keluarga untuk
menggunakan
teknik
penghematan
energi, mis:
mandi dengan
duduk, duduk
untuk
melakukan
aktivitas.
4. Membantu
dengan
aktivitas fisik
teratur
misalnya,
ambulasi,berpi
ndah,menguba
h posisi, dan
perawatan
personal.

3. Kamis, 21 08.00 s/d 1) Mengkaji S: Klien mengatakan


Mei 2015 14.00 nafsu makan belum
turgor kulit.
WIB baik.
2) Mengauskult
O: Turgor kulit >2
asi bunyi detik.
usus.
bunyi bising usus
3) Mengevaluas 13x/menit.
i berat badan TB: 150 cm, BB: 30,5
dan ukuran kg
tubuh. A: masalah belum
teratasi,
4) Menganjurka ketidakseimbangan
n mengubah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
posisi semi
fowler atau P: intervensi
dilanjutkan:
fowler tinggi
1) Mengkaji
saat makan.
turgor kulit.
5) Menganjurka
2) Mengauskultas
n klien untuk
i bunyi usus.
meningkatka
3) Mengevaluasi
n intake Fe,
berat badan
protein dan dan ukuran
vitamin C. tubuh.
4) Menganjurkan
mengubah
posisi semi
fowler atau
fowler tinggi
saat makan.
5) Menganjurkan
klien untuk
meningkatkan
intake Fe,
protein dan
vitamin C.
1. Mencatat S: Klien mengatakan
sudah mampu
laporan
melakukan
kelelahan, aktivitas ringan
seperti menyapu.
keletihan,
dan kesulitan O:
melakukan
1. Frekuensi
aktivitas.
nafas sebelum
2. Mengawasi
aktivitas 24x/i,
tekanan
sesudah
darah, nadi,
aktivitas 28x/i.
pernafasan,
2. TD sebelum
selama dan
aktivitas
sesudah
100/70 mmHg,
aktivitas.
sesudah 120/80
3. Mengajarkan
mmHg.
keluarga
untuk 3. Nadi
menggunaka
55x/menit
n teknik
penghematan (sebelum),
energi, mis: 60x/menit
mandi
(sesudah)
dengan
duduk, duduk
untuk
melakukan
aktivitas. A: Masalah teratasi
4. Membantu sebagian :
dengan intoleransi aktivitas
aktivitas fisik
teratur P:Intervensi
misalnya, dilanjutkan
ambulasi,ber
pindah,meng 1. Mencatat
ubah posisi, laporan
dan
perawatan kelelahan,
personal. keletihan, dan
kesulitan
melakukan
aktivitas.
2. Mengawasi
tekanan darah,
nadi,
pernafasan,
selama dan
sesudah
aktivitas.
3. Mengajarkan
keluarga untuk
menggunakan
teknik
penghematan
energi, mis:
mandi dengan
duduk, duduk
untuk
melakukan
aktivitas.
4. Membantu
dengan
aktivitas fisik
teratur
misalnya,
ambulasi,berpi
ndah,menguba
h posisi, dan
perawatan
personal.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka


Utama.
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Carpenito, (2000). Diagnosa keperawatan: aplikasi pada praktek klinis.Edisi 6.
Jakarta : EGC

Doengoes, dkk, (2000). Rencana asuhan keperawatan. Edisi 3.Jakarta: EGC

Hidayat, A.A, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, (2005). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi dalam
praktik.Jakarta: EGC

Potter, P.A. and Perry, A.G, (2005). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Potter, P.A. and Perry, A.G, (2006). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
Tarwoto dan Wartonah, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan proses keperawatan pada Tn. R yang dimulai dari

pengkajian, diagnosa, perencanaan , implementasi dan evaluasi disimpulkan

diagnosa yang diperoleh dari Tn. R adalah :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

penurunan otot menelan, ditandai dengan berat badan dibawah berat badan ideal,

berat badan: 30 kg, tinggi badan: 150 cm dan IMT Tn. R 13,33 (underweight).

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan sekunder akibat nutrisi

ditandai dengan kelemahan dan kelelahan saat melakukan aktivitas, nafas pendek

dan frekuensi nafas meningkat.

Dan yang menjadi prioritas masalah keperawatan pada Tn. R adalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

penurunan otot menelan, ditandai dengan berat badan dibawah berat badan ideal,

berat badan: 30 kg, tinggi badan: 150 cm dan IMT Tn. R 13,33 (underweight).

Intervensi yang dilakukan adalah memberikan informasi pendidikan

kesehatan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh status nutrisi klien, serta catat

turgor kulit, masukan makanan saat ini, mengevaluasi berat badan dan ukuran

tubuh, mengauskultasi bunyi usus, menganjurkan untuk menjaga kebersihan oral,

menetukan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, mengajarkan

klien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal, menganjurkan mengubah


posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan, menganjurkan klien untuk

meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C.

Dari implementasi yang dilakukan diperoleh hasil evaluasi bahwa masalah

belum teratasi.

B. Saran

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga

pengajar dalam proses belajar mengajar tentang nutrisi yangg dibutuhkan klien

yang mengalami gangguan nutrisi.

2. Bagi Praktik Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan bagi tenaga kesehatan di rumah sakit khususnya perawat supaya

mengetahui nutrisi yang dibutuhkan oleh klien yang mengalami

ketidakseimbangan nutrisi.
BAB II

Pengelolaan Kasus

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dasar dengan Masalah Kebutuhan

Dasar Nutrisi

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu

proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi stastus kesehatan klien.

Pengkajian nutrisi terdiri dari empat area pokok yaitu pengukuran fisik

(tinggi dan berat badan), tes laboratorium, riwayat diet dan kesehatan dan

observasi klinik (Potter dan Perry, 2005).

1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan fisik: apatis, lesu.

b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).

c. Postur : bahu kendur, dada cekung, punggung bungkuk

d. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu

berjalan dengan baik.

e. Sistem saraf: bingung, tangan dan kaki rasa terbakar, kesemutan

(paresthesia), kelemahan dan nyeri otot.

f. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran

liver atau limpa.

g. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama

abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.


h. Vitalitas umum: mudah lelah, kurang energi, mudah tertidur,

penampilan capek.

i. Rambut: kusam, kering, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.

j. Kulit: kasar, kering, bersisik, pucat, iritasi, petekhie, kehilangan

lemak di subkutan.

k. Bibir: kering, pecah-pecah, kemerahan atau bengkak, lesi pada

sudut mulut, membran mukosa pucat.

l. Gusi: bengkak dan mudah berdarah, peradangan.

m. Lidah: penampilan bengkak, kasar, papilla hiperemi dan hipertrofi.

n. Gigi: karies, gigi tidak ada, burik (fluorisis).

o. Mata: konjungtiva pucat, kekeringan membran mata, terdapat

tanda-tanda infeksi.

p. Kuku: berbentuk seperti sendok, mudah patah.

q. Kerangka : kaki bengkok, lutut menyatu, deformitas dada pada

diafragma,

r. Pengukuran antropometri:

- Berat badan ideal: (TB-100) ± 10%

- Lingkar lengan atas (MAC):

Nilai normal Wanita: 28,5 cm

Pria : 28,3 cm

- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):

Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm

Pria : 12,5-16,5 cm
2. Riwayat keperawatan dan diet

Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien,

informasi tentang pilihan, alergi, masalah, dan area yang berhubungan lainnya,

seperti kemampuan klien untuk memperoleh makanan. Perawat juga

menggabungkan informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk menentukan

kebutuhan energy dan membandingkannya dengan asupan makanan. Tambahan

bagi perawat untuk mengkaji adalah pengumpulan faktor yang mempengaruhi

pola diet diantaranya status kesehatan, kultur dan kepercayaan, status sosial

ekonomi, faktor psikologis, penggunaan alokohol, penggunaan obat – obatan dan

informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

3. Laboratorium

Tidak satupun tes laboratorium atau biokimia adalah diagnostik untuk

malnutrisi. Tes-tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan

dan fungsi hati, fungsi ginjal dan adanya penyakit. Tes laboratorium biasanya

digunakan untuk mempelajari status nutrisi termaksud ukuran protein

plasmaseperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total kapasitas

ikatan zat besi dan hemoglobin (Potter dan Perry, 2006).

a. Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).

b. Transferin (N: 170-25 mg/100 ml).

c. Hb (N: 12 mg %).

d. BUN (N:10-20 mg/100 ml).

e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: Laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,

wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml).

2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan

klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan

hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data

tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah

kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap

klien. Selama pengkajian, data di kumpulkan dari berbagai sumber, divalidasi dan

diurut ke dalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar secata kontinu

direvisi sejalan dengan perubahan dalam fisik status dan emosi klien. Hal ini juga

mencakup hasil laboratorium dan diagnostic. Selama langkah ini, perawat

menggunakan pengetahuan dan pengalaman, menganalis dan menginterpretasi

dan menarik konklusi tentang kelompok dan pola data (Potter & Perry, 2006).

Menurut Buku Saku NIC & NOC (2007) analisa data dibagi menjadi data

subjektif dan objektif.

1. Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan.

Data subjektif yang sering muncul pada klien dengan gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh adalah kram abdomen, nyeri abdomen dengan atau

tanpa penyakit, merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan,

melaporkan perubahan sensasi rasa, merasa kenyang segera setelah memasukkan

makanan.

Data objektif meliputi: tidak tertarik untuk makan, kerapuhan kapiler, diare,

adanya bukti kekurangan makanan, kehilangan rambut yang berlebihan, bising

usus hiperaktif, kurang informasi, miskonsepsi, konjungtiva dan membrane

mukosa pucat, tonus otot buruk, menolak untuk makan, luka, rongga mulut
inflamasi, kelemahan otot yang dibutuhkan untuk menelan dan

mengunyah(Wilkinson &Ahren, 2007).

2. Nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh,perubahan.

Data yang sering muncul adalah konsentrasi asupan makanan di malam hari,

pola makan disfungsional (misalnya, makan sambil melakukan aktivitas lainnya),

makan sebagai respons terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu siang atau

situasi sosial, makan sebagai respons terhadap pengaruh internal selain rasa lapar

misalnya, ansietas, tingkat aktivitas kurang gerak.

3. Nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh, risiko perubahan.

Data yang sering muncul adalah Peningkatan selera makan, makan sebagai

respons terhadap pengaruh eksternal (mis, waktu siang atau situasi social), makan

sebagai respons terhadap pengaruh internal selain rasa lapar (misalnya, ansietas).

Data objektif meliputi obesitas pada salah satu kedua orang tua, konsentrasi

asupan makanan di malam hari, disfungsi pola makan, tampak menggunakan

makanan sebagai penghargaan diri atau tindakan kenyamanan, melakukan

aktivitas makan bersamaan dengan aktivitas lain, fase transisi yang cepat melebihi

persentil pertumbuhan pada bayi atau anak-anak, tampak memiliki berat badan

dasar yang tinggi pada setiap awal kehamilan.

3. Rumusan Masalah

Sebelum merumuskan diagnose keperawatan, perawat mengidentifikasi

masalah perawatan kesehatan umum klien. Namun, sebelum memberikan

perawatan masalah harus ditetapakan secara lebih spesifik. Untuk

mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa


masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau actual (Potter

& Perry, 2006).

Menurut Wilkinson dan Ahren (2007) terdapat tiga diagnosa keperawatan

yang berkaitan dengan perubahan nutrisi. Adapun diagnosa tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan.

2) Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, perubahan.

3) Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, risiko perubahan.

4. Perencanaan

Rencana asuhan keperawatan merupakan mata rantai antara penetapan

kebutuhan klien dan pelaksanaan keperawatan. Dengan demikian rencana asuhan

keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai

rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya

berdasarkan diagnose keperawatan.Rencana asuhan keperawatan disusun dengan

melibatkan klien secara optimal agar dalam proses pencapain tujuan keperawatan

dalam memenuhi kebutuhan klien.

Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada

intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan

nutrisi. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu penerapan diagnosis diatas tersebut

tentulah harus sesuai dengan kasus yang dihadapi.

.a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

1. Defenisi:Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolik.

2. Batasan karakteristik
Yang menjadi batasan karakteristik dari ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh adalah: berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan

ideal, bising usus hiperaktif, kurang informasi, kurang minat pada makanan,

penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat, tonus otot menurun, dan

kelemahan otot pengunyah.

3. Faktor yang berhubungan:

Faktor yang berhubungan dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh diantaranya: faktor biologis, faktor ekonomi, ketidakmampuan

untuk mengabsorbsi nutrient, ketidakmampuan untuk mencerna makanan,

ketidakmampuan untuk menelan, intoleransi makanan, hilang nafsu makan, mual

dan muntah, faktor psikologis.

4. Kriteria hasil

Adapun kriteria hasil ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh adalah adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, berat badan

ideal sesuai dengan tinggi badan, mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi,

tidak ada tanda malnutrisi, dan tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

Intervensi Rasional

1. Kaji kebiasaan diet, status nutrisi 1. Turgor yang jelek menunjukkan

klien,serta catat turgor kulit, nutrisi yang jelek.

masukan makanan saat ini. 2. Berguna untuk menentukan

2. Evaluasi berat badan dan ukuran kebutuhan kalori, menyusun tujuan


tubuh. berat badan, dan evaluasi

3. Auskultasi bunyi usus. keadekuatan rencana nutrisi.

4. Ketahui makanan kesukaan 3. Penurunan/ hipoaktif bising usus

klien. menunjukkan penurunan motilitas

5. Berikan informasi tentang gaster dan konstipasi

nutrisi. 4. Meningkatkan selera makan klien.

6. Anjurkan untuk menjaga 5. Menambah wawasan klien tentang

kebersihan oral. nutrisi.

7. Ajarkan klien/keluarga tentang 6. Mulut yang bersih dapat

makanan bergizi dan tidak meningkatkan rasa makan.

mahal. 7. Menjaga keadekuatan asupan

8. Ubah posisi semi fowler atau nutrisi yang dibutuhkan.

fowler tinggi saat makan. 8. Untuk memudahkan menelan.

9. Anjurkan klien untuk 9. Merupakan salah satu nutrisi yang

meningkatkan intake Fe, protein sangat dibutuhkan oleh tubuh.

dan vitamin C. 10. Makan dalam frekuensi sering

10. Menganjurkan klien sering dapat mempertahankan status

makan dalam porsi kecil tetapi nutrisi.

sering (makanan lembek).

B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

I. Identitas

Nama : Tn.R
Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 71 tahun

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Petani

Alamat : Jln. Panca, Kelurahan Harjosari II,Kec.Medan

Amplas

Golongan Darah :O

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015

II.Keluhan utama

Tn. R mengatakan bahwa Tn. R nafsu makan menurun, pola makan hanya

sekali sehari.

III. Riwayat kesehatan sekarang

Tn. R mengatakan bahwa Tn. R baru saja menjalani operasikanker prostat,

klien juga mengatakan nafsu makan menurun.

IV. Riwayat kesehatan masa lalu

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan penyakit yang pernah dialami adalah kanker prostat.

B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

Klien mengatakan pernah dilakukan prostatectomy.

C. Pernah dirawat/ dioperasi

Klien mengatakan dirawat di Rs.Pirngadi,Sembiring dan Imelda

D. Lama dirawat
Klien mengatakan dirawat selama 2 minggu.

E. Alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi

F. Imunisasi

Klien mengatakan tidak mendapat imunisasi.

V.Riwayat kesehatan keluarga

A. Orang tua

Klien mengatakan orang tuanya tidak ada yang menderita penyakit

keturunan.

B. Saudara kandung

Klien mengatakan saudaranya tidak menderita penyakit keturunan.

C. Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan di keluarganya.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Kedua orangtua dari klien sudah meninggal,dan 2 orang anak.

F. Penyebab meninggal

Klien mengatakan anggota keluarganya meninggal karna mengalami

penyakit komplikasi.

VI.Riwayat keadaan psikososial


Keadaan emosi Tn. R saat ini stabil. Orang yang berarti saat ini bagi Tn. R

adalah istri dan anak-anaknya. Tn.R mengatakan hubungan dengan keluarganya

baik. Tn. R juga mengatakan hubungannya dengan orang lain baik. Tidak ada

hambatan dalam berhubungan dengan orang lain. Tn. R menganut agama Islam

dan mengatakan rajin melaksanakan ibadah sholat 5 waktu dan membaca Al

qur’an

VII.Status mental

- Tingkat Kesadaran : Kompos mentis.

- Penampilan : Klien tampak kurang rapi.

- Pembicaraan : Lambat.

- Alam perasaan : Sedih.

- Afek : Datar.

- Interaksi saat wawancara : Kontak mata kurang.

- Memori : Gangguan daya ingat jangka panjang.

VIII.Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan Umum

Tn. Rlemah, sadar dan kesulitan melakukan aktivitas sehingga pasien

terbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu oleh keluarganya.

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 37ºC

- Tekanan darah : 120/70 mmHg

- Nadi : 55 x/ menit
- Pernafasan : 28x/ menit

- TB : 150 cm

- BB : 30 Kg

C. Pemeriksaan Head to toe

a. Kepala dan rambut

1. Bentuk : Oval dan simetris.

2. Ubun-ubun : Tepat di tengah dan tidak ada benjolan

3. Kulit Kepala : Bersih, tidak ada bekas trauma.

b. Rambut

1. Penyebaran rambut : Rambut rontok dan tidak merata.

2. Bau : Rambut tidak berbau..

3. Warna kulit : Sawo matang

c. Wajah

1. Warna Kulit : Sawo matang.

2. Struktur wajah : Oval, simetris kiri dan kanan.

d. Mata

1. Kesimetrisan : Mata lengkap dan simetris

2. Palpebra : Merah muda, lembab.

3. Konjungtiva dan sklera: Konjungtiva merah muda dan sklera putih

4. Pupil : Isokor, reflex terhadap cahaya.

5. Cornea dan iris : Bening.

6. Visus : Ketajaman penglihatan sudah mulai

menurun.

e. Hidung
1. Tulang hidung : Tulang hidung simetris dan tepat di medial.

2. Lubang hidung : Lubang hidung normal, bersih.

3. Cuping hidung : Tidak menggunakan pernafasan cuping

hidung

e.Telinga

1. Bentuk telinga : Daun telinga normal dan simetris.

2. Ukuran telinga : Normal dan simetris kiri dan kanan.

3. Lubang telinga : Lubang telinga normal dan bersih.

4. Ketajaman pendengaran:Tidak mampu mendengar dengan jelas

pada

jarak 5 meter

f. Mulut dan faring

1. Keadaan bibir : Kering dan pucat, simetris.

2. Keadaan gusi dan gigi : Keadaan gusi pucat dan gigi tinggal 28.

3. Keadaan lidah : Lidah kurang bersih dan pucat.

4. Orofaring : Pita suara baik.

g. Leher

1. Posisi trachea : Posisi trachea medial.

2. Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

3. Suara : Suara normal.

4. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

5. Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis.

6. Denyut nadi karotis : Denyut nadi teraba namun lemah.

h. Pemeriksaan integumen
1. Kebersihan : Kulit tampak kurang bersih.

2. Kehangatan : Akral hangat.

3. Warna : Warna kulit kuning sawo matang.

4. Turgor : Turgor kulit jelek, CRT > 2 detik.

5. Kelembaban : Kelembaban kulit baik.

6. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit.

i. Pemeriksaan payudara dan ketiak

1. Ukuran dan bentuk : Tidak dilakukan pemeriksaan

2. Warna payudara dan areola : Tidak dilakukan pemeriksaam

3. Kondisi payudara dan putting : Tidak dilakukan pemeriksaan

4. Produksi ASI : Tidak ada.

5. Aksilla dan calvicula : Tidak dilakukan pemeriksaan

j. Pemeriksaan thoraks/ dada

1. Inspeksi thoraks : Normal, simetris.

2. Pernafasan (frekuensi, irama) : 28 kali/ menit, irama tidak teratur.

3. Tanda kesulitan bernafas : Tidak adatanda kesulitan bernafas.

k. Pemeriksaan paru

1. Palpasi getaran suara : Getaran dada klien normal.

2. Perkusi : Didapati suara resonan.

3. Auskultasi : Suara nafas vesikuler.

Pemeriksaan jantung

1. Inspeksi : Tidak ada sianosis.

2. Palpasi : Pulsasi teraba.

3. Perkusi : Suara dullness saat perkusi.


4. Auskultasi : Bunyi jantung normal.

l. Pemeriksaan abdomen

1. Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan, terdapat bekas

luka operasi di area suprapubic.

2. Auskultasi : Peristaltik usus 12x/menit.

3. Palpasi : Ada nyeri tekan pada area suprapubis, tidak

ada benjolan dan ascites.

4. Perkusi : Tympani.

m. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

1. Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Tidak ada kelainan.

2. Anus dan perineum : Tidak ada kelainan.

n. Pemeriksaan Muskulokletal

1. Kesimetrisan otot : Simetris antara ekstremitas atas dextra dan

sinistra, serta ekstremitas bawah dextradan

sinistra.

2. Pemeriksaan edema : Tidak terdapat edema pada ekstremitas

klien

3. Kekuatan otot : Kekuatan otot ekstremitas atas dextra dan

sinistra bernilai 4 yaitu rentang gerak

lengkap

terhadap gravitasi dengan beberapa

tahanan.

o. Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis)

1. Nervus olfaktorius / N I
Klien tidak dapat membedakan bau-bauan dengan jelas dan baik.

2. Nervus optikus / N II

Lapangan pandang klien sedikit mengalami gangguan, visus mata

terganggu pada jarak 2 meter.

3. Nervus okulomotorius / N III, Trochealis / N IV, Abdusen / N VI

Tidak rerdapat edema pada kelopak mata, tidak terdapat hiperemi

konjungtiva, kelopak mata tidak jatuh(pitosis), reaksi pupil terhadap

cahaya normal, ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda

perdarahan, gerakan bola mata normal kesegala arah.

4. Nervus trigeminus / N V

Klien tidak dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah

pada bagian maxilla dan mandibulla kiri dan kanan serta bagian

frontal klien, klien bisa merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin

serta getatan yang diberikan di kulit klien, reflek berkedip dan

menutup mata normal, kekuatan otot masester dan temporalis kiri dan

kanan baik, gerakakan mandibulla simetris.

5. Nervus fasialis N VII

Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, dan asin baik. Kekuatan otot

wajah atas dan bawah baik.

6. Nervus vestibulocochlearis / N VIII

Keseimbangan klien masih baik. Klien masih dapat berdiri dengan

normal.
7. Nervus glossopharingeus / N IX. Vagus / N X

Gerakan palatum dan vulva normal, palatum lunak dan sedikit

terangkat, letak uvula ditengah, gag reflek pasien normal, gerakan

menelan pasien kurang baik, dan vocal suara pasien jelas.

8. Nervus assesoris / N XI

Gerakan bahu tidak simetris kiri dan kanan, rentang gerak sendi

servikal normal, kekuatan daya dorong di sisi bahu pasien baik,

kekuatan otot sternokledomastoideus klien kurang baik.

9. Nervus hipoglosus / N XII

Gerakan lidah pasien normal dan baik, kekuatan otot lidah baik.

p. Fungsi motorik

1. Cara berjalan

Tn.R mampu bejalan normal.

2. Romberg tes

Tn.R dapat berdiri tegak.

3. Pronasi-supinasi tes

Pronasi tes klien tampak baik. Klien dapat melakukan posisi

telungkup secara mandiri. Supinasi test klien tampak baik. Klien saat

berbaring dapat meluruskan kakinya.

q. Fungsi sensorik

1. Identifikasi sentuhan ringan

Klien dapat mengetahui area kulit tubuhnya yang disentuh.

2. Test tajam-tumpul
Klien dapat mengidentifikasi barang tajam dan tumpul yang

disentuhkan kekulitnya.

3. Test panas dingin

Klien dapat mengidentifikasi rasa panas dan dingin yang disentuhkan

kekulitnya.

4. Test getaran

Klien dapat merasakan getaran dengan baik yang disentuhkan di area

wajahnya.

r. Refleks

1. Reflek bisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan dan kiri.

2. Reflek trisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan dan

sebelahkiri.

3. Reflek patelar

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan

sebelah kiri.

4. Reflek tendon achiles

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan

sebelah kiri.

5. Reflek plantar
Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan

sebelah kiri.

IX.Pola kebiasaan sehari-hari

I.Pola makan dan minum

a. Frekuensi makan/hari : ! kali/ hari tekadang 2 kali / hari..

b. Nafsu makan : berkurang.

c. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati.

d. Alergi : tidak ada alergi.

e. Mual dan muntah : tidak ada mual muntah .

f. Waktu pemberian makan : pagi dan malam.

g. Jumlah dan jenis makanan : 1/2 piring nasi,makanan padat.

h. Masalah makan dan minum : klien mengatakan nafsu makan berkurang

ditandai dengan klien tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan,

klien juga mengatakan kesulitan unutuk menelan, tidak ada masalah minum.

II. Perawatan diri

1. Kebersihan tubuh : Klien tampak kurang bersih.

2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi dan mulut klien tampak kotor.

3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan tampak

kotor.

III. Pola kegiatan/aktivitas

Klien kadang dimandikan oleh keluarga di atas tempat tidur, makan

secara mandiri, eliminasi dilakukan secara mandiri, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri.


a. Klien mengatakan masih melaksanakan sholat, namun untuk sholat

jum’at, klien tidak dapat melaksanakan dikarenakan klien kesulitan

untuk berjalan terlalu jauh.

b. Klien mengatakan mengalami kesulitan saat melakukan aktivitas,

nafas pendek, peningkatan frekuensi nafas, nadi melemah,dan

tekanan darah meningkat > 15 Mmhg.

IV. Pola eliminasi

1. BAB

a. Pola BAB : Teratur,2x/hari.

b. Karakter feses : Lembek.

c. Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat perdarahan

d. BAB terakhir : 17 mei 2015.

e. Diare : Klien tidak mengalami diare.

f. Penggunaan laksatif : Klien tidak menggunakan laksatif.


2. Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS:

1. Tn.R mengatakan Faktor usia Ketidakseimbangan nutrisi

tidak nafsu kurang dari kebutuhan

makan sejak 2 tubuh b.d ketidakmampuan

bulan yang lalu Ketidakmampuan menelan makanan

dan kesulitan menelan makanan .

untuk mengunyah

dan menelan

makanan. Makan 1 x sehari

2. Tn.R mengatakan

bosan dengan

makanan yang BB menurun

terus sama,

frekuensi makan Nutrisi kurang dari

hanya 1x sehari kebutuhan tubuh

dan terkadang

dua kali sehari.

DO:

1. Tn.R tampak

kurus

2. Bibir kering dan

pecah-pecah.
3. Mulut tampak

kotor dan gigi

tinggal 28.

4. TB: 150 cm,BB:

30 kg, IMT :

13,33

(underweight)

2. DS: Faktor usia Intoleransi aktivitas b/d

Klien mengatakan kelemahan sekunder akibat

mengalami kelelahan Penurunan kekuatan malnutrisi

saat melakukan otot pengunyah

aktivitas

DO: Penurunan kekuatan

1. RR: otot menelan

(30x/isebelum

melakukan Makan 1 x sehari

aktivitas), dan

(35x/i sesudah BB menurun

melakukan

aktivitas). Nutrisi kurang dari

2. Nadi melemah kebutuhan tubuh

dan

menurun sesudah Kelemahan

melakukan
aktivitas Intoleransi aktivitas

(sebelum: 65x/i,

sesudah: 55x/i).

3. TD sebelum

aktivitas 120/80

mmHg ,sesudah

aktivitas 140/100

mmHg.

3. Rumusan Masalah

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

penurunan kekuatan otot menelan ditandai dengan badan dibawah berat badan

ideal, berat badan: 30 kg, tinggi badan: 150 cm dan IMT Tn. R 13,33

(underweight).

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan sekunder akibat nutrisi

ditandai dengan kelemahan dan kelelahan saat melakukan aktivitas, nafas pendek

dan frekuensi nafas meningkat.


4. Perencanaan

No. INTERVENSI RASIONAL

Dx

1. Tujuan : 1. Kaji kebiasaan diet, 1) Turgor yang jelek

Memperlihatka status nutrisi menunjukkan nutrisi

n status Gizi : klien,serta catat turgor yang jelek.

Asupan kulit, masukan 2) Berguna untuk

makanan dan makanan saat ini. menentukan kebutuhan

cairan yang 2. Evaluasi berat badan kalori, menyusun

dibuktikan dan ukuran tubuh. tujuan berat badan, dan

oleh indikator : 3. Auskultasi bunyi evaluasi keadekuatan

tidak adekuat, usus. rencana nutrisi.

sedikit 4. Ketahui makanan 3) Penurunan/hipoaktif

adekuat, cukup kesukaan klien. bising usus

adekuat, 5. Berikan informasi menunjukkan

adekuat, sangat tentang nutrisi. penurunan motilitas

adekuat. 6. Anjurkan untuk gaster dan konstipasi

Kriteria hasil : menjaga kebersihan (komplikasi umum)

peningkatan oral. yang berhubungan

berat badan 7. Ajarkan dengan pembatasan

sesuai dengan klien/keluarga tentang pemasukan cairan,

tujuan. makanan bergizi dan pilihan makanan buruk,

1) Berat badan tidak mahal. penurunan aktivitas,

ideal sesuai 8. Ubah posisi semi dan hipoksemia.


dengan fowler atau fowler 4) Meningkatkan selera

tinggi tinggi saat makan. makan klien.

badan. 9. Anjurkan klien untuk 5) Menambah wawasan

2) Tidak ada meningkatkan intake klien tentang nutrisi.

tanda Fe, protein dan 6) Mulut yang bersih

malnutrisi. vitamin C. dapat meningkatkan

3) Tidak terjadi 10. Menganjurkan klien rasa makan.

penurunan sering makan dalam 7) Menjaga keadekuatan

berat badan porsi kecil tetapi asupan nutrisi yang

yang berarti. sering (makanan dibutuhkan.

lembek). 8) Untuk memudahkan

menelan.

9) Protein, Fe dan vit.c

merupakan salah satu

nutrisi yang sangat

dibutuhkan oleh tubuh.

2. Tujuan/Kriteri 1) Kaji kemampuan klien 1) Mempengaruhi pilihan

a hasil : untuk melakukan intervensi/bantuan.

Menoleransi aktivitas normal,catat 2) Menunjukkan perubahan

aktivitas yang laporan neurologi karena

bias dilakukan kelelahan,keletihan,dan defisiensi vit. B12

yang kesulitan melakukan mempengaruhi keamanan

dibuktikan aktivitas. klien/resiko cidera.


oleh toleransi 2) Kaji kehilangan atau 3) Manifestasi

aktivitas, gangguan kardiopulmonal dari

ketahanan, keseimbangan gaya upaya jantung dan paru

penghematan jalan,kelemahan otot. untuk mebawa jumlah

energy,kebuga 3) Awasi tekanan oksigen adekuat ke

ran fisik dan darah,nadi,pernafasan,s jaringan.

perawatan diri. elama dan sesudah 4) Mendorong klien

aktivitas. Catat respon melakukan banyak

terhadap tingkat dengan membatasi

aktivitas(mis:peningkat penyimpangan energi dan

an denyut mencegah kelemahan.

jantung/TD,disritmia,p 5) Regangan/stress

using,dispneu,takipneu) kardiopulmonal

. berlebihan dapat

4) Ajarkan klien untuk menimbulkan

menggunakan teknik dekompensasi atau

penghematan kegagalan.

energi,mis: mandi 6) Dapat mengurangi energi

dengan duduk,duduk klien yang keluar saat

untuk melakukan melakukan aktivitas.

aktivitas. 7) Ansietas mungkin akan

5) Anjurkan klien untuk terjadi oleh sebab itu beri

menghentikan aktivitas dukungan terhadap

bila palpitasi,nyeri aktivitas yang dilakukan


dada,nafas klien.

pendek,kelemahan,atau

pusing terjadi.

6) Bantu dengan aktivitas

fisik teratur misalnya,

ambulasi,berpindah,me

ngubah posisi, dan

perawatan personal.

7) Evaluasi respon

emosional terhadap

situasi/berikan

dukungan
5. Implementasi dan Evaluasi

No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi

I 1) Mengkaji kebiasaan diet, S:

status nutrisi klien,serta Klien mengatakan nafsu makan

mencatat turgor kulit, menurun.

masukan makanan saat ini. Klien mengatakan tidak memiliki

2) Menimbang berat badan dan makanan kesukaan.

ukuran tubuh.

3) Mengauskultasi bunyi usus. O:

4) Menanyakan makanan 1) Turgor kulit jelek (>2 detik).

kesukaan klien. 2) Bunyi usus 12x/menit.

5) Memberikan informasi 3) Klien tampak kurus (BB 30 kg,

tentang nutrisi. TB 150 cm, IMT 13,33).

(menjelaskan definisi,

manfaat, dan sumber nutrisi) A : Masalah belum teratasi :

6) Menganjurkan untuk menjaga ketidakseimbangan nutrisi kurang

kebersihan oral. dari kebutuhan tubuh.

7) Mengajarkan klien/keluarga

tentang makanan bergizi dan P : Intervensi dilanjutkan:

tidak mahal. 1) mengkaji turgor kulit.

8) Menganjurkan mengubah 2) mengauskultasi bunyi usus.

posisi semi fowler atau 3) menganjurkan mengubah

fowler tinggi saat makan. posisi semi fowler atau

9) Menganjurkan klien untuk fowler tinggi saat makan.


meningkatkan intake Fe,

protein dan vitamin C.

Misalnya, jeruk pepaya,

pisang, jambu, singkong.

10) Menganjurkan klien sering

makan dalam porsi kecil

tetapi sering (makanan

lembek)

II 1. Mengkaji kemampuan klien S: Klien mengatakan kesulitan dan

untuk melakukan aktivitas kelelahan saat melakukan

normal, sepertimencatat aktivitas.

laporan O:

kelelahan,keletihan,dan 1) Klien tampak lemah.

kesulitan melakukan 2) Frekuensi nafas sebelum

aktivitas. aktivitas 28x/i, sesudah

2. Mengkaji kehilangan atau aktivitas 32x/i.

gangguan keseimbangan 3) TD sebelum aktivitas 100/70

gaya jalan,kelemahan otot. mmHg, sesudah 120/80

3. Mengawasi tekanan mmHg.

darah,nadi,pernafasan,selam A: Masalah belum teratasi :

a dan sesudah aktivitas. intoleransi aktivitas.

Catat respon terhadap P : Intervensi dilanjutkan:

tingkat 1) Mengkaji kemampuan klien


aktivitas(mis:peningkatan untuk melakukan aktivitas

denyut normal, catat laporan kelelahan,

jantung/TD,disritmia,pusing keletihan, dan kesulitan

,dispnea, takipnea). melakukan aktivitas.

4. Mengajarkan keluarga 2) Mengawasi tekanan darah, nadi,

untuk menggunakan teknik pernafasan, selama dan sesudah

penghematan energi,mis: aktivitas.

mandi dengan duduk,duduk

untuk melakukan aktivitas.

5. Menganjurkan klien untuk

menghentikan aktivitas bila

palpitasi,nyeri dada,nafas

pendek,kelemahan,atau

pusing terjadi.

6. Membantu dengan aktivitas

fisik teratur misalnya,

ambulasi,berpindah,mengub

ah posisi, dan perawatan

personal.

7. Mengevaluasi respon

emosional terhadap

situasi/berikan dukungan

.
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk

menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan

menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta

mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang

makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi dan

keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto,

Wartonah, 2010).

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia

yang sangat penting. Berdasarkan teori Abraham Maslow (1950) tentang

kebutuhan dasar manusia, kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi lima yaitu

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan rasa cinta,

memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan fisiologis diuraikan lagi menjadi delapan kebutuhan dan kebutuhan

nutrisi termasuk di dalam kebutuhan fisiologis.

Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, jenis

kegiatan dan sebagainya. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber

energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh

berasal dari dalam tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan

hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari

luar tubuh seperti yang sehari – hari dimakan oleh manusia. Faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi, yaitu pengetahuan, prasangka, kebiasaan,

kesukaan dan ekonomi ( Hidayat, 2006).

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan

kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, dan anoreksia nervosa. Kekurangan nutrisi

merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa

(normal) atau penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk

kebutuhan metabolisme. Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami

seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan

kebutuhan metabolisme secara berlebihan (Hidayat, 2006).

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan

rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari

nutrisi di antaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh,

mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain.

Nutrisi juga berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,

mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk

melindungi tubuh dari serangan penyakit. Oleh karena itu, dalam memenuhi

kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (Asmadi, 2008).

Kebutuhan energi pada lansia mengalami penurunan kebutuhan kalori

pada saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan

rata-rata yang diperbolehkan untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk

wanita 1900 kkal/hari. Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap

oleh asupan kalori pada makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika

pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan


menambah, ketika pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi,

maka seseorang akan kehilangan berat badan (Potter & Perry, 2006).

Pada tahun 2006, selama periode Januari sampai Oktober, jumlah total

kasus gizi buruk di Indonesia dilaporkan dan ditangani petugas kesehatan

sebanyak 20.580 kasus dan 186 diantaranya menyebabkan kematian. Jumlah

tersebut menurun di bandingkan pada 2005, yang mencapai 76.178 kasus,

(Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2007).

Data dari Riset Kesehatan Dasar 2010 menyebutkan pada orang dewasa 12.6

persen tergolong kurus (IMT) dan 21.7 persen tergolong gemuk. Dengan kata

lain, Indonesia saat ini menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang

dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh

kemiskinan, kurang persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan

(sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan

kesehatan dan adanya daerah miskin gizi. Sebaliknya masalah gizi lebih

disebabkan oleh kemajuan ekonomi.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Tn. R di Lingkungan V

Harjosari II Kecamatan Medan Amplas yang menjadi prioritas masalah terkait

dengan kebutuhan dasar manusia adalah nutrisi. Dari pengkajian terhadap pola

makan Tn. R ditemukan data bahwa Tn. R makan hanya sekali sehari, terkadang

dua kali sehari, selera makan berkurang, aktivitas yang membuat Tn. R merasa

kelelahan sehingga malas untuk makan. Dari hasil pengkajian juga terdapat faktor

kelemahan otot menelan yang menjadi faktor menurunnya intake nutrisi.

Untuk itu penulis mengangkat masalah kebutuhan dasar nutrisi dalam

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi: Kebutuhan Nutrisi Kurang dari

Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan

Amplas”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan

keperawatan pada Tn. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi:

kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Lingkungan V Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

a. Dapat mendeskripsikan pengkajian pada Tn.R dengan masalah kebutuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa masalah

kebutuhan nutrisi.

c. Dapat mendeskripsikan perencanaan pada Tn.R dengan masalah kebutuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

d. Dapat mendeskripsikan implementasi sesuai rencana yang telah ditetapkan

pada Tn.R dengan masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

e. Dapat mendeskripsikan evaluasi keperawatan dengan masalah kebutuhan

dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


C. Manfaat

Adapun manfaat dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

1. Bagi Pendidikan

Dapat memberikan pengetahuan bagi tenaga pengajar dalam proses belajar

mengajar mengenai Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Nutrisi.

2. Bagi praktek keperawatan

Dapat menambah wawasan bagi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

3. Bagi keluarga dan masyarakat

Dapat menjadi pedoman bagi keluarga untuk mengatasi gangguan

pemenuhan kebutuhan nutrisi.


Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi
di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan
Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

JEKSON SITANGGANG
122500024

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang

telah melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V

Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas” ini dengan baik.

Adapun tujuan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini merupakan salah

satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi D-III

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan

bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah

(KTI) ini, sebagai berikut:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Nurbaity, S.Kep., Ns., M. Biomed selaku Dosen Pembimbing KTI,

yang senantiasa memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan

arahan, masukan yang sangat berharga dan ilmu yang bermanfaat selama

masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan dan selama penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.


5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada

penulis.

6. Kepada pasien saya yang sudah bersedia menjadi pasien kelolaan saya.

7. Terima kasih sedalam-dalamnya untuk kedua orangtua saya tercinta, bapak

saya tercinta J. Sitanggang dan ibunda tercinta B. Pasaribu, yang selalu

memberikan pengorbanan, dukungan, motivasi, nasehat, kasih sayang dan

doa buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan DIII

Keperawatan di Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada saudara saya Reynaldi Sitanggang, Arjuna Sitanggang, dan

saudari saya Rina Dermawanti Sitanggang yang selalu memberikan

motivasi, dukungan dan doa buat saya.

9. Kepada sahabat-sahabat dekat saya yang tersayang, seperjuangan di DIII

F.Kep USU, Alisadikin, Israel, Dani, Edi, Imanuel, Johariscan, Riko,

Melda, Ayu, Tirti, Ruth, Irmana, Melita, Satrina, Pelita, Sovia, Lela, Irene,

Lolyta, yang memberikan dukungan dan membantu dalam penyelesaian

Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Kepada teman-teman D-III Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara stambuk 2012 yang saling memberikan

dukungan dan semangat dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu

persatu yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya

Tulis Ilmiah ini dan juga telah membantu saya dalam menyelesaiakan

perkuliahan.
Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengetahuan penulis, maka dari itu

penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna kebaikan

penulisan selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi

pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

Semoga Tuhan yang Maha Esa selalu mencurahkan kasih karuniaNya

kepada semua pihak yang telah membantu mendukung penulis. Sekian dan terima

kasih.

Medan, Juli 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ................................................................................ i

Kata Pengantar ............................................................................................ ii

Daftar Isi ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1


B. Tujuan .......................................................................................... 4
C. Manfaat ........................................................................................ 5

BAB II PENGELOLAAN KASUS ........................................................ 6

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan


Dasar Nutrisi ................................................................................. 6
1. Pengkajian ............................................................................... 6
2. Analisa Data ........................................................................... 9
3. Rumusan Masalah .................................................................... 11
4. Perencanaan.............................................................................. 11
B. Asuhan Keperawatan Kasus ........................................................ 14
1. Pengkajian ................................................................................ 14
2. Analisa Data ............................................................................. 26
3. Rumusan Masalah .................................................................... 28
4. Perencanaan .............................................................................. 29
5. Implementasi dan Evaluasi ..................................................... 33

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 37

A. Kesimpulan ..................................................................................... 37
B. Saran ............................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 39

LAMPIRAN

Lampiran: Catatan Perkembangan

Anda mungkin juga menyukai