Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Strategi Pembelajaran di SD Modul 2

MODUL 2 : PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR


KB I. PENGERTIAN BELAJAR
A. PENGERTIAN BELAJAR
Pengertian Belajar menurut definisi lama adalah menambah dan mengumpulkan
pengetahuan. Yang diutamakan dalam definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-
banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan sikap dan
keterampilan diabaikan. Sedangkan menurut pendapat modern yang muncul pada abad 19
menganggap bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku (a change in
behaviour). Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui
latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang
menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar
adalah proses pengalaman (learning is experience), artinya belajar itu suatu proses interaksi
antara individu dengan lingkungannya. Dalam interaksi tersebut terjadi prose mental,
intelektual, dan emosional yang pada akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dimilikinya.
Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara
keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
B. HAKIKAT BELAJAR
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses
melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan
latihan. Seseorang dapat dikatakan belajar karena adanya indikasi melakukan proses tersebut
secara sadar dan menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh berdasarkan
interaksi denganlingkungan.
Ada 4 pilar yang perlu di perhatikan dalam belajar yaitu:
1. belajra untuk mengetahui ( learning to know )
2. belajar untuk berbuat ( lerning to do )
3. belajar untuk hidup bersama ( lerning to live together ) dan
4. belajar untuk menjadi ( learning to be )
semua itu harus di terapkan pada peroses belajar di sekolah dasar baik dalam kelas ataupun
luar kelas.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR
1. Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya:
Faktor dari dalam diri siswa; diantaranya kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi,
perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa; diantaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik
(termasuk suasana kelas dalam belajar), lingkungan sosial budaya, lingkungan
keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan
pembelajaran, dan teman sekolah.
KB II.    KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DAN TAHAPAN
PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR
Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam belajar, esensinya adalah
rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah prilaku yang dilakukan
secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Proses belajar mengajar di sekolah sangat
dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran.
Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses belajar
adalah pebelajar (siswa) itu sendiri. Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus sebagai
makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Berdasarkan teori perkembangan
setiap siswa memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan tingkat usianya. Artinya setiap
proses belajar yang ditempuh siswa harus berdasarkan pada fase perkembangannya.
Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan rangkaian aktivitas siswa
melalui pengalaman belajar (learning experience) untuk membentuk perilaku siswa.

A. KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DI SEKOLAH DASAR


1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar
a. Teori Belajar
Ada beberapa teori belajar yang dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses
belajar di Sekolah Dasar.

1. Teori Belajar Displin Mental


Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya
mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan sebagainya yang
dapat dilatih dan didisplinkan. Proses belajar berpikir, mengamati dan mengingat dapat
dilakukan siswa SD kelas rendah, yang meliputi a) belajar mengidentifikasi ciri-ciri
karakteristik suatu benda atau kejadian, misalnya; “menguraikan atau menjelaskan ciri-ciri
tumbuhan hijau”. b) menyebutkan kembali nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia.
Belajar itu sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
individu. Potensi-potensi yang dimiliki individu dapat dikembangkan secara optimal melalui
kegiatan belajar.
2. Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut S-R Bond.
Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola
perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Dalam teori ini,
belajar lebih mengutamakan stimulus-respons yang membetuk kemampuan siswa secara
spesifik dan terkontrol. Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan
(reinforcement) yang dipakai. Pelopor aliran ini diantaranya Edward L. Thorndike.
3. Teori Insight
ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila siswa
menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bersifat eksploratif, imajinatif,
dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu
berpikir tinggi.Menurut teori ini.

4. Teori belajar Gestalt


Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya, belajar lebih
mengutamakan keseluruhan, kemudia melihat bagian-bagiannya yang mengandung makna
dan hubungan. Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk problematik, aktual dan nyata
(sedang terjadi saat ini maupun saat yang akan datang).
Siswa belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving), melakukan penyelidikan
(inquiry), melakukan penemuan (discovery) dan kajian (investigation).
Dalam prakteknya penerapan teori belajar tersebut digunakan bercampur, tidak murni satu
per satu.

b. Tipe Belajar
Menurut Gagne (1970) ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai proses
dan hasil belajar yang optimal, yaitu:
1. Signal learning (belajar melalui isyarat)
2. Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
4. Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
5. Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
6. Concept learning (belajar melalui konsep)
7. Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar.
Kulminasi akan selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus
menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa
yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku harus
menyeluruh secara komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku seperti
contoh di atas.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah
pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan : 1) kemampuan
membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan; 2)
kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan
substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar; 3) kemampuan mengorganisasi hasil-hasil
identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan 4) kemampuan
melakukan kajian secara menyeluruh.

B. TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR


Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6-12 tahun yang termasuk pada perkembangan masa
pertengahan (middle childhood) memiliki fase-fase yang unik dalam perkembangannya yang
menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan. Tahapan perkembangan
siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut:
1. Perkembangan Fisik
2. Perkembangan Sosial
3. Perkembangan Bahasa
4. Perkembangan Kognitif
5. Perkembangan Moral
6. Perkembangan Ekspresif
7. Aspek-aspek inteligensi

KB III.         KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR


Secara umum karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar adalah :
1. Kelas 1 dan kelas 2 Sekolah Dasar berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat
konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa. Dalam kurikulum 2004
pembelajaran dilakukan dengan pendekatan tematik.
2. Kelas 3 siswa sudah dihadapkan pada konsep generalisasi yang dapat diperoleh dari fakta
atau dari kejadian-kejadian yang konkret, hal ini lebih tinggi dari kelas 1 dan 2.
3. Kelas 4, 5, dan 6 atau disebut sebagai kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-konsep
atau prinsip-prinsip penerapannya.

A. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS RENDAH


Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran (silabus) yang
telah dikembangkan oleh guru. Pembelajaran konkret lebih sesuai diberikan pada siswa kelas
rendah (kelas 1, 2, 3) di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran ini harus dirancang oleh guru
sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar dan sistem penilaian sesuai dengan
taraf perkembangan siswa.
Dalam pengembangan kreativitas siswa proses pembelajaran diarahkan supaya siswa
melakukan kegiatan kreativitas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya, misalnya
memecahkan permasalahan melalui permainan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa
contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa Sekolah Dasar di kelas rendah.
1. Menggolongkan peran anggota keluarga.
2. Menerapkan etika dan sopan santun di rumah, sekolah dan di lingkungan.
3. Menggunakan kosa kata geografi untuk menceritakan tentang tempat.
4. Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui jual beli barang dan
menabung.
5. Menceritakan masa kecilnya melalui bantuan foto maupun dari cerita orangtuanya.
6. Melakukan mekanika tubuh yang baik dalam duduk, berdiri dan berjalan.
Dan selanjutnya bisa di lihat di hal 2.32

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS TINGGI


Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) adalah suatu pembelajaran yang
dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa tentang konsep dan
generalisasi sehingga penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan,
memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi).
Di bawah ini ada beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa di kelas tinggi
Sekolah Dasar.
1. Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku di keluarga.
2. Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
3. Menyajikan hubungan antara sumber daya alam dengan kegiatan ekonomi setempat.
4. Melakukan diskusi kelompok tentang jual-beli.
5. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah.
6. Melakukan latihan untuk meningkatkan kualitas fisik-motorik.
7. Memperagakan berbagai keterampilan yang dihubungkan dengan keselamatan diri.
Selanjutnya lihat halaman 2.34 Dari ontoh-contoh diatas tergambar bahwa pembelajaran di
Sekolah Dasar khususnya kelas tinggi banyak menggunakan pembelajaran yang berbasis
masalah, menggunakan pendekatan konstruktivis, melakukan aktivitas menyelidik, meneliti.

Anda mungkin juga menyukai