2. Teori sistem
Teori sistem sosial merupakan suatu cara pendekatan sosiologi yang
memandang setiap fenomena mempunyai berbagai komponen saling
berinteraksi satu sama lain agar dapat bertahan hidup. Teori sistem sebagai
paradigma fakta sosial, berkaitan dengan nilai-nilai, institusi sosial yang
mengatur dan menyelenggarakan eksistensi kehidupan bermasyarakat.
Sistem sendiri merupakan suatu kesatuan dari elemen-elemen fungsi yang
beragam, saling berhubungan dan membentuk pola yang mapan. Hubungan
antara elemen-elemen sosial tersebut adalah timbal-balik.
Kehidupan sosial masyarakat sebagai sistem sosial harus dilihat sebagai
suatu keseluruhan atau totalitas dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang
saling berhubungan satu sama lain, saling tergantung dan berada dalam satu
kesatuan.
Menurut Ritzer, metode yang digunakan dalam teori sistem adalah metode
kuisioner, jenis penelitian kuantitatif. Tokoh-tokoh teori sistem; Herbert Spencer,
Talcott Parsons, Nikklas Luhman, Kenneth Bailey, Walter Buckley,
Menurut Buckley, ada beberapa manfaat menggunakan teori sistem, yakni: dapat
diterapkan pada semua ilmu perilaku dan ilmu sosial, memiliki beragam level
yang dapat diterapkan pada semua skala terbesar sampai skala terkecil atau
paling objektif sampai paling subjektif, membahas beragam hubungan antar
aspek sosial, tidak parsial, keseluruhan aspek dipandang dalam konteks proses
khususnya terkait dengan jaringan informasi dan komunikasi, bersifat integratif.
Buckley memperkenalkan tiga jenis sistem, yaitu: sistem sosial budaya, sistem
mekanis dan sistem organis. Sistem mekanis, kesalingketerkaitan antar bagian
didasarkan pada transfer energi. Sementara dalam sistem organis
kesalingketerkaitan antar bagian lebih didasarkan pada pertukaran informasi
ketimbang pertukaran energi. Sistem sosial budaya, kesalingketerkaitan lebih
didasarkan pada pertukaran informasi.