oleh:
RAFLY RIZQULLAH
NIM: D41212074
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya
yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya penulis dapat menyelesaikan
tugas Bahasa Inonsia ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan
dari penyusunan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan Ibu Yani Isnaniyah, M.Pd. pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
Proposal Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
untuk perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga proposal penelitian
ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk
miskin Indonesia paling banyak ditemukan di Jawa Timur hingga Maret
2021. Setidaknya ada 4,6 juta orang tergolong miskin di Jawa Timur
dengan proporsi mencapai 16,6% dari total penduduk miskin nasional.
Salah satu penyebab kemiskinan pada Provinsi Jawa Timur adalah
banyaknya individu yang tidak bekerja. Karena menurut bdt.tnp2k.go.id,
angka individu yang tidak bekerja mencapai 6.272.208 jiwa. Padahal
Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi terluas di pulau jawa dengan luas
mencapai 47.963 km2. Dengan kelebihan tersebut seharusnya Provinsi
Jawa Timur memiliki banyak sekali lapangan pekerjaan, khususnya dalam
bidang pertanian dan perkebunan.
Data dari BPS Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa, luas sawah
pada Provinsi Jawa Timur mencapai 1.174.586 hektar. Dan dengan angka
tersebut menjadikan Provinsi Jawa Timur menjadi Provinsi di pulau jawa
yang memiliki sawah paling luas. Disamping itu Jawa Timur juga menjadi
provinsi di Indonesia yang memiliki lahan tebu terluas dengan angka
mencapai 182,40 ribu hektar (BPS 2020). Dan hasil produksi tebu pada
tahun 2017 mencapai 1.010.447 ton (BPS JATIM). Dengan luas lahan
tersebut, tebu sangat berpotensi sebagai penyangga ekonomi provinsi Jawa
Timur. Namun, selama ini tebu hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku
gula dengan mengambil sarinya. Dan bagian lain dari tanaman tebu hanya
menjadi limbah yang dibuang begitu saja. Padahal limbah tebu dapat
menjadi barang yang bernilai ekonomis jika melalui proses diversifikasi.
4
yang dihasilkan dari tebu adalah gula dan hasil samping yang tercipta saat
produksi gula sangat tidak begitu diperhatikan. Salah satu hasil samping
yang sangat berpotensi untuk didiversikan adalah ampas tebu. Produk
diversifikasi yang dapat dibuat dengan ampas tebu adalah papan yang
terbuat kulit ampas tebu dan kompos blok.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Penelitian – penelitian sejenis ini telah dilakukan sebelumnya,
beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini antara lain.
6
2. Limbah Tebu
Tanaman tebu tumbuh di daerah tropika dan subtropika sampai batas
garis isoterm 20oC yaitu antara 19oLU sampai 35oLS. Ta-naman tebu
dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah seperti alluvial, grumusol,
latosol, dan regosol dengan ketinggian antara 0 sam-pai 1400 m di atas
permukaan laut (Indra-wanto et al., 2010). Hal ini sangat mendukung
dalam upaya perluasan area pertanaman tebu untuk memenuhi
kebutuhan gula yang terus meningkat. Total perkebunan tebu yang ada
di Indonesia terdiri atas 50% perkebunan rak-yat, 30% perkebunan
swasta, dan hanya 20% perkebunan negara (Misran, 2005).
Limbah tebu dapat digolongkan sebagai limbah on farm dan limbah
off farm. Proses pemanenan tebu dihasilkan limbah berupa daun kering
yang disebut klenthekan atau daduk, pucuk tebu, dan sogolan (pangkal
tebu). Se-dangkan dalam proses pengolahan gula di pabrik gula (PG)
menghasilkan kurang lebih 5% gula (Misran, 2005). Sedangkan ampas
tebu (bagas) yang dihasilkan adalah 15%, tetes (molasse) 3%, sisanya
adalah blotong, abu, dan air (Gambar 1). Banyaknya limbah yang diha-
silkan dari pertanian tebu maupun proses peng-olahan gula menjadikan
tanaman tebu pros-pektif untuk dijadikan alternatif pemenuhan sum-ber
bahan baku pakan ternak.
7
penetrasi pasar. Ini merupakan usaha yang berlawanan dengan
spesialisasi produk.
Menurut Tjiptono (2008 : 132), pengertian diversifikasi adalah sebagai
upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar baru, atau
keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan
penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.
8
BAB III METODE PENILITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini berdasarkan analisis data yang menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari sumber terkait. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
3.5. Informan
Penelitian ini mebutuhkan informasi berupa pendapat koresponden.
Dimana para informan akan diminta untuk mengisis sebuah angket atau
formular yang telah disediakan. Informan diambil dari kabupaten setempat
yang telah ditetapkan. Masing – masing kabupaten akan diambil 25 orang
informan.
9
3.6. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengambilan data, penulis akan meminta para informan
untuk mengisi sebuah angket dan formular terkait penelitian ini. Kemudian
data – data tersebut akan diolah menjadi sebuah data semifinal. Setelah itu,
data semifinal tersebut akan dianalais kembali berdasarkan variable
masalah yang ditetapkan.
3.8. Anggaran
Penelitian ini akan membutuhkan biaya sebesar Rp 1.400.000 dengan
rincian sebagai berikut
TOTAL 1.400.000
10
DAFTAR PUSTAKA
Khuluq, A. D. (2012). Potensi pemanfaatan limbah tebu sebagai pakan fermentasi
probiotik.
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. (2017). Badan Pusat Statistik. Diambil
kembali dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur:
https://jatim.bps.go.id/
Angelo, C., Setiawan, A. P., & Poillot, J. F. (2019). Penelitian Ampas Tebu
sebagai Material Pembuatan Papan Unting. Intra, 7(2), 511-514.
Tohir, M. (2016). Pengaruh Limbah Tebu terhadap Beberapa Sifat Fisika dan
Kimia Tanah serta Pertumbuhan Awal Tanaman Tebu (Saccharum
officinarum L.) Pada Tanah Berpasir (Doctoral dissertation, Universitas
Brawijaya).
11