Anda di halaman 1dari 1

SAMARINDA - Kasus perkawinan usia anak di Kaltim dalam beberapa tahun terakhir cenderung

meningkat. Data per 30 Juni 2018 sebanyak 953 kasus. Untuk kasus ini serbanyak di Kabupaten Kutai
Kartanegara (Kukar) sekitar 176 kasus, Paser 151 kasus dan Kota Samarinda 109 kasus.

Menurut Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A)
Kaltim Hj Halda Arsyad, kasus didominasi kaum perempuan. "Ini menjadi perhatian kita bersama,"
ujarnya di Kantor Gubernur Kaltim, Senin (25/3/2019).

Halda menyebutkan jumlah penduduk Kaltim semester II tahun 2018 mencapai 3.552.191 jiwa,
terdiri dari 1.847.191 (52 persen) laki-laki dan sekitar 1.705.000 (48 persen) perempuan. Dari
penduduk Kaltim tersebut, lanjutnya, jumlah anak-anak atau usia kurang 18 tahun sebanyak
1.181.370 jiwa atau sepertiga dari jumlah penduduk Kaltim. “Di Kukar jumlah anak berdasarkan
dengan akta kelahiran terdapat 97 persen atau 227.110 jiwa,” sebutnya.

Maraknya kasus perkawinan usia anak yang terjadi di Indonesia, menjadi perhatian bersama jajaran
pemerintah daerah.

Karenanya, DKP3A Kaltim bersama Dinas PPA Kukar telah menggelar Workshop Pencegahan
Perkawinan Usia Anak di Kabupaten Kutai Kertanegara yang digelar di Ruang Serbaguna Kantor
Bupati Kukar.

Perilaku seks bebas di Kalimantan Timur menjadi penyumbang terbesar penderita HIV/AIDS, dan
Samarinda memiliki jumlah penduduk usia remaja tertinggi dibandingkan kota lainnya. Penelitian ini
merupakan penelitian Deskriptif yang bertujuan memperoleh gambaran Perilaku Seksual Pranikah
Remaja di Kota Samarinda Tahun 2016.Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling
dan dilakukan bulan November 2016.Hasil penelitian terhadap 125 responden yaitu : sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan (57,6 %), menempuh pendidikan SMA/SMK (69,6 %), dan
berusia 19 tahun (20,0 %). Responden yang melakukan kegiatan seksual “Bergandengan Tangan”
sebanyak 97,6 %, “Berpelukan dan Membelai” sebanyak 59,2 %, “Berciuman” sebanyak 68,0 %,
“Berciuman dengan Lidah” sebanyak56,0 %, “Meraba-raba alat kelamin” sebanyak45,6 %,
“Masturbasi” sebanyak 35,2 %, “Oral Seks”sebanyak44,0 %, “Seks Melalui Anus”sebanyak34,4 %,
dan “Seks Melalui Vagina” sebanyak 45,6 %. Sebagian besar responden melakukan hubungan seksual
pertama kali pada usia 17 tahun sebanyak 11,2 %, dan usia termuda pada saat melakukan hubungan
seksual adalah usia 12 tahun.Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat
untuk lebih peduli terhadap remaja agar terhindar dari perilaku seksual pranikah.

https://www.google.com/search?
q=seks+pranikah+pada+remaja+adalah&oq=seks+pranikah+&aqs=chrome.1.69i57j0i512l2j6
9i60l3.8947j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai