OLEH :
JURAWAL
G2T121017
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1..........................................................................................................................Latar
Belakang......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 2
2.1. Sistem Jaringan Jalan.................................................................................. 2
2.2. Fungsi Jalan.................................................................................................. 3
2.3. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)..................................................... 7
2.4. Jembatan Penyebrangan............................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 12
3.1. Tindakan Pelebaran Jalan........................................................................... 14
3.2. Ketentuan Pembangunan Jembatan................................................................ 28
BAB III PENUTUP............................................................................................... 29
Kesimpulan ....................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang
wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam
kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan.
2
3
a) Jalan Arteri
b) Jalan Kolektor
a. Kolektor Primer: Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau
antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal. Didesain berdasarkan
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 km per jam dengan lebar badan
jalan minimal 9 meter, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
per jam dengan lebar badan jalan minimal 9 meter, dan lalu lintas cepat tidak
boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.
c) Jalan Lokal
a. Lokal Primer: Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat
kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan
pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Didesain
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 km per jam dengan lebar badan
jalan minimal 7,5 meter, dan tidak boleh terputus di kawasan perdesaan.
d) Jalan Lingkungan
e) Lebar badan jalan paling sedikit 3,5 meter ini dimaksudkan agar lebar jalur lalu
lintas dapat mencapai 3 meter, dengan demikian pada keadaan darurat dapat
dilewati mobil dan kendaraan khusus lainnya seperti pemadan kebakaran, ambulan,
dan sebagainya.
c. Jalan lokal sekunder adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan - kawasan
sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan
perumahan, atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan
sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.
bawahnya. Flexible pavement adalah perkerasan fleksibel dengan bahan terdiri atas
bahan ikat (berupa aspal, tanah liat), dan batu. Perkerasan ini umumnya terdiri atas
3 lapis atau lebih. Urut-urutan lapisan adalah lapis permukaan, lapis pondasi, lapis
pondasi bawah, dan sub grade (Suryadharma dan Susanto, 1999).
Apabila beban roda yang terjadi pada permukaan jalan berupa P ton, maka
beban ini akan diteruskan ke lapisan bawahnya dengan sistem penyebaran tekanan,
sehingga semakin ke bawah/dalam tekanan yang dirasakan semakin kecil. Fungsi dari
masing-masing lapisan adalah sebagai berikut :
1. Lapis Permukaan
a. memberikan suatu bagian permukaan yang rata,
b. menahan beban geser dari beban roda,
c. sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan,
d. sebagai lapisan aus.
2. Lapis Pondasi
a. sebagai lapis pendukung bagi lapis permukaan dan juga ikut menahan gaya geser
dari beban roda,
b. sebagai lapisan peresapan untuk lapis pondasi bawah.
3. Lapis Pondasi Bawah
a. untuk menyebarkan tekanan tanah,
b. material dapat digunakan kualias yang rendah agar efisien,
c. sebagai lapis peresapan,
d. mencegah masuknya tanah dasar ke lapis pondasi atas,
e. sebagi lapisan I untuk pelaksanaan perkerasan. (Suryadharma dan Susanto, 1999)
melewatkan jalan yang terputus karena adanya hambatan seperti saluran, sungai,
kanal, selat, lembah, jalan, dan rel kereta api. (Kementerian PU, 1995, h.4).
Sumber : http://travel.tribunnews.com/2017/04/30/melintasi-jurang-terjal-sampai-
hutanbelantara-ini-8-jembatan-paling-ekstrem-di-dunia.
Sumber : http://travel.tribunnews.com/2017/04/30/melintasi-jurang-terjal-sampai-
hutanbelantara-ini-8-jembatan-paling-ekstrem-di-dunia?page=2.
yang beralaskan lantai kayu. Lantai kayu mudah untuk dipindahkan atau digeser
sehingga para pencuri tidak dapat masuk ke kota pada malam hari. Peristiwa
penting dalam pembangunan jembatan adalah pengenalan jembatan pelengkung,
karena memungkinkan untuk menggunakan material seperti pasir dan batuan.
Jembatan primitif mulai dikembangkan oleh bangsa Indian, Yunani, Romawi dan
China.
BAB III
PEMBAHASAN
12
13
kebebasan samping yang cukup dengan disediakannya lebar bahu jalan yang
memenuhi standar teknis.
c. Bilamana alinyemen jalan lama tidak memenuhi ketentuan minimum dari
fungsi jalan tersebut (arteri, kolektor, dan lokal), maka pelebaran perkerasan
harus dilaksanakan dengan perbaikan alinyemen sedemikian hingga sumbu
jalan menjadi lebih lurus dan lengkung pada tikungan maupun pada puncak
tanjakan dapat dikurangi.
4. Toleransi Dimensi:
a. Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 5.1 untuk Lapis Pondasi Agregat dan
Seksi 5.4 untuk Lapis Pondasi Semen Tanah, harus berlaku.
b. Rentang tebal lapisan yang diijinkan dihampar dalam satu kali operasi harus
seperti yang ditentukan di Seksi lain dalam Spesifikasi ini untuk bahan yang
bersangkutan.
5. Standar Rujukan, Pengajuan Kesiapan Kerja, Cuaca yang Diijinkan untuk Bekerja,
Perbaikan Terhadap Pekerjaan Pelebaran Perkerasan yang Tidak Memenuhi
Ketentuan dan Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian
a) Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 5.1 untuk Lapis Pondasi Agregat, Seksi
5.4 untuk Lapis Pondasi Semen Tanah, dan Seksi 6.3 untuk Campuran Aspal
Panas harus berlaku, sesuai dengan bahan yang bersangkutan. Pada pelebaran
yang sempit sesuai Seksi 4.1.3.(4). dan rentang tebal lapis yang diijinkan pada
setiap penghamparan, harus memperhatikan kemampuan alat pemadat (Roller)
dan memenuhi kriteria bahan yang digunakan.
3.1.2 Bahan
Pekerjaan pelebaran perkerasan akan dilaksanakan dengan menggunakan
timbunan (bila ditunjukkan dalam Gambar), Lapis Pondasi Agregat atau Lapis
Pondasi Semen Tanah, dan Lapisan Beraspal, bersama dengan Lapis Resap
Pengikat yang diperlukan, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan tersebut harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 3.2, 5.1, 5.4, 6.1 dan 6.3 dari
Spesifikasi Umum, yang berlaku sesuai dengan bahan yang bersangkutan.
perintah Direksi Pekerjaan dan penanaman pohon baru diuraikan dalam Seksi
8.2 dan 8.3 dari Spesifikasi Umum.
yang sesuai juga harus disemprot pada permukaan vertikal dari tepi
perkerasan lama.
b) Pada pelebaran yang agak sempit, penghamparan dapat dilakukan dengan
cara manual, tetapi dalam batas-batas temperatur seperti penghamparan
dengan mesin. Pemadatan harus dilakukan menggunakan alat pemadat
mekanis atau alat pemadat bergerak bolak balik yang disetujui. Alat
pemadat kecil yang bermesin sendiri dapat digunakan bilamana lebar
pekerjaan pelebaran cukup untuk menampung seluruh lebar roda alat
pemadat.
c) Pengujian kepadatan dari bahan lapisan beraspal terhampar yang ditentukan
dengan pengujian benda uji inti (core), harus dilaksanakan dengan frekuensi
tidak kurang dari satu pengujian setiap 50 m pekerjaan pelebaran untuk
masing-masing sisi jalan (jika diterapkan pelebaran dua sisi), diukur
sepanjang sumbu jalan.
3) Toleransi Dimensi
1) Untuk bahu jalan dengan laburan aspal, toleransi elevasi dan kerataan yang
disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(3), harus berlaku.
2) Untuk bahu jalan dengan perkerasan semen, toleransi elevasi dan kerataan yang
disyaratkan dalam Pasal 5.3.1.(3), harus berlaku
3) Untuk bahu jalan semen tanah, toleransi elevasi dan kerataan yang disyaratkan
dalam Pasal 5.4.1.(3), harus berlaku.
4) Untuk bahu jalan dengan campuran beraspal panas, toleransi elevasi dan
kerataan yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.1.(4), harus berlaku
5) Untuk bahu jalan tanpa laburan aspal, permukaan akhir yang telah dipadatkan
tidak boleh berbeda lebih dari 1,5 cm di bawah atau di atas elevasi rancangan,
pada setiap titik.
6) Permukaan akhir bahu jalan, termasuk setiap pelaburan atau perkerasan
lainnya yang dihampar diatasnya, tidak boleh lebih tinggi maupun lebih rendah
1,0 cm terhadap tepi jalur lalu lintas yang bersebelahan.
7) Lereng melintang tidak boleh bervariasi lebih dari 1,0 % dari lereng melintang
rancangan.
20
4) Standar Rujukan
Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(4), 5.3.1.(4), 5.4.1.(4), 6.1.1.(3),
6.2.1.(3) dan 6.3.1.(5) masing-masing untuk Lapis Pondasi Agregat, Perkerasan
Beton, Lapis Pondasi Semen Tanah, Lapis Resap Pengikat, Burtu, dan Campuran
Beraspal Panas harus berlaku.
5) Pengajuan Kesiapan Kerja
Ketentuan yang diyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(5), 5.3.1.(5), 5.4.1.(5), 6.1.1.(6),
6.2.1.(7) dan 6.3.1.(6) masing-masing untuk Lapis Pondasi Agregat, Perkerasan
Beton, Lapis Pondasi Semen Tanah, Lapis Resap Pengikat, Burtu, dan Campuran
Beraspal Panas harus berlaku.
6) Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja
Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(6), 5.3.1.(6), 5.4.1.(6), 6.1.1.(4),
6.2.1.(4) dan 6.3.1.(7) masing-masing untuk Lapis Pondasi Agregat; Perkerasan
Beton, Lapis Resap Pengikat, Burtu, dan Campuran Beraspal Panas harus berlaku.
7) Perbaikan Bahu Jalan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Harus berlaku ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(7), 5.3.1.(7), 5.4.1.(7),
6.1.1.(5), 6.2.1.(5) dan 6.3.1.(8) masing-masing untuk Lapis Pondasi Agregat,
Perkerasan Beton, Lapis Pondasi Semen Tanah, Lapis Resap Pengikat, Burtu, dan
Campuran Beraspal Panas harus berlaku.
8) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan
terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana
disyaratkan dalam Pasal 4.2.1.(7) di atas, Penyedia Jasa juga harus
bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua bahu jalan yang sudah selesai
dikerjakan dan diterima selama Periode Pelaksanaan.
9) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian
Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(8), 5.3.1.(8), Pasal 5.4.1.(7) dan
6.3.1.(9) untuk Lapis Pondasi Agregat, Perkerasan Beton, Lapis Pondasi Semen
Tanah, dan Campuran Beraspal Panas harus berlaku.
21
a. Penyeberangan Zebra
b. Penyeberangan pelican
4.1. KESIMPULAN
29
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=jalan&oq=jalan&aqs=chrome..69i57j0i433i512j46i433i512j46i175i199i512j0i512l3j0i4
33i512j0i512j0i433i512.71611j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://static1.squarespace.com/static/
507b480bc4aa45dec4ef6990//52444a62e4b06b950f8fd1b3/1380207205905/
Creek+crossing+bridge+log+Southeast+Alaska+forest
http://lukevery.blogspot.co.id/2011/03/indahnya-jembatan-penyebrangan-unik-di.html.
http://news.lewatmana.com/5-jembatan-penyeberangan-terindah-di-dunia/.
http://travel.tribunnews.com/2017/04/30/melintasi-jurang-terjal-sampai-hutanbelantara-ini-
8-jembatan-paling-ekstrem-di-dunia?page=2.
https://www.konsultan-teknik.biz.id/2014/03/ilmu-jembatan.html.
https://www.ilmutekniksipilindonesia.com/2014/03/pengertian-dan-jenis-struktur-
jembatan.html.
https://pu.bone.go.id/2018/05/05/tupoksi-bidang-jalan-dan-jembatan/.
http://jurnal.pusjatan.pu.go.id/index.php/jurnaljalanjembatan.
https://binamargadki.net/bidang-jalan-dan-jembatan/.
http://binamarga.sumutprov.go.id/bidang/bidang-pembangunan-jalan-dan-
jembatan/.