PENDAHULUAN
1
pelayanan kesehatan, namun data dilapangan menunjukkan masih banyaknya
pengelola sarana pelayanan kesehatan masih belum memiliki rasa kemauan
dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban penataan, sehingga dibutuhkan
program penataan oleh Pemerintah Daerah, bahkan pada kondisi tertentu
program ini perlu dilakukan dengan upaya paksa dalam bentuk penegakkan
hukum.
Salah satu cara untuk mengetahui tingkat penataan suatu sarana
pelayanan kesehatan adalah dengan melakukan pengawasan dan pemantauan
(inspeksi). Pengawasan dan pemantauan ini merupakan suatu kegiatan
pengawasan agar pengelola sarana pelayanan kesehatan mentaati semua
ketentuan perundangan lingkungan hidup dan kesehatan dan persyaratan
(baku mutu, ambang batas) limbah. Oleh karena itu kegiatan pengawasan dan
pemantauan yang rutin dan terprogram harus dilakukan secara terpadu dan
ditindak lanjuti dengan langkah kongkrit yaitu memberikan pujian (apresiasi)
bagi yang taat dan memberikan sangki bagi yang melanggar. Sehingga
pengelola sarana pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kemauan dan
kemampuan untuk melaksanakan semua ketentuan yang berlaku.
Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, kami dituntut mampu
menganalisis dan menilai status sanitasi tempat-tempat umum. Untuk itulah
dalam kesempatan kali ini dalam mata kuliah Sanitasi Tempat-tempat Umum,
kami mendapat tugas untuk melakukan observasi tempat-tempat umum.
Kelompok kami mendapatkan sarana kesehatan sebagai tempat observasi,
dan Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya sebagai tempat yang kami pilih.
2
6. Bagaimana keadaan instalasi tempat pencucian linen atau laundry di
Rumah Sakit Islam Jemursari?
7. Bagaimana kondisi kantin di Rumah Sakit Islam Jemursari?
8. Bagaimana keadaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Rumah Sakit Islam
Jemursari?
9. Bagaimana keadaan tempat pembuangan sampah sementara di Rumah
Sakit Islam Jemursari?
10. Bagaimana kondisi alat pemadam kebakaran di Rumah Sakit Islam
Jemursari?
11. Bagaimana hasil penilaian kondisi Rumah Sakit Islam Jemursari secara
keseluruhan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Persyaratan Umum Rumah Sakit dalam peraturan dan
praktiknya di lapangan.
2. Mengetahui Persyaratan Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit dalam
peraturan dan praktiknya di lapangan.
3. Mengetahui Persyaratan Sanitasi Makanan dan Minuman Rumah Sakit
dalam peraturan dan praktiknya di lapangan.
4. Mengetahui Persyaratan Sanitasi Air Rumah Sakit dalam peraturan dan
praktiknya di lapangan
5. Mengetahui Persyaratan Sanitasi Pengelolaan Limbah Rumah Sakit dalam
peraturan dan praktiknya di lapangan.
6. Mengatahui Persyaratan Sanitasi Suhu dan Pencahayaan Rumah Sakit
dalam peraturan dan praktiknya di lapangan.
7. Mengetahui Persyaratan Sanitasi Pengendalian Serangga Rumah Sakit
dalam peraturan dan praktiknya di lapangan.
8. Mengetahui Persyaratan Sanitasi Dekontaminasi melalui Desinfektan dan
Sterillisasi Rumah Sakit dalam peraturan dan praktiknya di lapangan.
9. Mengkategorikan pemenuhan persyaratan sanitasi secara keseluruhan
Rumah Sakit.
3
10. Memahami gambaran lapangan terkait pemenuhan persyaratan sanitasi
secara keseluruhan Rumah Sakit
1.3 Manfaat
1. Bagi Instansi RSI Jemursari
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan perbaikan dan peningkatan sanitasi lingkungan di Rumah
Sakit sehingga kualitas kuantitas dan kontinuitas Rumah Sakit semakin
membaik.
2. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang penerapan sanitasi lingkungan di tempat-tempat umum,
khususnya di Rumah Sakit.
3. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan
pembinaan dan tindak lanjut serta referensi untuk penelitian di masa yang
akan datang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.3 Sarana dan Prasarana Lingkungan
1. Ruang bangunan dan halaman rumah sakit merupakan semua ruang
atau unit dan halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit
(bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk
berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.
2. Pencahayaan di dalam ruang bangunan rumah sakit adalah intensitas
penyinaran pada suatu bidang kerja yang ada di dalam ruang bangunan
rumah sakit yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
efektif.
3. Pengawasan ruang bangunan meliputi aliran udara di dalam ruang
bangunan yang memadai untuk menjamin kesehatan penghuni
ruangan.
4. Kebersihan ruang bangunan dan halaman dimana keadaan atau kondisi
ruang bangunan dan halaman bebas dari bahaya dan risiko minimal
untuk terjadinya infeksi silang, dan masalah kesehatan dan
keselamatan kerja.
6
b. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan
dilengkapi dengan rambu parkir.
c. Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir. Jika
berlokasi di daerah banjir harus menyediakan fasilitas atau teknologi
untuk mengatasinya.
d. Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok.
e. Lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan
intensitas cahaya yang cukup.
f. Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek, atau tidak
terdapat genangan air dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau
tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan
luas halaman.
g. Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan
terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi
pengolahan limbah.
h. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu, dan tempat-tempat tertentu
yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.
i. Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam
keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan
kuantitas yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak
memungkinkan sebagai tempat bersarang dan berkembang biaknya
serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.
2. Konstruksi Bangunan Rumah Sakit
a. Lantai
1) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan
rata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.
2) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan
yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah.
3) Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung
agar mudah dibersihkan.
b. Dinding
7
Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan
cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung
logam berat
c. Ventilasi
1) Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam
kamar/ruang dengan baik.
2) Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai.
3) Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian
udara dengan baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan
penghawaan buatan/mekanis.
4) Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan
peruntukkan ruangan.
d. Atap
1) Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan
serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
2) Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal
petir.
e. Langit-langit
1) Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.
2) Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai.
3) Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus
anti rayap.
f. Konstruksi
Balkon, beranda, dan talang harus sedemikian sehingga tidak terjadi
genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan
nyamuk Aedes.
g. Pintu
Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah
masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
h. Jaringan Instalasi
1) Pemasangan jaringan instalasi air minum, air bersih, air limbah,
gas, listrik, sistem pengawasan, sarana telekomunikasi, dan lain-
8
lain harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan agar aman
digunakan untuk tujuan pelayanan kesehatan.
2) Pemasangan pipa air minum tidak boleh bersilangan dengan pipa
air limbah dan tidak boleh bertekanan negatif untuk menghindari
pencemaran air minum.
9
BAB III
METODE OBSERVASI
10
1. Membuat instrumen penilaian atau lembar observasi dengan mengacu
pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Negara lingkungan Hidup Nomor:
14 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Program ADIPURA
Menteri Negara Lingkungan Hidup.
2. Melakukan observasi secara bersama-sama seluruh anggota tim, sehingga
penilaian terhadap suatu titik pantau didasarkan atas persepsi yang sama
seluruh anggota tim.
3. Pengambilan foto dibeberapa titik pantau.
4. Menghitung hasil penilaian lembar instrument.
Rumus :
Nilai = bobot x skor
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
Sanitasi kesehatan lingkungan rumah sakit setelah dilakukan
observasi mendapatkan skor 94% dapat dikatakan sanitasinya baik.
1. Halaman
a. Pagar
Dari hasil observasi, Rumah Sakit Islam Jemursari memiliki
batas yang jelas. Dimana batas ini terbuat dari pagar besi yang
berada di halaman depan Rumah Sakit Islam Jemursari serta pagar
tembok untuk bagian yang mengelilingi Rumah Sakit. Keadaan
pagar kuat dan tidak berkarat sehingga bisa dipergunakan dan
dapat menjadi salah satu sarana pengaman terhadap tindakan
criminal seperti pencurian.
b. Tempat parkir
Pada halaman Rumah Sakit dapat ditemukan rambu parkir yang
jelas dengan penempatannya sudah cukup jelas antara sepeda motor
dan mobil. Jika dibandingkan antara lahan yang tersedia dengan
kapasitas kendaraan karyawan dan pengunjung yang ada sudah
dapat menampung semua kendaraan karyawan dan pengunjung.
13
d. Tersedia tempat sampah.
Tempat sampah pada RSI Jemursari belum dipisahkan antara
sampah organic dan anorganik. Selain itu, pada lokasi parkir
tidak setiap 20 meter ditemukan tong sampah.
2. Lantai
Lantai di Rumah Sakit terbuat dari keramik, berwarna putih,
dimana kuat, tahan lama, tidak mudah rusak, permukaan rata, serta
kedap air. Sehingga air tidak dapat terserap kedalam lantai, dan
lantai dapat dibersihkan dengan mudah, serta tidak mudah lapuk
karena perembesan air.
Keramik penyusun lantai Rumah Sakit termasuk dalam
keadaan baik, dalam arti tidak licin didukung adanyak kegiatan
pembersihan secara rutin.
Lantai yang ada di depan ruangan Rumah Sakit tidak
berbentuk konus, maka dari itu susah untuk dibersihkan pada sela-
sela pertemuan antara lantai dengan dinding. Hal ini dapat
menimbulkan masih tertinggalnya debu dan kotoran yang tidak
terjangkau.
3. Dinding.
Dinding rumah sakit dapat dikatakan kuat karena terbuat dari bata
yang disemen dan bagian bawah berupa tegel putih, selain itu
warna dari keduanya terang yaitu putih dan hijau muda sehingga
jika terdapat coretan/sarang laba-laba pada dinding dapat terlihat
dan dapat langsung dibersihkan. Namun di RSI Jemursari tidak
14
semua dinding dalam keadaan bagus, hal ini terlihat dengan adnya
dinding di salah satu tempat yang mengalami pengelupasan
sehingga dapat menimbulkan kotor pada lantai dan tidak enaknya
dilihat.
4. Ventilasi.
Proses pertukaran udara dari luar ke dalam ruangan sangatlah
bagus pada Rumah Sakit Islam Jemursari, hal ini terlihat dengan
adanya ventilasi yang adequat pada masing-masing ruangan. Selain
itu juga terdapat penghawaan buatan apabila tidak ada ventilasi
buatan contohnya air conditioner atau local exhaust.
5. Atap
Atap pada Rumah Sakit Islam Jemursari sangatlah bagus hal ini
dikarenakan kondisi atap tidak bocor, kuat, dan tidak menjadi tempat
perindukan serangga.
6. Langit-langit.
Kondisi langit-langit pada Rumah Sakit Islam Jemursari pada saat
kami melakukan observasi ialah kerangka kuat terlihat dengan
kokohnya langit-langit. Selain itu warna dari langit-langit pun terang
sehingga jika terlihat sarang laba-laba dapat ditanggapi dengan cepat.
8. Pintu.
Kondisi pintu sangatlah adequat berdasarkan fungsinya. Pintu juga
dalam keadaan yang sangat bagus.
15
9. Lalu lintas antar ruang.
Ruangan pada Rumah Sakit Islam Jemursari sudah terbagi menurut
fungsinya hal ini terlihat dengan adanya perbedaan ruang inap antar
kelas, ruang poli dan sebagainya. Hal lain yang kami amati dari
pembagian lalu lintas antar ruang ialah terdapatnya peta atau map
ruangan sehingga dapat memberikan keuntungan kepada pengunjung
agar tidak bingung untuk menuju tempat yang dituju.
16
Rumah Sakit Islam Jemursari merupakan salah satu instasi yang
bebas dari asap rokok. Hal ini terlihat dari banyaknya larangan
merokok yang dipasang disetiap ruangan dan lorong yang ada di
rumah sakit baik yang berupa papan peringatan kawasan bebas rokok
maupun stiker yang terpasang di beberapa ruangan Rumah Sakit.
selain itu penerangan pada setiap ruangan memiliki intensitas yang
cukup. Saluran drainase juga dalam kondisi yang baik, dimana saluran
tersebut dalam keadaan yang lancar.
4. Ruang Operasi
Ruangan operasi sudah memenuhi syarat, dimana dinding terbuat
dari porselin, pintu juga dalam keadaan yang tertutup, langit – langit
tidak bercelah. Selain itu ventilasi menggunakan AC tersendiri yang
dilengkapi oleh filter bakteri. Tinggi langit – langit juga sudah
memenuhi syarat bangunan.
5. Ruang Laboratorium
Ruang Laboratorium juga sudah memenuhi syarat dimana pada
RSI Jemursari dinding terbuat dari porselein/keramik setinggi 1,5 m
dari lantai, lantai dan meja kerja tahan terhadap bahan kimia dan
getaran, serta dilengkapi kamar mandi, dapur, dan toilet.
6. Ruang Sterilisasi
Pada ruang sterilisasi pintu masuknya terpisah dengan pintu keluar.
Juga terdapat ruangan khusus untuk sterilisasi. Serta dindingnya juga
terbuat dari keramik setinggi 1,5 meter dari lantai.
7. Ruang Radiologi
Pada ruang radiologi ini dinding dan daun pintu dilapisi timah
hitam, dimana kaca jendela menggunakan kaca timah hitam dan tinggi
langit-langit 2,7 – 3,3 m dari lantai.
8. Ruang Pendingin
Pada ruang pendingin ini, yakni ruangan untuk menyimapan
makanan memiliki suhu -10°C s/d + 5°C diukur dengan thermometer,
bebas tikus dan kecoa, serta dilengkapi rak untuk menyimpan makanan
dengan tinggi 20-25 cm dari lantai.
17
9. Ruang Mayat
Ruang mayat pada RSI Jemursari memiliki dinding dilapisi
porselin /keramik, terletak dekat dengan bagian laboratorium. Juga
terletak jauh dari klinik/ ruang pemeriksaan, mudah dicapai dari ruang
perawatan, UGD, ruang operasi. Ruang jenazah ini juga dilengkapi
dengan saluran pembuangan air limbah, dilengkapi ruang ganti
pakaian petugas dan toilet. Dilengkapi dengan perlengkapan dan bahan
pemilisan jenazah termasuk meja memandikan mayat
18
3. Peralatan masak
Kondisi peralatan masak yang digunakan saat mengolah
dalam keadaan baik hal ini terlihat dengan tidak adanya
peralatan yang bocor ataupun berkarat, selain itu tindakan yang
dilakukan setelah mengolah makanan yaitu mencuci peralatan
yang telah digunakan dan disimpan dalam rak penyimpanan.
4. Penjamah makanan
Kondisi penjamah makanan saat mengelola makanan yaitu
menggunakan pakaian pelindung pengolahan makanan selain itu
juga menggunakan peralatan makanan dalam menjamah
makanan. Penjamah makanan juga dalam kondisi sehat dan
bersih. Sehingga kondisi pada saat mengelola makanan juga
sehat.
5. Pengangkutan makanan
6. Penyajian makanan
Penyajian makanan kepada pasien langsung tanpa
mengalami penginapan makanan dahulu hal ini bertujuan agar
kandungan gizi makanan tidak hilang dan kebersihan tetap
terjamin.
19
1. Pewadahan.
Pada Rumah Sakit Islam Jemursari pewadahan limbah
medis dan non medis sudah cukup baik hal ini terlihat dengan
pemisahan pewadahan dan pemberian label atau logo dengan
tulisan pada penutup tempat sampah yang digunakan pada
masing-masing wadah. Selain itu wadah yang digunakan
ringan, tahan karat dan kedap air yang terbuat dari plastik.
Plastik sampah yang digunakan juga telah dilakukan
pembedaan, dimana plastik yang digunakan antara sampah
medis dan non medis dibedakan oleh warna yang berbeda.
2. Pengolahan.
Pengolahan limbah medis sebelumnya memang dilakukan
oleh pihak Rumah Sakit Islam Jemursari sendiri karena adanya
unit insenerator milik Rumah Sakit sendiri. Namun dikarenakan
kondisi insenerator yang sedang dalam perbaikan, maka
pengolahan sampah medis ini dilakukan oleh pihak ketiga.
Sampah medis ini diangkut sebanyak dua kali dalam seminggu.
Sedang sampah non medis diangkut setiap hari yang kemudian
akan diambil oleh dinas kebersihan secara berkala.
3. Transportasi pengangkutan.
Pada pengangkutan limbah baik menuju TPS maupun TPA
mengunakan troli khusus hal ini dikarenakan untuk mencegah
terjadinya penyebaran penyakit yang tidak dikehendaki.untuk
sampah non medis diangkut oleh dinas kebersihan dengan truk
sampah menuju TPA. Sedang sampah medis diolah oleh pihak
ketiga dikarenakan keadaan insenerator dalam keadaan yang
kurang baik.
20
Tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di Rumah
Sakit Islam Jemursari berbentuk bangunan berplester berukuran
sekitar 2x1x1,5 m3. Bangunan TPS tersebut tertutup dan
memiliki dua pintu kecil untuk memasukkan sampah. Ini dapat
meminimalisir kemungkinan untuk menarik serangga maupun
hewan pengerat seperti tikus. Untuk sampah domestic rumah
tangga diangkut setiap hari oleh petugas sedangkan sampah
medis diangkut dua kali dalam seminggu.
2. Pengangkutan
Linen bersih dan linen kotor tidak dibungkus dengan
plastik, namun ditempatkan pada kereta dorong yang berbeda.
3. Petugas
Petugas yang bertugas pada instalasi laundry memakai
seragam dan memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan
atau masker. Sehingga dapat mengurangi potensi terkena penyakit
yang timbul karena kontak langsung dengan linen kotor.
21
4.2.6 Kafetaria/Kantin
Kantin di Rumah Sakit Islam Jemursari berbentuk kafetaria
yang berada dekat dengan ruang lobby Rumah Sakit. Kafetaria ini
berada persis di sebelah kiri pintu keluar dari lobby yang menuju ke
ruang-ruang rawat inap.
Dalam kafetaria tersebut makanan dikemas dalam etalase yang
tertutup. Namun masih terlihat pula makanan yang tidak tertutup
yang disajikan diatas piring, sehingga makanan tersebut berpotensi
dihinggapi serangga seperti lalat yang dapat menimbulkan penyakit
seperti diare. Tetapi kafetaria ini sendiri memiliki pintu kaca yang
ditutup setiap setelah ada pengunjung yang masuk.
22
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Nilai sanitasi Rumah Sakit Islam Jemursari, setelah dilakukan observasi
mendapatkan nilai : (1110 : 1220) x 100 % = 90 %. Jadi, sanitasi yang
ada di Rumah Sakit Jemursari dikategorikan “ BAIK”
2. Sanitasi kesehatan lingkungan rumah sakit setelah dilakukan observasi
mendapatkan skor 94% dapat dikatakan sanitasinya baik.
3. Ruang bangunan RSI Jemursari setelah dilakukan observasi menapat
prosentase 97% dapat dikatakan baik.
4. Kondisi penyehatan makanan dan minuman mendapatkan prosentase 95%
dan dapat dikategorikan dalam kondisi baik.
5. Setelah dilakuakn observasi, keadaan penyehatan air di Rumah Sakit
Islam jemursari mendapat persentase skor 90% Oleh karena itu dapat
dikatakan baik.
6. Keadaan pengelolaan limbah di RSI Jemursari mendapatkan prosentase
85% dalam kategori baik. Namun perlu ditingkatkan kembali dalam hal
ini.
7. Keadaan instalasi tempat pencucian linen atau laundry di Rumah Sakit
Islam Jemursari setelah dilakukan observasi mendapat persentase skor
sebesar 50 %, dikarenakan laundry dipegang oleh pihak ke tiga atau
outsourcing. Namun pemilahan antara infeksius maupun non infeksius
oleh pihak rumah sakit.
8. Kondisi pengendalian serangga dan tikus di Rumah Sakit Islam jemursari,
mendapatkan persentase skor 100% setelah dilakuakn observasi. Dapat
dikategorikan sangat baik.
9. Setelah dilakukan observasi keadaan dekontaminasi melalui steilisasi dan
desinfeksi dapat prosentase sebesar 100% dapat dikatakan dalam kategori
baik.
10. Setelah dilakukan observasi, keadaan pengamanan radiasi mendapatkan
prosentase 85% dapat dikatakan baik dalam penanganan terhadap radiasi.
23
11. Kondisi pengadaan penyuluhan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit
Islam Jemursari setelah dilakukan observasi mendapat persentase skor
sebesar 100%. Maka termasuk dalam kategori sangat baik dan perlu
dipertahankan.
5.2 SARAN
1. Perlu adanya petunjuk penggunaan lift dan elevator.
2. Kualitas dari rumah sakit perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Lampiran 1
PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN (INSPEKSI
SANITASI) RUMAH SAKIT
- Sesuai = 1
- Tidak sesuai = 0
KOMPONEN YANG
NO KRITERIA BOBOT SKOR NILAI
DINILAI
A Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 5
1. Lantai a. Kuat dan utuh (√) 1 5
b. Bersih (√) 1 5
c. Kedap air (√) 1 5
d. Rata (√) 1 5
e. Tidak licin (√) 1 5
f. Mudah dibersihkan (√) 1 5
2. Dinding a. Rata (√) 1 5
b. Bersih (√) 1 5
c. Berwarna terang (√) 1 5
d. Mudah dibersihkan (√) 1 5
3. Ventilasi a. Ventilasi alam, lubang 1 5
ventilasi minimal 15 %
x luas lantai (√)
b. Ventilasi buatan (fan, 1 5
26
4. Atap a. Bebas serangga dan 1 5
tikus (√) 1 5
b. Mudah dibersihkan (√) 1 5
c. Berwarna terang (√) 1 5
d. Tidak bocor (√)
5. Langit-langit a. Tinggi langit-langit min 1 5
2,7 m dari lantai (√)
b. Kuat (√) 1 5
c. Berwarna terang (√) 1 5
d. Mudah dibersihkan (√) 1 5
6. Konstruksi balkon, beranda, a. Tidak ada genangan air 1 5
talang (√) 1 5
b. Tidak ada jentik (√) 1 5
c. Mudah dibersihkan (√)
7. Pintu a. Dapat mencegah 1 5
masuknya serangga dan
tikus (√) 1 5
b. Kuat (√)
8. Pagar a. Aman (√) 1 5
b. Kuat (√) 1 5
9. Halaman taman dan tempat a. Bersih (√) 1 5
parker b. Mampu menampung 1 5
kendaraan karyawan
dan pengunjung (√)
c. Tidak becek (√) 1 5
27
c. Ada pintu darurat (√)
11. Alat pemadam kebakaran Ada alat pemadam 1 5
kebakaran (√)
12. Jaringan instalasi a. Aman (bebas cross 1 5
connection) (√)
b. Terlindung (√) 1 5
13. Saluran air limbah a. Tertutup (√) 1 5
b. Saluran air lancar (√) 1 5
B Ruang Bangunan 5
1. Ruang perawatan a. Rasio luas lntai dengan 1 5
tempat tidur
- Dewasa 4,5 m2 / tt
(√)
- Anak 2 m2 / tt (√) 1 5
28
Kebisingan < 45 dBA
(√)
2. Lingkungan rumah sakit a. Kawasan bebas rokok 1 5
(√) 1 5
b. Penerangan dengan
intensitas cukup (√) 1 5
c. Saluran air limbah
tertutup (√) 1 5
bercelah (√)
d. Ventilasi dengan AC 1 5
tersendiri dilengkapi
filter bakteri (√)
1 5
e. Tinggi langit-langit 2,7
m – 3,3 m dari lantai (√)
4. Ruang laboratorium a. Dinding terbuat dari 1 5
porselein/keramik
setinggi 1,5 m dari
lantai (√) 1 5
29
m -3,3 m dari lantai (√)
5. Ruang sterilisasi a. Pintu masuk terpisah 1 5
dengan pintu keluar (√)
b. Tersedia ruangan 1 5
khusus (√) 1 5
c. Dinding terbuat dari
porselin/keramik
setinggi 1,5 m dari
lantai (√)
6. Ruang radiologi a. Dinding dan daun pintu 1 5
dilapisi timah hitam (√)
b. Kaca jendela 1 5
menggunakan kaca
timah hitam (√) 1 5
(√) 1 5
30
laboratorium (√)
c. Jauh dari klinik/ ruang 1 5
pemeriksaan (√)
d. Mudah dicapai dari 1 5
setiap unit/ruang
khusus untuk unit rawat
inap dan karyawan
harus tersedia kamar
1 5
mandi (√)
c. Letak tidak
berhubungan langsung
dengan dapur, kamar 1 5
operasi, dan ruang
khusus lainnya (√)
d. Saluran pembuangan air
31
limbah dilengkapi 1 5
dengan penahan bau
(water seal) (√)
e. Lubang penghawaan 1 5
harus berhubungan
langsung dengan udara
luar (√)
f. Kamar mandi dan toilet
untuk pria,wanita, dan
karyawan terpisah (√)
C PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN 15
1. Bahan makanan dan Kondisi bahan makanan 1 15
makanan jadi dan makanan jadi secara
fisik baik/ sesuai sarat (√)
2. Tempat penyimpanan bahan a. Makanan yang mudah 1 15
makanan dan makanan jadi membusuk disimpan pda
suhu > 56,5C atau < 4C (√)
b. Makanan yang akan 1 15
32
c. Lalu lintas makanan jadi
dengan jalur khusus (√)
4. Tempat pengolahan a. Lantai dapur sebelum dan 1 15
makanan atau dapur sesudah kegiatan
dibersihkan dengan
antiseptic (√)
b. Dilengkapi sungkup dan 1 15
pelindung pengolahan
makanan (√)
1 15
d. Selalu menggunakan
peralatan dalam menjamah
makanan jadi (√)
1 15
e. Berperilaku sehat selama
bekerja (√)
6. Peralatan a. Sebelum digunakan, dalam 1 15
kondisi bersih (√)
b. Tahan karat dan tidak 1 15
mengandung bahan
beracun (√)
c. Utuh dan tidak retak (√) 1 15
33
buatan dan tidak
dibersihkan dengan kain
(√)
D PENYEHATAN AIR 10
1. Kuantitas a. Tersedia air bersih > 500 1 10
lt/tt/hr dan tersedia air
minum sesuai dengan
kebutuhan (√)
b. Air minum tersedia pada 1 10
E PENGELOLAAN LIMBAH 15
1. Pengeolaan limbah padat a. Pemusnaan limbah padat 0 0
infeksius, sitotoksis, dan
34
farmasi dengan incinerator
(>1000° C)atau khusus
untuk sampah infeksius
dapat disterilkan dengan
auto clave atau radiasi
microwave sebelum
dibuang ke landfill (√)
1 15
b. Bagi yang tidak punya
incinerator, ada MoU
antara RS dan pihak yang
melakukan pemusnahan
limbah medis (√) 1 15
c. Tempat limbah padat kuat,
tahan karat, kedap air,
dengan penutup dan
kantong plastic dengan
warna dan lambang sesuai
pedoman. Minimal 1 (satu)
buah tiap radius 20 pada
1 15
ruang tunggu/terbuka. (√)
d. Tempat pengumpulan dan
penampungan limbah
sementara segera
didisinfeksi setelah 1 15
dikosongkan . (√)
e. Diangkut ke TPS >2
kali/hari dan ke TPA 1 1 15
kali/hari. (√)
f. Limbah domestik dibuang
ke TPA yang ditetapkan 1 15
PEMDA. (√)
g. Sampah radioaktif
35
ditangani sesuai peraturan
yang berlaku. (√)
2. Pengelolaan limbah cair a. Dilakukan pengelolaan 1 15
melalui instalasi
pengolahan limbah (√)
b. Disalurkan melalui saluran 0 0
36
pasien serta tidak berada di
jalan (√) 0 0
e. Lantai terbuat dari beton
/plester yang kuat, rata,
tidak licin(√) 0 0
37
medis yang sudah
distrerilkan disimpan pada
tempat khusus yang steril
pula (√)
1 15
c. Alat dan perlengkapan
medis yang sudah
disterilkan atau
didesinfeksi terlebih dahulu
dibersihkan dari darah,
jaringan tubuh, dan sisa
bahan lain (√) 1 15
d. Peralatan sterilisasi di
kalibrasi minimal sekali/
tahun (√) 1 15
e. Ruang operasi yang telah
dipakai harus dilakukan
desinfeksi sebelum
digunakan kembali (√)
I PENGAMANAN RADIASI 10
a. Ada izin pengoperasian 1 10
peralatan yang
memancarkan radiasi (√)
b. Dosis radiasi pengion 1 10
38
pemantauan dosis
perorangan (√)
d. Instalasi dan gudang 0 0
peralatan radiasi
ditempatkan pada lokasi
yang jauh dari tempat yang
rawan kebakaran, tempat
berkumpul orang banyak
(√)
1 10
e. Tebal bahan perlindungan
pada masing-masing
ruangan berdasarkan jenis
dan energy radiasi,
aktivitas, dan dimensi
sumber radiasi serta sifat
bahan pelindung sesuai
dengan peraturan berlaku
1 10
(√)
f. Tempat penyimpanan
sementara limbah
radioaktif dilengkapi
system pemantau radiasi
dan system pendingin(√)
J PENYULUHAN KESEHATAN LINGKUNGAN 5
Dilakukan penyuluhan
kesehatan secara langsung
maupun tidak langsung
kepada :
1 5
a. Karyawan medis/ non
medis (√)
1 5
b. Pasien (√)
1 5
c. Pedagang makanan dalam
39
lingkungan RS (√)
d. Pengunjung (√) 1 5
K UNIT/INSTANSI SANITASI RS 5
Pilih salah satu 3 15
a. Dipimpin oleh tenaga teknis yang sudah mengikuti
pelatihan sanitasi RS (3)
b. Dipimpin oleh tenaga teknis yang belum mengikuti
pelatihan sanitasi RS (2)
Dipimpin oleh tenaga non-teknis yang sudah mengikuti
pelatihan sanitasi RS (1)
Keterangan :
Parameter Nilai
≤ 30 % = SANITASI BURUK
31%– 60 % = SANITASI CUKUP BAIK
>60 % = SANITASI BAIK
40
Lampiran 2
IPAL
RTH
APAR
41
LOKET PENDAFTARAN
RUANG TUNGGU
KTR
42
KANTIN
43