Anda di halaman 1dari 19

RAKORNAS PELAKSANAAN ANGGARAN

TAHUN 2022

Evaluasi Kinerja dan


Kebijakan Transfer ke Daerah

Jakarta, April 2022

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


Realisasi Belanja per Pulau
• Size belanja terkonsentrasi di Pulau Jawa Bali dan Sumatera
• Kenaikan size APBD tertinggi ada di Pulau Sulaweis

Kalimantan Sulawesi
106,18 112,91 108,13 115,61 108,35
54,16 89,20
14,39 18,58 41,35
9,10 12,27

2002 2005 2010 2015 2020 2021 2002 2005 2010 2015 2020 2021
Kenaikan 2002 ke 2021: 651% Kenaikan 2002 ke 2021: 1091%

Sumatera
224,80 272,78 244,17
115,04
29,04 39,16

2002 2005 2010 2015 2020 2021

Kenaikan 2002 ke 2021: 741% Papua Maluku Nusra


Jawa Bali 146,27
474,38 475,05 120,86 124,20
374,49 56,60
172,54 11,12 16,44
52,49 75,09

2002 2005 2010 2015 2020 2021


2002 2005 2010 2015 2020 2021 Kenaikan 2002 ke 2021: 1017%
Kenaikan 2002 ke 2021: 805%
*Data realisasi 2021 posisi per 11 April 2022 dari 539 Pemda dan bersifat sementara

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 2


Serapan Realisasi Belanja terhadap Anggaran Murni
• perantarpulau
Serapan belanja fluktuatif dari tahun ke tahun dan bervariasi Pulau
• Serapan belanja di 2020-2021 mengalami penurunan di seluruh wilayah akibat adanya pandemi COVID-19, yang mana seharusnya
bisa menjadi instrument counter cyclical policy
Kalimantan Sulawesi
109,50% 100,81% 103,95%
95,05% 92,75% 97,41% 94,10%
87,69% 92,48% 84,15% 89,03% 85,49%

2002 2005 2010 2015 2020 2021 2002 2005 2010 2015 2020 2021

Sumatera
104,26%
96,77% 92,72%
88,33% 87,33% 83,13%

2002 2005 2010 2015 2020 2021

Jawa Bali Papua Maluku Nusra


102,57% 98,17% 102,21%
93,03% 121,38%
84,07% 88,50% 97,25% 100,24% 102,13% 88,60%
79,64%

2002 2005 2010 2015 2020 2021 2002 2005 2010 2015 2020 2021

*Data realisasi 2021 posisi per 11 April 2022 dari 539 Pemda dan bersifat sementara

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 3


KONTRIBUSI PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB TAHUNAN
Pengeluaran pemerintah di Indonesia Bagian Timur memiliki peran yang signifikan dibandingkan dengan Indonesia Bagian Barat dan Tengah

Wilayah Indonesia Bagian Barat

Wilayah Indonesia Bagian Tengah

Wilayah Indonesia Bagian Timur

SUMATERA KALIMANTAN MALUKU


2019 = 8,2% 2019 = 7,7% 2019 = 36%
2020 = 8,0% 2020 = 8,2% SULAWESI 2020 = 33,2%
2021 = 7,6% 2021 = 7,8% 2019 = 12,3% 2021 = 30,2%
2020 = 12% PAPUA
2021 = 11,3% 2019 = 22,3%
JAWA 2020 = 21,5%
2019 = 8,1% 2021 = 19,7%
2020 = 8,7% NUSRA
2021 = 8,8% BALI = 10,6% 2019 = 20,9%
Sumber :
2020 = 12,5% 2020 = 20%
Data BPS diolah. 2021 = 12,5% 2021 = 19,3%

• Realisasi Pengeluaran konsumsi pemerintah pada tahun 2019 s.d 2021 secara rata-rata memiliki kontribusi terhadap PDRB Tahunan masing masing sebesar
15,8%, 13,5% dan 12,9%.
• Peran pengeluaran konsumsi pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi daerah sangat beragam. Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata pengeluaran konsumsi
pemerintah pada wilayah Maluku memiliki kontribusi tertinggi sebesar 33,1% sedangkan terendah pada wilayah Sumatera sebesar 7,9%.
• Pengeluaran pemerintah pada wilayah Indonesia bagian Timur memiliki peranan yang signifikan terhadap PDRB, sehingga perlu dikelola dengan lebih
optimal dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah. 4

KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 4
Realisasi Belanja Per Fungsi 2021 (Angka
450.000
sementara)
Realisasi Belanja Per Fungsi Tahun 2021 100,00%

400.000 90,00%
383.425

80,00%
350.000 88,41% 84,97%
301.939 70,00%
300.000

60,00%
250.000
93,85% 50,00%
Dalam Miliar 200.000
Rupiah 180.850
40,00%

150.000
81,14% 30,00%
105.017
100.000 78,18%
20,00%
76,71% 65,32%
44.868 73,19% 87,29%
50.000 10,00%
21.200
9.984 10.051
2.559
0 0,00%
Pelayanan Umum Ketertiban dan Ekonomi Lingkungan Hidup Perumahan dan Kesehatan Pariwisata Pendidikan Perlindungan Sosial
Keamanan Fasilitas Umum

2021 % APBD % Total Realisasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 5


EVALUASI KINERJA ANGGARAN DANA TRANSFER UMUM
Anggaran Pendidikan Melalui Dana Transfer Umum TA 2021
Anggaran Pendidikan Melalui DTU TA 2021 sebesar Rp156,59T Anggaran Bidang Pendidikan Melalui DTU

• Terdiri dari anggaran gaji pendidik dan non gaji pendidik dan DBH 168,83
Tambahan Migas Aceh & Papua, Papua Barat
153,23
Realisasi anggaran Pendidikan Melalui DTU TA 2021 sebesar 150,22
147,37
Rp141,28T 142,09 141,28

• Realisasi anggaran pendidikan melalui DTU untuk TA 2021 yaitu


sebesar Rp141,28 T atau sebesar 90,22% (tidak terealisasi sebesar
Rp14,94 Triliun). Penurunan realisasi tersebut karena adanya 2016 2017 2018 2019 2020 2021
pelaksanaan refokusing DTU untuk dukungan program pemulihan
ekonomi daerah dan dukungan anggaran pendanaan belanja
kesehatan untuk penanganan Covid-19 yang diamanatkan dalam
PMK Nomor 17/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan TKDD TA 2021
Dalam Rangka Mendukung Penanganan Pandemi Covid-19 dan
Dampaknya.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 6


Evaluasi Kinerja Anggaran Tahun 2021 Bidang Pendidikan pada DAK Fisik

Pagu Realisasi
DAK Fisik Prioritas Target Realisasi
Kegiatan (miliar (miliar
Pendidikan Output Output
rupiah) rupiah)

Pembangunan ruang kelas baru 1.688


1.078 ruang
ruang
Pendidikan Rehabilitasi ruang kelas 17.783,06 15.661,48
42.735 26.470
ruang ruang
Pembangunan gedung fasilitas layanan perpustakaan 34 unit 10 unit
Perpustakaan Rehabilitasi gedung fasilitas layanan perpustakaan (perluasan 550,00 515,90
dan renovasi) 36 unit 12 unit

Jumlah 18.333,06 16.177,38

Disclaimer: *data per 31 Desember 2021


**Data output masih bersifat sementara
Analisis permasalahan dan tantangan tahun 2021:
❖ Penyesuaian aplikasi SIPD terkait program kegiatan dan subkegiatan tidak Kebijakan tahun 2022
terkoneksi dengan Sistem Rencana Umum Pengadaan ❖ Meningkatkan ketersediaan/keterjaminan akses, dan mutu layanan Pendidikan
❖ Perubahan mekanisme pelaksanaan kegiatan pembangunan/rehabilitasi yang ❖ Memberikan bantuan kepada Pemda melalui penuntasan pemenuhan sarana dan
sebelumnya swakelola menjadi kontraktual. prasarana Pendidikan dalam rangka pemenuhan SPM
❖ Keterlambatan proses PBJ di daerah dan kendala pada e-catalog ❖ Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Pendidikan dalam mendukung
pembangunan Kawasan prioritas, Major Project, dan sector prioritas nasional
❖ Kendala pemda dalam penyiapan dan pengkonsolidasian lapran pelaksanaan DAK ❖ Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan umum daerah dalam rangka memperkuat
Fisik budaya literasi untuk mewujudkan masyarakat berpengetahuan, kreatif, inovatif, dan
❖ Terdapat keterlambatan penerbitan Petunjuk Operasional dari Kementerian Teknis. berkarakter
❖ Kendala pelaksanaan akibat pembatasan kegiatan karena Pandemi COVID-19
KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7
Evaluasi Kinerja Anggaran Tahun 2021 Bidang Pendidikan pada DAK Non Fisik
Analisis Capaian Output, permasalahan, dan tantangan tahun 2021:
Faktor yang menghambat atas penyerapan anggaran dan pencapaian output
diantaranya adalah bahwa pada Tahun 2021 masih mengalami pandemi Covid-19,
No Jenis Dana Pagu Penyaluran Penyerapan Target Output Realisasi Output Satuan sebagai akibatnya Pemerintah Daerah menerapkan PPKM yang berdampak pada
terlambatnya pelaksanaan kegiatan-kegiatan di daerah sehingga mempengaruhi
1 BOS 53.459,10 52.568,50 52.499 44.664.421 44.201.852 Siswa tingkat realisasi penyerapan daerah.

2 BOP PAUD 4.014,70 4.007,50 1658,9 6.691.207 5.998.773 Peserta Didik


3 BOP Pendidikan Kesetaraan 1.195,30 1.182,20 514,7 719.547 624.306dalam
Pesertatriliun
Didik rupiah
4 TPG 55.360,30 54.635,20 26789,9 1.086.680 1.060.880 Guru
5 TAMSIL Guru 454,2 420,1 227,2 124.734 237.422 Guru
6 TKG 1.585,00 1.117,70 537,7 34.555 28.506 Guru Kebijakan tahun 2022
113 Museum dan 19 113 Museum dan 19 Museum dan Taman • Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah dana yang digunakan
7 BOP MTB 136 134,2 47,5
Taman Budaya Taman Budaya Budaya terutama untuk mendanai belanja nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar
dan menengah sebagai pelaksana program wajib belajar dan dapat
8 PK2UKM 192 189,8 77,7 56.830 33.474 Peserta Pelatihan dimungkinkan untuk mendanai beberapa kegiatan lain sesuai ketentuan peraturn
Total 116.396,6 114.255,2 82.352,6 perundang-undangan.
Disclaimer: Realisasi anggaran dan output prioritas masih bersifat sementara • Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini yang
selanjutnya disebut Dana BOP PAUD adalah dana yang digunakan untuk biaya
Analisis penyerapan anggaran 2021: operasional pembelajaran bagi anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini
dan pembiayaan peningkatan kualitas untuk Satuan PAUD Penggerak.
❖ Dalam APBN tahun 2021, anggaran DAK Nonfisik Bidang Pendidikan dialokasikan sebesar Rp116,79
• Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Pendidikan Kesetaraan
triliun Selanjutnya, dalam pagu actual (pagu harian) tahun 2021, anggaran tersebut mengalami adalah dana bantuan diberikan kepada pemerintah daerah untuk mendukung
penyesuaian dan perubahan dana cadangan TKG (buffer) melalui PMK No. 17/PMK.07/2021 tentang kegiatan pembelajaran program Paket A, Paket B, dan Paket c dalam rangka
memenuhi program Wajib Belajar 12 tahun dan pelaksanaan PP Nomor 2 Tahun
Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa TA 2021 Dalam Rangka Mendukung Penanganan
2018 tentang Standar Pelayanan Minimal. Dana BOP Pendidikan Kesetaraan
Pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) sebesar Rp400 miliar, sehingga menjadi Rp116,39 diarahkan untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat
triliun. Anggaran tersebut telah tersalur ke RKUD sebesar Rp114,26 triliun (98,2% dari pagu alokasi). dijangkau dan dipenuhi oleh jalur pendidikan formal atau memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang membutuhkan pendidikan melalui jalur nonformal.
Realisasi penyerapan berdasarkan laporan yang disampaikan pemda Tahap I 2021 dan laporan pemda
s.d. bulan November untuk dana BOS yaitu sebesar Rp82,35 triliun (70,8% dari pagu alokasi).

KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 8
EVALUASI KINERJA ANGGARAN DANA TRANSFER UMUM
Anggaran Kesehatan Melalui Dana Transfer Umum TA 2021

Anggaran Kesehatan Melalui Earmark DTU (DAU/DBH) TA 2021 sebesar RP39.299,41 Miliar

Anggaran tersebut merupakan dukungan pendanaan belanja kesehatan untuk penanganan Covid-19 di daerah, sesuai laporan yang disampaikan
Pemerintah Daerah.
Realisasi anggaran Kesehatan Melalui Earmark DTU TA 2021 diperkirakan sebesar Rp22,93 Triliun atau 58,35% dari anggaran. Realisasi tersebut terdiri
dari:
a. penanganan COVID-19 secara nasional sebesar Rp7.968,27 Miliar atau 56,8%;
b. pelaksanaan vaksinasi sebesar Rp2.469,65 Miliar atau 43,94%;
c. dukungan tingkat kelurahan sebesar Rp652,28 Miliar atau 60,96%;
d. Insentif tenaga kesehatan yang menangani COVID-19 sebesar Rp6.857,92 Miliar atau 67,86%; dan
e. belanja kesehatan lainnya dan kegiatan prioritas yang ditetapkan oleh Pemerintah sebesar Rp4.981,6 Miliar atau 58,79%.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 9


Evaluasi Kinerja Anggaran Tahun 2021 Bidang Kesehatan pada DAK Fisik

Pagu Realisasi
DAK Fisik Prioritas Realisasi
Kegiatan (miliar (miliar Target Output
Kesehatan Output
rupiah) rupiah)

Pembangunan Puskesmas
1.544 Paket 887 Paket

Pembangunan/Rehab RS Rujukan
Kesehatan dan KB* 19.796,5 17.607,5 239 unit 140 unit

Penguatan Intervensi stunting


360 kab/kota 360 kab/kota

Disclaimer: *data per 31 Desember 2021


**Data output masih bersifat sementara

Kebijakan tahun 2022

Bidang Kesehatan dan KB diarahkan untuk:


Analisis permasalahan dan tantangan tahun 2021:
1. meningkatkan kesiapan sistem kesehatan termasuk ketersediaan sarana, prasarana dan alat
❖ Penyesuaian aplikasi SIPD terkait program kegiatan dan subkegiatan tidak terkoneksi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas dan Laboratorium Kesehatan),
dengan Sistem Rencana Umum Pengadaan 2. mempercepat penurunan prevalensi balita stunting melalui percepatan perbaikan gizi
❖ Keterlambatan proses PBJ di daerah masyarakat dan penguatan surveilans gizi, edukasi dan pengasuhan,
3. peningkatan intervensi kesehatan ibu dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
❖ Terdapat keterlambatan penerbitan Petunjuk Operasional Angka Kematian Bayi (AKB), serta
❖ Kendala pelaksanaan akibat pembatasan kegiatan karena Pandemi COVID-19 4. penguatan GERMAS melalui peningkatan deteksi dini penyakit dan perilaku hidup sehat.
KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 10
Evaluasi Kinerja Anggaran Tahun 2021 Bidang Kesehatan pada DAK Nonfisik
Analisis Capaian Output, permasalahan, dan tantangan tahun
Dalam Miliar Rupiah 2021:
Jenis Realisasi Target Realisasi • Kegiatan operasional yang masih cenderung tidak berdampak
No Kegiatan Alokasi Satuan
Dana Penyerapan Output Output kepada masyarakat secara langsung
BOK Provinsi 200.5 53.1 33 33 Provinsi • Masih terdapatnya beberapa permasalahan dalam pelaksanaan DAK
BOK Kab/Kota 1,000.0 247.3 508 508 Kab/Kota Nonfisik antara lain:
BOK Puskesmas 7,316.4 2,520.2 10,143 9,717 Puskesmas ➢ Permasalahan penganggaran di daerah (keterlambatan juknis,
BOK Keafarmasian 109.2 41.5 520 402 Instalasi farmasi
DPA, dll)
1 BOK BOK Stunting 270.0 74.6 360 278 Pemda
Akreditasi Puskesmas 610.4 64.9 3,378 2,209 Puskesmas
➢ Keterlambatan proses administrasi di daerah
Akreditasi Labkesda 21.7 1.3 72 22 Labkesda • Hambatan pelaksanaan kegiatan DAK Non fisik akibat pembatasan
Jaminan Persalinan 1,000.0 360.5 157,709 139,169 Ibu Hamil kegiatan karena masih tingginya pandemi Covid-19 dan
Pengawasan Obat dan Makanan 204.9 43.7 10,788 6,645 Saryanfar/IRTP perubahan kebijakan
Dukungan Operasional kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB 434.6 167.8 5,889 5,623 Balai Penyuluhan
Biaya Operasional Pelayanan KB 444.7 113.2 18,762 15,785 Faskes
Biaya Operasional Pergerakan di Kampung KB 370.6 132.7 7,230 6,294 Kecamatan Kebijakan tahun 2022
2 BOKB
Operasional Penanganan Stunting 220.7 60.3 3,600 2,920 Desa
Operasional pembinaan program Bangga Kencana oleh 400.5 180.8 83,441 77,433 Kelurahan dan Desa • Mendukung 8 area reformasi Sistem Kesehatan Nasional
Biaya Dukungan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) 96.3 35.2 7,230 6,202 Kecamatan (SKN);
Total 12,700.5 4,097.0 • Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan
Disclaimer: Realisasi anggaran dan output prioritas masih bersifat sementara
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di daerah untuk
Analisis penyerapan anggaran 2021: meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan
• Mempercepat penurunan prevalensi balita stunting
❖ Dalam APBN tahun 2021, anggaran kesehatan pada DAK Nonfisik melalui BOK dan BOKB
• mendukung daerah dalam pencapaian SPM kesehatan dan
dialokasikan sebesar Rp12,7 T. Anggaran tersebut telah tersalur ke RKUD sebesar Rp11,6 T
pencapaian akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan
(92,0% dari pagu alokasi). Realisasi penyerapan berdasarkan laporan pemda tahap 1 TA 2021
yaitu sebesar Rp4,1 T (32,3% dari pagu alokasi). Realisasi penyerapan dan realisasi output
masih bergerak sampai dengan Bulan Juli TA 2022.

KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 11
Perbandingan Belanja Pegawai di APBD
JASN/JP R-Belpeg/R-APBD
Kategori Kapfis
max min average max min average
Sangat Rendah 10.06% 0.25% 2.27% 66.24% 14.19% 38.73%
Rendah 6.35% 0.25% 1.72% 87.91% 17.86% 38.68%
Sedang 5.13% 0.08% 1.43% 77.63% 14.81% 39.25%
Tinggi 3.86% 0.16% 0.99% 59.21% 15.34% 37.58%
Sangat Tinggi 2.11% 0.07% 0.63% 47.54% 15.45% 35.23%

• Rata-rata % (Jumlah ASN/Jumlah Penduduk) untuk daerah dengan kapasitas fiskal sangat rendah
merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 2.27%, selanjutnya berturut-turut diikuti daerah dengan
kapasitas fiskal rendah, sedang, dan tinggi. Rata-rata % (Jumlah ASN/Jumlah Penduduk) untuk daerah
dengan kapasitas fiskal sangat tinggi merupakan yang terendah yaitu sebesar 0.63%

• Rata-rata %(Belpeg/Belanja Total) untuk daerah dengan kapasitas fiskal Sedang merupakan yang
tertinggi yaitu sebesar 39.25%, selanjutnya berturut turut daerah dengan kapasitas fiskal rendah,sangat
rendah, tinggi dan sangat tinggi. Rata-rata %(Belpeg/Belanja Total) daerah dengan kapasitas fiskal
sangat tinggi merupakan yang terendah yaitu sebesar 35.23%.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 12


Belanja Pegawai Kabupaten, Kota, dan Provinsi Tahun 2021
Persentase ASN tertinggi pada daerah berkapasitas fiskal sangat rendah sedangkan jumlah penduduknya sedikit dan wilayah cenderung tidak luas

Belanja Pegawai Provinsi Belanja Pegawai Kabupaten dan Kota


% %
Kapasitas
Kapasitas Belpeg/Tot % ASN / Jumlah Luas % TPP / Belpeg/To %ASN/Pen Jumlah Luas % TPP /
Fiskal
Fiskal 2021 al Belanja Penduduk Penduduk Wilayah Belpeg tal Belanja duduk Penduduk Wilayah Belpeg
2021
Daerah Daerah

Sangat Sangat
31.3 0.37 4,052,834 20.63 37.9 2.42 15.43
Rendah 66,966 Rendah 153,436 3,613

Rendah 25.7 0.37 13,259,191 25.68 Rendah 39.0 1.84 16.27


109,021 251,753 4,998
Sedang 25.0 0.26 4,341,631 31.66 Sedang 38.3 1.53 17.23
126,556 428,517 6,263
Tinggi 22.7 0.17 7,633,330 25.32 Tinggi 39.7 0.92 15.87
72,197 923,347 4,388
Sangat Sangat
15.4 0.25 17,397,386 30.72 35.7 0.9 23.0
Tinggi 90,751 Tinggi 1,543,703 4,587

Keterangan : terendah
tertinggi
Daerah Provinsi:
• Persentase belanja pegawai terhadap total belanja daerah cenderung tinggi pada daerah berkapasitas fiskal sangat rendah
• Jumlah penduduk di daerah berkapasitas fiskal sangat rendah cenderung lebih sedikit
• Persentase TPP terhadap belanja pegawai cenderung tinggi pada daerah yang berkapasitas fiskal tinggi
Daerah Kabupaten dan Kota:
• Persentase belanja pegawai terhadap total belanja daerah cenderung tinggi pada daerah daerah berkapasitas fiskal tinggi
• Jumlah ASN di daerah berkapasitas fiskal tinggi cenderung banyak
• Persentase TPP terhadap belanja pegawai cenderung tinggi pada daerah yang berkapasitas fiskal sangat tinggi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 13


PENGATURAN SINERGI FISKAL NASIONAL:
KONSEPSI

Sinergi kebijakan fiskal nasional bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan fiskal daerah dengan kebijakan fiskal
Pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan nasional

SINERGI FISKAL PENDUKUNG SINERGI FISKAL

Penyelarasan Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah Konsolidasi Informasi


Keuangan

Penetapan Batas Kumulatif Defisit dan Pembiayaan Utang APBD Penyajian Informasi
Keuangan Secara
Nasional
Pengendalian dalam Kondisi Darurat

Pemantauan & Evaluasi


Pendanaan
Sinergi bagan akun standar
Desentralisasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 14


PENGATURAN SINERGI FISKAL NASIONAL:
INSTRUMEN SINERGI
Keuangan negara merupakan konsolidasi antara APBN dan APBD, perlu dikelola secara akuntabel dan prudent
Penetapan Batas Kumulatif Defisit dan Pembiayaan Utang
1 Penyelarasan Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah 2 APBD
❑ Pemda mensinergikan kebijakan pembangunan dan kebijakan fiskal Menteri menetapkan batas maksimal defisit APBD, baik secara
Daerah dengan:
kumulatif maupun untuk masing-masing daerah setiap tahunnya
• RPJMN; • Arahan Presiden; dan
untuk menjaga kesinambungan dan stabilitas fiskal.
• RKP; • peraturan perundang-
• KEM-PPKF; undangan
❑ Rencana pembangunan jangka menengah nasional dan rencana kerja 3%
Perkiraan PDB
Batas maksimum kumulatif defisit APBN dan APBD
yang dibiayai dari Pembiayaan Utang Daerah
pemerintah mempertimbangkan berbagai usulan program strategis
Daerah.
❑ Penyelarasan dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional 60% Jumlah kumulatif maksimum pinjaman Pemerintah &
Pembiayaan Utang Daerah
dan rencana kerja pemerintah dilakukan melalui penyelarasan target Perkiraan PDB
kinerja makro Daerah dan target kinerja program Daerah dengan Selaras dengan UU 17/2003 tentang Keuangan Negara dan UU 33/2004
prioritas nasional.

3 Pengendalian dalam Kondisi Darurat 4 Sinergi bagan akun standar

❑ Dalam kondisi darurat, Pemerintah dapat:


❑ Sinergi Bagan Akun Standar dilakukan paling sedikit melalui
• mewajibkan Daerah untuk melakukan pengutamaan penggunaan
penyelarasan program dan kegiatan serta keluaran dengan
alokasi anggaran untuk kegiatan tertentu (refocusing), perubahan
kewenangan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
alokasi, dan perubahan penggunaan APBD
perundang-undangan.
• penyesuaian besaran batasan pengendalian defisit dan
Pembiayaan Utang Daerah
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 15
PENGATURAN SINERGI FISKAL NASIONAL:
INSTRUMEN PENDUKUNG SINERGI

Keuangan negara merupakan konsolidasi antara APBN dan APBD, sehingga perlu didukung dengan sistem informasi yang
dapat melakukan konsolidasi keuangan Pusat dan Daerah dan sistem monev yang efektif

Penyajian dan Konsolidasi Informasi Keuangan Pemantauan & Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilakukan


Pemerintah membangun sistem paling sedikit terhadap pelaksanaan
informasi konsolidasi kebijakan fiskal TKD dan pelaksanaan APBD
nasional berbasis interkoneksi &
interoperabilitas.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan
melalui platform digital sistem informasi
Dalam rangka penyajian informasi pembangunan Daerah, pengelolaan
keuangan daerah secara nasional keuangan Daerah, dan informasi lainnya
Pemerintah Daerah menyediakan
informasi keuangan Daerah secara
digital dalam jaringan. Hasil pemantauan dan evaluasi dapat
dijadikan dasar kebijakan fiskal
nasional, TKD, dan pemberian
sanksi/insentif
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 16
Sinkronisasi Belanja K/L dan DAK Fisik

Mekanisme harmonisasi DAK Fisik dengan Belanja K/L Persiapan teknis harmonisasi DAK Fisik dengan Belanja K/L
serta mekanisme pengalihan Belanja K/L yang dalam struktur data dan rencana integrasi aplikasi Krisna
mendanai kewenangan daerah melalui DAK Fisik. dan Sakti.

Penguatan analisis sektoral untuk penentuan kebijakan Penguatan pemanfataan sistem/IT serta sinergi antar instansi
DAK Fisik Penugasan melalui penguatan Monitoring DAK untuk analisa, formulasi, dan evaluasi kebijakan dan
Fisik dan penguatan peran JF AKPD. pelaksanaan DAK secara lebih efektif.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17


Kesimpulan

• Kebijakan TKDD TA 2022 diarahkan untuk mempercepat pelaksanaan belanja di


daerah melalui transfer berbasis kinerja dengan memperhatikan pelaksanaan
penyerapan anggaran dan sinergi penganggaran pusat dan daerah
• Sinergi kebijakan dan pendanaan APBN dan APBD perlu terus ditingkatkan untuk
menghasilkan output serta outcome yang optimal dan terjaga akuntabilitasnya.
• Penetapan UU HKPD diharapkan menjadi katalis dalam memperkuat peran
Pemerintahan Daerah untuk bersinergi dengan Kementerian/Lembaga dalam
mencapai tujuan pembangunan nasional dalam mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 18


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai