Radiopatologi HMD
Radiopatologi HMD
BAB III
GAMBARAN RADIOLOGI
3.1 RADIOPOSISI
jantung dan paru sangat penting untuk penilaian awal dan merupakan
sisi kiri pemeriksa atau sisi kiri foto (marker L) di sisi kanan pemeriksa.
sehingga jelas apakah foto yang dibaca memang milik pasien tersebut.
Marker
Simetris
antara prosesus spinosus dan sisi medial os clavikula kanan - kiri. Posisi
densitas paru sisi kanan kiri berbeda sehingga penilaian menjadi kurang
valid.
30
3
Hal ini dapat tercapai dengan posisi PA, tangan di punggung daerah
Densitas cukup
Inspirasi cukup
Pada inspirasi yang tidak adekuat atau pada saat ekspirasi, jantung akan
cukup jika iga 6 anterior atau iga 10 posterior terlihat komplit. Iga sisi
huruf A.22
Foto thorax atau chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi
terionisasi dalam bentuk x-ray. Dosis radiasi yang digunakan pada orang
yang
3
melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam
dengan posisi berdiri, dimana sinar berjalan dari belakang ke depan (PA),
maka letak jantung dekat sekali dengan film. Jika jarak dari fokus sinar ke
film cukup jauh, maka bayangan jantung yang terjadi pada film tidak
film untuk radiografi jantung 1,8 – 2m. Bayangan jantung yang terlihat
antero-posterior (AP), maka jantung letaknya akan menjadi jauh dari film
dengan proyeksi PA. Hal yang sama akan terjadi pada radiografi yang
dibuat dengan posisi telentang (supine) dengan sinar berjalan dari depan ke
belakang (AP). Di sini bayangan jantung juga akan terlihat lebih besar
panjang dan ke bawah. Ukuran vertikal jauh lebih besar daripada ukuran
tergantung
3
(cor pendulum). Sebaliknya pada orang yang gemuk dan pendek (piknikus);
letak jantung lebih mendatar dengan ukuran melintang yang lebih besar
luas pada paru dapat mempengaruhi bentuk dan letak jantung. Fibrosis atau
orientasi relatif tubuh dan arah pancaran X-ray. Gambaran yang paling
1. Posteroanterior (PA)
dengan FFD 120 – 180 cm karena pada jarak tersebut ukuran jantung
(a) (b)
(c)
Gambar 2. (a), (b), (c) Posisi Pasien PA (Posteroanterior)24
a. Posisi Pasien
Pasien berdiri dengan dada menempel kaset / stand chest dan batas
b. Posisi Obyek
ketidaksimetrisan paru
difoto.23
d. Kecepatan kaset
e. Ukuran kaset
35 x 43 cm
35 x 35 cm
24 x 30 cm (Untuk anak-anak)
f. Sarat pemeriksaan
diafragma.
3
dibelakang jantung.23
g. Prosedur pemeriksaan
mungkin.
2. Anteroposterior (AP)
Pada AP posisi sumber X-ray dan detector berkebalikan dengan
dan oleh karenaitu digunakan pada situasi dimana sulit untuk pasien
mendapatkan normal chest x-ray seperti pada pasien yang tidak bisa
bangun dari tempat tidur. Pada situasi seperti ini, mobile X-ray
hasilnya kebanyakan supine film adalah juga AP.24 Skapula tidak akan
bagian
3
Apabila pasien tidak dapat duduk. Pasien akan lebih sulit menarik
nafas dalam, sehingga diafragma akan lebih tinggi. Jika ada cairan di
paru atau di rongga pleura, maka hal ini tidak begitu jelas terlihat
a. Posisi Pasien
b. Posisi Obyek
memungkinkan.23
c. Kriteria gambar AP :
d. Kecepatan kaset
e. Ukuran kaset
35 x 43 cm
35 x 35 cm
24 x 30 cm (Untuk anak-anak)
f. Sarat pemeriksaan
dibelakang jantung.23
g. Prosedur pemeriksaan
tubuh.
(a) (a)
3. Lateral
namun pada lateral pasien berdiri dengan kedua lengan naik dan sisi kiri
a. Posisi Pasien
joint.23
b. Posisi Obyek
1. Tempatkan MSP pasien sejajar dengan garis tengah kaset.
memegang elbow.
c. Kriteria Gambar
(a) (b)
(c)
gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz (>20 kilohertz)
(MRI) lebih aman karena tidak menggunakan medan magnet yang kuat. 24
4
Indikasi penggunaan USG thorax pada awalnya hanya terbatas pada kasus-
pemeriksaan radiologi membutuhkan ruang khusus dan alat yang lebih besar
dan rumit untuk dijalankan sedang USG thorax lebih kecil dan tidak
b. Mendeteksi efusi pleura dan pemandu untuk punksi terutama efusi yang
radiologi.
e. Menilai invasi tumor ke pleura atau dinding dada dan memandu biopsi
pandang yang lebih luas melalui jendela akustik kecil. Dinding dada, pleura,
dan paru-
4
paru dapat dengan cepat disurvei dengan probe lengkung. Setelah kelainan
pleura, atau kelainan paru-paru perifer. Kedua skala abu-abu dan warna
jarak dan memfasilitasi pemindaian dengan pasien dalam tegak atau posisi
anterior dan lateral dada dapat dinilai dalam posisi dekubitus lateral.24
normal, dan dalam respirasi ditangguhkan, ketika lesi dapat diperiksa secara
detail dengan skala abu-abu atau warna Doppler US. Pada gambar skala
abu- abu, yang echogenicity lesi dapat dibandingkan dengan hati dan
aliran pembuluh darah dalam lesi, itu penting untuk menjaga sudut Doppler
Gambar 6. Posisi probe pada USG thorax24 Gambar 7. Posisi probe lateral USG 24
95% dari kasus. Hal ini dilakukan dengan pasien dalam posisi terlentang,
Dilihat dari mediastinum atas harus diperoleh dalam sagital dan aksial.
Gambaran dinding dada normal terdiri dari lapisan jaringan lunak, otot
echogenic diatas lapisan jaringan lunak, otot dan fascia. Pleura parietal
pemeriksaan ini tapi hasil yang didapat tidak sebaik jika menggunakan
diagnostik yang paling umum tersedia di rumah sakit pada saat ini. CT
Padahal CT
4
spesifik.25
densitas. Zat kontras yang paling banyak digunakan adalah barium sulfat
a. Kegunaan
Perencanaan radioterapi.
b. Keuntungan
b. Posisi objek :
kepala.
atom yang bergetar dalam medan magnet. Proton merupakan inti atom
berada pada medan magnet berfrekuensi tinggi maka proton terseut akan
untuk penilaian struktur organ pada thorax. Yang juga perlu diketahui
adalah pemeriksaan MRI tidak dapat dilakukan pada semua orang. Prinsip
pemeriksaan ini adalah inti atom yang bergetar dalam medan magnet. 26
tetap diam saat bagian tubuh tertentu sedang diperiksa. Pasien harus
Ray).26
dengan gantry. 26
Dari pencitraan ini difokuskan pada organ di thorax saja dengan cara
3.2 RADIOANATOMI
bagian bawah lebih besar dari bagian atas dan pada bagian belakang lebih
panjang dari bagian depan. Thorax adalah bagian tubuh yang tersusun dari
12 pasang tulang rusuk/iga ( 10 pasang iga sejati dan 2 pasang iga melayang
yang sering dilakukan oleh setiap orang, yang berfungsi untuk menilai
kesehatan paru dan organ sekitarnya. Pemeriksaan thorax juga salah satu
gejala : batuk terus menerus , nyeri dada ( Trauma ), batuk darah, sesak
nafas. 27
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menilai foto thorax:
kiri lebih kecil dan sedikit lebih tinggi dibandingkan hilus kanan.
5
putih yang memisahkan lobus kanan atas dam tengah dan meluas
belakang torakal. Batas inferior dibentuk oleh ventrikel kanan dan batas
Trakea: berada pada garis tengah dengan bifurkasio setinggi T6. Trakea
semakin mengecil menuju perifer. Paru kanan dibagi menjadi tiga lobus
yaitu lobus atas, lobus tengah, dan lobus bawah. Paru kiri memiliki dua
semua mesin USG yang ada. Probe yang digunakan pada pemeriksaan
USG toraks ada 2 macam, yaitu: (1) probe curvilinier yang dapat
menghasilkan ultrasounds 3,7 MHz (antara: 2-5 MHz) dan (2) probe linier
curvilinier dapat memeriksa daerah yang lebih luas, oleh sebab itu baik
pleura.2,4,5 Pada keyboard terdapat tiga buah kontrol standar, antara lain
depth, gain dan freeze. Depth berfungsi sebagai pembesaran gambar secara
digital. Pada monitor akan ditampilkan skala axis vertikal. Pada penderita
yang gemuk, efusi pleura yang masif dan tumor intratorakal, biasanya
Gambar 12. (a), (b), (c) Foto Normal Pada USG thorax28
pleura yang terlokalisasi dan minimal, dan juga lebih sensitif dibandingkan
teliti maka efusi pleura yang hanya 5 mL dapat terdeteksi. Efusi pleura
bayangan ini akan berubah sesuai dengan gerak pernapasan, dan jaringan
melewati sela iga. Toraks akan terlihat sebagai tumpukan garis yang
terbentuk oleh gema berupa lapisan otot dan fascia. Pleura viseralis dan
parietalis tampak sebagai garis gema yang bergerak berlawanan satu sama
lain pada saat inspirasi dan ekspirasi yang disebut sebagai sliding sign.28
5
Gambar 13. (a) Efusi pleura terlihat sebagai daerah bebas gema di antara pleura viceralis
dan parietalis. Efusi yang masif dapat menyebabkan atelektasis paru tipe kompresi. Efusi
pleura dapat dikelompokkan menjadi anechoic (b), complex non-septated (c), complex
septated (d) dan echogenic homogen (e). (f) Efusi pleura nodular. PE (efusi pleura), D
(diafragma), RLL (lobus kanan hati), L (Paru), T (Pleura), T (tumor pleura).28
5
staging. Namun demikian, terdapat beberapa konsep dasar yang tidak boleh
kontras, ketajaman, dan noise dan lainnya turut andil dalam menentukan
variasi anatomi normal atau bahkan kondisi lainnya. Hasil CT scan memiliki
kualitas dan kedalaman yang lebih rinci daripada foto Rontgen. CT scan
terdapat beberapa konsep dasar yang tidak boleh dilupakan, salah satu yang
jaringan lunak dan jantung . Untuk alasanini, teknik ini adalah metode yang
ini juga digunakan untuk memandu terapi radiasi, biopsi, menilai Kondisi
setinggi vertebra torakal II.Batas bawah rongga toraks atau Thoracic outlet –
(pintu keluar toraks) adalah area yang dibatasi oleh sisi ventral vertebra
torakal XII,lateral oleh batas bawah iga dan anterior oleh processus
toraks.30
sternum dikenal sebagai sternal notch atau insisura jugularis, yang tampak
berupa lekukan antara kedua kaput klavikula.Insisura ini tinggi batas bawah
bagian korpus dan manubrium sterni yang membentuk sudut. Sudut ini
tampak nyata pada orang yang kurus. Angulus ludovici adalah penanda
torakal 4-5. Setinggi angulus ini terdapat organ-organ penting: arkus aorta
dan karina.30
sebagai ujung bawah yang lunak dari sternum; setinggi vertebra torakal 9.31
5
Lateral terhadap sternal terdapat iga dan sela iga yang dapat dibedakan dan
dihitung melalui palpasi. Hampir seluruh iga tertutup oleh otot, tetapi hanya
iga I yang tidak dapat teraba oleh karena tertutup oleh klavikula.31
– 1,5 tesla dan resonansi getaran terhadap inti atom hydrogen. MRI
medan magnet yang kuat, inti-inti Hidrogen tubuh akan searah dan
menyerap energi dari frekuensi radio tersebut dan mengubah arah, atau
(Spectroscopy Imaging).34
sebagai berikut
Hal tersebut juga berlaku bagi pasien yang memiliki riwayat alergi
CT scan. Selain itu, bagi wanita hamil yang masih dalam trimester
Imaging (MRI) ini pasien tidak terkena radiasi yang mungkin dapat
tersebut.
Gambar 21. Anatomi Cross Sectional MRI 37 dengan keterangan sebagai berikut
(1)Lobus kanan hepar, (2) Lobus kiri hepar, (3) Paravertebral lobus kanan hepar
gallbledder, (4) Margin lateral spleen, (5) Margin posterior spleen, (6) Lobus
caudate hepar, (7) Vena cava inferior, (8) Angulus margin hepar lobus kiri, (9)
Kelenjar adrenalin, (10) Ekor pankreas, (11) Diameter, (12) Gallbledder, (13)
Duktus hepatikus, (14) Caput pankreas, (15) Corpus Pankreas, (16)Aorta
abdominalis37
6
3.3 RADIOPATOLOGI
Scanner MDCT modern tersedia secara luas dan dapat mencitrakan seluruh
selama tidur,
6
setelah makan, dengan imobilisasi lembut dan tanpa sedasi. CT Scan dada
baru lahir, terutama pada bayi prematur yang lahir lebih awal dari yang
penyakit paru-paru kronis, dan lain-lain. Takipnea transien pada bayi baru
lahir (TTN) (juga dikenal sebagai paru-paru basah) dan sindrom aspirasi
mekonium lebih sering terlihat pada bayi cukup bulan atau dekat.40
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
transplantasi yang lebih kuat secara bertahap, serta diafragma dan hati
yang buram.
Stadium 4
Hipoaerasi37
6
Gambar 22. Stage I : Reticulogranuler pattern36 Gambar 24. Stage III: Batas jantung sulit
ditentukan36
Gambar 23. Stage II: air bronchogram abnormal36 Gambar 25 stage IV : white lung36
Gambar 26. HMD dengan granular Gambar 27. white lung appearance (kanan)36
appearance pada kedua paru36
6
Gambar 28. HMD dengan granular Gambar 29. HMD pada bayi prematur36
appearance dan air broncogram36
Gambar 30. HMD dengan gambaran Gambar 31. HMD pada bayi yang sudah
batas jantung-paru kabur (kiri)36 mendapat terapi surfaktan. Tampak
gambaran gelembung udara pada lobus
atas.36
Rontgen sinar X dada pada bayi dengan HMD dapat memperlihatkan gambaran:
1. Volume paru kecil dan terdapat Bronkogram udara yaitu udara pada saluran
2. Tampak daerah granular pada paru-paru yaitu paru-paru seperti garam yang
putih dan lada hitam yang ditaburkan. Lada hitam menunjukkan udara dan
Saat lahir, pembersihan cepat cairan paru janin terjadi pada sebagian
besar bayi normal. Namun, pada beberapa bayi, pembersihan cairan mungkin
tertunda dan sejumlah kecil cairan dapat tetap berada di alveoli, yang dapat
menyebabkan penyakit rongga udara. Pada bayi yang sangat imatur, paru-paru
Radiografi dada polos pada bayi baru lahir normal menunjukkan paru-paru
yang relatif hiperlusen, hilus kecil, dan rasio kardiotoraks meningkat bahkan
dalam kasus tanpa masalah jantung spesifik. Jantung sering terlihat membulat
karena dominasi jantung kanan yang persisten. Timus relatif menonjol pada bayi
menunjukkan proyeksi segitiga secara lateral, yang dikenal sebagai tanda "layar"
atau patologi lainnya pada gambar 32B. Ukuran timus bervariasi dengan kondisi
bayi atau status pernapasan. Pada bayi baru lahir, terutama pada bayi prematur,
bahwa kulit dapat dengan mudah terlipat, akan menghasilkan artefak linier pada
Dilihat pada gambaran pada gambar 32A : Bayi dirotasi dan tanda
"layar" timus (panah) terlihat jelas di mediastinum kanan atas dan terlihat
pada bayi ini juga diputar dan bayangan timus yang menonjol terlihat di
lapangan paru kanan atas yang mensimulasikan atelektasis lobus atas kanan.
dan gambaran di mana pleura visceral muncul sebagai garis yang tegas, ada
opasitas yang luas pada artefak lipatan kulit. Pada neonatus di bawah
sejumlah kecil pneumotoraks yang terlihat pada dada anterior yang tidak
berlebihan.38
6
dipengaruhi oleh fleksi atau rotasi leher. Kateter vena sentral dianggap
optimal dengan posisi ujungnya di daerah vena cava superior (atau vena
kemudian ke atas melalui arteri iliaka interna dan arteri iliaka komunis
sebelum memasuki aorta (Gbr. 34). Jadi, UAC selalu menunjukkan belokan
(UVC) berjalan langsung ke atas dan kemudian memasuki vena portal kiri
di bagian umbilikalis. Setelah bergabung dengan vena porta kiri, UVC naik
pembuluh lengkung dan arteri ginjal: UAC tipe tinggi di antara tingkat
tubuh vertebral T6 dan T9 dan tipe rendah pada tingkat L3–4. Ujung UVC
tepat ketika berada di vena cava inferior dan persimpangan atrium kanan
Ketika UVC ditempatkan terlalu tinggi, UVC bahkan dapat mencapai vena
Dari gambaran tersebut dapat kita lihat bahwa kateter arteri umbilikalis
umbilikalis
7
kanan turun terlebih dahulu dan kemudian kea rah ke atas dengan ujungnya
Gambar 34. Kateter arteri umbilikalis (UAC). UAC (panah) melalui arteri
umbilikalis kanan turun terlebih dahulu dan kemudian ke atas dengan
ujungnya di daerah aorta torakalis desendens.37
mencurigai atau
7
baru lahir, kami membahas penyakit medis yang relatif umum (RDS, TTN,
minggu dan berat lahir rendah. Patogenesis RDS berkaitan erat dengan
ibu, operasi caesar, duktus arteriosus paten, dll. (4). Surfaktan postnatal dan
paru granular
7
hingga keputihan total (Gbr. 41A). Volume paru biasanya kecil karena
berguna yang dapat dibedakan dari penyakit pernapasan lain pada bayi baru
lahir. Bronkogram udara biasanya terlihat di daerah tengah dan lebih jelas
asimetris sementara pada kedua paru sering terjadi. Komplikasi RDS dilihat
sehingga menjadi manifestasi klinis adanya respirasi yang cepat pada bayi.
7
yang terjadi akibat HMD dengan pengobatan stabil dan teratur serta sesuai
Gambar 38. Emfisema paru intersisiel (PIE) dengan bentuka linier dan fibrosis udara
radiolusen di seluruh paru kanan.38
7
dengan bentuka linier dan fibrosis udara radiolusen di seluruh paru kanan.38
Hyperaeration khas dari TTN, hal ini berbeda dengan hypoaeration dari
sedangkan gambaran kekeruhan ini akan hadir untuk setidaknya 3-4 hari di
RDS.38
7
gejala klinis yang pendek dan ringan sehingga dapat di disingkirkan. Ciri
khas TTN yaitu gambaran hiperaerasi, terbalik dengan respirasi stress dini
hilang bila diberi ventilasi, sementara pada PMH gambaran opak menetap
minimal 3 – 4 hari.39
Gambaran foto toraks pada pasien TTN. Tampak overaerasi dan streaky
parenkim paru akan berkurang dua hari setelahnya namun opasitas perihiler
yang streaky masih tampak. Gambaran radiologis yang muncul pada kasus
TTN yaitu :
pewarnaan meconium. Gejala klinis pada bayi biasanya muncul 12-24 jam
selalu muncul dalam beberapa jam pertama kehidupan.) Terlihat adanya air
trapping, adanya gambaran opak noduler kasar difus, serta area emfisema
udarab yang terperangkap dalam paru – paru dan sulit untuk dikeluarkan.39
saat janin atau bayi yang baru lahir menghirup air ketuban yang tercampur
Gambar 44. Penyakit Membran Hialin. Gambar 45. Penyakit Membran Hialin.
Gambaran ground-glass difus pada Tampilan ground-glass difus ke kedua
kedua paru dengan tension paru dengan bronkogram udara
pneumotoraks dan pneumomediastinum multipel (panah hitam). Terdapat selang
sisi kiri (tabung orogastrik di esofagus orogastrik dan kateter vena
distal)39 umbilikalis.distal)39
Scanner MDCT modern tersedia secara luas dan dapat mencitrakan seluruh
radiasi berdasarkan berat dan ukuran pasien, dan pemeriksaan paling sering
bilateral berupa adanya udara dengan batas tegas yang ditunjukkan dengan
khas dimana pada gambar ini terdapat pada keduanya yang ditunjukkan
pada (panah lurus) dan adanya perubahan kistik yang dapat terlihat jelas
paru-paru38
7
yang khas ditandai area bewarna putih pada hasil rontgen atau CT- Scan
paru, yang normalnya paru – paru akan bewarna hitam dikarenakan berisi
lunak yang terlihat adanya ground-glass bercakan putih seperti kaca pecah.
opasitas linier yaitu gambaran bercak bewarna putih dengan bentuk yang
tidak beraturan yang sangat khas terlihat pada gambar dan perubahan kistik
Gambar 51. Computed tomogram dari Gambar 52. computed tomogram pada
pasien dengan ARDS menunjukkan ARDS menunjukkan retikulasi
konsolidasi bilateral yang padat, dengan bilateral dan ground-glass
area ground-glass opacification dan paru opacification, yang mengandung area
paru normal di paru-paru yang tidak dilatasi bronkus di lobus atas. Pada
tergantung.40 fase akut ARDS, dilatasi bronkus
dapatmengindikasikan fibrosis atau
mungkin reversibel. Perhatikan juga
pneumomediastinum yang
diidentifikasi dengan computed
tomogram.40
ground-glass opacification seperti pecahan kaca yang jelas dan paru paru
adanya jaringan parut pada paru atau mungkin reversibel. Perhatikan juga
Gambar 54. USG paru-paru putih. Putih paru-paru juga merupakan ultrasound
umum menemukan sindrom gangguan pernapasan.41
8
Gambar 55. a. Tanda-tanda positif dengan adanya penyakit membran hialin (HMD):
pemindaian ultrasonografi sagital (US) menunjukkan hiperekogenisitas retrohepatik,
b Rontgen dada mengkonfirmasi HMD sedang. L, hati41
8
Gambar 57. Tampilan 'Hitam' dari paru-paru normal. b 'Hitam dan putih' penampilan
edema interstisial. c Penampilan 'putih' dari edema alveolar-interstisial.41
8
Gambar 58: USG paru normal: Usia kehamilan 23+5 minggu, berat lahir 2570g.41
bayi.41
Gambar 61. Gambar USG kelainan garis pleura, efusi pleura dan konsolidasi paru
sub- pleura. 41 (a) Abnormalitas garis pleura (tebal, tidak teratur dengan konsolidasi
sub- pleura kecil [panah]) dengan bronkogram udara ekogenik yang tersebar
(panah). (b) Tanda segi empat: Perhatikan cairan anechoic antara paru yang
terkonsolidasi dan garis pleura (panah). (c) Sebuah konsolidasi sub-pleura besar
tampak iso-echoic dengan bronkogram udara echogenic bercabang.41
Gambar 63. A: Ultrasonografi paru menunjukkan area konsolidasi yang luas dengan
bronkogram udara (area di dalam lingkaran putih), tampilan garis pleura yang tidak
teratur atau kasar, dan Hilangnya A-line. B: Rontgen dada menunjukkan sindrom
gangguan pernapasan tingkat IV.42
efusi pleura, denyut nadi, dll. Demonstrasi simultan konsolidasi paru, pleura
kelainan garis dan paru- paru putih bilateral, atau konsolidasi paru-paru,
Indikator RDS yang paling penting dalam USG paru adalah konsolidasi
paru, yang dapat dilihat pada semua pasien RDS, tetapi luas dan cakupan
II mungkin terbatas pada subpleural, muncul sebagai fokal dan skala kecil,
tampak meluas secara signifikan pada RDS parah (derajat III~IV dengan
garis pleura adalah salah satu pengamatan USG yang paling umum pada
pasien RDS, tetapi juga ada pada penyakit paru-paru lainnya seperti
pneumonia, perdarahan, dan takipnea transien pada bayi baru lahir (TTN).
Oleh karena itu, kelainan garis pleura seperti yang divisualisasikan oleh
spesifisitas kelainan garis pleura untuk diagnosis RDS adalah 100% dan