Wasidipa Maulana Firdaus 1710111044
Wasidipa Maulana Firdaus 1710111044
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Tugas Akhir
Pogram Sarjana Ilmu Hukum
Oleh,
WASIDIPA MAULANA FIRDAUS
NIM : 1710111044
NIM : 1710111044
Isi dan formatnya telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diajukan
sebagai Tugas Akhir Program Sarjana bidang Ilmu Hukum pada Program Studi
Dosen Pembimbing
i
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji :
Ketua Sekretaris
Anggota
Mengetahui,
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nim : 1710111044
tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis
oleh orang lain, atau sebagai bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan
semestinya
iii
MOTTO
“Sungguh bersama kesukaran dan keringanan, karena itu bila kau telah selesai
“Hidup Ini Seperti Sepeda , Agar Tetap Seimbang, Kau Harus Terus bergerak.”
(Albert einstein)
iv
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur Kepada Allah SWT atas nafas dan segala keindahan,
dalam
kehidupan saya :
ilmu
yang ada pada diri saya pada saat menulis sehingga menjadi sebuah keharusan
bagi
saya untuk mengucapkan terima kasih secara khusus kepada yang terhormat :
memberikan
3. Dewi Ratnaningsih dan Joni Pranoto selaku orang tua, terima kasih untuk
do’a .nya yang selalu dipanjatkan, luapan kasih sayang yang selalu diberikan,
4. Mbah Putri Isti Qomariah yang selalu memberikan dukungan dan do’a.
5. Devi Aulia Putri terkasih yang selalu berada disamping saya dan memotivasi
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji, saya mengucap syukur kepada Allah,
atas Taufiq, Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya yang tiada batas ternikmati,
telah diberikan akal sehat yang menjadi pembeda dengan makhluk yang lain.
Disadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari semua pihak baik moril,
piritual maupun materil, penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan
baik. Besar harapan saya atas skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Namun demikian, atas keterbatasan kemampuan dan keterbatasan bekal ilmu yang
ada pada diri saya pada saat menulis sehingga menjadi sebuah keharusan bagi
saya untuk mengucapkan terima kasih secara khusus kepada yang terhormat :
Muhammadiyah Jember.
3.. Manan Suhadi, SH.,MH. Selaku dosen wali yang telah memberikan
vi
Jember yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat
Muhammadiyah
Jember yang telah selalu memberi bantuan dan informasi selama masa
perkuliahan.
7...Kedua Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan
9. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
10. Terlepas dari segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah, saya
tetaplah
manusia yang terkadang luput dan lupa sehingga kritik dan koreksi
vii
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... v
MOTTO............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 9
1.5 Metode Penelitian....................................................................................... 9
1.5.1 Pendekatan Masalah......................................................................... 9
1.5.2 Jenis Penelitian................................................................................. 10
1.5.3 Bahan Hukum............................................................................. 10
1.5.4 Metode Pengumpulan Bahan Hukum............................................... 12
1.5.5 Analisa Bahan Hukum ..................................................................... 13
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................. 14
2.1 Pengertian Tanah ....................................................................................... 14
2.1.1 Hak Atas Tanah............................................................................ 15
viii
2.1.2 Pengertian Hak Atas Tanah ........................................................ 17
2.1.3 Macam Macam Hak Atas Tanah.................................................. 18
2.2 Tanah Pertanian Dan Non Pertanian........................................................... 19
2.2.1 Pengertian Tanah Pertanian......................................................... 19
2.2.2 Pengertian Tanah Non Pertanian................................................. 20
2.2.3 Asas-Asas Dalam Undang-Undang Pokok Agraria..................... 21
2.3 Pengertian alih fungsi tanah Pertanian................................................ 23
2.4 Pengertian Alih Fungsi Tanah............................................................. 24
2.5 Dampak Pengalihan Fungsi Tanah...................................................... 26
2.6 Pengertian Perizinan............................................................................ 27
2.6.1 Tujuan Perizinan.......................................................................... 27
2.6.2 Unsur-Unsur Perizinan................................................................. 28
2.6.3 Izin Mendirikan Bangunan.......................................................... 29
2.7 Kepentingan Pemerintah...................................................................... 29
2.8 Batasan Kepentingan Pemerintah........................................................ 30
2.9 Kepentingan Umum............................................................................. 31
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 33
BAB IV PENUTUP................................................................................... 49
4.1 Kesimpulan........................................................................................... 49
4.2 Saran..................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
x
1
BAB 1
PENDAHULUAN
terpesat di dunia, dengan penambahan jumlah penduduk hampir satu persen setiap
Kependudukan pada semester awal tahun 2020, total jumlah penduduk Indonesia
mencapai 268.583.016 (dua ratus enam puluh delapan juta lima ratus delapan
puluh tiga ribu enam belas) jiwa, dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan
sebagai Negara agraris beralih menjadi Negara industri. Pertanian yang menjadi
individu maupun kelompok orang dan badan hukum hingga pemerintah, dengan
yang telah disediakan oleh Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang di kenal
dengan
1
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/12/15261351/data-kependudukan-2020-penduduk-indonesia,
diakses pada tanggal 07 0ktober 2020
2
Pertumbuhan ekonomi saat ini berpusat pada sektor industri, jasa dan
pertumbuhan ekonomi yang berpusat pada sektor industri tidak dapat dihindarkan,
apabila keadaan dilematis ini tidak kunjung diatasi dengan diadakannya kebijakan
mengingat dampak yang ditimbulkan oleh adanya konvensi lahan yang begitu luas
kedaulatan pangan baik lokal maupun nasional, serta belum ada suatu terobosan
dirubah menjadi tanah kering untuk keperluan lain, seperti yang terjadi pada
manghadapi konflik kepentingan yang cukup dilematis, yakni pada satu sisi
ketahanan dan kedaulatan pangan baik lokal maupun nasional, sedangkan pada
sisi lain pemerintah juga harus memberikan perhatian pada sektor industri, jasa
atau kebijakan pertanahan, sistem usaha tani tidak dapat berkembang, maka
diperlukan upaya pengendalian yang dapat mengontrol laju alih fungsi lahan
umum, daya dukung lingkungan dan ketersediaan lahan sebagai salah satu
pertimbangan. Salah satu upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian dan
pertanian secara tidak terkendali, dan menjamin akses masyarakat petani terhadap
lahan pertanian yang tersedia, mengingat tanah sebagai faktor utama produksi
Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat Indonesia yang bersatu
sebagai bangsa Indonesia. Hal ini bermakna bahwa seluruh tanah yang berada
dalam wilayah Indonesia (beraspek perdata) dan bersifat abadi yakni sebagai hak
4
Samun Ismaya, Pengantar Hukum Agraria, 2011. Yogyakarta: Graha Ilmu, Hlm..87
4
ulayat bagi masyarakat Hukum Adat.5 Apabila sifatnya abadi dan tidak
membutuhkan campur tangan politik dalam unsur perdata, rakyat tidak mungkin
melaksanakan sendiri tugas dan kewajiban yang termasuk hukum publik. Dengan
yang mendapat amanat sebagai pemegang hak tertinggi oleh Bangsa Indonesia
hadir sebagai penyelenggara. Aspek publik ini tercemin dari adanya kewenangan
tafsiran autentik dari pengertian dikuasai oleh negara dalam pasal 33 ayat 3
(1) Atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar dan
hal-hal sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1,bumi air dan ruang angkasa,
termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkat
tertinggi di kuasai oleh Negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh
rakyat.
(2) Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi
wewenang untuk:
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan
dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;
5
Arie Sukanti Hutagalung dan Markus Gunawan, Kewenangan Pemerintah di Bidang Pertanahan, 2009.
Jakarta: Rajawali Pers, Hlm.20
6
ibid.Hlm.21
5
fungsional dalam wujud tata ruang fisik, ekonomi dan sosial budaya yang mampu
ingin dijadikan perumahan dan pemukiman, pemerintah dalam hal ini juga
7
Arba,H.M, Hukum Pengdaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, 2019. Jakarta: Sinar Grafika.Hlm.4
8
Ibid.,Hlm.5
6
yaitu:
nasional dalam hal pengendalian alih fungsi lahan pertanian sering bertabrakan
fungsi lahan masih dipandang cukup efektif dalam membatasi penggunaan lahan
sawah bagi kegiatan non pertanian (seperti mekanisme perijinan lokasi dan
penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah), namun ternyata masih banyak prilaku
sengaja mengubah fungsi lahan agar lebih mudah untuk diperjualbelikan tanpa
melalui mekanisme perijinan atau pelanggaran Rencana Tata Ruang Wilayah yang
ada. Kebijakan alih fungsi ini bertentangan dengan Keputusan Presiden Nomor 53
Tahun 1989 tentang Larangan Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi Industri atau
9
Bambang S. Widjanarko, Moshedayan Pakpahan, Bambang Rahardjono, dan Putu Suweken. "Aspek
Pertanahan Dalam Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian (Sawah)". Makalah Seminar Nasional
Multifungsi Lahan Sawah. 2001.Hlm 20
7
juga mengeluarkan Perpub No 12 tahun 2017 tentang Izin Alih Fungsi Lahan,
dengan mempertimbangkan ;
Bondowoso, tentu saja hal ini akan berdampak pada sektor pertanian Bondowoso
apabila tidak ada kebijakan untuk menjadikan lahan sawah sebagai lahan
pertanian abadi yang tidak dapat dialih fungsikan menjadi lahan non pertanian.11
membahas dalam bentuk skripsi dengan judul “Aspek Kepentingan Umum Alih
sebagai berikut.
sebagai berikut.
11
Nian Riawati, 2018, Strategi Pengembangan Produk Unggulan Daerah Melalui Kebijakan Pemerintah
Daerah Kabupaten Bondowoso. Jember, Universitas Jember.Hlm.167.
9
diri saya sendiri dan kalangan akademis di bidang hukum mengenai aspek
bersifat ilmiah. Suatu karya ilmiah harus mengandung kebenaran yang dapat
12
Perter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian hukum. Jakarta, kencana predana group.hlm.133
10
pemasalahan dan rumuan masalah yang menjadi topik kajian, maka tipe
penelitian ini.13
bahan hukum tidak mungkin dapat ditemukan jawaban atas isu hukum yang
hukum sebagai sumber penelitian hukum. Pada penelitian karya ilmiah ini
Pokok-Pokok Agraria
Kawasan Pemukiman
kualitatif terdiri dari beberapa macam data, sumber data, serta beberapa
cara mencatat segala informasi terkini tentang isu alam penelitian. Disamping
14
Afiyanti, Yati & Rachmawati, Imami Nur. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali
Press.hlm.12
15
Perter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian hukum. Jakarta, kencana predana group.hlm.132
13
yaitu berpangkal dari prinsip yang umum menuju prinsip khusus. .Sedangkan
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Tanah
14
Sebutan tanah dalam bahasa Indonesia dapat kita pakai dalam berbagai
yang dalam penggunaannya meliputi juga sebagian tubuh bumi yang ada
dibawah dan sebagian besar dari ruang yang ada diatasnya, dengan
peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi. Sedalam berapa tubuh bumi dan
setinggi apa ruang yang dapat digunakan dengan tujuan penggunaanya, dalam
Sebutan tanah dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa arti
dalam penggunaan istilahnya. Kata “tanah” dapat dipakai dalam arti yuridis
dalam hukum tanah , sebagai pengertian yang telah diberi batasan oleh
16
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, 2013. Universitas Trisakti, Jakarta: Hlm.18
15
berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Makna pemukaan bumi
sebagai bagian dari tanah yang dapat dihaki oleh setiap orang atau badan
hukum. Oleh kerena itu, hak-hak yang ditimbulkan diatas merupakan hak atas
permukaan bumi (hak atas tanah) termasuk didalamnya bangunan atau benda-
asas yang berhubungan antara tanah dan bangunan yang terdapat diatasnya.
Dalam hukum, tanah negara dipergunakan apa yang disebut asas accessie
atau asas perlekatan. Maka dari asas tersebut dapat dipahami bahwa
merupakan suatu kesatuan dengan tanah, serta merupakan bagian dari tanah
yang bersangkutan.17
tanah ciri khas dari hak atas tanah terletak pada subjek yaitu seseorang
perkebunan.18
“atas dasar menguasai dari negara sebagai yang dimaksud dalam Pasal
2 ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang
disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-
orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta
badan-badan hukum”
penggunaan sebagian tubuh bumi yang ada dibawah tanah, air serta
yang ada diatasnya. Tubuh bumi, air serta yang ada diatasnya bukanlah
milik dari pemegang hak atas tanah yang bersangkutan dan itu ada
Pengertian hak atas tanah dijelaskan pada Pasal 4 ayat (1) Undang-
hukum lainnya dapat dilihat dari sebuah kumpulan yang disusun berikut
ini :19
a) Hak primer yaitu hak atas tanah yang diatur dalam pasal 16 ayat
(1) terdiri dari : hak milik, hak guna usaha, hak bangunan, hak
53.
dalam Pasal 53 yang terdiri dari: hak gadai, hak usaha bagi hasil,
5) Hak-hak atas air dan ruang angkasa yang dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3) dan diataur lebih lanjut dalam Pasal 16 ayat (2) yaitu : hak guna
air, hak pemeliharaan dan penangkapan ikan, hak guna ruang angkasa,
hak wakaf yang diataur dalam Pasal 4 selanjutnya diatur lebih jelas
6) .Hak tanggungan diatur dalam Pasal 23,33, Pasal 39, Pasal 51 dan
Ada beberapa macam hak atas tanah yang terdapat pada Undang-
1) Hak-hak atas tanah yang terdapat pada Pasal 16 ayat (1) yakni :
a. Hak Milik
b. Hak Pakai
c. Hak Guna Usaha
d. Hak Guna Bangunan
e. Hak Sewa
f. Hak Membuka Tanah
g. Hak Menggugat Hasil Hutan
2) Hak-hak atas air dan ruang angkasa sebagai yang dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3) adalah:
20
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
19
1. Hak atas tanah yang bersifat tetap yakni hak-hak atas tanah ini
akan tetap ada dalam UUPA, kecuali telah dicabut dan
digantikan oleh Undang-Undang yang baru. Hak-hak yang
bersifat tetap ini antara lain hak milik, hak guna usaha, hak guna
bangunan, hak pakai, hak sewa untuk bangunan, hak membuka
tanah dan hak memungut hasil hutan.
2. Hak atas tanah yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Dengan
menyatakan bahwa akan ada hak-hak atas tanah yang lain selain
bersifat tetap dalam Pasal 16 ayat (1) UUPA. Dengan ini sistem
hak kebendaan dalam UUPA bersifat terbuka, kebalikan sitem
hak kebendaan dalam UUPA bersifat terbuka, berbeda dengan
sistem hak kebendaan yang terdapat pada Burgelijk Wetboek
yang bersifat tertutup. Hak-hak atas tanah yang ditentukan
kemudian seperti hak pengelolaan.
3. Hak atas tanah yang bersifat sementara diatur dalam Pasal 53
UUPA, hak-hak ini dalam waktu singkat akan dihapus karena
terdapat unsur pemerasan, feodal yang bertentangan dengan jiwa
UUPA. Hak-hak ini antara lain hak gadai yang terdapat pada
hukum adat, hak usaha bagi hasil, hak menumpang dan hak
sewa tanah pertanian.
akan tetapi mengenai tanah pertanian itu sendiri, tidak ada batasan yang
pertanian ini ditemui dalam Instruksi bersama Menteri Dalam Negeri dan
1960.
ladang dan hutan yang menjadi tempat mata pencarian bagi yang menjadi hak
orang, selainnya tanah untuk perumahan dan perusahaan. Bila atas sebidang
20
tanah berdiri rumah tempat tinggal seseorang, maka pendapat setempat itulah
yang menentukan, berapa luas bagian yang dianggap halaman rumah dan
perkebunan ladang, tambak, hutan dan sampai tanah yang dipakai sebagai
tempat penggembalaan.
21
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah dengan Meteri Agraria nomor (/1/12 Januari Tahun 1961,
Instruksi Bersama.
21
tanah dari suatu kegiatan yang menjadi kegiatan lainnya. Alih fungsi tanah
22
Jhony Ibrahim.2008. Teori dan Metodologi Penelitian Normatif. Edisi Revisi Bayumedia, Malang, Hlm.53.
23
Ratri Puspita Suryandari & Ana Silviana, Penerapan Asas Fungsi Sosial Terkait Kepemilikan Tanah, 2016.
Volume 5 nomor 3, Undip. Hlm 7.
24
Layla Mardiyani Fauziah & Nia Kurniati, Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Kawasan Wisata Dalam
Perspektif Penerapan Asas Tata Guna Tanah, 2018. Volume 2 nomor 1, Unpad. Hlm.105.
23
kebutuhan industri, alih fungsi tanah pertanian juga terjadi secara cepat untuk
fungsi tanah pertanian menjadi tanah non pertanian para pihak yang
perijinan. Mekanisme tersebut terbagi dalam dua jalur yaitu dapat melalui ijin
Perbedaan dari dua mekanisme tersebut adalah terletak pada luasnya tanah
persegi.
25
Adi Sasono & Ali Sofyan Husein, Ekonomi Politik Penguasaan Tanah, 1995. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, Hlm.13
24
Menurut Utomo alih fungsi tanah atau lazimnya disebut sebagai konversi
tanah adalah perubahan fungsi sebagian atau keseluruhan kawasan tanah dari
fungsi semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi yang lain yang
menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi tanah itu
baik.27
kegiatan lainnya. Alih fungsi tanah muncul sebagai akibat dari pembangunan
26
Rahayu Feby Antasari, Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian Untuk Pembangunan Perumahan, 2008.
Undip, Hlm.24.
27
https://kolokiumkpmipb.wordpress.com/tag/konversi-lahan/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2020
25
mengarah ke hal yang bersifat negatif bagi ekosistem lingkungan alam sawah
itu sendiri.28
Alih fungsi tanah juga disebut dengan konversi tanah. Alih fungsi tanah
didalam sektor pertanian. Alih fungsi tanah adalah dirubahnya fungsi tanah
yang telah direncanakan baik itu sebagian maupun seluruh kawasan tanah
fungsi tanah juga dapat diartikan sebagai berubahnya guna tanah awal yang
pertanian yaitu30:
28
Yuniarti Amelhia Lapatandu, Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Minahasa Utara, 2017. Volume
13 Nomor 2A, Agrisosio Ekonomi Unsrat.Hlm.3
29
Tri Handayani, Alih Fungsi Tanah Menjadi Perumahan, 2014. Volume 3 nomor 2, Diponegoro Law
Review.Hlm.3
30
Adi Sasono & Ali Sofyan Husein, Ekonomi Politik Penguasaan Tanah, 1995. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, Hlm.13.
26
pada tahun 2013 di Kabupaten Bekasi Jawa Barat, diketahui bahwa alih
fungsi tanah dapat merubah tanah produktif menjadi tanah non produktif,
yang menjadi faktor utama dalam terjadinya penurunan luas lahan pertanian,
selain itu alih fungsi tanah pertanian memiliki dampak negatif lainya yang
31
Muhammad Dika Yudhistira.2013. Analisis dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap ketahanan
pangan dikabupaten bekasi jawa barat. Fakultas Ekonomi dan Pertanian Bogor.Hlm 12
27
melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus memiliki atau diperoleh suatu
para warga. Izin ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-
atau pejabat yang berwenang. Ada dua sudut pandang mengenai tujuan
perizinan, yakni dari sisi pemerintah dan sisi masyarakat, antara lain:34
3. Instrumen Yuridis
Izin merupakan salah satu bentuk keputusan yang bersifat
konstitutif dan digunakan oleh pemerintah dalam menentukan
suatu peristiwa konkret.
4. Peraturan Perundang-Undangan
Keputusan suatu perizinan merupakan suatu peristiwa hukum
pemerintah yang mendapat wewenang orang peraturan perundang-
undangan yang berdasarkan asas legalitas.
5. Orang Pemerintah
Merupakan suatu badan yang menjalankan aktifitas
pemerintahan baik ditingkat pusat maupun daerah.
6. Peristiwa Konkret
Merupakan keputusan yang digunakan untuk menghadapi
peristiwa yang bersifat konkret dan individual.
7. Prosedur dan persyaratan
Permohonan izin harus merupakan aturan tertentu yang
ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin.
35
Rifqy Maulana & Jamhir, Konsep Hukum Perizinan Dan Pembangunan, 2018. Aceh: UIN Ar-Raniry,
Hlm.109
29
pejabat (Renumerasi).37
36
Efridawati dan M. Arif Nasution, Kebijakan Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan, 2013. Medan:
Universitas Medan Area.Hlm.28
37
Zaka Dhirma Aditya, Kepentingan Pemerintah Melawab Kepentingan Umum, 2015, Volume 4 Nomor 1,
Universitas Airlangga.Hlm.9
30
umum, para pejabat berlomba-lomba menimbun harta dan uang negara untuk
dirinya sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dalam 2 dasawarsa terakhir dimana
Kasus yang begitu mencolok di akhir tahun 2010 silam adalah ketika pera
31
meningkat.38
(social profitable atau for public use, atau actual use by the public). Agar
unsur kemanfaatan ini dapat dipenuhi, yang artinya dapat dirasakan oleh
38
Ibid.,Hlm.11
39
Maria S.W Soemardjoyo, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi Dan Implementasi, 2011, Jakarta: Buku
Kompas, Hlm.72
32
Salah satu solusi yang dapat diterima masyarakat apabila semua cara
lokasinya dapat dilakukan pencabutan hak atas tanah sebagai jalan akhir,
kepentingan umum baru hak atas tanah dapat dicabut harus dengan suatu
ganti rugi harus layak melalui cara-cara yang sudah diatur lebih dahulu
Kepres No 55 Tahun 1993 pasal 1 ayat (1) dan ayat (3) pengadaan tanah
40
Zaman Nurus, Pengadaan Tanah Untuk Kepetingan Umum, 2015, Refika Aditama: Madura.Hlm.14
33
BAB III
Fungsi Lahan.
Akibat hukum adalah akibat yang terjadi dari segala perbuatan hukum yang
dilakukan oleh subyek hukum terhadap obyek hukum atau akibat-akibat lain yang
Akibat hukum merupakan sumber lahirnya hak dan kewajiban bagi subyek-
suatu akibat dari perjanjian jual beli tersebut yakni ada subyek hukum yang
memiliki hak untuk mendapatkan barang dan kewajiban untuk membayar barang
suatu kegiatan yang menjadi kegiatan lainnya. Alih fungsi tanah muncul sebagai
41
Syarifin Pipin, Pengantar Ilmu Hukum, 2011 Jakarta: Pustaka Setia.Hlm.71
34
struktur industri yang cukup pesat berakibat terkonversinya tanah pertanian secara
besar besaran. Selain untuk memenuhi kebutuhan industri, alih fungsi tanah
pertanian juga terjadi secara cepat untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang
Secara empiris tanah pertanian yang paling rentan terhadap alih fungsi
lebih tinggi;
perkotaan;
pesawahan pada umumnya lebih baik dari pada wilayah lahan kering.
42
Adi, Susono dan Sofian Ali, Husen. Ekonomi Politik Penguasaan Tanah, 1995 Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.Hlm 13
35
menjadi perumahan yaitu tanah yang tidak produktif atau tidak bisa di
tanami.43
pertanian harus memenuhi syarat, baik secara administratif maupun teknis sesuai
dengtan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak, proses administrasi meliputi biaya,
Pasal 28H, bahwa rumah adalah salah satu hak dasar rakyat dan oleh karena itu
setiap Warga Negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan
hidup yang baik dan sehat. Selain itu rumah juga merupakan kebutuhan dasar
Rumah adalah salah satu hak rakyat dan oleh karena itu setiap warga negara
berhak untuk betempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat,
tempat tinggal atau hunian dan sebagai sarana pembinaan keluarga yang
karena itu pengembang perumahan dengan lingkungan yang layak dan sehat
dimasa depan.
Provinsi Jawa Timur dengan jarak dari ibu kota provinsi (Surabaya) sekitar 200
berikut:44
juga tidak dilalui jalur utama bagian tengah yang menghubungkan Banyuwangi –
atau sekitar 3,26% dari luas total Provinsi Jawa Timur yang terbagi menjadi 23
seluas 323,56 km2 atau 20,74% luas wilayah, luas lahan kering sebesar 432,77
km2 (27,74%), sehingga luas areal potensial yang sudah dimanfaatkan untuk
48,48% dari luas wilayah Kabupaten Bondowoso, sementara seluas 558,11 km2
atau 35,77% merupakan kawasan hutan (hutan sejenis, semak belukar dan
rimba).45
44
Rencana Investasi Jangka Menengah Kabupaten Bondowoso, Bab 4, Hlm.1
45
Ibid.Hlm.4
38
wilayah pinggiran kota sebagai akibat perluasan aktivitas kota. Pusat kota sudah
Terkait persoalan bahwa rumah adalah salah satu hak dasar rakyat dan oleh
karena itu setiap Warga Negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat
lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang selanjutnya di atur berdasarkan
apalagi jika tanah tersebut merupakan tanah pertanian yang telah di beri landasan
kebijak pengendalian alih fungsi tanah pertanian guna ketahanan pangan diatur
bahwa Pangan merupakan hak asasi bagi setiap individu di Indonesia. Oleh karena
itu terpenuhinya kebutuhan pangan di dalam suatu negara merupakan hal yang
mutlak harus dipenuhi. Selain itu pangan juga memegang kebijakan penting dan
39
Pangan, Ketahanan Pangan adalah suatu kondisi dimana setiap individu dan
rumah tangga memiliki akses secara fisik, ekonomi, dan ketersediaan pangan yang
cukup, aman, serta bergizi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan seleranya
bagi kehidupan yang aktif dan sehat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1
Tahun 2011 Tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan
wilayah tersebut. Selain itu, penetapan dan perlindungan tanah pertanian ini
kawasan dan lahan pertanian pangan ditetapkan (jangka panjang, menengah, dan
Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Bagian Wilayah Perkotaan
bagi rakyat, dengan tidak diperbolehkan adanya alih fungsi lahan pertanian pada
beberapa wilayah Kecamatan sekitar perkotaan yang masuk dalam Sub Bagian
1. Kecamatan Bondowoso
2. Kecamatan Tegalampel
3. Kecamatan Binakal
4. Kecamatan Tenggarang
46
Pasal 2 Praturan Menteri Pertanian no 7 tahun 2013 Tentang Pedoman Teknis Keteria Dan Persyaratan
Kawasan, Lahan, Dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
47
Pasal 11-17 Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
41
5. Kecamatan Grujukan
6. Kecamatan Taman Krocok
7. Kecamatan Curadami
Sub Bagian Wilayah Perkotaan menurut Pasal 1 ayat (18) Perda Nomor 19
Tahun 2017 tentang RTRW Bondowoso adalah bagian dari Daerah dan/atau
kawasan strategis Daerah yang akan atau perlu disusun rencana rincinya, dalam
hal ini rencana detail tata ruang (RDTR), sesuai arahan atau yang ditetapkan di
dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) Daerah yang bersangkutan dan
memiliki pengertian yang sama dengan zona peruntukan. Pada lamiran bab 10
1. Kegiatan perumahan.
2. Kegiatan perdagangan dan jasa.
3. Kegiatan perkantoran.
4. Kegiatan industri.
5. Kegiatan sarana pelayanan umum.
6. Kegiatan peruntukan lain, kecuali bangunan prasarana yang mendukung
kegiatan pertanian diperbolehkan dengan ketentuan bersyarat sebagai
berikut:49
b). KDB maksimum 70%; KLB maksimum 0,8; KDH minimal 30%
b). KDB maksimum 30%; KLB maksimum 0,6; KDH minimal 70%
barang.
syarat:
dengan syarat:
masyarakat terdekat.
tetang Izin Alih Fungsi Lahan sebagai peraturan pelaksana agar tata guna lahan
2017 tentang Izin Alih Fungsi Lahan yang menyatakan bahwa : “Setiap lahan
di alihfungsikan.”
44
tahun 2009 tersebut diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ketentuan yang
mengatur tentang izin alih penggunaan tanah, dari tanah pertanian menjadi non
lahan pada pertanian khususnya sawah, di tambah dengan masyarakat yang masih
adalah tanah mereka, jadi mengapa harus dengan prosedur yang berbelit-belit
Bondowoso yang masuk dalam wilayah zona peruntukan khusus terdapat lebih
dari 5 hektar lahan sawah, yang telah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan
perumahan.
Menurut keterangan dari Kepala Sub Seksi Penata Gunaan Tanah dan
pada hari Minggu tanggal 14 Februari 2021, menerangkan bahwa Akibat hukum
yang timbul dari alih fungsi penggunaan tanah yang masuk dalam kawasan LP2B
tersebut, bisa dikenai sanksi administrasi, sanksi pidana dan denda sesuai dengan
Perlindungan LP2B
50
Wawancara dengan Abdi Widjaya, A.Ptnh. Tanggal 14 Februari 2021, di Bondowoso
45
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
LP2B
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit
2. pasal 50 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian
Peraturan Bupati.
46
Pemerintah tidak bisa menerbitkan ijin tersebut, karena itu adalah salah
satu sanksi administrasi untuk pemilik atau penguasa hak atas tanah
3. Belum ada kejelasan mengenai tata cara pemberian sanksi, baik sanksi
Kepala Sub Seksi Penata Gunaan Tanah dan Kawasan Tertentu. Kantor
tersebut memang masuk ke dalam LP2B, dan sudah disarankan agar tidak di
karena itu hak keperdataan seseorang, akan tetapi untuk ijin membangun rumah
(IMB), seharusnya Pemerintah tidak menerbitkan ijin tersebut, karena itu adalah
47
salah satu sanksi administrasi untuk pemilik atau penguasa hak atas tanah yang
Perubahan peruntukan tanah yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada,
akan merubah segala pemetaan yang telah ada, sehingga mengakibatkan dampak
yang sangat buruk terhadap kondisi lahan di Kabupaten Bondowoso, dan juga
Akibat lahan pertanian yang semakin sempit, maka hasil produksi juga
akan terganggu. Dalam skala besar, stabilitas pangan nasional juga akan
lain yang butuh tenaga. Sehingga jika lahan pertanian beralih fungsi dan
bahan pangan di pasaran akan semakin sulit dijumpai. Hal ini tentu saja
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian dan analisa yang telah diuraikan dalam bab
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa akibat hukum alih fungsi lahan
Rencana Detail Tata Ruang yang telah ditetapkan, sehingga dapat dikenakan
sanksi administrasi, sanksi pidana serta denda sesuai dengan peraturan perundang-
2017 tentang Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Bagian Wilayah
4.2 Saran
Sesuai dengan hasil temuan dalam penelitian skripsi ini, maka dapat diajukan
seharusnya mengatur mengenai tata cara pemberian sanksi pada Peraturan Bupati
Nomor 12 tahun 2017 tentang Izin Alih Fungsi Lahan agar pengendalian alih
1. Buku
Adi Sasono & Ali Sofyan Husein, 1995, Ekonomi Politik Penguasaan Tanah,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Afiyanti, Yati & Rachmawati, Imami Nur. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Jakarta, Rajawali Press.hlm.12
Ardian Sutedi, 2011, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Jakarta,
Sinar Grafika.
Jhony Ibrahim, 2008, Teori dan Metodologi Penelitian Normatif. Edisi Revisi
Bayumedia, Malang.
Rahayu Feby Antasari, 2008, Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian Untuk
Pembangunan Perumahan, Undip
2. Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Bupati Bondowoso Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Izin Alih Fungsi
Lahan.
3. Jurnal
Layla Mardiyani Fauziah & Nia Kurniati, 2018, Alih Fungsi Lahan Pertanian
Menjadi Kawasan Wisata Dalam Perspektif Penerapan Asas Tata Guna
Tanah, Volume 2 nomor 1, Universitas Padjajaran.
Muhammad Dika Yudhistira. 2013. Analisis dampak alih fungsi lahan pertanian
terhadap ketahanan pangan dikabupaten bekasi jawa barat. Fakultas
Ekonomi dan Pertanian Bogor. Universitas Pertanian Bogor.
Ratri Puspita Suryandari & Ana Silviana, 2016 Penerapan Asas Fungsi Sosial
Terkait Kepemilikan Tanah, Volume 5 nomor 3, Universitas Diponegoro.
Rifqy Maulana & Jamhir, 2018, Konsep Hukum Perizinan Dan Pembangunan,
Aceh, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Tri Handayani, 2014, Alih Fungsi Tanah Menjadi Perumahan, Volume 3 nomor
2, Diponegoro Law Review. Universitas Diponegoro.
Yuniarti Amelhia Lapatandu, 2017, Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten
Minahasa Utara, Volume 13 Nomor 2A, Agrisosio Ekonomi Unsrat.
4. Wawancara
Abdi Wijaya. 2021. Akibat Hukum Alih Fungsi Lahan Pertanian. BPN.
Bondowoso. 30 menit.
5. Internet
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/12/15261351/data-kependudukan-
2020-penduduk-indonesia
https://kolokiumkpmipb.wordpress.com/tag/konversi-lahan
Lampiran Lampiran
Prosedur Wawancara
A. Pengantar
1..Memberi salam dalam ucapan terimakasih atas kesediaan memberikan
..informasi.
2..Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan latar belakang
..penidikan
3. Menjelaskan tentang lamanya wawancara, yaitu kurang dari 30 menit.
4. Menjelaskan secara singkat tentang tujuan wawancara.
B. Tujuan
Melakukan wawancara tentang akibat hukum alih fungsi lahan pertanian di
kabupaten bondowoso khususnya tanah yang masuk dalam kawasan LP2B
(Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) terhadap pemilik dan penguasa lahan.
C. Prosedur
1. Meminta izin untuk melakukan wawancara.
2. Meminta keada narasumber untuk memberikan pendapatnya baik positif
..maupun negatif.
3. Memberikan jaminan bahwa hasil wawancara hanya untuk tujuan penelitian
..dan dijamin kerahasiaannya