Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen Keperawatan

1. Pengertian Manajemen

Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur

beberapa hal secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan

agar hal-hal yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan

yang diharapkan. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian

manajemen secara umum dari beberapa ahli.

Manajemn adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang

lain (Gillies, 1989 dalam Mugianti 2016). Menerut Siagian (1999) dalam

Mugianti 2016, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan

yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam batas-batas

yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie

mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan,

pengarahan, pengorganisasian dan pengontrolan dari benda dan manusia

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya

(Swanburg 2000 dalam Mugianti 2016) mendefinisikan manajemen

sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya

secara efisien, efektif dan rasional untuk mecapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa manajemen

adalah proses yang dinamis, yang senantiasa berubah sesuai dengan

tuntutan perkembangan. Manajemen merupakan proses mengorganisir

sumber-sumber untuk mencapai tujuan dimana arah tujuan yang akan

dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi organisasi.

Bila anda sudah memahami, mari kita pelajari tentang manajemen

keperawatan berikut ini. Bacalah dengan baik dan pahamilah isinya.

4
Diskusikan dengan teman anda jika anda mengalami kesulitan untuk

memahami materi disajikan.

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota

staf keperawatan untuk memberikan asuhan pengobatan dan bantuan

terhadap para pasien (Gilliesm 1989 dalam Mugianti 2016). Pekerjaan

keperawatan harus diatur sedemikian tupa sehingga tujuan pelayanan dan

asuhan keperawatan dapat tercapai. Siapa yang diatur ? untuk apa ? apa

tujuan pengaturan ? Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada

pasien, perawat menerapkan manajemen keperawatan dalam bentuk

manajemen asuhan keperawatan.

Sebelum anda mempelajari perbedaan manajemen pelayanan

keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan, anda perlu memahami

lebih dulu prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan.

2. Fungsi Manajemen Keperawatan

a. Fungsi perencanaan (Planning)

Fungsi perencanaan merupakan suatu proses berkelanjutan yang

diawali dengan merumuskan tujuan dan rencana tindakan yang akan

dilaksanakan, menentukan personal, merancanf proses dan hasilnya,

memberikan umpan balik pada personal dan memodifikasi rencana

yang diperlukan.

1) Tujuan fungsi perencanaan

a) Membantu manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan

lingkungan.

b) Membantu kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah

utama.

c) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran

operasi lebih jelas.

d) Membantu penempatan tanggung jawab lebih cepat.

5
e) Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.

f) Memudahkan koordinasi antar berbagai bagian organisasi.

g) Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan mudah dipahami.

h) Meminumkan pekerjaan tang tidak pasti menghemat waktu,

usaha dan dana.

2) Unsur-unsur perencanaan

a) Meramalkan (forecasting), misalnya memperkirakan

kecenderungan masa depan (peluang dan tantangan).

b) Menetapkan tujuan (estabilishing objective), menyusun acara

yang urutan kegiatannya menurut skala prioritas,

c) Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling), misalnya

menetapkan/memperhitungkan waktu dengan tepat.

d) Menyusun anggaran (budgeting), misalnya mengalokasikan

sumber yang tersedua (uang, alat, manusia) dengan

memperhitung waktu dengan tepat.

e) Mengembangkan prosedur, misalnya menentukan tata cara

yang paling tepat.

f) Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (intepreting and

estabilishing policy), misalnya menafsirkan kebijakan atasan

dan menetapkan kebijakan operasional.

3) Sifat perencanaan

a) Melihat jauh kedepan.

b) Sederhana dan jelas/lugas.

c) Fleksibel.

d) Stabil.

e) Ada dalam keseimbangan.

f) Tersedianya sumber-sumber untuk pelaksanaan.

4) Tahapan dalam perencanaan

a) Menetapkan tujuan.

6
b) Merumuskan keadaan sekarang.

c) Mengidentifikasikan kemudahan dan hambatan.

d) Mengembangkan serangkaian kegiatan.

e) Jenis perencanaan :

1) Perencaan strategi

Perencaan yang sifat jangka panjang yang ditetapkan oleh

pemimpin dan merupakan arahan umum suatu organisasi.

Digunakan untuk mendapatkan dan mengembangkan

pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga

digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak

sesuai lagi dengan keadaan masa kini.

2) Perencanaan operasional

Menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan

serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,

menentukan siapa perawatan yang bertanggung jawab

untuk setiap aktivitas dan prosedur serta menggambarkan

cara menyiapkan perawat dalam bekerja dan prosedur

untuk mengevaluasi perawatan pasien.

5) Jenis perencaan yang disusun oleh kepala ruangan

a) Menunjuk ketua tim yang bertugas di dalam ruangan.

b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

c) Mengindentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan

berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua

mengatur penugasan/penjadwalan.

d) Merencakan strategi pelaksanaan keperawatan.

e) Mengikuti visite dokter.

f) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.

g) Menjaga terwujudnya visi, misi keperawatan rumah sakit.

7
6) Kegiatan dalam fungsi perencanaan

a) Menetapkan tujuan dan target keperawatan.

b) Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target

keperawatan.

c) Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan dalam

pemberian layanan keperawatan.

d) Menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam

pencapaian tujuan dan target keperawatan.

b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan

semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material, dan tata

cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1) Tujuan fungsi pengorganisasian

a) Mempermudah pelaksanaan tugas.

b) Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian.

c) Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu tujuan

yang telah ditentukan.

d) Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugas-

tugas yang ada.

2) Prinsip pengorganisasian

a) Perumusan tujuan dengan jelas.

b) Pembagian kerja.

c) Delegasi kekuasaan.

d) Rentang kekuasaan.

e) Tingkat-tingkat pengawasan.

f) Kesatuan perintah dan tanggung jawab.

3) Tahapan dalam pengorganisasian

a) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah tertuang

dalam fungsi manajemen.

8
b) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk

mecapai tujuan.

c) Menggolongkan kegiataan pokok ke dalam satuan-satuan

kegiatan yang praktis.

d) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf

dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.

e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.

f) Mendelegasikan wewenang.

4) Kegiatan dalam fungsi pengorganisasian

a) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan

tugas serta menetapkan prosedur yang diperlukan dalam

asuhan keperawatan.

b) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya

garis kewenangan dan tanggung jawab.

c) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan

pengembangan sumber daya manusia keperawatan.

d) Kegiatan penempatan sumber daya manusia keperawatan pada

posisi yang paling tepat.

c. Fungsi Kepegawaian (Staffing)

Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, merupakan

proses yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk

menentukan jumlah dalam jenis personal suatu organisasi yang

dibutuhkan dalam situasi tertentu.

Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing prinsip :

rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan

klasifikasi pasien. Komponen tersebut merupakan suatu proses yang

mana nantinya berhubungan dengan penjadwalan siklus waktu kerja

bagi semua personel yang ada.

9
Terdapat beberapa langkah yang diambil untuk menentukan

waktu kerja dan istirahat pegawai, yaitu :

1) Menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit.

2) Memberikan waktu masuk dan libur pekerjaan.

3) Memeriksa jadwal yang telah selesai.

4) Menjamin persetujuan jadwal yang dianjurkan dari manajemen

keperawatan.

5) Memasang jadwal untuk memberitahu anggota staff.

6) Memperbaiki dan memperbaharui jadwal tiap hari.

d. Fungsi Pengarahan (Directing)

Fungsi pengarahan suatu cara untuk mengerjakan dan

memberikan bimbingan agar dapat bekerja secara optimal dan

melakukan pembagian tugas sesuai dengan sumber daya yang tersedia

berdasarkan kemampuan dan keahliannya.

1) Tujuan pengarahan

a) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien.

b) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staff.

c) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan.

d) Mengusakan suasana lingkungan kerja yang dapat

meningkatkan motivasi dan prestasi kerja.

e) Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.

2) Kegiatan manajer keperawatan sebagai fungsi pengarahan.

a) Orientasi

Orientasi merupakan cara pengarahan dengan

memberikan informasi yang perlu agar kegiatan dapat

dilakukan dengan baik.

Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa :

1) Tugas itu sendiri.

2) Tugas lain yang ada hubungannya.

10
3) Ruang lingkup tugas.

4) Delegasi wewenang.

5) Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja.

6) Hubungan antara masing-masing tenaga kerja.

b) Perintah

Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-

orang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang

suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu yang terdiri dari

perintah umum dan khusus, perintah lisan dan tertulis, perintah

formal dan informal.

3) Indikator pengarahan yang baik

a) Coordination

Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seseorang

manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari

berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga

tujuan perusahaan dapat tercapai.

b) Motivasi

Memberi motivasi kepada kerayawan merupakan salah satu

elemen penting dalam manajemen keperawatan dengan

memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka

kinerja para karyawan akan optimal.

c) Komunikasi

Dengan menjalin komonukasi yang baik maka akan

menimbulkan suasana kerja yang kondusif dalam suatu

lingkungan organisasi dan akan menumbuhkan kerjasama yang

baik dalam berbagai kegiatan.

4) Supervisi keperawatan

Supervisi keperawatan adalah bagian dari fungsi pengarahan yang

merupakan tindakan melakukan pengamatan secara langsung dan

11
berkala oleh atasan terhadapa pekerjaan yang dilaksanakan oleh

bawahan untuk kemudian apakah ditemukan masalah, segera

diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langusng guna

mengatasinya.

a) Tujuan supervisi keperawatan

1) Untuk inspeksi, evaluasi dan meningkatkan prestasi kerja.

2) Membimbing perawat secara individu agar optimal

memberikan asuhan keperawatan.

3) Melatih yang kurang disiplin dalam tugas.

4) Mengorientasi staff dalam pelaksanaan keperawatan.

5) Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas.

6) Memberikan layanan terhadap peningkatan kemampuan

staff dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan.

b) Sasaran supervisi keperawatan

1) Pelaksana tugas sesuai dengan pola.

2) Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana.

3) Staff yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinu

dan sistematis.

4) Penggunaan alat yang efektif dan efesien.

5) Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang.

6) Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan obyektif

atau rasional.

7) Tidak terjadi penyimpangan atau penyelewengan

kekuasaan, kedudukan dan keuangan.

c) Persiapan melakukan supervisi

1) Tentukan obyek/sasaran yang akan disupervisi.

2) Siapkan standar sebafai acuan untuk analisa hasil.

12
3) Siapkan instrumen supervisi sesuai dengan obyek atau

sasaran yang akan disupervisi.

4) Buat jadwal berdasarkan alokasi waktu yang tersedia.

e. Fungsi Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan merupakan proses pemeriksaan apakah

segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah

disepakati, intruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang

ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan

kesalahan agar dapat dipervaiki dan tidak terjadi lagi.

1) Manfaat fungsi pengawasan

a) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah

dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja.

b) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan

pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

c) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah

mecukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.

d) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau

bentuk promosi dan latihan kerja.

2) Prinsip fungsi pengawasan

a) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan

hasilnya mudah diukur.

b) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting

dalam upaya mencapai tujuan organisai.

c) Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada

semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa

tanggungjawab dan komitmen terhadap kegiatan program.

d) Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk

meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk

13
mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki

kinerja.

3) Karakteristik dalam fungsi pengawasan

a) Harus menunjukkan sifat dari aktifitas.

b) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera.

c) Harus memandang kedepan.

d) Harus menunjukkan penerimaan pada titik krisis.

e) Harus obyektif.

f) Harus flesibel.

g) Harus menunjukkan pola organisasi.

h) Harus ekonomis.

i) Harus mudah dimengerti.

j) Harus menunjukkan tindakan perbaiki.

3. Prinsip-Prinsip yang mendasari manajemen keperawatan

Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan :

a. Manajemen keperawatan syogianya berlandarkan perencanaan karena

melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko

pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan

terencana.

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu

yang efektif. Manajer keperawatan menghargai waktu akan menyusun

perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan

berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan

kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai

tingkat manajerial.

14
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus

perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang

pasien lihat, fikir, yakini, dan ingini. Kepuasan pasien merupakan

point utama dari seluruh tujuan keperawatan.

e. Manajemen keperawatan harus teorganisir.

Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk

mencapai tujuan.

f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan

yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan

pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.

g. Manajer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat

memotivasi staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.

h. Manajemen keperawatan menggunakan komunkasi yang efektif.

Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan

memberikan permasaan pandangan arah dan pengertian diantara

bawahan.

i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya

mempersiapkan perawat pelaksanaan untuk menduduki prosisi yang

lebih tinggi ataupun upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan

karyawan.

j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang

meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,

pemberian intruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan

standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki

kekurangan. Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer,

administrator dan bawahan syogianya bekerja bersama-sama dalam

merencakan dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen

lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Lingkup manajemen keperawatan

15
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar

yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan

sudah menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan

memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan

upaya perbaikan menyeluruh dan sistem yang ada. Pelayanan kesehatan

yang memadai sangat dipengarui oleh pelayanan keperawatan yang ada

didalamnya.

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer

keperawatan yang efektif seyogianya memahami hal ini dan mampu

memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana meliput : Menggunakan proses

keperawatan dalam setiap aktvitas asuhan keperawatannya, Melaksanakan

intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan yang

ditetapkan, Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan dan hasil-hasil

keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat, serta mampu mengedalikan

lingkungan praktek keperawatan. Seluruh pelaksanaan kegiatan senantiasa

di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses

manajemem keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana.

Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan

terdiri dari : Manajemem operasional/ manajemen layanan dan manajemen

asuhan keperawatan.

a. Manajemen layanan/Operasional pelayana rumah sakit dikelola oleh

bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial dan setiap

tingkatan dipimpin oleh sesorang yang mempunyai kompetensi yang

relevan. Tingkat manajerial tersebut yaitu :

16
Gambar 1.1 Tingkat Manajerial

Agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu

dimiliki oleh orang-orang yang memimpin dalam tiap level manajerial

tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah kemampuan menerapkan

pengetahuan, keterampilan kepemimpinan, kemampuan menjalankan

peran sebagai pemimpin, dan kemampuan melaksanakan fungsi

manajemen.

b. Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan adalah suatu proses

keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen di

dalamnya seperti : perencanaa, pengorganisasian, implementasi,

pengendalian dan evaluasi. Manajemen asuhan keperawatan ini

menekankan pada penggunaan proses keperawatan dan hal ini melekat

pada diri seorang perawat. Setiap perawat dalam melaksanakan

tugasnya harus menggunakan proses keperawatan untuk mencapai

tujuan asuahan keperawatan pasien.

Proses keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang

menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan

perawat sesuai yang dibutuhkan pasien. Proses keperawatan terdiri

dari 5 tahapan yaitu : pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,

intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi.

5. Tujuan manajemen keperawatan

a. Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan.

b. Mencegah/mengatasi permasalahan manajerial.

17
c. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan

melibatkan seluruh komponen yang ada.

d. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan

bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia

mengurangi duplikasi tenaga dan upaya. Hasil akhir (outcome) yang

diharapkan dari manajemen keperawatan adalah :

1) Terselenggarakan pelayanan.

2) Asuhan keperawatan yang berkualitas.

3) Pengembangan staf.

4) Budaya riset bidang keperawatan.

Manajemen keperawatan lebih ditekankan pada bagaiamana

manajer keperawatan (secara struktural) mengatur anggota staf

keperawatan dan sumber daya yang lain untuk dapat menyelesaikan

tugas, sedangkan menajemen asuhan keperawatan digunakan oleh

perawat dalam menyelesaikan masalah pasien, atau bisa dikatakan

bahwa perawat adalah manajer asuhan keperawatan.

6. Prinsip-prinsip manajemen keperawatan

Supaya manajemen dapat berjalan sesuai dengan harapan dan

mencapai tujuan organisasi, maka pemahaman tentang prinsip-prinsip

manajemen sangatlah dibutuhkan. Ada tujuh prinsip manajemen yang

harus anda ketahui, aitu : perencanaan, penggunaan waktu yang efektif,

pengambilan keputusan, pengelola/pemimpin, tujuan sosial,

pengorganisasian dan perubahan. Berikut dibawah ini akan dijelaskan

maksud dari prinsip-prinsip manajemen tersebut.

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen

(the first function of management). Semua fungsi manajemen

tergantung dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses berpikir

18
atau proses mental untuk membuat keputusan dan peramal

(forecasting). Perencanaan harus berorientasi ke masa depan dan

mamastikan kemungkinan hasil yang diharapkan (Swansburg 1999

dalam Nursallam 2014). Dalam perencanaan, salah satu hal penting

yang menjadi pusat perhatian adalah rencana pengaturan sumber daya

manusia (SDM) dan sumber daya yang lain yang relevan. Perencanaan

yang bakalan meningkatkan capaian tujuan dan pembiayaan yang

efektif.

b. Penggunaan waktu efektif (Effective utillization of time)

Penggunaan waktu efektif berhubungan dengan pola pengaturan dan

pemanfaatan waktu yang tepat dan memungkinakan berjalannya roda

organisasi dan tercapainya tujuan organisasi. Waktu pelayanan

dihitung, dan kegiatan perawat dikendalikan.

c. Pengambilan keputusan (Decision making)

Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses

mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan di antara

beberapa alternatif yang tersedia yang dilakukan oleh sesorang

pembuat keputusan. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui

pelaksanaan/implementasi dari pilihan keputusan yang diambil.

d. Pengelola/Pemimpin (Manager/Leader)

Manajer yang bertugas mengatur manajemen memerlukan keahlian

dan tindakan nyata agar para anggota menjalakan tugas dan wewenang

dengan baik. adanya manajer yang mampu memberikan semangat,

mengontrol dan mengajak mencapai tujuan merupakan sumber daya

sangat menentukan.

e. Tujuan sosial (Social goal)

Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan ditetapkan

dalam bentuk visi, misi dan tujuan organisasi.

f. Pengorganisasian (Organizing)

19
Pengorganisasian adlaah pengelompokkan sejumlah aktivitas untuk

mecapai tujuan yang diharapkan. Penungasan pada masing-masing

kelompok dilakukan berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit

lain baik secara horizontal maupun secara vertikel (Swansburg 1999

dalam Nursallam 214.

g. Perubahan (Change)

Perubahan adlaah proses penggantian dari suatu hal dengan yang

lainnya yang berbeda dari sebelumnya (Douglas 1988 dalam

Nursallam 2014). Perubahan di dalam manajemen keperawatan

perubahan dijadikan prinsip karena sifat layanan yang dinamis

mengikuti karakteristik pasien yang akan anda layani.

7. Perbedaan manajer dan leader

Berikut ini adalah perbedaan antara manajer dan pemimpin (leader) :

Manajer Leader
Posisi formal sesuai struktur Seringkali tanpa kewenangan yang
organisasi. didelegasikan tapi memiliki power.
Mempunyai sumber power yang Mempunyai peran yang lebih
terlegitimasi. beragam.
Melaksanakan fungsi, tugas, dan Bisa bukan dari organisasi formal.
tanggung jawab tertentu.
Menekankan pada kontrol, Fokus pada proses kelompok
pembuatan keputusan, analisa pengumpulan info, umpan balik,
keputusan, dan hasil. pemberdayaan yang lain.
Memanipulasi orang, lingkungan Menekankan pada hubungan
dan waktu dan sumber lain untuk interpersonal.
mencapai tujuan organisasi.
Tanggungjawab akuntabilitas Mempunyai pengikut yang
formal lebih besar dari pada leader. suka/suka rela.
Mempunyai bawahan langsung Mempunyai tujuan yang mungkin
yang suka dan tidak suka. atau tidak merefleksikan organisasi
tersebut.
Gambar. 1.2 Perbedaan Manajer dan Leader

20
B. Kepemimpinan

1. Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang

mengerjakan apa yang tidak ingin mereka lakukan dan menyukainya

(Truman dalam Gillies, 1996 dalam Nursallam 2014). Kepemimpinan

merupakan pegunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk

melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

kemampuannya (Sillovan & Decleurm, 1989 dalam Nursallam 2014).

Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota

kelompok bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily,

Lancoste & Lancoster, 1989 dalam Nursallam 2014).

Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak

memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku

pihak lain yang didasarkan pada perbedaan kekuasaan antar pohak-pihak

tersebut (Gillies 1996 dalam Nursallam 2014). “kepemimpinan sebagai

suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang

tertentu, biasanya melalui ‘human relation’ dan motivasi yang tepat,

sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan

membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang menjadi

tujuan-tujuan organisasi”.

Dari beberapa pengertian kepemimpinan tersebut dapat kita ambil

kesimpulan bahwa ada kata kunci yang bisa kita ambil dari pengertian di

atas yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sebagai

pengikutnya kepemimpinan ada empat aspek, yaitu: leader, pengikut,

tujuan, situasi dan komunikasi.

2. Syarat Pemimpin

Pemimpin yang handal harus mempunyai syarat menunjukkan

kecakapannya. Ada 3 syarat pemimpin yaitu : kekuasaan, kewibawaan dan

kemampuan.

21
a. Kekuasaan

Legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk

mempin suatu kelompok.

b. Kewibawaan

Kelebihan, keunggulan yang dimiliki seseorang yang membuat orang

lain bersedia melakukan perbuatan tertentu.

c. Kemampuan

Segala kesanggupan, kecaapan yang dianggap melebihi kemampuan

anggota kelompok lainnya.

Peran pemimpin memiliki peran sebagai berikut :

1) Interpersonal role

Peranan yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi.

2) Informational role

Peranan yang berhubungan dengan informasi. Baik informasi yang

diterima maupun yang harus di sampaikan.

3) Decisional role

Peranan terkait dengan pembuatan keputusan.

3. Azas-Azas Kepemimpinan

a. Azas kemanusiaan

Memperhatikan bawahan dan memandang bawahan sebagai manusia.

b. Azas efisiensi

Dengan sumber daya yang terbatas, pemimpin dapat mengefisiensikan

untuk kepentingan kelompoknya.

c. Azas kesejahteraan yang lebih merata

Pemimpin berusaha mengurangi kesenjangan dan konflik yang dapat

mengganggu jalannya organisasi.

4. Fungsi kepemimpinan

a. Memandu, menuntun, membimbing, memotivasi.

b. Menjalin komunikasi yang baik.

22
c. Mengorganisasi, mengawasi dan membawa organisasinya pada tujuan

yang telah ditetapkan.

Lebih tepatnya seorang pemimpinan harus mampu menjadi contoh

peran bagi yang lainnya dan mampu menempatkan dirinya seperti sosok

Ki Hajar Dewantoro. Fungsi kepemimpinan yang bisa kita contoh dari Ki

Hajar Dewantoro :

1) Ing Ngarso sung Tulogho ketika di depan memberikan contoh.

2) Ing Madyo Mbangun Karso ketika berada di tengah bersama

menyelesaikan tugas.

3) Tut Wuri Handayani ketika berada dibelakang mampu memberikan

dorongan dan motivasi.

5. Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan cara seseorang memanfaatkan

kekuatan yang tersedia untuk memimpin orang lain. Setiap memimpin

memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Ada 3 faktor yang menjadi

kunci gaya kepemimpinan seseorang yang merupakan faktor yang saling

melengkapi dan mempengaruhi satu sama lainnya, yaitu : pemimpin itu

sendiri, orang yang dipimpin dan situasi, seperti pada gambar dibawah

ini :

Gambar 1.3 Gaya Kepemimpinan

Bisa disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan seseorang merupakan

fungsi dari ke tiga variabel diatas. Marilah kita pelajari bersama

penjelasan dari masing-masing variabel tersebut pemahaman teori-teori

23
gaya kepemimpinan. Bila dilihat dari pemimpinan itu sendiri, anda bisa

pelajari teori bakat, bila dilihat pemimpinan itu sendiri dan orang yang

dipimpin, maka bisa anda cocokkan dengan teori perilaku dan bila dilihat

situasinya, maka bisa kita gunakan teori situasional

Berikut ini adalah uraian dari masing-masing teori tersebut :

a. Teori bakat

Teori bakat dikenal dengan “Great Man Theory”. Teori bakat muncul

karena adanya keyakinan bahwa kemampuan memimpin hanya

dimiliki oleh orang yang dilahirkan dengan bakat tersebut. Teori ini

tidak sepenuhnya benar sebab setiap orang bisa menjadi pemimpin,

dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

kepemimpinannya.

b. Teori perilaku, yang bisa digunakan (Kurt Lewin 1960 dalam

Nursallam 2014) :

1) Otoratik : pada gaya otoratik pemimpin melakukan kontrol

maksimal terhadap staf, membuat keputusan sendiri dalam

menentukan tujuan kelompok. Lebih menekankan pada

penyelesaian tugas dari pada hubugan interpersonal. Gaya ini

cenderung menyebabkan permusuhan dan agresif atau apatis

sampai menurunya inisiatif. Contoh kepala ruangan menetapkan

jadwal dinas, sanksi sesuai aturan, tanpa mempertimbangkan

alasan staf perawat yang mengajukan ijin.

2) Demokratik : pemimpin mengikutsertakan bawahan dalam proses

pengambilan keputusan. Lebih menekankan pada hubungan

interpersonal dan kerja kelompok. Pemimpin menggunakan

posisinya untuk mendapatkan pandangan dan pemikiran bawahan

serta memotivasi mereka untuk menentukan tujuan dan

mengembangkan rencana. Hal ini cenderung meningkatkan

produktivitas dan kepuasan kerja. Contoh kepala bida

24
kepegawaian selalu meminta kepala ruang memberikan masukan

untuk sebuah perubahan kebijakan.

3) Laissez Fair : pemimpin memberikan kebebasan bertindak,

menyerahkan perannya sebagai pemimpin kepada bawahan tanpa

diberi petunjuk atau bimbingan serta pengawasan. Pemimpinan

sangat sedikit merencanakan dan membuat keputusan. Gaya

kepemimpinan ini efektif bila bawahan mempunyai kemampuan

dan tanggungjawab yang tinggi. Bila kemampuan dan

tanggungjawab bawahan kurang cenderung menimbulkan

keresahan dan frustasi. Contoh kepala ruang tidak pernah mau

tahu apa yang sedang terjadi di ruangan, staf perawat yang tidak

disiplin tidak mendapat teguran yang penting aman.

c. Teori situasional pemimpin berubah dari satu gaya ke gaya lainnya

sesuai dengan perubahan situasi yang terjadi. Jadi seseorang

pemimpin yang efektif pada situasi tertentu belum tentu mampu

bersikap dan bertindak efektif pada situasi lain.

6. Ciri-ciri pemimpin yang efektif

Pemimpin perlu memahami karakteristik dirinya dan bawahanya agar

dalam menyelesaikan masalah pemimpin dapat mengambil keputusan

yang tepat. Berikut karakteristik pemimpin yang efektif yaitu :

a. Menyusun tujuan dan mempunyai pandangan jauh ke depan.

b. Mengembangkan diri.

c. Berfikir kritis.

d. Menyelesaikan masalah.

e. Menghormati individu.

f. Mendengarkan orang lain dan mempunyai keterampilan

berkomunikasi.

25
C. Supervisi

Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam

manajemen serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahanan ini juga

ada dalam manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan

dibutuhkan kemampuan manajemen dari perawat profesional. Oleh karena itu

sebagai seorang manajer keperawatan atau sebagai perawat profesional

diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi.

Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan dalam

fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar sedalam

kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.

Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan

berbagai hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di

ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang

mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan

pemecahannya. Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan

mutu asuhan keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah-

masalah yang terjadi di unit keperawatan tidak seluruhnya dapat diketahui

oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staf

keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi

keperawatan.

1. Pengertian Supervisi

Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi

segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang

tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam

mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini

adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi

pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.

Prajudi Atmosudiro (2012), supervisi diartikan sebagai pengamatan

atau pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang

26
sifatnya rutin. Swansburg (2012), supervisi adalah suatu proses

kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-

tugasnya.

Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam

pelaksanaanya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf

keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

intruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para

perawat bagaimana memperbaiki proses keperawatan yang sedang

berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan

bukan sebagai pelaksanaan pasif, melainkan diperlukan sebagai partner

kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu

didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses

keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas

pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan

dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja

yang nyaman. Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga

suasana kerja diantara para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya. Juga

meliputi jumlah persediaan dan kelayakan peralatan agar memudahkan

pelaksanaan tugas. Lingkungan yang sehat bila dapat memberikan rasa

bebas dan keinginan untuk bekerja lebih baik. supervisor juga

mengusahakan semangat kebersamaan dengan lebih menekankan “kita”

daripada “saya”.

Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam

mengambil keputusan melalui pengamalan dalam tugas untuk

menemukan metode yang lebih baik guna melaksanakan pendelegasian

tugas dalam kelompok kerja, tertentu memerlukan dukungan dari anggota

kelompok. Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan hasil kerja,

tetapi perhatian utamati ialah manusianya, untuk itu harus mengenal tiap

27
individu dan mampu meransang agar tiap pelaksana mau meningkatkan

diri. Salah satu tujuan utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan

bimbingan individu, berdasrkan kebutuhan individu dan mengarah pada

pemanfaatan, kemampuan dan pengembangan ketrampilan yang baru.

Dalam pelakasanaan supervisi, supervisor membuat suatu keputusan

tentang suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan, kemudian siapa yang

akan melaksanakan. Untuk itu, supervisor perlu memberikan

pengejelasan dalam bentuk arahan kepada para pelaksanaan.

2. Sasaran Supervisi

Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan tugas sesuai dengan pola

b. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana

c. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis

d. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis

e. Sistem dan prosesur yang tidak menyimpang

f. Pembagian tugas, wewenang dan pertimbangan objek/rational

g. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan

dan keuangan.

3. Tujuan Supervisi

Mengusahakan seoptimal mungkin kerja yang nyaman, ini tidak hanya

meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para

tenaga keperawatan dan tenaga lainnya, juga meliputi jumlah persediaan

dan kelayakan perawatan agar memudahakan pelaksanaan tugas. Oleh

karena itu tujuan supervisi adalah :

a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanaan keperawatan

b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan

c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan

mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan

keperawatan

28
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan

dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Kompetensi

Seorang suopervisor harus memiliki kemampuan dalam :

a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat

dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.

b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf pelaksana

keperawatan.

c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan

pelaksanaan keperawatan.

d. Proses kelompok (dinamika kelompok)

e. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan

pelaksanaan keperawatan.

f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat.

g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.

5. Fungsi

a. Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan

mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang

menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang

standar asuhan yang telah disepakati.

b. Fungsi untama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki

faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan

keperawatan.

c. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adlaah mengkoordinasikan

menstimuli, dan mendorong kearah peningkatan kualitas asuhan

keperawatan.

d. Fungsi supervisi adalah membantu (assiting), memberi support

(supporting), dan mengajak untuk diikutsertakan (sharing).

29
6. Prinsip

Prinsip-prinsip superisi dalam keperawatan adalah :

a. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi.

b. Kegiatan yang direncakan secara matang.

c. Bersifat edukatif, supporting dan informan.

d. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan.

e. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan

staf dan pelaksana keperawatan.

f. Harus objektif dan sanggup menagakan “self evaluation”.

g. Harus progresif, inovatif, flesibel dan dapat mengembangkan

kelebihan masing-masing.

h. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan

dengan kebutuhan.

i. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan

kualitas asuhan keperawatan.

7. Karakteristik

Dalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki karakteristik :

a. Mencerminkan kegiatan asuhan keperawatan yang sesungguhnya.

b. Mencerminkan pola organisas/struktur organisasi keperawatan yang

ada.

c. Kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala.

d. Dilaksanakan oleh atasan langsung (kepala unit/ kepala ruangan atau

penanggung jawab yang dirujuk)

e. Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas

asuahan keperawatan.

8. Cara Supervisi

a. Langsung

Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang

berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlihat

30
dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak

dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif

adalah :

1) Pengarahan harus lengkap.

2) Mudah dipahami.

3) Menggunakan kata-kata yang tepat.

4) Berbicara dengan jelas dan lambat.

5) Berikan arahan yang logis.

6) Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat.

7) Pastikan bahwa arahan dipahami.

8) Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak

lanjut.

b. Tidak langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.

Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga

mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan

secara tertulis.

9. Langkah Supervisi

a. Pra-supervisi

1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.

2) Supervisor menetapkan tujuan.

b. Pelaksanaan supervisor

1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau

instrumen yang telah disiapkan.

2) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.

3) Supervisor memanggil Katin dan PA untuk mengadakan pembinaan

dan klarifikasi permasalahan.

4) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan

memvalidasi data sekunder.

31
a) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.

b) Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat.

10. Pasca-Supervisor-3F

a. Supervisor memberikan penilaian supervisi.

b. Supervisor memberikan Feedback dan klarifikasi.

c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

11. Alur Supervisi


Kepala bidan perawatan

Supervisi

Kepala seksi perawatan

Supervisi

Kepala ruang
Menetapkan
kegiatan dan tujuan
serta instrumen / alat
ukur
Kepala Tim Kepala Tim

Menilai kerja perawat PA 2 PA

Pembinaan : Kinerja perawat dan


1. Penyampaian kualitas pelayanan
penilaian. meningkat
2. Feed back
3. Follow up,
pemecahan
masalah dan
reward

32
12. Kegiatan Rutin Supervisor

Tugas-tugas rtuin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya,

adalah sebagai berikut :

a. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)

1) Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu.

2) Mengecek jadwal kerja.

b. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)

1) Mengecek personil yang ada

2) Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan

3) Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan

c. Sepanjang hari dinas (6-7 jam)

1) Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan,

instruksi, mengoreksi atau memberikan latihan sesuai kebutuhnya.

2) Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera

membantu apabila diperlukan.

3) Mengecek pekerjaan rumah tangga.

4) Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyaman kerja,

terutama untuk personil baru.

5) Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaa, permintaan bantuan

atau hal-hal yang terkait.

6) Mengatur jam istirahat personil.

7) Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan

mencari cara memudahkannya.

8) Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi

operasional.

9) Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya.

10) Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja.

11) Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.

12) Sekali dalam sehari (15-30 menit)

33
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15

menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti :

keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan

pekerjaan dan lain sebagainya.

d. Sebelum pulang

1) Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha

untuk memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.

2) Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan

mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.

3) Lengkapi laporan harian sebelum pulang.

4) Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang

mempelajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali.

13. Supervisor Keperawatan

Yang termasuk supervisor keperawatan adalah :

a. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggungjawab dalam supervisi

pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala ruangan merupakan

ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam

memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit

kerjanya.

b. Pengawasan keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan

berada di bawah satu instalasi, pengawas bertanggungjawab dalam

melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang

berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap,

instalasi rawat jalan dan lain-lain.

c. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan

kepala seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam

melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak

langsung.

34
d. Kepala bidang keperawatan, kabid keperawatan bertanggung jawab

untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan

semua perawat secara tidak langsung.

Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur

organisasi menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi

supervisor dan yang disupervisi.

14. Peran dan Fungsi Kepala Ruangan

Pada kesempatan ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah peran

dan fungsi kepala ruangan dalam meningkatkan asuhan keperawatan,

melalui supervisi.

Menurut Depkes RI 1994, “Kepala ruangan adalah seorang tenaga

perawat profesional yang diberi tanggungjawab dan wewenang dalam

mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat”.

Tanggung Jawab kepala ruangan dapat diidentifikasi sesuai dengan

perannya meliputi :

1. Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi,

orientasi, pengembangan tenaga, penilaian penampilan kerja, promosi

dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan.

2. Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan

pengarahan dalam pelayanan keperawatan.

3. Manajemen kualitas pelayanan, meliputi pengembangan standar

asuhan keperawatan, program kendal mutu, program evaluasi team dan

persiapan untuk akreditas pelayanan keperawatan.

4. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan

keperawatan.

35

Anda mungkin juga menyukai