Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

Pemeriksaan Protein Pada Urine

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Wahyu Hidayat


Nim : P07134120020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2021
Judul : Pemeriksaan Protein Pada Urine
Hari/tanggal : Selasa, 26 Oktober 2021

Tujuan : Mahasiswa harus mengetahui ada atau tidaknya protein pada sampel
urine

Prinsip :
 Metode asam asetat 6% berdasarkan sifat protein jika dipanaskan
pada titik iso elektrik akan terjadi denaturasi yang diikuti koagulasi.
Proses presipitasi dibantu oleh garam-garam yang telah ada dalam
urine.
 Metode Bang berdasarkan sifat protein jika dipanaskan pada titik iso
elektrik akan terjadi denaturasi yang diikuti koagulasi. Proses dibantu
dengan pemberian garam natrium asetat
 Metode Sulfosalisilat untuk mencapai protein dalam urine akan
dipresipitatkan oleh asam sulfosalisil 20% tanpa pemanasan dan
kekeruhan yang terjadi dinilai secara semi kuantitatif. Untuk
mencapai protein dalam suasana asam kuat akan mengalami
denaturasi dan terjadi presipitasi.

Dasar Teori : Protein urin adalah terdapatnya protein dalam urin manusia yang
melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/hari. Protein urin baru
dikatakan patologis bila kadarnya melebihi 200 mg/hari pada beberapa
kali pemeriksaan dalam waktu yang berbeda. Protein urin persisten jika
protein urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya
biasanya hanya sedikit dari atas nilai normal.
Protein urin merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi
protein urin pada umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga
sering dijumpai pre eklampsia tanpa protein urin, karena janin sudah
lahir lebih dulu. Protein urin timbul sebelum hipertensi, umumnya
merupakan gejala penyakit ginjal, sehingga dapat dipertimbangkan
sebagai penyulit kehamilan. Tanpa kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg, umumnya ditemukan padainfeksi saluran kencing atau anemia.
Jarang ditemukan protein urin pada tekanan < 90 mmHg.

Alat dan bahan:


 ketiga metode:
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Penjepit tabung
4. Spirtus
5. Korek Api
6. Beaker glass
7. Pipet ukur
8. Bola hisap
9. Tissue
10. Reagen asam asetat 6%
11. Sampel urin
12. Reagen Bang
13. Sampel urin
14. Reagen Sulfosalisilat
15. Sampel urin
Cara Kerja :
 Prosedur Pemeriksaan Protein Urine Metode Asam Asetat 6% :
1. Masukkan sampel urine ke dalam beaker glass.
2. Masukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi
3. Peganglah tabung reaksi pada bagian bawah menggunakan penjepit
tabung.
4. Panaskan/lidahapikan urine pada bagian bawah sampai mendidih
5. Baca kekeruhan lapisan atas dan bandingkan dengan lapisan bawah
yang tidak dipanasi.
6. Baca kekeruhannya, jika terjadi kekeruhan tambahkan 5-10 tetes asam
asetat 6%
7. Baca hasilnya lagi : jika tetap keruh berarti protein positif. Jika
kekeruhan hilang disertai gelembung gas berarti unsur karbonat. Jika
kekeruhan hilang tanpa disertai gelembung gas berarti unsur fosfat.
8. Interprestasi hasil pemeriksaan protein urine secara semi kuantitatif :
(-) tidak terjadi kekeruhan
(+1) kekeruhan ringan tanpa butir-butir (kadar protein 0,01% – 0,05%)
(+2) kekeruhan berbutir-butir (kadar protein 0,05% – 0,2%)
(+3) kekeruhan berkeping-keping (kadar protein 0,2% – 0,5%)
(+4) kekeruhan berkeping besar dan bergumpal (kadar protein > 0,5%)
9. Nilai Normal : (-) tidak terjadi kekeruhan.

 Prosedur Pemeriksaan Protein Urine Metode Bang :


1. Masukkan sampel urine ke dalam beaker glass.
2. Masukkan 5 ml urine dalam tabung reaksi.
3. Tambahkan 0,5 ml reagen bang.
4. Panaskan/lidahapikan hingga mendidih.
5. Baca kekeruhannya halus, butir, keping, menggumpal
6. Nilai Normal : (-) tidak terjadi kekeruhan

 Prosedur Pemeriksaan Protein Urine Metode Sulfosalisilat:


1. Masukkan sampel urine ke dalam beaker glass.
2. Masukkan 3 ml urine dalam tabung reaksi.
3. Tambahkan 1 ml reagen sulfo.
4. Tidak dipanaskan.
5. Baca hasil pemeriksaan : jika tabung tes tetap jernih berarti protein
urine negatif.
(-) tidak terjadi kekeruhan
(+1) kekeruhan ringan tanpa butir-butir (kadar protein 0,01% – 0,05%)
(+2) kekeruhan berbutir-butir (kadar protein 0,05% – 0,2%)
(+3) kekeruhan berkeping-keping (kadar protein 0,2% – 0,5%)
(+4) kekeruhan berkeping besar dan bergumpal (kadar protein > 0,5%)
6. Nilai Normal : (-) tidak terjadi kekeruhan
Hasil Pengamatan:
Pembahasan:
Pada praktikum kali ini dilakukan uji untuk mengetahui adanya protein atau
tidak dalam urine yang terdapat atau ditemukan protein disebut proteinuria ini
ditandai dengan adanya kekeruhan setelah diuji dengan suatu metode pada praktikum
ini. Dilakukan dengan metode pemanasan asam asetat 6%, Bang, dan sulfosalisilat.
Pada metode pemanasan asam asetat, bang, dan sulfosalisilat terbentuknya protein
disebabkan asam atau suasana asam setelah diuji pada sampel terdapat hasil negatif
karena tidak adanya kekeruhan.

Kesimpulan: Praktikum kali ini tidak ditemukan hasil positif dengan ketiga metode.

Yogyakarta, 26 Oktober 2021

Muhammad Wahyu Hidayat


P071341200200

Anda mungkin juga menyukai