Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

“Analisis Oksigen Terlarut”

Disusun untuk memenuhi tugas :

Mata Kuliah : Pengolahan Limbah Industri

Dosen Pengampu : Devy Cendekia, S.Si.,M.Si

Disusun oleh :

Nama : Fanisa Maulidina

Npm : 21734004

TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena
oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan
anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan biologik yang dilakukan oleh organisme
aerobik dan anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk
mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang
ada pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik
oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih
sederhana dalam bentuk nutrien dan gas (Salmin, 2000).
Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesis dan absorbsi atmosfer atau udara. DO di suatu perairan sangat berperan
dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Untuk mengetahui
kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter
kimia seperti DO. Semakin banyak jumlah DO (dissolved oxygen), maka kualitas air
semakin baik. Jika kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau
yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi. Satuan DO
dinyatakan dalam persentase saturasi (Salmin, 2000).
DO dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.
Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan
anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal
dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup
dalam perairan tersebut (Salmin, 2000).
Kandungan Dissolved Oxygen (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal
dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik) (Swingle, 1968) atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air menegaskan bahwa kadar DO minimum yang harus ada
pada air adalah >2 mg O2/lt. Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang
dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70%
(Huet, 1970).
Metode titrasi dengan cara Winkler secara umum banyak digunakan untuk
menentukan kadar oksigen terlarut. Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri.
Sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 dan NaOH atau
KI, sehingga akan terjadi endapan MnO2. Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka
endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium
(I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya
dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan menggunakan indikator
larutan amilum (kanji) (Anonim, 2011)
Dengan menggunakan metode titrasi Winkler dapat ditentukan kadar Dissolved
Oxygen (DO) dari suatu perairan. Dari kandungan DO yang diperoleh, dapat diketahui
apakah kandungan DO yang dibutuhkan oleh organisme air tercukupi atau tidak.
1.2 Permasalahan
Dalam praktikum ini permasalahnya adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana cara menganalisis DO dengan metode Winkler?
2) Bagaimana cara mengetahui kandungan DO dalam air kolam, air sungai, air kran,
dan air minum?
3) Bagaimana kualitas air kolam yang digunakan sebagai sampel?
1.3 Tujuan
Dalam praktikum ini bertujuan untuk:
1) Dapat melakukan analisis DO dengan metode Winkler.
2) Dapat mengetahui kandungan DO dalam air kolam, air sungai, air kran, dan air
minum
3) Dapat mengetahui kualitas air kolam yang digunakan sebagai
sampel.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan umum Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

Keberadaan oksigen di perairan sangat penting untuk diketahui sebab oksigen sangat
penting bagi kehidupan. Banyaknya O2 terlarut dalam perairan biasa disebut DO. Dilihat dari
jumlah nya oksgen terlarut adalah satu jenis gas terlarut dalam air pada urutan kedua setelah
nitrogen. Namun jika dilihat kepentingannya bagi kehidupan, oksigen mampu menempati
urutan paling atas. Sumber utama oksigen dalam perairan adalah hasil difusi dari udara,
terbawa melalui prespitasi (air hujan) dan hasil fotosintesis fitoplanton. Sebaliknya
kandungan DO dalam air dapat berkurang karena dimanfaatkan oleh aktifitas respirasi dan
perombakan bahan organik (Sumeru, 2008).

Air mengalir pada umumnya kandungan oksigennya cukup karena geakannya


menjamin berlangsungnya difusi antara udara dan air. Bila pencemaran organik pada badan
air, DO tersebut digunakan oleh bakteri untuk mengoksidasi bahan pencemar organik
tersebut. Komposisi populasi hewan dalam air sangat erat hubungannya dengan kandungan
oksigen. Kelarutan oksigen atmosfer dalam air segar atau tawar berkisar dari 14,6 mg/liter
pada suhu 0℃ hingga 7,1 mg/liter pada suhu 35℃ pada tekanan satu atmosfer (Center,
1977).

2.2 Tinjauan Umum Analisis Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) dengan Metode Winkler

Metode titrasi dengan cara winkler secara umum banyak digunakan untuk
menentukan kadar DO. Prinsipnya dengan manggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan
dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnSO4 dan KI sehingga akan terjadi endapan
MnO2. Dengan menambahkan H2SO4 maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga
akan membebaskan molekul iodium (I2) yang evikalen dengan DO. Iodium yang dibebaskan
ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan menggunakan
indikator larutan amilum. (Salmin, 2000

Kelebihan metode Winkler dalam menganalisis DO (Dissolved Oxygen), yaitu:

a) Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan
diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang akurat.
b) Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut
dengan cara DO meter.
c) Dibandingkan dengan metode titrasi, peranan kalibrasi saat DO meter sangat
manentukan akurasinya hasil penentuan pengukuran (Anonim, 2011).

Kelemahan metode winkler dalam menganalisis DO (Dissolved Oxygen), yaitu :


a) Penambahan indikator amilum harus dilakukan pada saat mendekati titik akhir titrasi
agar amilum tidak membukus I2mudah menguap dan ada yang harus diperhatikan dari
titrasi iodometri yang biasa dapat menjadi kesalahan titrasi iodometri yaitu penguapan
I2, oksidasi udara dan adsorpsi I2 oleh endapan (Anonim, 2011).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 28 Maret 2022 di laboratorium Analisis
Politeknik Negeri Lampung

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu:

a) Botol winkler
b) Buret 25 ml
c) Pipet volume
d) Erlenmeyer
e) Pipet tetes
f) Alumunium foil
g) Nampan

Bahan yang digunakan yaitu :

a) MnSO4
b) Amilum
c) Natrium iodide (NaI) atau Kalium Iodida (KI)
d) Asam sulfat pekat (H2SO4)
e) Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)
f) Sampel air kolam
g) Sampel air sungai
h) Sampel air minum
i) Sampel air kran

3.3 Langkah Kerja

a) Siapkan botol winkler


b) Masukkan sampel uji kedalam botol winkler sampai meluap, hati – hati jangan
sampai terjadi gelembung udara, kemudian tutup rapat jangan sampai ada gelembung
didalam botolnya.
c) Tambahkan 1 mL MnSO4 dan 1 mL alkali iodida azida dengan menggunakan
pipet volume tepat diatas permukaan larutan
d) Tutup segera, kemudian bungkus menggunakan alumunium foil dan tunggu
selama 15 menit
e) Tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat, tutup dan homogenkan hingga endapan larut
sempurna.
f) Pipet 50 mL, masukkan kedalam erlenmeyer 150mL
g) Titrasi menggunakan Na2S2O3 yang telah yang telah di standarisas dengan
indikator amilum sampai warna biru tepat hilang

3.4 Diagram Alir

Siapkan botol winkler

Sampel dimasukkan kedalam botol sampai meluap


kemudian tutup rapat

Tambahkan 1 mL MnSO4 dan 1 mL alkali iodida azida


dengan menggunakan pipet volume tepat diatas permukaan
larutan, kemudian tutup

Bungkus menggunakan alumunium foil selama 15


menit

Tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat, tutup dan


homogenkan hingga endapan larut sempurna.

Pipet 50 mL, masukkan kedalam erlenmeyer


150mL

Titrasi menggunakan Na2S2O3 yang telah yang telah di


standarisas dengan indikator amilum sampai warna biru
tepat hilang
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No. Sampel Air Volume Titrasi Rata - Rata

1. Air Minum V1 = 2,5 2


V2 = 1,5
2. Air Kolam V1 = 0,9 0,95
V2 = 1,9
3. Air Sungai V1 = 0,15 0,57
V2 = 1,0
4. Air Keran V1 = 0,6 0,675
V2 = 0,15

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar oksigen terlarut (Dissolved
Oxygen ) pada air kolam, air sungai, air minum dan air kran. Dari kadar oksigen terlarut
dapat diketahui kualitas dari masing masing sampel air tersebut. Langkah pertama yang harus
dilakukan yaitu memasukkan setiap sampel air kedalam botol winkler sampai penuh dan
pastikan tidak ada gelembung udara didalam botol kemudian tutup rapat. Lalu setelah itu
tambahkan 1 mL MnSO4 dan 1 mL alkali iodida azida yang berfungsi untuk mengikat O2
dengan menggunakan pipet volume tepat diatas permukaan larutan sembari diangkat keatas
lalu tutup rapat. Setelah ditambahkan oleh kedua snyawa tersebut terjadi seperti gumpalan
atau endapan kemudian bungkus atau lapisi botol dengan menggunakan alumunium foil,
kemudian diamkan selama 15 menit.

Setelah itu tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat dan tutup. H2SO4 berfungsi untuk
melarutkan endapan kembali. Larutan dihomogenkan hingga endapan larut sempurna. Pada
saat endapan larut, molekul iodium yang ekivalen dengan oksigen terlarut juga ikut terbebas.
Iodium (I2) yang dibebaskan ini selanjutnya di titrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat.
Larutan yang telah dihomogenkan tersebut dimasukkan kedalam erlenmeyer sebanyak 50 mL
menggunakan pipet volume untuk dititrasi. Pada saat melakukan titrasi reaksi yang dihasilkan
tidak sempurna akubatnya tidak ada perubahan warna pada saat dilakukannnya titrasi
dikarenakan kadar iodida rendah sehingga tidak bisa bereaksi pada saat pencampuran dengan
amilum.

Dari perhitungan menggunakan rumus OT (Oksigen Terlarut), dihasilkan oksigen


terlarut pada air kolam adalah sebesar 1,85 mg/L. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
menegaskan bahwa kadar DO minimum yang harus ada pada air limbah adalah 0. Jadi dapat
dikatakan bahwa air kolam yang merupakan limbah pembuangan dari pabrik sunce lebih baik
dibandingkan dari standar minimum air limbah pada umumnya. Tetapi air limbah tersebut
tetap tidak bisa di konsumsi atau dipakai oleh manusia, hanya bisa digunakan untuk mengairi
tanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air.

Jadi dengan kualitas air kolam yang merupakan air pembuangan limbah pabrik yang
lebih baik dari pada standar mutu yang telah ditetapkan, air limbah ini dapat mendukung
kehidupan makhluk hidup, terutama untuk tanaman atau sebagai pengairan pertanian namun
tidak untuk dipakai oleh manusia.
BAB V

KESIMPULAN
Berdasarkan data dan analisis perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :

1. Analisis suatu kandungan DO dapat menggunakan metode titrasi dengan cara winkler.
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri.
2. Kandungan DO pada air kolam yang merupakan limbah pabrik adalah 1,85 mg/L.
3. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air menegaskan bahwa kadar minimum DO pada air
limbah adalah 0, jadi dapat disimpukan kualitas air kolam yang digunakan sebagai
sampel adalah lebih baik dari pada standar minimum, karena kandungan DO nya yaitu
1,85 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA

Pengukuran Oksigen Terlarut (DO) Metode Winkler (Praktikum Ekologi


Umum) December 28, 2013

Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD.


http://biarkanakumenulis.blogspot.com/2009/10/oksigen-terlarut-do-dan -
kebutuhan.html Aria, Perwira. 2009.

Oksigen Terlarut. http://www.perwira-aria.blogspot.com/. Diakes tanggal


Fauziah, Ima. 2010.

Oksigen Terlarut. http://www.ima-fauziah.wordpress.com/. Diakses tanggal


Hutabarat, sahala dan Stewart M. Evans. 2006.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai