Disusun oleh :
Npm : 21734004
2022
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Keberadaan oksigen di perairan sangat penting untuk diketahui sebab oksigen sangat
penting bagi kehidupan. Banyaknya O2 terlarut dalam perairan biasa disebut DO. Dilihat dari
jumlah nya oksgen terlarut adalah satu jenis gas terlarut dalam air pada urutan kedua setelah
nitrogen. Namun jika dilihat kepentingannya bagi kehidupan, oksigen mampu menempati
urutan paling atas. Sumber utama oksigen dalam perairan adalah hasil difusi dari udara,
terbawa melalui prespitasi (air hujan) dan hasil fotosintesis fitoplanton. Sebaliknya
kandungan DO dalam air dapat berkurang karena dimanfaatkan oleh aktifitas respirasi dan
perombakan bahan organik (Sumeru, 2008).
2.2 Tinjauan Umum Analisis Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) dengan Metode Winkler
Metode titrasi dengan cara winkler secara umum banyak digunakan untuk
menentukan kadar DO. Prinsipnya dengan manggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan
dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnSO4 dan KI sehingga akan terjadi endapan
MnO2. Dengan menambahkan H2SO4 maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga
akan membebaskan molekul iodium (I2) yang evikalen dengan DO. Iodium yang dibebaskan
ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan menggunakan
indikator larutan amilum. (Salmin, 2000
a) Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan
diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang akurat.
b) Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut
dengan cara DO meter.
c) Dibandingkan dengan metode titrasi, peranan kalibrasi saat DO meter sangat
manentukan akurasinya hasil penentuan pengukuran (Anonim, 2011).
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 28 Maret 2022 di laboratorium Analisis
Politeknik Negeri Lampung
a) Botol winkler
b) Buret 25 ml
c) Pipet volume
d) Erlenmeyer
e) Pipet tetes
f) Alumunium foil
g) Nampan
a) MnSO4
b) Amilum
c) Natrium iodide (NaI) atau Kalium Iodida (KI)
d) Asam sulfat pekat (H2SO4)
e) Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)
f) Sampel air kolam
g) Sampel air sungai
h) Sampel air minum
i) Sampel air kran
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar oksigen terlarut (Dissolved
Oxygen ) pada air kolam, air sungai, air minum dan air kran. Dari kadar oksigen terlarut
dapat diketahui kualitas dari masing masing sampel air tersebut. Langkah pertama yang harus
dilakukan yaitu memasukkan setiap sampel air kedalam botol winkler sampai penuh dan
pastikan tidak ada gelembung udara didalam botol kemudian tutup rapat. Lalu setelah itu
tambahkan 1 mL MnSO4 dan 1 mL alkali iodida azida yang berfungsi untuk mengikat O2
dengan menggunakan pipet volume tepat diatas permukaan larutan sembari diangkat keatas
lalu tutup rapat. Setelah ditambahkan oleh kedua snyawa tersebut terjadi seperti gumpalan
atau endapan kemudian bungkus atau lapisi botol dengan menggunakan alumunium foil,
kemudian diamkan selama 15 menit.
Setelah itu tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat dan tutup. H2SO4 berfungsi untuk
melarutkan endapan kembali. Larutan dihomogenkan hingga endapan larut sempurna. Pada
saat endapan larut, molekul iodium yang ekivalen dengan oksigen terlarut juga ikut terbebas.
Iodium (I2) yang dibebaskan ini selanjutnya di titrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat.
Larutan yang telah dihomogenkan tersebut dimasukkan kedalam erlenmeyer sebanyak 50 mL
menggunakan pipet volume untuk dititrasi. Pada saat melakukan titrasi reaksi yang dihasilkan
tidak sempurna akubatnya tidak ada perubahan warna pada saat dilakukannnya titrasi
dikarenakan kadar iodida rendah sehingga tidak bisa bereaksi pada saat pencampuran dengan
amilum.
Jadi dengan kualitas air kolam yang merupakan air pembuangan limbah pabrik yang
lebih baik dari pada standar mutu yang telah ditetapkan, air limbah ini dapat mendukung
kehidupan makhluk hidup, terutama untuk tanaman atau sebagai pengairan pertanian namun
tidak untuk dipakai oleh manusia.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan data dan analisis perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Analisis suatu kandungan DO dapat menggunakan metode titrasi dengan cara winkler.
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri.
2. Kandungan DO pada air kolam yang merupakan limbah pabrik adalah 1,85 mg/L.
3. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air menegaskan bahwa kadar minimum DO pada air
limbah adalah 0, jadi dapat disimpukan kualitas air kolam yang digunakan sebagai
sampel adalah lebih baik dari pada standar minimum, karena kandungan DO nya yaitu
1,85 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA