Anda di halaman 1dari 4

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN D

APLIKASI DALAM INDUSTRI

Pengaruh Kecepatan Superfisial terhadap Pola Aliran dan Fluktuasi Tekanan pada Aliran Kerosene–Air
di T-Junction

Pada jurnal ini membahas mengenai pengujian visualisasi pola aliran dan pengukuran
perbedaan tekanan dengan fluida kerosene – air melalui pipa dengan T - Junction dilakukan
sebagai alternatif cara untuk meningkatkan efisiensi proses pemisahan kedua jenis fluida
tersebut untuk menggantikan fungsi separator yang selama ini digunakan dimana T-junction
dapat dijumpai pada berbagai aplikasi di dunia industri, seperti pada industri pengolahan
minyak. Dimana pada proses pengeboran material yang terkandung dalam minyak mentah
(crude oil) terdiri dari air, gas dan minyak. Pendistribusian fluida air dan minyak pada
produksinya banyak sekali menggunakan pipa dengan ukuran yang sangat panjang, dan dengan
bentuk sambungan yang bervariasi di antaranya T-junction, selain itu sebagian besar fluidanya
mengalir pada pipa-pipa saluran tertutup. Permasalahan yang muncul adalah terjadinya gesekan
pada dinding pipa dan gesekan di antara kedua fluida (interface), terjadinya kapasitas aliran
yang semakin kecil pada daerah yang jauh dari sumber karena hambatan gesek pada aliran yang
semakin besar
Ketika aliran dua fase mengalir melalui T – Junction terjadi distribusi tidak merata terhadap
kualitas campuran pada kedua sisi keluar (run dan side arm) dari T – Junction. Distribusi tidak
merata dari aliran fluida tersebut berdampak pula pada parameter lain seperti pola aliran dan
perbedaan tekanan pada sisi inlet ke run dan sisi inlet ke side arm. Visualisasi pola aliran dan
perbedaan tekanan diperoleh dengan mengatur kecepatan superfisial dari kedua jenis fluida
yaitu kecepatan superfisial kerosene (Jk) dan kecepatan superfisial air (Jw).Semakin meningkat
kecepatan superfisial air permukaan batas fase tampak semakin bergelombang, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin meningkat
kecepatan superfisial air fluktuasi tekanan semakin besar dan tinggi amplitudo tekanan juga
meningkat (gambar 2a dan 2b). Namun demikian rata-rata perbedaan tekanan berkurang dengan
meningkatnya kecepatan superfisial air.

Parameter kecepatan diperoleh dari debit fluida yang diatur dengan bukaan katup dan diukur
dengan flowmeter kemudian dibagi dengan luas penampang pipa. Hasil pengujian yang
diperoleh menunjukkan bahwa untuk pola aliran terdapat tiga jenis pola aliran yang dihasilkan
yaitu stratified, three layer dan dispersed. Dengan berubahnya pola aliran terjadi juga
pergeseran domain frekuensi dan perubahan tinggi amplitudo gelombang.(Gunawan, 2017)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PTS survey atau Pressure Temperature Spinner survey merupakan Suatu survey
bawah sumur yang dilakukan untuk menentukan besarnya tekanan dan suhu dengan PT Tool
serta kecepatan fluida dengan spinner tool. Pelakasanaan PTS survey ini umunya dilakukan
pada keadaan injection, flowing, serta shut in. Pada dasarnya PTS survey injection merupakan
jenis PTS yang dilakukan pada saat kedaan sumur terinjeksi kan oleh air. Dalam hal ini aliran
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

fluida panas mengalir dari dalam permukaan menuju ke dalam bumi Sedangkan PTS survey
flowing dilakukan pada saat kedaan sumur sedang mengalir.

Dalam hal ini arah aliran fluida panas mengalir dari dalam bumi menuju
kepermukaan. Serta PTS survey shut in dilakukan pada saat keadaan sumur sedang ditutup.
PTS shut in umumnya dilakukan setelah pengeboran sumur geothermal. Hal ini dilakukan
untuk memulihkan suhu sumur sebagai akibat pendinginan oleh fluidapengeboran. Alat PTS
survey yang biasanya digunakan antara lain: PT tool, Spinner, Centalizer, Kabel, Winch,
Weight Sensor dan SRO.

Pengolahan data dengan alat PTS yang sudah di run-in hole kedalam sumur, selama
itu juga alat akan membaca nilai tekanan, remperatur, serta RPM. Dari ketiga parameter dari
log maka data selanjutnya diolah. Perhitungan PTS Flowing menggunakan kalibrasi terhadap
data spinner dengan cara melakukan plot dari frekuensi (radian per second) dengan
cablevelocity (meter per second). Nilai Slope pada dasarnya dapat ditentukan dengan cara
membuat crossplot antara RPM dengan Cable Velocity. Nilai Slope rata-rata ditentukan
dengan cara memplot nilai slope vs kedalamaan yang nantinya diambil nilai slope yang
terbanyak.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 1. Alat PTS (Narendrodhipo, dkk., 2017).

Dari simulasi pressureLoss yang sudah dilakukan maka nantinya hasil ini akan
dibandingkan dengan data observasi dengan alat apabila data observasi dengan data simulasi
dapat dikatakan match maka bisa disimpulkan bahwa penentuan titik feedzone dengan mass
rate-nya sudah tepat (Narendrodhipo, dkk., 2017).

Anda mungkin juga menyukai