Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH JUS BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.

) TERHADAP
PROFIL FARMAKOKINETIK PARASETAMOL TIKUS PUTIH JANTAN
(Rattus norvegicus) GALUR WISTAR

Emy OKTAVIANI, Mohamad ANDRIE, Bambang WIJIANTO


Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak
mohamadandrie@yahoo.com

ABSTRACT
Drug interaction happens when drugs is given together with foods. This research was aimed to
observe the effect of mangosteen juice to the paracetamol pharmacokinetic profile in Wistar
male white rats. The study used Wistar rats weight of 200-350g. The animals were divided into
three groups with the total of the male rats are 15. Group I (paracetamol) was given a single oral
paracetamol 9 mg/200gBW. Group II (treatment 1) was given a single oral paracetamol 9
mg/200gBW together with mangosteen juice 2,88 g/200gBW. Group III(treatment 2) was given
a single oral paracetamol 9 mg/200gBW together with mangosteen juice 0,66 g/200gBW. The
serial blood was collected from tail vein for 9 hours and was analyzed using spectrophotometer
UV for unchanged paracetamol. The pharmacokinetic parameters of paracetamol were calculated
by recidual method and were analyzed by One Way ANOVA using 95% confidence interval. The
difference between groups were analyzed using Post Hoc LSD-test. The results showed that the
group II(paracetamol-mangosteen 1) and group III(paracetamol-mangosteen 2) increased of ka,
Cpmaks, tmaks, t½ab, ke, t½el, CL, AUC and decreased of ka, ke, and CL. The research showed
that mangosteen juice doses 2 give higher decreased metabolism and decreased elimination of
paracetamol in rat.
Key words : Mangosteen fruit, Pharmacokinetics, Paracetamol, Drug interaction

PENDAHULUAN ekskreta sebagai fungsi waktu, yang

Keberhasilan suatu pengobatan harus kemudian dapat digunakan untuk

didukung dengan pengobatan yang rasional. meramalkan efek farmakologi, terapi atau

Pengobatan yang tidak rasional dapat efek toksik suatu obat (senyawa kimia) (1).

menyebabkan efek teurapetik suatu obat Interaksi obat atau lebih dikenal dengan
tidak tercapai. Penggunaan yang rasional istilah drug interaction, merupakan interaksi
harus didukung pula dengan tingkat yang terjadi antara obat yang dikonsumsi
pengetahuan dari pasien khususnya secara bersamaan dengan obat, makanan
mengenai obat dan pemakaiannya. bahkan minuman. Dampak dari interaksi
Farmakokinetik merupakan cabang ilmu obat ini dapat merugikan yaitu penurunan
farmakologi yang dapat menerangkan nasib efektivitas obat atau bahkan menguntungkan
obat di dalam tubuh, berupa perubahan yaitu peningkatan efektivitas obat. Manggis
kadar obat di dalam darah, jaringan atau

527
merupakan salah satu buah yang digemari profil dari suatu obat akibat dari pengaruh
oleh masyarakat Indonesia. Tanaman suatu minuman, perlu diketahui terlebih
manggis berasal dari hutan tropis yang teduh dahulu kadar obat utuh dalam darah baik
di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan dalam bentuk tunggal maupun bersamaan
Indonesia dan atau Malaysia. Salah satu dengan minuman.
kandungan kimia kulit manggis adalah
xanton (2). METODOLOGI
Alat
Senyawa turunan xanton yang terdapat
Batang pengaduk dan sendok tanduk,
pada buah manggis adalah alfa, beta dan
beaker glass 50 mL dan 100 mL, corong
gamma mangostin. Menurut hasil penelitian
kaca, erlenmeyer 100 mL, holder tikus,
Suksamrarn dkk (2006) menunjukkan bahwa
jarum suntik sekali pakai ukuran 3 cc
hasil isolasi senyawa xanton dari daging
(Terumo®), kaca arloji, labu takar 100 mL,
buah manggis utuh terdapat senyawa xanton
kandang hewan uji, lemari pembeku
berupa alfa, beta dan gamma mangostin.
(freezer), micropipet 100 dan 1000 mL
Menurut hasil penelitian Foti dkk (2009)
(Hamilton), neraca analitik (listrik), neraca
menyatakan bahwa alfa mangostin ini
hewan, oven (Memmert), pencampur (vortex
memiliki efek sebagai penghambat enzim
mixer), pemusing (sentrifuge), pipet tetes,
sitokrom P450 yang dapat mempengaruhi
pipet ukur berbagai ukuran, pisau cukur
nilai AUC dan Cpmaks dari parasetamol. Efek
(gilette), plester, skapel atau pisau bedah,
penghambatan ini menyebabkan nilai AUC
rolling mixer, Spektrofotometer UV-Visible
dan Cpmaks parasetamol meningkat 2-3 kali
2450 (Simadzu), spuit oral 10 ml, tabung
lipat.
darah beserta anti koagulan EDTA 3 mL,
Parasetamol merupakan obat yang
tabung reaksi 3 mL dan 10 mL dan rak
sering menyebabkan interaksi ketika
tabung reaksi.
digunakan bersamaan dengan suatu
Bahan
makanan atau minuman. Penggunaan
Aluminium foil, aquadest, etil asetat
parasetamol dengan suatu minuman dapat
p.a (Merck®), kertas saring, metanol p.a
dilihat pengaruhnya dari profil
(Merck®), parasetamol baku (Brataco®),
farmakokinetik parasetamol yang dihasilkan
parasetamol generik, jus buah manggis
ketika parasetamol diberikan bersamaan
(Garcinia mangostana L.).
dengan suatu minuman. Untuk mengetahui

528
Hewan uji dengan berat badan berkisar antara 200-350
Hewan digunakan dalam penelitian ini g.
adalah tikus putih jantan galur Wistar
Tabel 1. Kelompok Perlakuan
No. Kelompok hewan uji Perlakuan
1. Kontrol Positif Parasetamol
2. Perlakuan I Dosis I + Parasetamol
3. Perlakuan II Dosis II + Parasetamol

Pengambilan dan Pengolahan Sampel Tikus putih jantan wistar dengan berat
Sampel yang digunakan pada badan 200-350 g. dipuasakan selama 12 jam
penelitian ini berasal dari Desa Pal 9 sebelum diberi perlakuan.
Kelurahan Pal 9 Kabupaten Kubu Raya Pengambilan Sampel Darah
Provinsi Kalimantan Barat. Buah manggis Penelitian diawali dengan
yang diambil yaitu buah manggis yang memuasakan hewan uji pada malam hari
memiliki usia panen 110 hari sejak bunga selama 10-12 jam. Sampel darah diambil
mekar, waktu panen pada musim hujan selama 9 jam dari pukul 08.00 hingga pukul
dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun, 17.00. sampel darah diambil pada hari yang
tanaman manggis yang berusia 10 tahun, berbeda-beda pada masing-masing
kulit buah manggis yang berwarna ungu kelompok. Pengambilan sampel darah
kemerahan dan kulit buah manggis dilakukan melalui vena ekor tikus dengan
bertekstur lembut. menggunakan Kateter Intravena.
Perhitungan Dosis Jus Buah Manggis Pengambilan sampel dilakukan pada menit
Penelitian ini menggunakan dua ke-0, 5, 10, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150,
peringkat dosis, yaitu dosis 1 yang terdiri 180, 240, 300, 360, 420,dan 540.
dari 5 buah manggis dan dosis 2 yang terdiri
dari 10 buah manggis. Dosis dari jus buah Penetapan Kadar Parasetamol dengan
manggis yang dihasilkan dikonversikan dari Metode Spektrofotometri UV
manusia ke tikus. Darah yang sudah diambil,
Pengujian Jus Buah Manggis (Garcinia ditempatkan dalam tabung darah 3 mL dan
mangostana L.) terhadap Profil diputar dalam alat pencampur “Roller
Farmakokinetik Parasetamol Mixer” selama 10 menit. Kemudian diambil
darah sebanyak 0,25 mL dan dimasukkan ke

529
dalam tabung reaksi. Tambahkan TCA 0,25 “Roller Mixer” selama 10 menit. Kemudian
mL, divortex selama 5 menit dan dicampur dengan larutan seri kadar 10
disentrifuse dengan kecepatan 2500 rpm μg/ml sebanyak 1 mL dan tambahkan TCA
selama 5 menit. Lapisan bening dipindahkan 0,25 mL. Selanjutnya divortex selama 5
ke dalam tabung lain dan di tambahkan etil menit kemudian di sentrifugasi dengan
asetat 2 mL. Setelah itu campuran di vortex kecepatan 2500 rpm selama 5 menit.
selama 5 menit kemudian di sentrifugasi Lapisan bening dipindahkan ke dalam
dengan kecepatan 2500 rpm selama 5 menit. tabung lain dan di tambahkan etil asetat 2
Pisahkan lapisan etil asetat (lapisan atas) ke mL. Setelah itu campuran di vortex selama 5
tabung lain. Lapisan tersebut diuapkan menit kemudian di sentrifugasi dengan
dalam oven (Memmert) pada suhu 450C. kecepatan 2500 rpm selama 5 menit dan
Selanjutnya sampel diuji dengan pisahkan lapisan etil asetat (lapisan atas) ke
spektrofotometer UV. tabung lain. Lapisan tersebut diuapkan
Perhitungan Parameter Farmakokinetik dalam oven pada suhu 650C. Berdasarkan
Parasetamol dalam Darah persamaan garis dari kurva baku yang telah
Parameter farmakokinetika yang dibuat, ditentukan kadar masing-masing.
dihitung yaitu tetapan laju absorpsi (ka), Dihitung akurasi dan presisinya.
plasma puncak (Cpmaks), konsentrasi plasma Penentuan LOD dan LOQ
puncak (tmaks), waktu paro absorpsi (t½ab), Penentuan LOD dan LOQ dilakukan
tetapan laju eliminasi (ke), waktu paro dengan mengukur blanko. Pada analisis
eliminasi (t½el), klirens (CL), dan Area instrumen batas deteksi dapat dihitung
Under Curve (AUC). Parameter dengan mengukur respon baku pembanding
farmakokinetika dihitung dengan beberapa kali (3 kali replikasi ) lalu dihitung
menggunakan metode residual kemudian simpangan baku respon bangku
hasilnya dianalisa dengan One Way pembanding.
ANOVA dengan derajat kepercayaan 95% Pembuatan Kurva Baku
(p<0,05) dilanjutkan dengan uji Post Hoc Kurva baku dibuat dari parasetamol
LSD. baku (Brataco®) dengan seri kadar 2
Penentuan Akurasi dan Presisi µg/mL, 4 µg/mL, 6 µg/mL, 8 µg/mL,
Diambil darah hewan uji sebanyak dan10µg/mL.
0,25 mL dan diputar dalam alat pencampur

530
HASIL DAN PEMBAHASAN ke-60 dan mencapai kadar puncak pada
Pengambilan dan Pengolahan Sampel menit ke-90. Setelah mencapai kadar
Sampel yang digunakan pada puncak, kadar obat dalam darah mengalami
penelitian ini berasal dari Desa Pal 9 penurunan dari menit ke-120 hingga menit
Kelurahan Pal 9 Kabupaten Kubu Raya ke-420. Kadar obat dalam darah pada
Provinsi Kalimantan Barat. Sampel yang kelompok parasetamol menggambarkan
telah diambil kemudian akan diolah menjadi profil farmakokinetik yang linear. Terbukti
bentuk jus buah manggis. dengan adanya peningkatan dan penurunan
Pembuatan Jus Manggis pada menit-menit tertentu.
Pembuatan jus dilakukan dengan Sedangkan untuk profil
menggunakan blender dengan kecepatan farmakokinetik kelompok perlakuan 1
15.000-20.000 rpm. Pembuatan jus buah (parasetamol-manggis1) memperlihatkan
manggis ini tidak menggunakan tambahan adanya peningkatan dibandingkan dengan
air karena daging buah manggis tersebut kelompok parasetamol. Namun, waktu
telah banyak mengandung air. Sebelum puncak yang dihasilkan sama dengan
daging buah tersebut dijus, terlebih dahulu kelompok parasetamol yaitu 90 menit
ditimbang berapa berat awal dari buah dengan kadar puncak ketiga hewan uji lebih
manggis tanpa kulit. Berat daging buah dari tinggi dibandingkan dengan kelompok
5 buah manggis adalah 55,08 g. Sedangkan parasetamol. Hal yang sama terjadi pula
berat jus yang dihasilkan yaitu 36,72 g. pada kelompok perlakuan 2 (parasetamol-
Berat daging buah dari 10 buah manggis manggis. Kadar obat dalam darah pada
adalah 181,94 g. Sedangkan berat jus yang kelompok perlakuan 2 (parasetamol-
dihasilkan yaitu 160,43 g. manggis 2) menunjukkan adanya perbedaan
Pembuatan Profil Farmakokinetika dibandingkan dengan kelompok parasetamol
Kadar obat dalam darah pada dan kelompok perlakuan 1 yang terjadi pada
kelompok parasetamol menunjukkan ketiga hewan uji.
peningkatan dari menit ke-0 hingga menit

531
8
6

Kadar Obat Dalam


Darah (µg/mL)
4 t vs Cp Tikus 1

2 t vs Cp Tikus 2

0 t vs Cp Tikus 3
0 200 400 600

Waktu (menit)

Gambar 1. Kurva Perbandingan Kadar Obat dalam Darah Kelompok Parasetamol Antar Hewan Uji.

15
Kadar Obat Dalam
Darah (µg/mL)

10
t vs Cp Tikus 1
5
t vs Cp Tikus 2
0
t vs Cp Tikus 3
0 200 400 600
Waktu (menit)

Gambar 2. Kurva Perbandingan Kadar Obat Dalam Darah Perlakuan 1 (Parasetamol-Manggis 1) Antar Hewan Uji

15
Kadar Obat Dalam

10
Darah (µg/mL)

t vs Cp Tikus 1
5
t vs Cp Tikus 2
0 t vs Cp Tikus 3
0 200 400 600
Waktu (menit)

Gambar 3. Kurva Perbandingan Kadar Parasetamol Dalam Darah Perlakuan 2 (Parasetamol-Manggis 2) Antar Hewan
Uji.

Perhitungan Parameter Farmakokinetik Parameter Farmakokinetik dapat dilihat pada


Parasetamol dalam Darah. Tabel 2.
Parameter farmakokinetik ini dihitung
dengan menggunakan metode residual.

532
Tabel 2. Parameter Farmakokinetik
Hewan Cp maks
Kelompok Uji ka (/menit) tmaks (menit) (µg/mL) t½ab (menit)
PCT 1 0,02733 86,58115 4,90034 25,35061
2 0,0365 63,86237 5,74568 18,98498
3 0,03134 74,49122 5,69051 22,10961
PCT+JUS 1 1 0,02579 97,10704 10,98796 26,86713
2 0,02556 99,16729 10,72492 27,10918
3 0,02609 96,09696 10,96409 26,55886
PCT+JUS 2 1 0,02763 100,8706 14,23264 25,07599
2 0,02286 122,99733 13,84025 30,30331
3 0,02326 120,85318 13,84142 29,79325
Hewan ke CL AUC
Kelompok Uji (/menit) t½el (menit) (L/menit) (µgmenit/L)
1 0,00342 202,33857 7,62377 255,39387
2 0,00353 196,2729 7,85938 255,8267
PCT 3 0,0036 192,4161 8,01691 245,7525
1 0,02516 275,3586 5,60208 358,5735
2 0,00235 294,8382 5,23196 386,3333
PCT+JUS 1 3 0,00249 277,594 5,55697 362,244
1 0,00129 534,0998 2,88819 734,5222
2 0,00126 549,5103 2,80719 749,2165
PCT+JUS 2 3 0,00126 548,7087 2,81129 748,7957

Hasil Analisis SPSS dengan Uji One Way signifikan nilai parameter antar kelompok
ANOVA perlakuan.
Dari hasil uji ANOVA terlihat bahwa Hasil Analisis SPSS Menggunakan Uji
keenam parameter farmakokinetik (ke, t½el, Post Hoc
t½ab, Cpmaks, tmaks, dan AUC) memiliki nilai Berdasarkan uji Post Hoc LSD
signifikan lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) menunjukkan penurunan kecepatan
terkecuali parameter kecepatan absorpsi eliminasi (ke) secara signifikan untuk
(ka). Parameter yang memiliki nilai perlakuan 1 (parasetamol-manggis dosis 1
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dan perlakuan 2 (parasetamol-manggis dosis
menunjukkan adanya perbedaan yang 2). Perlakuan 2 (parasetamol-manggis dosis
signifikan nilai parameter antar kelompok 2) memberikan penurunan lebih kuat
perlakuan. Sedangkan untuk 0,05 (p>0,05) dibandingkan dengan perlakuan 1
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang (parasetamol-manggis dosis 1). Penurunan
533
kecepatan eliminasi menyebabkan perlakuan 2 (parasetamol-manggis dosis 2).
peningkatan waktu paro eliminasi (t½el). Penurunan kecepatan absorpsi
Hal ini terjadi diduga adanya interaksi pada menyebabkan peningkatan waktu paro
proses distribusi dan eliminasi. afinitas yang absorpsi. namun, peningkatan kecepatan
tinggi dari senyawa xanton terhadap absorpsi menunjukkan hasil yang signifikan
glukuronat dan sulfat. Sehingga, dibutuhkan untuk kelompok perlakuan 2. Penurunan
zat glukuronat dan sulfat dalam jumlah yang kecepatan absorpsi (ka) diduga disebabkan
banyak yang sesuai dengan jumlah adanya interaksi pada proses absorpsi.
parasetamol bebas agar proses ekskresi Adanya pemberian jus buah manggis
parasetamol tetap optimal. Akibat adanya bersamaan dengan parasetamol diduga
senyawa xanton yang diduga memiliki menyebabkan kecepatan pengosongan
afinitas yang tinggi terhadap glukuronat dan lambung menjadi lebih lama. Sehingga
sulfat, menyebabkan xanton yang terdapat di parasetamol lebih lama diabsorpsi. Hal ini
dalam jus buah manggis lebih mudah mengakibatkan obat lebih lama terdistribusi
diekskresikan dan dalam waktu yang sehingga waktu tinggal obat untuk
singkat. Xanton dan parasetamol yang diabsorpsi menjadi meningkat yang
diberikan bersama berkompetisi untuk ditunjukkan oleh meningkatnya waktu paro
berikatan dengan glukuronat dan sulfat absorpsi (t½ab).
untuk kemudian di ekskresikan. Afinitas Berdasarkan uji Post Hoc LSD
yang rendah dari parasetamol terhadap menunjukkan peningkatan kadar puncak
glukuronat dan sulfat menyebabkan (Cpmaks) secara signifikan untuk perlakuan 1
parasetamol lebih lama berada di dalam (parasetamol-manggis dosis 1) dan
tubuh sehingga menyebabkan kecepatan perlakuan 2 (parasetamol-manggis dosis 2).
eliminasi dari parasetamol menurun dan Perlakuan 2 (parasetamol-manggis dosis 2)
waktu tinggal obat di dalam tubuh lebih memberikan peningkatan lebih kuat
lama sehingga meningkatkan waktu paro dibandingkan dengan perlakuan 1
eliminasi. (parasetamol-manggis dosis 1). Peningkatan
Berdasarkan uji Post Hoc LSD dari Cpmaks juga mengakibatkan nilai AUC
menunjukkan penurunan kecepatan absorpsi meningkat. Peningkatan ini dapat
(ka) secara tidak signifikan untuk perlakuan disebabkan oleh adanya interaksi pada
1 (parasetamol-manggis dosis 1) dan proses metabolisme. Hal ini disebabkan

534
adanya inhibisi enzim sitokrom P-450. yang tidak termetabolisme, semakin sedikit
Parasetamol dimetabolisme oleh sitokrom P- jumlah bersihan obat dari volume darah.
(4)
450 khususnya oleh isoform CYPE21 , Akurasi
(5)
isoform CYP1A2 dan CYP3A4 . Akibat Akurasi dari suatu metode analisis
dari inhibisi enzim tersebut menyebabkan merupakan kedekatan nilai hasil uji yang
obat yang termetabolisme menjadi lebih diperoleh dengan prosedur tersebut dengan
sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. harga yang sebenarnya. Berdasarkan hasil
Namun, mekanisme dari inhibisi enzim ini perhitungan diperoleh nilai akurasi sebesar
belum dapat diketahui secara pasti. 93%. Hasil ini dianggap baik karena
Mekanisme yang terjadi diduga melalui berdasarkan literatur, nilai akurasi berada
(6)
inhibisi reversibel secara non kompetitif. dalam rentang 80-110% . Sedangkan
Hal ini terbukti dengan dengan adanya berdasarkan literatur lain, disebutkan bahwa
xanton di dalam jus buah manggis batas nilai akurasi untuk konsentrasi 1 ppm
(7)
menyebabkan adanya inhisi enzim sitokrom adalah 75-120% . Sehingga metode yang
P-450 yang menyebabkan kadar obat bebas digunakan dalam penelitian ini dapat
di dalam darah meningkat sehingga dikatakan akurat.
meningkatkan nilai Cpmaks dan AUC. Presisi
Berdasarkan uji Post Hoc LSD Presisi dari suatu metode analisis
menunjukkan penurunan klirens (CL) secara merupakan derajat kesesuaian antara
signifikan untuk perlakuan 1 (parasetamol- masing-masing hasil uji jika prosedur
manggis dosis analisis diterapkan berulang kali pada
Begitu pula dengan perlakuan 2 sejumlah cuplikan yang diambil dari satu
(parasetamol-manggis dosis 2). Interaksi sampel homogen. Presisi inter-hari memiliki
terjadi pada proses metabolisme karena nilai SD 0,03 dan RSD 0,52%.Sedangkan
adanya inhibisi enzim. Adanya inhibisi presisi antar- hari memiliki nilai SD 0,19
enzim menyebabkan kadar obat dalam darah dan RSD 2,52%. Hasil ini sesuai dengan
meningkat dan ketersediaan hayati dari obat literatur yaitu bahwa nilai RSD secara
juga meningkat sehingga menyebabkan umum lebih dari 2,00%, dan untuk
penurunan dari klirens obat. Semakin pengukuran dengan satuan ppm, nilai RSD
banyak obat yang berada di dalam darah memiliki batas tertinggi 16,00% sehingga

535
dapat dikatakan bahwa penelitian ini Terapan. Edisi Kedua. Surabaya :
memiliki nilai presisi yang baik (8). Airlangga University Press.
Batas Deteksi (LOD) dan Batas 2. Odianti, G.T. 2010. Uji Aktivitas
Kuantitasi (LOQ) Antibakteri Alfa Mangostin Kulit Buah
OD) Kedua parameter memiliki nilai yang Manggis (Garcinia mangostana L.)
berbeda sehingga nilai LOD dan LOQ Terhadap Staphylococcus aureus Dan
tergantung pada metode dan instrumen yang Pseudomonas aeruginosa Multiresisten
digunakan. Nilai LOD yang dihasilkan Antibiotik. Skripsi. Surakarta : Farmasi
adalah 0,01. Nilai ini menunjukkan bahwa Universitas Muhammadiyah Surakarta.
instrumen yang digunakan tidak dapat 3. Douidar, S.M, and Ahmed, A.E. 1982.
membedakan sinyal antara blanko dan baku Studies on Simultaneous Determination
di bawah nilai tersebut. Sedangkan untuk of Acetaminophen, Salicylic Acid and
LOQ yaitu 0,05. Nilai ini menunjukkan Salieyluric Acid in Biological Fluids by
bahwa semua sampel yang dianalisis berada High Performance Liquid
di atas batas deteksi dan batas kuantitasi. Chromatography. Journal of Chem.
Clin. Biochem. Vol 20. Hlm 791-798.
KESIMPULAN Gunaratna, C. 2000. Drug Metabolism
1. Jus buah manggis dapat mempengaruhi & Pharmacokinetics in Drug Discovery
profil farmakokinetik parasetamol : A Primer for Bioanalytical Chemists,
dengan menurunkan proses Part 1. West Lafayette : Bioanalytical
metabolisme dan menurunkan proses Systems Inc.
eliminasi dari parasetamol. 4. Hakim, L. 2012. Farmakokinetik
2. Dosis jus buah manggis yang Klinik. Yogyakarta : Bursa Ilmu
memberikan pengaruh paling kuat 5. World Health Organization. 1992.
terhadap profil farmakokinetik Validation of Analytical Procedures
parasetamol adalah dosis 2 dari jus buah Used in Examination of Pharmaceutical
manggis. Materials. WHO Technical Report
Series No.823.
DAFTAR PUSTAKA 6. Hall, B. 2008. Single Laboratory
1. Shargel. L. dan Yu. A.B.C. 2005. Validation. AOAC International. USA :
Biofarmasetika dan Farmakokinetika Maryland.

536
7. Harmita. 2004. Majalah Ilmu Perhitungannya. Volume I. Nomor 3 :
Kefarmasian: Petunjuk Pelaksanaan 117-134.
Validasi Metode dan Cara

537

Anda mungkin juga menyukai