Anda di halaman 1dari 38

1

BAB II

LITERATURE REVIEW

2.1. Pengertian Sistem Informasi

Informasi adalah data yang telah dikonversi ke dalam konteks yang

bermakna dan berguna bagi end-user tertentu (O’Brien & Marakas, 2010).

Sedangkan ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa informasi adalah data

yang telah diproses atau data yang mempunyai arti (McLeod & Schell, 2007).

Dari kedua pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa informasi adalah data yang

telah diolah dan menghasilkan arti bagi end-user yang membutuhkannya.

Sistem informasi adalah suatu susunan dari informasi (data), proses,

manusia dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan,

menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan sebagai keluarannya,

untuk membantu suatu organisasi (Whitten & Bentley, 2007). Ada pula yang

menyebutkan bahwa sistem informasi dapat berupa kombinasi yang terorganisir

antara orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber

data yang terkumpul, diubah, dan menyebarkan informasi ke dalam suatu

organisasi (O’Brien & Marakas, 2010). Sedangkan menurut Turban (2006), sistem

informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa, dan

menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.

Dari definisi ketiga pakar berbeda diatas dapat dikatakan bahwa sistem

informasi merupakan kombinasi dari perangkat keras, perangkat lunak dan

jaringan komunikasi yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, mengolah dan


2

menghasilkan informasi untuk tujuan tertentu dalam organisasi, sehingga data

yang sudah diolah menjadi informasi tersebut dapat lebih berguna bagi user.

2.2. Pengertian Teknologi Informasi

Menurut O’Brien (2003, p9) teknologi informasi merupakan komponen

hardware, software, jaringan komunikasi, manajemen basis data dan pemrosesan

teknologi informasi lainnya yang digunakan sebagai pendukung sistem informasi.

Menurut Ward & Peppard (2002, p3), teknologi informasi khususnya mengacu

pada spesifikasi pemanfaatan teknologi, misalnya : hardware, software, dan

jaringan telekomunikasi. Teknologi Informasi memfasilitaskan sesuatu untuk

melakukan pemrosesan, penyimpanan, pengiriman dan berbagi konten digital

lainnya, dengan pengertian lainnya bahwa teknologi merupakan alat yang

mendukung aktivitas sistem informasi.

2.3. Pengertian Strategi

Strategi adalah kumpulan tindakan yang tergabung yang ditujukan untuk

meningkatkan kekuatan bisnis dalam jangka panjang dari perusahaan yang terkait

dengan para pesaingnya. Strategi dapat membuat suatu kebijakan baru yang bisa

digunakan dalam praktek seperti mendesain ulang proses-proses produksi dalam

bisnis (Ward & Peppard, 2002, p69).

2.3.1. Strategi Sistem Informasi

Strategi Sistem Informasi adalah suatu sistem informasi atau sistem-sistem

informasi apapaun dilevel manapun yang mendukung atau mengimplementasikan


3

strategi kompetisi yang memberi keuntungan kompetitif bagi perusahaan melalui

efisiensi internal dan efisiensi komparatif sehingga membantu perusahaan

memberikan keuntungan kinerja secara signifikan dan meningkatkan kinerja

jangka panjangnya. (Jogiyanto HM, 2005, p7).

Strategi sistem informasi adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan

atau permintaan informasi suatu organisasi terhadap informasi dan sistem yang

mendukung keseluruhan strategi bisnis. Jadi, Strategi SI akan menentukan sistem

dan informasi yang dapat mendukung strategi bisnis sesuai dengan kebutuhan

organisasi (Ward & Peppard, 2002, p44).

Strategi sistem informasi didefinisikan sebagai serangkaian tindakan

organisasi yang mewakili sebuah filosofi tidak hanya langkah demi langkah dari

metode perencanaan, tetapi strategi sistem informasi berkaitan dengan pengenalan

serangkaian aplikasi SI dan teknologi yang dibutuhkan untuk keberhasilan

strategis dari organisasi. (Khani Naser, 2011).

2.3.2. Strategi Teknologi Informasi

Strategi teknologi informasi adalah strategi yang dikhususkan pada

penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung untuk memenuhi

kebutuhan suatu sistem dari sebuah informasi (Ward & Peppard, 2002, p44).

Perencanaan strategis teknologi informasi semakin dianggap baik sebagai

komponen kunci dari perencanaan perusahaan dan area fokus yang penting untuk

tata kelola teknologi informasi (L. Wilkin Carla, 2012).


4

2.3.3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis adalah sekelompok tindakan yang terintegrasi yang

mempunyai target untuk mencapai tujuan jangka panjang dan memberikan

kekuatan pada organisasi untuk menghadapi para pesaing. (Ward & Peppard,

2002, p69).

Jika perusahaan memiliki rencana strategis yang baik, maka resiko yang

ditimbulkan dalam pengambilan keputusan teknologi informasi dapat dikurangi,

namun banyak perusahaan tidak dapat membuat rencana strategis karena tidak

memiliki informasi yang tepat dan pengalaman untuk menerapkan rencana

strategis dengan memanfaatkan teknologi informasi. Oleh karena itu perencanaan

strategis teknologi informasi harus hati-hati dikembangkan (Titthasiri W, 2000).

2.3.4. Hubungan Antara Strategi Bisnis, Strategi Sistem Informasi, Strategi

Teknologi Informasi

Agar strategi yang diterapkan optimal, maka dibutuhkan suatu strategi

SI/TI yang selaras dengan strategi bisnis pada suatu organisasi. Hal ini diperlukan

supaya investasi yang akan dikeluarkan untuk SI/TI akan sesuai dengan

kebutuhan sehingga dapat memberikan manfaat yang diukur dari pencapaian

tujuan dan sasaran organisasi. Strategi SI/TI hanya salah satu solusi saja, karena

strategi SI/TI sebagian besar mengidentifikasi tentang teknologi saja dan sedikit

mengidentifikasi kebutuhan bisnis.

Hubungan strategi bisnis, strategi sistem informasi dan strategi teknologi

informasi dilihat melalui gambar berikut :


5

Gambar 2.1. Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI


(Ward & Peppard, 2002)

2.3.5. Perencanaan Strategi Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi

Perencanaan Strategis SI/TI pada suatu perusahaan yang lebih mengarah

kepada outline visi dari esensi kebutuhan akan informasi dan sistem yang akan di

dukung oleh teknologi dalam sebuah perusahaan tersebut dengan kata lain lebih

kepada pelayanan TI (IT Support) (Ward & Peppard, 2002).

Secara umum, dalam penerapan strategi sistem informasi dan teknologi informasi

terdapat tiga target utama dalam organisasi yaitu :

1. Memperbaiki dan meningkatkan efisiensi kerja dengan cara melakukan

otomatisasi berbagai proses yang mengelola atau memanajemen informasi.

2. Memperbaiki dan meningkatkan keefektifan manajemen dengan

mengoptimalkan kebutuhan informasi yang akan digunakan dalam

pengambilan keputusan.
6

3. Memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi

dengan meningkatkan dan memperbaiki cara berbisnis yaitu dengan cara

penerapan SI/TI sehingga akan sangat bermanfaat apabila sesuai dengan

tujuan, visi, dan misi organisasi (Ward & Peppard, 2002).

Perencanaan strategis SI/TI diperlukan untuk menghasilkan rencana

strategis yang membahas kebutuhan masa depan untuk SI/TI sesuai dengan tujuan

bisnis dengan cara yang formal ataupun kurang formal (Pita Zijad, 2010).

2.3.6. Pentingnya Perancanaan Strategi Sistem Informasi Dan Teknologi

Informasi

Ada beberapa alasan perlunya menerapkan strategi sistem informasi dan

teknologi informasi (SI/TI):

1. Investasi pada SI/TI tidak mendukung sasaran bisnis.

2. SI/TI yang ada tidak terkendali.

3. Adanya kemungkinan terjadinya duplikasi data dan hilangnya keterkaitan

antar sumber daya informasi yang disebabkan oleh sistem yang tidak

terintegrasi.

4. Perusahaan tidak memiliki panduan untuk menentukan prioritas proyek SI/TI

dan selalu terjadi perubahan sehingga dapat menurunkan produktivitas.

5. Manajemen informasi yang kurang baik dan tidak akurat.

6. Strategi SI/TI tidak selaras dengan proses bisnis perusahaan.

7. Proyek SI/TI hanya dievaluasi atas dasar keuangan semata. (Ward & Peppard,

2002, p47).
7

Perusahaan juga membutuhkan perencanaan strategis dalam

pengembangan sumber daya SI/TI dengan beberapa alasan sebagai berikut :

1. Hasil dari perencanaan SI/TI dapat diberikan kepada manajemen dan ahli-ahli

SI/TI. Diskusi dan persetujuan akan hasil perencanaan ini dapat menyediakan

pemahaman bersama antara ahli-ahli SI/TI dan manajer-manajer bisnis tentang

bagaimana cara terbaik bagi perusahaan untuk menggunakan sumber daya

informasinya.

2. Mengembangkan suatu rencana untuk sumber daya informasi yang dapat

membantu mengkomunikasikan masa depan perusahaan itu kepada pihak lain

di dalam organisasi

3. Hasil dari perencanaan SI/TI dapat membantu mengalokasikan sumber daya

perusahaan yang ada ke proyek-proyek SI/TI yang penting dan bermanfaat

bagi perusahaan (Jogiyanto HM, 2005, p320).

Meningkatkan kinerja selalu menjadi perhatian dari top manajemen. Hal

tersebut dapat tercapai dengan menyelaraskan teknologi informasi untuk

perencanaan strategis perencanaan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan manfaat

maksimal dari sumber daya yang ada dan mengurangi resiko sebanyak mungkin.

Sehingga dapat menggunakan semua sumber daya yang efisien, efektif dan

kompetetif (N. Aboud Fahad, 2011).

Penelitian telah menunjukkan bahwa perencanaan strategis SI akan membantu

manajer dalam menentukan sistem informasi baru dan strategi teknologi

informasi, mengalokasikan sumber daya, posisi aplikasi yang cocok sehingga

mendapatkan keuntungan kompetitif (Yaakub N, 2005).


8

2.4. Model Framework Ward & Peppard

Didalam merancang sebuah perencanaan strategis SI/TI maka dibutuhkan suatu

model framework atau kerangka kerja yang nantinya akan menjadi landasan agar

hasil yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran.

Gambar 2.2. Model Framework Perencanaan Strategi SI/TI


(Ward & Peppard, 2002)

Model kerangka kerja dari perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi

informasi dapat dilihat pada gambar 2.2 diatas, pada kerangka kerja ini terdapat

bagian-bagian penting dalam penyusunan IS/IT Strategic Plan (Ward & Peppard,

2002) yaitu :

a. Inputs, sebagai masukan dalam perencanaan strategis sistem dan teknologi

informasi yang nantinya masukan tersebut akan dianalisa, bagian input terdiri

atas:
9

1. The Internal Business Environment

Merupakan strategi bisnis yang digunakan pada masa sekarang, tujuan,

sumber daya, proses, kebudayaan serta nilai bisnisnya.

2. The External Business Environment

Kondisi ekonomi, sosial, teknologi, industri, dan persaingan yang

mempengaruhi operasional perusahaan.

3. The Internal IS/IT Environment

Pandangan SI/TI pada bisnis, pengalaman perusahaan dalam bisnis, ruang

lingkup bisnis, kontribusinya bisnis terhadap pasar, kemampuan perusahaan,

sumber daya, infrastruktur teknologi yang digunakan, portfolio aplikasi yang ada

saat ini baik dari sistem yang sedang berjalan, aplikasi yang dalam proses

pengembangan atau belum dikembangkan tapi sudah direncanakan pada

perusahaan.

4. The External IS/IT Environment

Perkembangan teknologi dan peluang yang ada, serta manfaat SI/TI untuk

pelanggan, pesaing, dan pemasok.

b. Outputs, merupakan hasil dari proses yang terdiri atas :

1. Business IS Strategy

Menunjukkan bagaimana setiap unit bisnis akan memanfaatkan SI/TI

untuk mencapai tujuan bisnisnya. Mencakup setiap portfolio aplikasi yang

dibangun untuk unit dan model bisnis, serta menggambarkan arsitektur informasi

dari setiap unit.

2. IT Strategy
10

Mencakup kebijakan dan strategi bagi pengelolaan teknologi dan sumber

daya spesialis.

3. IS/IT Management Strategy

Mencakup elemen-elemen umum yang diimplementasikan pada organisasi

secara keseluruhan, untuk menjamin konsistensi penerapan kebijakan SI/TI yang

dibutuhkan.

c. Current Application Portofolio

Current application portfolio merupakan gambaran aplikasi yang telah

diterapkan diperusahaan sekarang ini, dengan mengidentifikasi keuntungan,

kelebihan dan kekuatan yang akan diperoleh dengan menggunakan aplikasi

tersebut serta melihat dukungan dari aplikasi yang ada terhadap kegiatan

operasional dan perencanaan strategi SI/TI bagi perusahaan dalam menghadapi

persaingan saat ini.

d. Future Application Portfolio

Merupakan gambaran yang menjelaskan usulan aplikasi yang akan

digunakan perusahaan kedepannya, untuk mengintegrasikan setiap unit bisnis dari

perusahaan dan menyesuaikan perkembangan dari teknologi dengan

perkembangan perusahaan itu sendiri.

2.5. Analisis Perencanaan Strategis SI/TI

Berdasarkan framework yang dikemukakan oleh Ward & Peppard, pada

bagian ini akan dikemukakan alat-alat (tools) yang digunakan untuk menganalisis

perencanaan strategi SI/TI :


11

2.5.1. Analisis Lingkungan Internal Bisnis

Analisis lingkungan internal bisnis digunakan untuk mengetahui strategi

bisnis perusahaan saat ini, visi, misi dan tujuan perusahaan, proses bisnis, sumber

daya yang dimiliki, serta informasi yang dibutuhkan perusahaan. Tools yang

digunakan untuk melakukan analisa lingkungan internal bisnis adalah :

A. Analisis SWOT dan TOWS matriks

SWOT

SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses

(kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman).

“SWOT is an acronym for the internal Strengths and Weaknesses of a

business and enviromental Opportunities and Threats facing that business.” (John

A.P and Richard Braden Robinson 1988:292)

“Swot is an acronym for a company’s Strength, Weakness, Oppor, and

Threats.” (Arthur A. Thompson, JR. And A. J. Strickland III 1993:87)

Jadi, SWOT adalah sebuah strategi yang mengevaluasi Strengths

(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats

(ancaman) di dalam bisnis.

TOWS

TOWS adalah singkatan dari Threats (ancaman),Opportunities (peluang),

Weaknesses (kelemahan) dan Strengths (kekuatan) kedua mengacu pada hal yang

sama.
12

Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan

untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang

(Opportunities), dan ancaman (Threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi

bisnis. Analisis SWOT memandu untuk mengidentifikasi positif dan negatif di

dalam organisasi atau perusahaan (SW) dan di luar itu dalam lingkungan eksternal

(OT).

“SWOT analysis is a systematic identification of these faktors and the

strategy that reflects the best match between them. It is based on the logic that an

effective strategy maximizes a business’s Strengths and Opportunities but at the

same time minimizes its Weaknesses and Threats.”(John A.P and Richard Braden

Robinson 1988)

“SWOT analysis is the identification of a firm’s Strengths and Weaknesses

and its enviromental Threats and Opportunities.” (Michael A. Hitt et al. 2007)

“SWOT analysis is the comparison of Strengths, Weaknesses,

Opportunities and Treaths is normally referred.” (Charles W. L. Hill and Gareth

R. Jones 2012)

Jadi, analisis SWOT merupakan analisis dari kekuatan dan kelemahan dari

suatu perusahaan atau organisasi serta peluang dan ancaman di lingkungan

eksternalnya. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan

untuk mencapai tujuan tersebut.


13

Analisis TOWS

Analisis TOWS adalah sebuah proses yang mengharuskan manajemen

untuk berpikir kritis operasinya. Analisis TOWS adalah analisis yang

mengutamakan mempelajari dan menginvestigasi peluang faktor eksternal, karena

dianggap bersifat lebih dinamis dan bersaing, setelah itu baru menganalisis faktor

internal. Dengan mengidentifikasi beberapa rencana aksi yang dapat

meningkatkan posisi perusahaan, analisis TOWS memungkinkan manajemen

untuk memilih beberapa strategi yang paling efektif dan memanfaatkan peluang

yang tersedia.

Perbedaan Antara Analisis SWOT dan Analisis TOWS

Analisis SWOT dan analisis TOWS adalah dua analisis yang memiliki

fokus analisis yang berbeda. Berikut adalah perbedaan fokus antara analisis

SWOT dan TOWS:

1. Analisis SWOT lebih menekankan pada faktor kondisi dan

situasi internal, yaitu kekuatan dan kelemahan diri sendiri atau perusahaan

(SW). Setelah itu baru dipelajari dan diperhitungkan faktor eksternal,

ancaman dan kesempatan (OT).

2. Analisis TOWS terlebih dulu mempelajari dan menginvestigasi

peluang beberapa faktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis dan

bersaing. Sesudah mendapatkan informasi eksternal, barulah dilakukan

beberapa penyesuaian sampai perbaikan potensi internal untuk menciptakan

peluang menguntungkan.
14

Persamaan Antara Analisis SWOT dan Analisis TOWS

Di samping memiliki perbedaan, analisis SWOT dan analisis TOWS juga

memiliki persamaan antara lain:

1. Memiliki empat elemen, yaitu Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),

Opportunities (kesempatan), dan Threats (ancaman)

2. Memiliki empat strategi utama yaitu:

a. SO (Aggressive Strategy) yaitu menggunakan kekuatan internal untuk

mengambil kesempatan yang ada di luar.

b. WO (Turn Around) yaitu menggunakan kesempatan eksternal yang ada

untuk memaksimalkan kesempatan yang ada.

c. ST (Diversification Strategy) yaitu menggunakan kekuatan internal untuk

menghindari ancaman yang ada di luar.

d. WT (Turn Around) yaitu meminimalkan kelemahan dan ancaman yang

mungkin ada.

Prinsip Analisis SWOT

Sebuah analisis SWOT adalah alat perencanaan strategis yang melibatkan

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan, atau SWOT. Kekuatan

adalah beberapa hal bisnis yang baik atau kelebihan yang dimiliki oleh

perusahaan, seperti pekerja yang penuh dedikasi, desain produk inovatif atau

lokasi ritel yang baik, sementara kelemahan adalah beberapa hal bisnis yang

buruk atau kekurangan itu. Ancaman atau faktor eksternal yang mungkin

membahayakan bisnis, seperti pesaing dan peraturan pemerintah yang tidak

menguntungkan, sementara peluang adalah faktor eksternal yang mungkin akan


15

menguntungkan perusahaan, termasuk pasar yang belum dimanfaatkan atau

peraturan yang menguntungkan. Setelah membuat daftar kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman, manajer memikirkan cara bisnis dapat memaksimalkan

kekuatan dan menggunakannya untuk mengurangi kelemahan, memanfaatkan

peluang, dan menghindari atau meminimalkan ancaman. Analisis SWOT

menempatkan posisi masa depan dengan modal dasar kekuatan dan kelemahan

yang kemudian digunakan untuk memperkirakan apa saja Opportunities (peluang)

ataupun Threats (ancaman).

Prinsip Analisis TOWS

Sebuah analisis TOWS melibatkan proses dasar yang sama dengan

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagai analisis SWOT, tetapi dengan

analisis TOWS, ancaman dan peluang yang diperiksa pertama sedangkan,

kelemahan dan kekuatan diperiksa terakhir. Setelah membuat daftar ancaman,

oportunistik, kelemahan dan kekuatan, manajer meneliti cara perusahaan dapat

memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman dengan memanfaatkan

kekuatan dan mengatasi kelemahan. Yang pertama dilakukan dalam analisis

SWOT adalah menempatkan posisi masa depan (visi) dengan melihat Threats

ataupun Opportunities hanya sebagai ‘peluang semata’ lalu melihat Weaknesses

dan Strengths kondisi saat ini.

Tujuan Analisis SWOT

Dalam melakukan suatu analisis, pastilah menetapkan tujuan yang akan

dicapai dengan menggunakan analisis yang dipilih, begitu pula dengan analisis

SWOT. Berikut adalah beberapa tujuan dari analisis SWOT:


16

1. Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai input

untuk merancang proses, sehingga proses yang dirancang dapat berjalan

optimal, efektif, dan efisien.

2. Untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk

melakukan sesuatu

3. Mengetahui keuntungan yang dimiliki perusahaan kompetittor

4. Menganalisis prospek perusahaan untuk penjualan, keuntungan, dan

pengembangan produk yang dihasilkan

5. Menyiapkan perusahaan untuk siap dalam menghadapi permasalahan yang

terjadi

6. Menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalam perencanaan

pengembangan di dalam perusahaan.

Tujuan Analisis TOWS

Seperti halnya dengan analisis SWOT, analisis TOWS juga memiliki

beberapa tujuan dalam pelaksanaannya. Berikut ini adalah tujuan dari analisis

TOWS:

1. Untuk memunculkan semua alternatif yang mungkin dijalankan berdasarkan

faktor kunci internal dan eksternal, bukan untuk menentukan strategi yang

terbaik.

2. Untuk memaksimalkan peluang yang tersedia

3. Untuk mengantisipasi segala bentuk tantangan dan menyediakan beberapa

solusi

4. Untuk memastikan kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan


17

Manfaat Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah alat perencanaan strategis yang melibatkan

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan, atau SWOT. Berikut ini

merupakan manfaat analisis SWOT, antara lain:

1. Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan

dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang

sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan ke

masa depan.

2. Untuk menganalisis kesempatan atau peluang dan kekuatan dalam membuat

rencana jangka panjang.

3. Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan

menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.

4. Bisa tahu mengenai keunggulan dan kelemahan diri sendiri dan pesaing kita

maka kita bisa unggul mengalahkan pesaing kita.

Manfaat Analisis TOWS

Analisis TOWS adalah analisis yang mengutamakan mempelajari dan

menginvestigasi peluang faktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis

dan bersaing, setelah itu baru menganalisis faktor internal. Berikut ini merupakan

manfaat analisis TOWS, antara lain:

1. Dapat memperhitungkan dan memanfaatkan dengan baik setiap peluang di

luar untuk peningkatan bisnis.

2. Dapat mengantisipasi segala bentuk tantangan dan menyediakan beberapa

solusi
18

3. Mampu mengantisipasi tantangan dari setiap perubahan eksternal, bahkan

mengubahnya (tantangan) menjadi peluang baru.

B. Analisis Critical Success Factor (CSF)

Rockart (Ward & Peppard, 2001, p209) mendefinisikan CSF sebagai area

tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan, maka

akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah

area kunci dimana sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar. Sehingga

keberhasilan bisnis dapat dicapai dan terus berkembang. Manfaat dari analisis

CSF menurut Ward & Peppard (2002, p209) adalah sebagai berikut :

1. Analisis CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan

manajemen senior dalam mengembangkan strategi sistem informasi. Karena

CSF secara keseluruhan telah berakar pada bisnis dan memberikan komitmen

bagi manajemen puncak dalam menggunakan sistem informasi, yang

diselaraskan dengan pencapaian tujuan perusahaan melalui area bisnis yang

kritis.

2. Analisis CSF menghubungkan proyek SI yang akan diimplementasikan

dengan tujuannya, dengan demikian sistem informasi nantinya akan dapat

direalisasikan agar sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.

3. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisis CSF dapat menjadi

perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang diperlukan oleh

setiap individu.
19

4. Dengan menyediakan suatu hubungan antara dengan kebutuhan informasi,

analisis CSF memegang peranan penting dalam memprioritaskan investasi

modal yang potensial.

5. Analisis CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi pada saat

strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan, dengan

memfokuskan pada masalah-masalah tertentu yang paling kritis.

6. Analisis CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan analisis value

chain dalam mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta memberikan

fokus pada pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan yang paling tepat

untuk dilaksanakan.

2.5.2. Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis

Analisis lingkungan eksternal bisnis merupakan analisis yang dilakukan

terhadap faktor-faktor dari lingkungan eksternal yang mempengaruhi kegiatan

bisnis proses pada organisasi. Analisis terhadap lingkungan eksternal bisnis

digunakan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dari bisnis yang sedang

dijalankan, mengetahui keunggulan kompetisi dan yang akan dihadapi kemudian,

sehingga perusahaan dapat meningkatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan

yang akhirnya akan meningkatkan daya saing. Adapun teknik-teknik yang

digunakan dalam analisis lingkungan eksternal bisnis adalah :

A. Analisis Lingkungan Political, Economic, Social, Technological,

Environmental and Legal (PESTLE)

Menurut Ward & Peppard (2002, p70) Analisis PEST adalah analisis

terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik,


20

ekonomi, social, teknologi, legal, dan lingkungan. PESTLE digunakan untuk

menilai pasar dari suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PESTLE

adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan menilai strategi, arah

perusahaan, rencana pemasaran, atau ide. Dimana analisis ini cukup

mempengaruhi perusahaan, karena melalui analisis ini dapat diambil suatu

peluang atau ancaman baru bagi perusahaan. Faktor-faktor dari lingkungan

biasanya dianggap bersama-sama dalam tahap awal pemikiran strategis, selain

hanya menggunakan PESTLE, pendekatan analisis seperti faktor legal (hukum)

biasanya disertakan dengan faktor-faktor politik dan ecological / environmental

dengan factor-faktor sosial dalam analisis PESTLE standar. Monitoring yang

cermat pada faktor-faktor ini dapat menyebabkan peluang bisnis yang signifikan

dan dapat mengidentifikasi potensi ancaman tepat pada waktunya sehingga dapat

mengambil tindakan untuk mengurangi dampak tersebut.

a). Political

Faktor politik seperti kebijakan pemerintah, hukum yang berlaku, dan

aturan formal atau informal dilingkungan perusahaan, contoh kebijakan pajak dan

peraturan daerah.

b). Economic

Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari

customer dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan, contoh standar

nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi.

c). Social

Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan

dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada.
21

Contoh tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi

lingkungan sosial dan lingkungan kerja.

d). Technological

Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam

menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis perusahaan.

e). Legal

Faktor legal meliputi pengaruh hukum seperti perubahan undang-undang

yang ada atau yang akan datang, contoh lainnya adalah kesehatan dan

keselamatan, arahan pekerjaan, hak asasi manusia, tata kelola perusahaan, dan

tanggung jawab lingkungan.

f). Environmental

Faktor lingkungan dapat digunakan ketika melakukan perencanaan

strategis atau mencoba mempengaruhi keputusan pembeli seperti factor lokasi

geografis.

B. Lima (5) Faktor Persaingan Porter (Porter's Five Forces)

Menurut Ward & Peppard (2002, p95) dalam (Hilda Putri Rizanti, 2013),

persaingan suatu industri tergantung pada lima kekuatan bersaing yang telah

tertuang dalam Lima Kekuatan Bersaing Porter. Faktor-faktor ini berguna untuk

mengembangkan keunggulan atas persaingan industri untuk lebih memahami

dimana perusahaan beroperasi. Ke- 5 faktor tersebut adalah :


22

Gambar 2.3. Five Forces Porter

1) Pesaing Industri (Rivalry)

Biasanya perusahaan berusaha untuk mencapai keunggulan yang

kompetitif terhadap pesaingnya. Intensitas persaingan antar perusahaan bervariasi

di seluruh industri. Dalam mengejar keuntungan lebih dari pada pesaing,

perusahaan memiliki langkah yang kompetitif seperti :

 Perubahan harga, menaikkan atau menurunkan harga untuk mendapatkan

keuntungan sementara.

 Meningkatkan diferensiasi produk, meningkatkan fitur, menerapkan inovasi

pada proses produk itu sendiri.

 Memanfaatkan saluran distribusi, menggunakan saluran distribusi baru pada

industri.

 Memanfaatkan hubungan dengan pemasok.


23

2) Ancaman produk pengganti (Threat of subtitutes)

Pada model Porter, produk pengganti mengacu pada produk di industri

yang lain. Hal ini terjadi ketika suatu produk dipengaruhi oleh perubahan harga

dari produk pengganti. Sebuah produk dipengaruhi oleh produk pengganti sebagai

produk pengganti menjadi lebih tersedia, permintaan menjadi lebih mudah

diupayakan karena pelanggan memiliki banyak alternatif.

3) Kekuatan pembeli (Buyer power)

Kekuatan pembeli adalah dampak pelanggan terhadap industri yang ada

ketika kekuasaan pembeli kuat, dapat digambarkan dimana terdapat banyak

pemasok namun hanya terdapat 1 pembeli, maka pembeli dapat menetapkan

harga.

4) Kekuatan pemasok (Supplier power)

Suatu industri pasti memerlukan bahan baku, tenaga kerja, dan

perlengkapan lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya hubungan antara pembeli-

pemasok antar industri. Jika jumlah pemasok sedikit, maka semakin penting

produk, dan semakin kuat posisi produk tersebut di pangsa pasar.

5) Ancaman pendatang baru (Threat of new entrants and entry barriers)

Hal ini dipengaruhi dari besar kecilnya hambatan yang masuk, yang dapat

menimbulkan ancaman bagi perusahaan dalam suatu industri. Jika industry

meningkat, maka akan banyak perusahaan yang memasuki pasar dan mengambil

keuntungan. Ketika keuntungan menurun maka beberapa perusahaan akan keluar

dari pangsa pasar sehingga dapat mengembalikan keseimbangan. Solusi yang

dapat menjadi strategi untuk mencegah pendatang potensial memasukki pasar,

adalah menjaga harga tetap secara artifisial rendah.


24

2.5.3. Analisis Lingkungan Internal SI/TI

Analisa lingkungan internal SI/TI akan menyediakan informasi yang

menyeluruh tentang SI/TI pada perusahaan, sehingga nantinya dapat sebagai salah

satu masukkan dalam strategi SI/TI. Menurut Ward & Peppard (2002, p198)

analisis lingkungan internal SI/TI terdiri dari :

1) Mengevaluasi portfolio aplikasi saat ini dan aplikasi yang sedang

dikembangkan untuk mengetahui kontribusinya terhadap proses bisnis.

2) Evaluasi yang sama dari sumber daya informasi yang ada.

3) Evaluasi dari infrastruktur yang ada, layanan teknologi informasi dan sumber

daya melalui pendekatan teknologi.

Menurut Ward & Peppard (2002, p42), portfolio aplikasi menampilkan

sebuah analisis dari keseluruhan aplikasi perusahaan, baik yang ada saat ini,

potensial ataupun yang masih direncanakan.

A. Teori Klasifikasi Masalah

Teori klasifikasi masalah merupakan teori yang diperuntukan untuk

mengklasifikasi atau membagi masalah yang dihadapi oleh perusahaan sehingga

mudah untuk dianalisa lebih lanjut. James Wetherbe mengembangkan sebuah

framework yang bernama PIECES Framework yang berisi katagori-katagori

untuk mengklasifikasikan masalah dan membuat pemecahan masalah tersebut,

terdapat 6 katagori dalam framework ini diantaranya :

P : Performance, keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan

performa/performance.
25

I : Information, keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan Informasi

dan Data.

E : Economics, keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan Economics,

mengontrol biaya pengeluaran atau keuntungan yang masuk.

C : Control, keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan control atau

keamanan.

E : Efficiency, keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan effisiensi dari

manusia serta prosessnya.

S : Service keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan servis kepada

kostumer, supplier, partner serta yang lainnya.

Analisis PIECES framework

Untuk menentukan suatu sistem itu layak atau tidak maka diperlukan

analisis yang terdiri dari enam aspek yang biasa dikenal dengan analisis PIECES

sesuai gambar 2.1. dibawah, yaitu kinerja (performance), informasi (information),

ekonomi (economic), pengendalian (control), efisiensi (efficiency), pelayanan

(service).
26

Gambar 2.4. PIECES Framework for problem Identification


(Sumber: Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin Dittman, 2004, p94)

Kinerja (performance)

Kinerja adalah prilaku di setiap kegiatan atau aktifitas di dalam sistem.

Analisis kinerja dimaksudkan untuk mendatangkan peningkatan terhadap kinerja

(hasil kinerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif.

Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time:

 Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat

tertentu.

 Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi

atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi

pekerjaan tersebut.
27

Informasi (information)

Peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan sesuai kebutuhan

perusahaan pada tiap bagian.

Ekonomis (economy)

Sistem ini nantinya akan memiliki nilai ekonomi dalam proses penyusunan

keuangan sehingga dapat memberikan manfaat sesuai dengan biaya yang

dikeluarkan dan meminimalisir dana yang dibutuhkan.

Pengendalian (control)

Kontrol terhadap informasi lebih mudah karena publikasi yang dilakukan

lewat website dikelola oleh bagian administrator, sehingga kesalahan informasi

langsung dapat diperbaiki.

Efisien (efficiency)

Sumber daya manusia yang dipakai lebih sedikit, karena marketing hanya

memerlukan beberapa orang saja.

2.5.4. Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI

Analisis lingkungan eksternal SI/TI bertujuan untuk memperoleh

pandangan pada perkembangan teknologi dan kesempatan untuk menggunakan

SI/TI dengan cara yang inovatif. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan

pemahaman tentang keadaan dan tren SI/TI diluar lingkungan perusahaan yang

akan memberikan pengaruh bagi perusahaan seperti pesaing, pemasok, atau


28

perusahaan - perusahaan lain yang memiliki hubungan dan mempengaruhi bisnis

perusahaan. Salah satu aspek dari analisis ini adalah untuk dapat mengkategorikan

elemen-elemen yang potensial dan berharga dari teknologi untuk dapat dievaluasi

dan dimanfaatkan oleh perusahaan. Inti dari analisis ini adalah untuk dapat

menyediakan informasi yang menyeluruh tentang lingkungan eksternal SI/TI

untuk digunakan sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan

strategi SI/TI (Ward & Peppard, 2002).

2.6. High Availability

Availability adalah proses mengoptimalkan kesiapan sistem dengan akurat

mengukur, menganalisis, dan mengurangi pemadaman untuk sistem-sistem.

Ada beberapa istilah lain dan ekspresi terkait erat dengan high availability ini

termasuk uptime, downtime, respons yang lambat, dan ketersediaan yang tinggi

(Schiesser, 2010). Berikut adalah element untuk 7 High Availabilty tersebut:

A. Redundancy

Hubungannya dengan double double, misal power listrik 2line (pln/genset)

jadi kalau 1mati, masih ada 1lg buat backup, ISP internet, lan card, dll.

B. Reputation

Hubungannya dengan pimilihan merk/brand, contoh : TPLink vs CISCO

mana sih yg lebih terpercaya & kompeten dalam skala enterprise.

C. Reliability

Hubungan nya dengan SLA (Service Level Agreement) standar service

yang di berikan ke customer, misal uptime 99% atau 100% garansi uang kembali

dll.
29

D. Repairabillity

Hubungannya dengan seberapa mudah & biaya untuk

perbaikan/maintenance (misal server) ada hal yang jika rusak tidak bisa diperbaiki

(harus beli baru)

E. Recoverability

Hubungannya dengan jika terjadi musibah & terkena beberapa aset,

seberapa waktu yang diperlukan agar bisnis dapat terus berjalan.

F. Responsiveness

Hubungannya dengan seberapa cepat dapat memberikan feedback ke

customer jika terjadi masalah (misal : waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan masalah double book).

G. Robustness

Hubungannya dengan seberapa mampu/gayang kah bisnis dalam

menghadapi terpaan diluar wajar (misal jika ada lonjakan book disaat liburan).

2.7. UML (Unified Modeling Language)

The Unified Modelling Language (UML) adalah langkah awal yang baik

untuk dijadikan standard modeling sistem dalam suatu organisasi, karena UML

mendefinisikan notasi dan semantik secara umum yang berorientasi objek.

(Ambler, 2005: 1)
30

2.7.1. Use Case Diagram

Use case adalah diagram UML yang memperlihatkan hubungan diantara

aktor dan use case yang berjalan pada sistem, Use case seringkali digunakan

untuk:

 Memperlihatkan keseluruhan bagian dari kebutuhan sebuah sistem dalam

bentuk model yang esensial.

 Mengkomunikasikan lingkup pembangunan sebuah proyek.

 Untuk memodelkan sebuah analisis dari kebutuhan sebuah sistem dalam

bentuk use-case model.

Sebuah use case mendeskripsikan urutan – urutan aksi yang menghasilkan

hasil yang terukur untuk sang Aktor dan untuk mencapai hal tersebut, use case

memiliki pedoman tersendiri dalam pengerjaannya, yakni:

1. Gunakan kalimat yang tegas dan jelas

Penggunaan kalimat pada use case yang baik adalah dengan menggunakan

kalimat yang jelas dan tidak menggantung, seperti: “Proses”, kata proses

sebaiknya dilengkapi dengan keterangan yang lebih jelas; misal: “Proses

penukaran uang”, sehingga tidak ada kesalahpahaman komunikasi oleh pihak –

pihak yang berkepentingan.

2. Penamaan use case menggunakan Domain Terminology

Nama use case harus dapat menyampainkan makna daripada use case itu

sendiri kepada pihak – pihak yang berkepentingan pada proyek anda.


31

3. Mengaplikasikan konsiderasi waktu secara tidak langsung dengan

menyusun use case secara berurutan.

Walaupun diagram tidak mengharuskan untuk memperlihatkan konsiderasi

waktu, namun lebih baik use case kita memperlihatkannya dalam diagram secara

tersusun pada use casenya. (Ambler, 2005: 15 - 33)

2.7.2. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) merupakan diagram yang mengunakan notasi-

notasi atau simbol-simbol untuk mengambarkan sistem jaringan kerja antar

fungsi-fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan

data (Adi Nugroho, 2011).

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada

atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa

mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau

dimana data tersebut akan disimpan. Salah satu keuntungan menggunakan

diagram aliran data adalah memudahkan pemakai (user) yang kurang

menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan.

DFD terdiri dari diagram konteks (context diagram) dan diagram rinci (level

diagram). Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses

dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks

merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke

sistem atau output dari sistem. Dalam diagram konteks biasanya hanya ada satu

proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks. Diagram rinci adalah

diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram level di atasnya.
32

Komponen DFD

Adapun komponen-komponen dalam DFD adalah sebagai berikut :

Menurut Yourdan dan DeMarco:

Menurut Gene dan Serson:

A. Entitas Eksternal (External Entity)

Entitas Eksternal (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa

orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya

yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

B. Aliran data

Aliran data mengalir diantara proses (process), simpanan data (data

store) dan kesatuan luar (External entity). Aliran data ini menunjukkan arus

dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

C. Proses

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin

atau komputer dari hasil suatu aliran data yang masuk ke dalam proses

untuk dihasilkan aliran data yang akan keluar dari proses.

D. Penyimpan Data (Data Store)


33

Penyimpan data (data store) merupakan penyimpan data yang dapat

berupa:

o Suatu file atau basis data di sistem komputer.

o Suatu arsip atau catatan manual.

o Suatu tabel acuan manual.

o Suatu agenda atau buku.

2.8. PHP (Personal Home Page)

PHP adalah akronim dari Hypertext Preprocessor, yaitu suatu bahasa

pemrograman berbasiskan kode – kode (script) yang digunakan untuk mengelola

suatu data dan mengirimkannya kembali ke web browser menjadi kode HTML

(Oktavian, 2010: 31).

PHP merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web bersifat server-

side scripting. PHP memungkinkan anda untuk membuat halaman web yang

bersifat dinamis. PHP dapat dijalankan pada berbagai macam sistem operasi

misalnya: Windows, Linux dan Mac OS. Selain Apache, PHP juga mendukung

beberapa web server lain, misalnya Microsoft IIS, Caudium, PWS, dan lain – lain.

(Ramadhan, 2006: 3).

PHP adalah sebuah bahasa pemrograman scripting untuk membuat

halaman web yang dinamis. Walaupun dikenal sebagai bahasa untuk membuat

halaman web, tapi PHP sebenarnya juga digunakan untuk membuat aplikasi

command line dan juga GUI. (Zaki, 2008: 2)

Berdasar teori – teori yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa PHP

adalah Hypertext Preprocessor, bahasa pemrograman berbasis kode – kode untuk


34

membuat halaman web yang dinamis dan berfungsi pada berbagai macam sistem

operasi, dan mendukung beberapa web server. Disamping itu PHP juga dapat

digunakan untuk membuat aplikasi command line dan juga GUI.

2.9. Metode Waterfall

Menurut Pressman (2015:42), model waterfall adalah model klasik yang bersifat

sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama model ini sebenarnya

adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut juga dengan “classic

life cycle”atau metode waterfall. Model ini termasuk ke dalam model generic

pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston

Royce sekitar tahun 1970sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model

yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering (SE). Model ini

melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall

karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap

sebelumnya dan berjalan berurutan.

Fase-fase dalam Waterfall model menurut referensi Pressman:

Gambar 2.5 Waterfall Pressman (Pressman, 2015:42)

A. Communication (Project Initiation & Requirements Gathering)

Sebelum memulai pekerjaan yang bersifat teknis, sangat diperlukan adanya

komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai tujuan yang ingin

dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah inisialisasi proyek, seperti


35

menganalisis permasalahan yang dihadapi dan mengumpulkan data-data yang

diperlukan, serta membantu mendefinisikan fitur dan fungsi software.

Pengumpulan data-data tambahan bisa juga diambil dari jurnal, artikel, dan

internet.

B. Planning (Estimating, Scheduling, Tracking)

Tahap berikutnya adalah tahapan perencanaan yang menjelaskan tentang estimasi

tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko-resiko yang dapat terjadi, sumber

daya yang diperlukan dalam membuat sistem, produk kerja yang ingin

dihasilkan,penjadwalan kerja yang akan dilaksanakan, dan tracking proses

pengerjaan sistem.

C. Modeling (Analysis & Design)

Tahapan ini adalah tahap perancangan dan permodelanarsitektur sistem yang

berfokus pada perancangan struktur data, arsitektur software, tampilan interface,

dan algoritma program. Tujuannya untuk lebih memahami gambaran besar dari

apa yang akan dikerjakan.

D. Construction (Code & Test)

Tahapan Construction ini merupakan proses penerjemahan bentuk desain menjadi

kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah pengkodean

selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga kode yang sudah dibuat.

Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi untuk nantinya

diperbaiki.
36

E. Deployment (Delivery, Support, Feedback)

Tahapan Deployment merupakan tahapan implementasi software ke customer,

pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software, evaluasi software, dan

pengembangan software berdasarkan umpan balik yang diberikan agar sistem

dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai dengan fungsinya. (Pressman,

2015:17).

Kapan sebaiknya metode waterfall digunakan? Ada teori-teori yang

menyimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Ketika semua persyaratan yang diajukan sudah dipahami dengan baik pada

awal pengembangan program

2. Definisi produk bersifat stabil dan tidak ada perubahan yang dilakukan

saat pengembangan untuk alasan apapun. Oleh karena itu, teknologi yang

digunakan juga harus sudah dipahami dengan baik.

3. Menghasilkan produk baru, atau produk dengan versi baru. Sebenarnya,

jika menghasilkan produk dengan versi baru maka itu sudah termasuk

incremental development, yang setiap tahapannya sama dengan metode

waterfallkemudian diulang-ulang.

4. Port-ing produk yang sudah ada ke dalam platform baru.

Dengan demikian, metode Waterfall dianggap pendekatan yang lebih

cocok digunakan untuk proyek pembuatan sistem baru dan juga pengembangan

software dengan tingkat resiko yang kecil serta waktu pengembangan yang cukup

lama. Tetapi salah satu kelemahan paling mendasar adalah menyamakan


37

pengembangan hardware dan software dengan meniadakan perubahan saat

pengembangan. Padahal, error diketahui saat software dijalankan, dan perubahan-

perubahan akan sering terjadi.

Keuntungan menggunakan metode waterfall adalah prosesnya lebih

terstruktur, hal ini membuat kualitas software baik dan tetap terjaga. Dari sisi user

juga lebih menguntungkan, karena dapat merencanakan dan menyiapkan

kebutuhan data dan proses yang diperlukan sejak awal. Penjadwalan juga menjadi

lebih menentu, karena jadwal setiap proses dapat ditentukan secara pasti.

Sehingga dapat dilihat jelas target penyelesaian pengembangan program. Dengan

adanya urutan yang pasti, dapat dilihat pula perkembangan untuk setiap tahap

secara pasti. Dari sisi lain, model ini merupakan jenis model yang bersifat

dokumen lengkap sehingga proses pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah.

Kelemahan menggunakan metode waterfall adalah bersifat kaku, sehingga

sulit melakukan perubahan di tengah proses. Jika terdapat kekurangan

proses/prosedur dari tahap sebelumnya, maka tahapan pengembangan harus

dilakukan mulai dari awal lagi. Hal ini akan memakan waktu yang lebih lama.

Karena jika proses sebelumnya belum selesai sampai akhir, maka proses

selanjutnya juga tidak dapat berjalan. Oleh karena itu, jika terdapat kekurangan

dalam permintaan usermaka proses pengembangan harus dimulai kembali dari

awal. Karena itu, dapat dikatakan proses pengembangan software dengan metode

waterfall bersifat lambat.

Kelemahan lainnya menggunakan metode waterfall adalah membutuhkan

daftar kebutuhan yang lengkap sejak awal. Tetapi, biasanya jarang sekali

customer yang dapat memenuhi itu. Untuk menghindari pengulangan tahap dari
38

awal, userharus memberikan seluruh prosedur, data, dan laporan yang diinginkan

mulai dari tahap awal pengembangan. Tetapi pada banyak kondisi, user sering

melakukan permintaan di tahap pertengahan pengembangan sistem. Dengan

metode ini, maka development harus dilakukan mulai lagi dari tahap awal. Karena

development disesuaikan dengan desain hasil user pada saat tahap pengembangan

awal. Di sisi lain, user tidak dapat mencoba sistem sebelum sistem benar-benar

selesai. Selain itu, kinerja personil menjadi kurang optimal karena terdapat proses

menunggu suatu tahap selesai terlebih dahulu.

Oleh karena itu, seringkali diperlukan personil yang “multi-skilled” sehingga

minimal dapat membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya. (Pressman,

2015:42-43).

Anda mungkin juga menyukai