Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IMFRARED
D

OLEH :

Nama :Roni Rahmad Siregar

NIM : 200418018

Dosen Pengampu : hotromasari dabukke M.Si

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI ELEKTRO-MEDIS

FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA-MEDAN

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ IMFRARED “ dengan tepat
waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas  Mata kuliah PERALATAN


TERAPI . Selain itu, laporan ini bertujuan menambah wawasan tentang  alat yang
digunakan dalam kedokteran khususnya electrosurgical

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu hotromasari dabukke.M.Si


selaku dosen mata kuliah peralatan bedah anesthesi.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 22 Maret 2022

Roni Rahmad Siregar


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang


lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radi
o. Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi
inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang
gelombangantara 700 nm dan 1 mm. Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi
medan listrikdan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan
membawa energidari satu tempat ke tempat yang lain.

Cahaya tampak adalah salah satu bentukradiasi elektromagnetik. Setiap


muatan listrik yang memiliki percepatanmemancarkan radiasi elektromagnetik.
Ketika kawat (atau panghantar sepertiantena) menghantarkan arus bolak-balik,
radiasi elektromagnetik dirambatkan padafrekuensi yang sama dengan arus listrik.
Bergantung pada situasi, gelombangelektromagnetik dapat bersifat seperti
gelombang atau seperti partikel. Sebagaigelombang, dicirikan oleh kecepatan
(kecepatan cahaya), panjang gelombang, danfrekuensi.

Sensor adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan sering
berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang
digunakanuntuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia
menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui
pengukur dan memegang peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi
modern. Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran, hidung lidah dan
menjadi otakmikroprosesor dari sistem otomatisasi industri.Dari penjelasan di
atas, kita dapat menggali lebih jauh tentang prinsip kerja sensorinfrared yang akan
kita terapkan di kehidupan sehari-hari1
1.2.Tujuan Pembahasan

1) 1.Memahami pengertian sensor, gelombang infrared, maupun sensor


infrared
2) 2.Memahami fungsi sensor infrared di kehidupan sehari-hari
3) 3.Memahami prinsip kerja sensor infrared pada alat yang digunakan di
kehidupansehari-hari.

1.3.Rumusan Masalah

1) 1.Apa pengertian sensor, gelombang infrared, dan sensor infrared?


2) 2.Apa fungsi sensor infrared di kehidupan sehari-hari?
3) 3.Bagaimana prinsip kerja sensor infrared pada alat yang digunakan di
kehidupansehari-hari
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Dasar

3
2

Gambar 1. Alat Terapi Infrared

Bagian bagian alat:

1. lampu infra red


2. setting dimmer
3. tombol power

Spesifikasi produk :
• Berat : 4,5 kg
• Dimensi packaging : 31 x 27 x 48 cm
• Sumber Power : 220 v, 50 hz
• Daya Listrik : 80 watt
• Panjang kabel : 175 cm
Infra red merupakan alat terapi yang penyembuhannya
menggunakan panas yang membawa frekuensi yang mana memiliki
panjang gelombang berkisar 7700 sampai dengan 4 juta A. Gel. Panjang
(non penetrasi) 12.000 – 150 000 A, penetrasinya hanya pada lapisan
supervisial epidermis yaitu 0,5 mm dan gel pendek (penetrasi) 7.700 –
12.000 A, penetrasinya sampai pembuluh darah kapiler, pembuluh darah
limpe, ujung2 syaraf dan jaringan lain di bawah kulit.

Klasifikasi IR :

Type A : 780 -1500 mm, penetrasi dalam

Type B : 1500-3000 mm, penetrasi dangkal.

Type C : 3.000 – 10.000 mm, penetrasi lebih dangkal.

Sehingga dapat kita ketahui bahwa Infra red hanya dapat menembus kulit
manusia pada bagian permukaan saja.

Sumber gelombang IR berasal dari Matahari dan Buatan . Sumber IR


Buatan dibagi menjadi 2 yang bercahaya (Luminouse) dan membara (non
lumonouse).

Berikut ini adalah perbedaan antara luminous dan non luminous.

• Luminous mempunyai ciri- ciri :


1. Bercahaya (mengandung UV)
2. Panas superfisial
3. Panjang gelombangnya pendek 7ribu – 12rb Amstrong
• Non Luminous mempunyai ciri-ciri
1. Tidak bercahaya (mengandung UV juga)
2. Jaraknya lebih pendek / penentrasi dangkal
3. Intensitanya 200 watt
4. Panjang gelombangnya panjang 12 ribu – 150rbu amstrong.

2.2 Cara Kerja Terapi Infra Merah

Terapi infra merah (IR) akan memberikan pemanasan superfisial pada


daerah kulit yang diterapi sehingga menimbulkan beberapa efek fisiologis yang
diperlukan untuk penyembuhan. Efek-efek fisiologis tersebut berupa
mengaktifasi reseptor panas superfisial di kulit yang akan merubah transmisi
jatau konduksi saraf sensoris dalam menghantarkan nyeri sehingga nyeri akan
dirasakan berkurang, pemanasan ini juga akan menyebabkan pelebaran
pembuluh darah (vasodilatasi) dan meningkatkan aliran darah pada daerah
tersebut sehingga akan memberikan oksigen yang cukup pada daerah yang
diterapi, menigkatkan aktifitas enzim-enzim tertentu yang digunakan untuk
metabolisme jaringan dan membuang sisa-sisa metabolisme yang tidak terpakai
sehingga pada akhirnya akan membantu mempercepat proses penyembuhan
jaringan.

Terapi pemanasan dengan Infra merah ini juga dapat memberikan


perasaan nyaman dan rileks sehingga dapat mengurangi nyeri karena ketegangan
otot-otot terutama otot-otot yang terletak superfisial, meningkatkan daya regang
atau ekstensibilitas jaringan lunak sekitar sendi seperti ligamen dan kapsul sendi
sehingga dapat meningkatkan luas pergerakan sendi terutama sendi-sendi yang
terletak superfisial seperti sendi tangan dan kaki

2.3 Indikasi Terapi Infra Merah

a. Nyeri otot, sendi dan jaringan lunak sekitar sendi. Misal: nyeri
punggung
b. bawah, nyeri leher, nyeri punggung atas, nyeri sendi tangan, sendi
lutut, dsb.
c. Kekakuan sendi atau keterbatasan gerak sendi karena berbagai
sebab.
d. Ketegangan otot atau spasme otot.
e. Peradangan kronik yang disertai dengan pembengkakan.
f. Penyembuhan luka di kulit.

2.4 Efek Samping Terapi Infra Merah

Secara umum terapi infra merah (IR) sangat jarang menimbulkan efek
samping, bila terjadi efek samping pun bersifat reversibel atau dapat kembali
sempurna setelah terapi dihentikan atau dalam waktu 2-3 hari. Efek samping yang
dapat terjadi :

a. Luka bakar derajat ringan.


b. Bertambahnya peradangan.
c. Nyeri yang bertambah.
d. Alergi kulit, terutama pada penderita yang mempunyai riwayat
alergi terhadap
e. suhu panas.
f. Perdarahan yang bertambah pada luka terbuka.
g. Pingsan

Terapi Infra merah (IR) akan memberikan pemanasan superfisial pada


daerah kulit yang diterapi sehingga menimbulkan beberapa efek fisiologis yang
diperlukan untuk penyembuhan. Efek-efek fisiologis tersebut berupa mengaktifasi
reseptor panas superfisial di kulit yang akan merubah transmisi atau konduksi
saraf sensoris dalam menghantarkan nyeri sehingga nyeri akan dirasakan
berkurang, pemanasan ini juga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan
meningkatkan aliran darah pada daerah tersebut sehingga akan memberikan
oksigen yang cukup pada daerah yang diterapi, menigkatkan aktifitas enzim-
enzim tertentu yang digunakan untuk metabolisme jaringan dan membuang sisa-
sisa metabolisme yang tidak terpakai sehingga pada akhirnya akan membantu
mempercepat proses penyembuhan jaringan. Terapi pemanasan dengan Infra
merah ini juga dapat memberikan perasaan nyaman dan rileks sehingga dapat
mengurangi nyeri karena ketegangan otot-otot terutama otot-otot yang terletak
superfisial, meningkatkan daya regang atau ekstensibilitas jaringan lunak sekitar
sendi seperti ligamen dan kapsul sendi sehingga dapat meningkatkan luas
pergerakan sendi terutama sendi-sendi yang terletak superfisial seperti sendi
tangan dan kaki.

Frekuensi pemberian terapi Infra merah tergantung dari tujuan terapi dan
respon dari penderita. Sampai berapa lama atau berapa kali? Tentunya tergantung
respon terapi dan analisis dokter atau terapis yang memeriksanya. Jumlah terapi
yang diberikan dan dosis yang digunakan tergantung pengalaman klinis dokter
atau terapis yang memberikan terapi di pusat terapi tersebut, setiap terapis ataupun
dokter yang memberikan terapi Infra merah di suatu pusat terapi memiliki
pengalaman yang berbeda-beda dengan dokter atau terapis di pusat terapi yang
lain, sehingga dosis yang diberikan dan jumlah terapi tidak sama meskipun
alatnya sama. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan tujuan untuk
meningkatkan elastisitas jaringan lunak diperlukan 6 kali terapi dengan frekuensi
2-3 kali per minggu dengan waktu pemberian 15 menit setiap kali terapi, tentunya
dengan diikuti terapi lainnya seperti terapi latihan dsb, tidak bisa hanya
mengandalkan satu modalitas terapi saja.

2.5 Pengoperasian

Sebelum mendapatkan terapi infrared  sebaiknya menggunakan baju


longgar yang memudahkan untuk proses terapi, untuk bagian atas dianjurkan
untuk menggunakan baju tanpa lengan atau baju longgar yang nyaman, untuk
bagian bawah sebaiknya menggunakan rok longgar yang nyaman atau celana
pendek. Bila tidak mempersiapkan pakaian seperti yang dianjurkan di atas, terapis
atau dokter akan memberikan baju khusus untuk terapi yang nyaman, seperti
kemben atau rok. Sebaiknya juga tidak menggunakan lotion ataupun obat-obatan
gosok yang dapat menyebabkan iritasi kulit pada saat diberikan pemanasan
dengan infrared, bila menggunakan lotion atau obat-obatan yang dioles sebaiknya
beritahukan kepada terapis atau dokter sebelum terapi dimulai.

Prosedur terapi infrared :


1 Menggunakan pakaian yang longgar dan nyaman.
2. Dokter atau terapis akan memeriksa kembali daerah yang akan diberikan
terapi dan melakukan wawancara kembali mengenai kelainan yang diderita
dan kemungkinan kontraindikasi untuk pemberian terapi dan riwayat alergi
terhadap suhu panas. Dokter maupun terapis akan menjelaskan sekali lagi
tujuan terapi infrared sesuai kondisi dan keadaan seseorang, tiap individu
berbeda.
3.    Dokter atau terapis akan membersihkan daerah yang akan diterapi dari
minyak ataupun kotoran yang menempel di kulit termasuk dari lotion atau
obat-obat gosok yang dipakai sebelumnya menggunakan kapas alkohol atau
kapas yang diberi air. Bila mempunyai kulit yang sensitif dan kering sekali
sebaiknya diberitahukan kepada dokter atau terapis yang akan menerapi,
sehingga tidak akan digunakan kapas alkohol yang kadang dapat
menyebabkan iritasi kulit.
4.    Dokter atau terapis akan memposisikan bagian yang akan diterapi
senyaman mungkin, bagian yang akan diterapi tidak ditutupi oleh pakaian
sehingga infrared akan langsung mengenai kulit dan memberikan hasil yang
optimal.
5.    Dokter atau terapis akan melakukan pengaturan dosis waktu dan posisi
alat infrared.
6.    Kemudian segera infrared akan diberikan, jangan menatap langsung
lampu infrared.
7.    Bila terasa nyeri atau panas berlebihan saat terapi berlangsung segera
bilang kepada terapis atau dokter yang menerapi.
8.    Selesai terapi akan ditandai oleh bunyi timer dari alat infrared. Jangan
langsung berdiri atau duduk, tetap berbaring beberapa saat untuk
mengembalikan aliran darah ke normal.
9.    Dokter atau terapis akan kembali melakukan pemeriksaan dan wawancara
mengenai efek yang dirasakan setelah selesai terapi.

2.6 Manfaat Penggunaan Alat :


• Membantu penyembuhan berbagai macam penyakit antara lain :
sakit kepala, keseleo, pegal linu, rheumatik, dll.
• Membantu memperbaiki kondisi kesehatan tubuh sehingga dapat
memperpanjang umur
• Meningkatkan metabolisme tubuh
• Menjaga kadar air dalam tubuh
• Menaikkan suhu tubuh
• Melenturkan rongga pembuluh darah
• Melancarkan sirkulasi darah
• Membantu perkembangan sel-sel tubuh
• Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
• Menghilangkan pengaruh yang ditimbulkan oleh zat-zat racun
yang ada di dalam tubuh.
• Membantu menghilangkan memar, bengkak
• Menyembuhkan wilayah yang terluka
• Merangsang kelenjar keringat dan menghilangkan lemak pada
kulit (pastikan minum air dengan jumlah yang cukup).\

2.7 Efek Samping Akibat Pemakaian Infrared Yang Tidak Sesuai SOP :
1. luka bakar
Pemakaian infra red dapat menimbulkan superficial heat burn
yaitu terbakar karena panas yang terjadi pada daerah superficial
epidermis. Warna merah terkadang disertai adanya Blister (melepuh)
sewaktu atau sesudah pengobatan.
Luka bakar dapat juga terjadi karena kurang informasi.

2. Electric shock
Bias terjadi apabila terdapat kabel penghantar yang terbuka atau
alat terentuh penderita.
3. Meningkatkan keadaan gangrene
Pada keadaan defective arterial blood supplay, dengan pemberian
penyinaran IR justru akan membahayakan penderita, bahkan dapat
terjadi presipitasi ganggren (mati jaringan).
4. Headache
Perasaan pusing setelah penyinaran IR.

5. Faintness
Pingsan atau tak sadar secara tiba-tiba.

6. Chill atau menggigil


Keadaan ini jarang dijumpai pada daerah tropis.

7. Kerusakan pada mata


Sinar IR merupakan predisposing terjadinya katarak, karena itu
mata harus dilindungi dengan kapas basah atau kain kasa.
2.8 Blok Diagram

Lampu
Tekan tombol Setting dimmer
infrared
power (ON) (panas)

1. Saklar sebagai memutus atau nyabungkan jala.jala PLN


2. Setting dimer sebagai pengatur arus yang mengontrol nyala lampu dari
mati, redup, terang.
3. Lampu infrared sebagai beban.

2.9 Prinsip Kerja


1. Tegangan masuk pada rangkain dan melewati resistor (sebagai
pengaman potensio).
2. Lalu melewati potensio yang berfungsi sebagai pengatur beser
kecilnya arus yang masuk pada triac. Agar lampu bisa menyala mati,
redup, terang.
3. Arus masuk menyulut anoda dan katoda sehingga saturasi, lampu
infrared menyala.
4. Capasitor di taroh di antara T2 dan gate triac berfungsi untuk
memperhalus nyala lampu antara mati, redup, terang.

2.10 Sop Pengoprasian


1. Lepaskan penutup alat.
2. Periksa kestabilan posisi lampu ( balancing).
3. Perhatikan protap pelayanan.
4. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan.
5. Atur posisi/ ketinggian lampu, sesuai yang dikehendaki.
6. Putar tombol timer ke arah kanan dan Atur Timer sesuai waktu yang
di inginkan.
7. Hubungkan alat dengan catu daya.
8. Hidupkan alat, pastikan alat dalam keaadan aktif (ON).
9. Nyalakan lampu sesuai dengan lampu yang dikendaki dengan cara
menekan saklar.(tiapa lampu memunyai saklar masing- masing.
10. Pastikan alat baik (lampu menyala) dan aman untuk therapi.
11. Lakukan proses theraphi.
12. Setelah selesai/ waktu penyinaran tercapai.
13. Mematikan alat dan pastikan dalam keadaan mati (OFF).(Bila waktu
pengobatan habis, alat secara otomatis akan mati).
14. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
15. Bersihkan alat
16. Kembalikan posisi lampu infrared pada tempatnya.
17. Pastikan infra red therapy dalam kondidi baik dan siap difungsikan
pada pemakaian berikutnya.
18. Pasang penutup alat.
19. Catat frekuensi penggunaan alat (dalam jumlah pasien dan waktu
penyinaran).

2.11. Sop Pemeliharaan

Berikut ini cara pemasangan lampu pada infra red:

Pemasangan lampu diatur hingga mendapatkan sinar dapat jatuh


tegak lurus terhadap jaringan yang diobati, baik itu untuk lampu lominous
maupun non luminous. Hanya saja untuk jarak penyinarannya berbeda
yakni untuk non luminous kurang lebih 45- 60 cm, sedangkan untuk
lampu luminous kurang lebih 35- 45cm. Namun jarak ini bukan
merupakan jarak yang mutlak, karena masih dipengaruhi oleh toleransi
penderita atau besarnya watt lampu.

Pelaksanaan Pemeliharaan

1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.

2. Lakukan pelumasan pada bagian- bagian yang bergerak.

3. Lakukan pengencangan / tightening.


4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.

5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan.

6. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.

7. Lakukan penyetelan atau adjustment.


8. Kesimpulan hasil pemeliharaan.

Pemeliharaan tersebut dilakukan setiap 3 bulan sekali.

2.12 . Traubleshooting
1) Lampu tidak hidup
Analisa: 1. Lampu rusak tindakan pengantian lampu.
2. Tidak ada sumber yang masuk tindakan pengecekkan kabel.
3.Saklar rusak tindakan penggantian saklar.
2) Lampu tidak bias redup dan terang
Analisa: 1 . potensio rusak tindakan penggantian potensio.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alat terapi inframerah adalah alat fisioterapi di bidang medis yang


digunakan sebagai alat terapi terhadap suatu penyakit dengan
memanfaatkan pancaran radiasi sinar inframerah yang dihasilkannya. pada
saat melakukan terapi dengan menggunakan alat terapi inframerah perlu
memperhatikan jarak antara lampu dengan objek yang akan di terapi.

3.2 Saran
Kami harap makalah ini digunakan sebagai mana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Inframerah

https://www.scribd.com/doc/41968180/Lampu-Terapi-Infra-Merah

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12232/BAB%20II.pdf?
sequence= 6&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai