Anda di halaman 1dari 11

Pendahuluan

Kerja otot disebut dengan mekanisme kontraksi-relaksasi. Mekanisme kontraksi biasanya di


akhiri dengan relaksasi. Terkadang aktivitas yang banyak menyebabkan kontraksi otot yang
terjadi terus-menerus tanpa disertai dengan relaksasi. Kram adalah salah satu dari akibat
terjadinya kontraksi terus menerus. Hal yang dapat dilakukan ketika terjadi kram adalah
mendorong kaki ke arah dorsal dengan begitu membantu terjadinya relaksasi kembali.

Sel otot, seperti neuron, dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk
menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran selnya. Sel saraf dan sel
otot dianggap sebagai jaringan peka rangsang karena jika tereksitasi, keduanya mengubah
potensial istirhat untuk menghasilkan sinyal listrik. Di sel otot, sinyal listrik ini memicu
kontraksi.

Otot membentuk kelompok jaringan tubuh, menghasilkan sekitar separuh dari berat tubuh.
Otot rangka saja membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita. Otot
rangka membentuk sistem otot. Dengan pembahasan tentang struktur otot rangka lalu
mengulas bagaimana otot ini bekerja dan membahas tentang kram yang terjadi pada otot
rangka.

ISI

Struktur otot rangka

Satu sel otot rangka yang dikenal sebagai serat otot adalah relatif besar, memanjang. dan
berbentuk silindris, dengan ukuran garis tengah berkisar dari 10 hingga 100 mikrometer dan
panjang hingga 750.000 mikrometer. Otot rangka terdiri dari sejumlah serat otot dan
disatukan oleh jaringan ikat. Otot rangka dan kerangka berfungsi bersama-sama pada pada
sistem muskuloskeletal. Otot rangka kadang disebut juga otot volunter karena bekerja
dibawah kesadaran. Otot rangka menggunakan sekitar 25 % konsumsi oksigen pada saat
istirahat dan bisa meningkat 20 kali lipat selama berolahraga.

Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh dan
digunakan untuk pergerakan. Otot lurik yang volunter terikat pada tulang atau fasia dan
membentuk daging dari anggota badan dan dinding tubuh.

Fungsi Otot Rangka

• Untuk menggerakkan tulang pada artikulasinya (kontraksi dan relaksasi).


• Mempertahankan sikap tubuh.

• Menstabilkan sendi

• Mengekalkan postur

Bagian-Bagian Otot Rangka

1.Sarkolema

Membran sel dari selaput otot. Terdiri dari membran sel yang disebut membran plasma &
sebuah lapisan luar yang terdiri dari 1 lapisan tipis mengandung kolagen

2.Miofibril

Merupakan bulatan-bulatan kecil pada potongan melintang mengandung 1500 FM,3000 FA


yang merupakan molekul protein polimer besar untuk kontraksi otot.

Memiliki 2 filamen:

- Filamen Tebal yang dibentuk oleh miosin

- Filamen Tipis yang dibentuk oleh aktin, tropomiosin & troponin

3.Sarkoplasma

Miofibril-miofibril terpendam dalam serat otot di dalam suatu matriks


4. Retikulum Sarkoplasmik

Sarkoplasma yang terdapat pada retikulum endoplasma yang terdapat dalam serat otot

Ciri-ciri otot rangka :

• Berinti sel banyak

• Serat melintang

• Melekat pada rangka Posisi nukleus di pinggir

• Bentuk silindris,memanjang

• Bergerak dalam waktu cepat dan cepat lelah

• Volunter

• Berserabut

• Tidak teratur

Ossa Carpal

Tulang pergelangan tangan (Carpal) terbentuk dari delapan tulang Carpal ireguler yang
tersusun dalam dua baris. Masing-masing dari baris tersebut tersusun dari empat tulang.
Barisan tersebut terbagi menjadi barisan tulang pergelangan tangan proksimal dan barisan
tulang pergelangan tangan distal.

a. Barisan tulang pergelangan tangan proksimal terdiri dari tulang-tulang sebagai berikut :

1) Skafoid. Skafoid juga disebut navikular. Tulang ini memiliki bentuk seperti perahu.

2) Lunatum. Tulang ini memliki bentuk seperti bulan sabit.

3) Triquetrum. Tulang ini memiliki bentuk seperti segi tiga karena memliki tiga sudut.

4) Pisiforme. Tulang ini memiliki bentuk seperti kacang karena ukurannya yang kecil.

b. Barisan tulang pergelangan tangan distal terdiri dari tulang-tulang sebagai berikut:

1) Trapezium. Tulang ini memiliki permukaan yang banyak.

2) Trapezoid. Tulang ini berukuran lebih kecil dari trapezium dan memiliki permukaan yang
banyak juga.
3) Kapitatum. Tulang ini memiliki bentuk kepala tulang yang bulat dan besar.

4) Hamatum. Tulang ini berbentuk menyerupai palu.

Metacarpal

Tulang tangan (metacarpal) tersusun dari lima tulang panjang mini yang terletak membujur
pada telapak tangan. Semua tulang metacarpal memiliki bentuk yang sangat serupa. Namun
tidak berlaku untuk ukuran metakarpal pertama pada ibu jari. Setiap tulang metakarpal
memiliki basis proksimal yang berartikulasi dengan sebuah tulang falang atau tulang jari.
Falangs juga merupakan tulang panjang mini, tiga untuk masing-masing jari dan dua untuk
ibu jari. Pada tangan terdapat bagian buku jari yang menonjol yang merupapal bentuk dari
kepala tulang metakarpal.

Phalangs

Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat dua phalangs di setiap ibu jari
(phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal,
medial, dan distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan
tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
Otot dibagian tungkai atas

• Extensor carpi radialis longus berinsersi dengan facies dorsalis basis metacarpalis II

• Extensor carpi radialis brevis berinsersi dengan facies dorsalis basis metacarpalis II dan III

• Extensor digitorum berinsersi dengan empat tendines yang berinsertio melalui vaginae
tendunum musculorum ekstensorum menuju acpectus dorsalis basis phalangis medius da
basis phalanges distalis index digitus medius,annularis dan minimus.

• Extensor carpi ulnaris berinsersi dengan Tuberculum pada sisi medial basis metacarpalis V

• Anconeus berinsersi dengan Olecranon dan bagian proximal facies posterior ulnae

• Palmaris brevis berinsersi dengan dermis kulit pada tepi medial manus

• Interossei dorsales (empat musculus) berinsersi dengan vaginae tendinum musculorum


ekstensorum dan basis phalanges proximalis index, digitus medius, digitus annularis.

•Interossei Palmares (empat musculus) berinsersi dengan vaginae tendinum

• musculorum ekstensor pollex, index, digitus, annularis, dan digitus minimus dan phalanx
proximalis pollex.

•Adductor Pollicis berinsersi dengan Basis Phalanges proximalis dan vagina tendo
musculorum ekstesor pollex..
Otot di bagian tungkai bawah sebagai bagian dari ekstremitas inferior

Cruris dapat dibagi menjadi:

Bagian anterior:

• M. Tibialis anterior

• M. Extensor digitorum longus

• M. Fibularis (peroneus) tertius

• M. Extensor hallucis longus

Bagian lateral:

• M. Fibularis (peroneus) gus

• M. Fibularis (peroneus) brevis

Bagian Posterior, Lapis Superficial:

• Mm. triceps surae


• M. gastrocnemius

• M. soleus

• M. plantaris

Daerah Posterior, Lapis Profunda:

• M. popliteus

• M. Flexor digitorum longus

• M. Flexor hallucis longus

• M. Tibialis posterior

Musculus yang biasanya lebih sering terjadi kram adalah m. gastrocnemius, m. soleus, m.
plantaris, karena berfungsi sebagai plantar fleksor yang kuat sendi pergelangan kaki. Otot
otot ini terutama memberi tenaga untuk gerakan maju pada waktu berjalan dan berlari.

Tulang pada tungkai bawah

Tulang pada tungkai bawah yaitu tibia dan fibula. Tibia berfungsi untuk memindahkan berat
badan dari femur ke talus. Sifatnya: ujung atas tibia yang mendatar palto tibia memiliki
kondilus tibia medialis dan lateralis untuk artikulasi dengan kondilus femoralis yang sesuai.
Area interkondilaris adalah daerah antara kondilus tibialis dimana terdapat dua tonjolan:
tuberkulum interkondilaris medialis dan lateralis. Potongan melintang korpus membentuk
segitiga.

Fibula tidak termasuk tulang pembentuk artikulasio genus dan tidak turut memindahkan berat
beban. Fungsi utama fibula sebagai origo otot dan turut berperan dalam artikulasio
talokruralis. Prosesus stiloidea merupakan tonjolan kaput fibula yang merupakan tempat
insersi tendo biseps, Kolum fibula memisahkan kaput dari korpus fibulae. Pada potongan
melintang fibula tampak berbentuk segitiga. Ujung bawah fibula adalah maleolus lateralis.
Struktur ini merupakan bagian lateral dari mata kaki yang menstabilkan talus.

Mekanisme kontraksi relaksasi pada otot rangka secara fisiologi

Kotraksi-relaksasi pada otot rangka secara fisiologi

Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ujung serat saraf. Setiap. ujung
neurotransmitter yang tersimpan didalam vesikel yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.
Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka saluran
asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membrane serat otot. Terbukanya saluran
asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir kebagian dalam membrane
serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat saraf.
Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf. Potensial aksi akan menimbulkan
depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam serat otot ketika potensial aksi menyebabkan
retikulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium, yang disimpan dalam reticulum ke dalam
myofibril. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan miosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi. Setelah kurang dari satu detik
kalsium dipompakan kembali kedalam retikulum sarkoplasma tempat ion-ion disimpan
sampai potensial aksi otot yang baru lagi.

Fisiologi mekanisme relaksasi

Seperti halnya potensial aksi di serat otot mengaktifkan proses kontraksi dengan. memicu
pelepasan Ca² dari kantung lateral ke dalam sitosol, proses kontraksi dihentikan ketika Ca
dikembalikan ke kantung lateral saat aktifitas listrik lokal berhenti. Retikulum sarkoplasma
memiliki molekul pembawa, pompa Ca - ATPase, yang memerlukan energi dan secara aktif
mengangkut Ca² dari sitososol untuk memekatkannya di dalam kantung lateral. Ketika
asetilkolinesterase menyingkirkan ACh dari taut neuromuscular potensial aksi serat otot
terhenti. Ketika potensial aksi lokal tidak lagi terdapat di tubulus T untuk memicu pelepasan
Ca²+, aktifitas pompa Ca sarkoplasma mengembalikan Ca** yang dilepaskan ke kantung
lateral. Hilangnya Ca dari sitosol memungkinkan kompleks troponin - stropomiosin bergeser
kembali ke posisinya yang menghambat, sehingga aktin dan miosin tidak lagi berikatan di
jembatan silang. Filamen tipis, setelah dibebaskan dari siklus perlekatan dan penarikan
jembatan silang, kembali ke secara pasif ke posisi istirahatnya. Serat otot kembali melemas.

Biokimiawi pada mekanisme kontraksi-relaksasi otot

Kejadian biokimiawi yang penting selama satu siklus kontraksi dan relaksasi otot Dalam fase
relaksasi pada kontraksi otot, kepala S-1 miosinmenghidrolisis ATP menjadi ADP+ Pi, tetapi
kedua produk initetap terikat. Resultan kompleks ADP-Pi miosin telahmendapatkan energi
dan berada dalam bentuk yang dikatakansebagai bentuk energi tinggi. Kalau kontraksi otot
distimulasi (lewat kejadian yangmelibatkan Ca2+, troponin, tropomiosin dan aktin), maka
aktinakan dapat terjangkau dan kepala S-1 miosin akan menemukannya,mengingatnya, serta
membentuk kompleks aktin-miosin-ADP Pi. Pembentukan kompleks ini meningkatkan
pelepasan Pi yang akan dimulai cetusan kekuatan. Peristiwa ini diikuti olehpelepasan ADP
dan disertai dengan perubahan bentuk yang besar pada kepala miosin dalam hubungannya
dengan bagian ekornyayang akan menarik aktin sekitar 10 nm ke arah bagian pusatsarkomer.
Kejadian ini dinamakan cetusan kekuatan (power stroke), miosin kini berada dalam keadaan
berenergi rendah yangditunjukkan sebagai aktin-miosin. Molekul ATP yang lain terikat pada
kepala S 1 denganmembentuk kompleks aktin-miotin-ATP. Kompleks miotin-ATP
mempunyai afinitas yang rendahterhadap aktin, dan dengan demikian aktin akan dilepaskan.
Tahapterakhir ini merupakan komponen relaksasi yang sangat pentingdan bergantung pada
pengikatan ATP, dengan kompleks aktin-miosin.

Patologi kontraksi-relaksasi

Kontraksi yang terjadi tanpa relaksasi akan meyebabkan kelelahan. Pada kelelahan.
neuromuskular dalam olahraga, ketidakmampuan neuron - neuron motorik aktif untuk
membentuk asetilkolon dalam kecepatan yang cukup untuk mempertahankan transmisi
kimiawi potensial aksi dari neuron motorik ke otot dapat ditimbulkan secara ekspermital
tetapi tidak terjadi pada kondisi fisiologik normal.
Penyebab lainnya adalah terjadinya kram. Kram otot merupakan jenis spasme lokal. Melalui
penelitian elektromiografik dapat dijelaskan beberapa penyebab kram otot, sebagai faktor
yang menyebabkan iritasi atau keadaan metabolisme abnormal pada otot, seperti sangat
kedinginan, kurangnya aliran darah, atau latihan yang berlebihan, dapat menimbulkan nyeri
atau sinyal sensorik lainnya yang akan dijalarkan dari otot ke medula spinalis, yang
selanjutnya menimbulkan refleksi umpan balik kontraksi otot. Kontraksi ini dipercaya
merangsang reseptor sensorik yang sama sama lebih hebat lagi, dan menyebabkan medula
spinalis meningkatkan intensitas kontraksinya. Jadi, timbul suatu mekanisme umpan balik
positif, sehingga sedikit saja iritasi sudah dapat menimbulkan kontraksi yang terus menerus
sampai akhirnya timbul kram otot yang menyeluruh. Satu potensial aksi tunggal
menyebabkan satu kontraksi singkat yang kemudian diikuti relaksasi. Kontraksi singkat
seperti inidisebut kedutan otot. Potensial Aksi dan kontraksi diplot pada skala waktu yang
sama. Kontraksi timbul kira-kira 2 mdet setelah dimulainya depolarisasi membran, sebelum
masa repolarisasi potensial aksi selesai. Lamanya kontraksi kedutan beragam sesuai dengan
jenis otot yang dirangsang.

Kesimpulan

Di dalam tubuh manusia terdapat tiga macam jaringan yaitu, otot polos, otot rangka, dan otot
jantung. Dalam otot terdapat fungsi-fungsi otot yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu
voluntasi (otot yang bekerja di bawah kesadaran kita) dan involuntasi (otot yang bekerja
diluar kesadaran kita). Yang termasuk kedalam fungsi otot involuntasi adalah otot polos dan
jantung sedangkan otot rangka termasuk ke dalam fungsi otot voluntasi.

Otot rangka terbagi atas ekstremitas bagian atas dan ekstremitas bagian bawah. Pada
ekstremitas bagian bawah terdapat otot-otot yang menyusunnya termasuk otot betis. Apabila
otot betis mendapatkan sebuah rangsangan yang berlebihan akan terjadi kram (kejang).
Sebuah kram yang di dapatkan otot ini dipengaruhi oleh mekanisme kerja dan kontraksinya.

Kram (kejang) sebenarnya dapat dicegah sebelum terjadi. Oleh sebab itu sebaiknya sebelum
melakukan sebuah aktivitas yang akan menimbulkan banyak kontraksi terhadap otot-otot
perlu adanya melakukan peregangan rutin setiap hari dan pastikan meminum banyak air
sebelum, selama, dan sesudah melakukan peregangan. Tetapi apabila kram sudah menyerang,
regangkan otot perlahan dan kemudian pijat area yang kram. Hal ini membantu merangsang
sirkulasi dan mendorong pembuangan asam laktat.

Daftar Pustaka
1. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 20. Jakarta: EGC, 2002

2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC, 2012.

3. Ward J, Clarke R, Linde R. At a glance fisiologi. Jakarta: penerbit Erlangga, 2007

4. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, Satriabudi MI, Goenawan J, dkk. Muskuloskeletal-
1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ukrida, 2012

5.Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: penerbit Erlangga, 2003

Anda mungkin juga menyukai