Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak
asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok,
namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri
maupun orang-orang disekitarnya (Setiyanto, 2013). Banyak kebiasaan merokok
yang umumnya dimulai pada usia remaja yang dapat mempengaruhi
kesehatandan kualitas hidup. (Effendi dan Makhfudli, 2009).

Menurut WHO (World Health Organization) jumlah perokok aktif di


Indonesia sebanyak 72.723.300 orang dan jumlah tersebut diperkirakan semakin
meningkat pada tahun 2025 menjadi 96.776.800 perokok. Setiap tahun,
WHO mengatakan bahwa ada sekitar 225.700 orang di Indonesia yang meninggal
akibat merokok, atau penyakit lain yang berkaitan dengan tembakau.

The ASEAN Tobacco Control Atlas (SEACTA) tahun 2014, menempatkan


Indonesia sebagai negara yang menduduki peringkat pertama sebagai negara
prevalensi perokok terbanyak di ASEAN, yakni sebesar 50,68%.Data
RISKESDAS 2018 menunjukkan bahwa prevalensi merokok mengalami
peningkatan dari tahun 2013 (7,20%) ke tahun 2018 (9,10%). Jumlah
penduduk yang merokok di Jawa Barat berada antara 21,6% sampai dengan
31,9%.Data Kota Bandung 2017 Perokok di Kota Bandung tercatat sekitar 10,9
juta. Pada saat ini Tahun 2022 mahasiswa Prodi D III Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Bhakti Kencana sejumlah 288 mahasiswa yang terdiri
dari mahasiswa perempuan dan laki laki,jumlah perokok laki laki didapatkan ≤ 60
orang.

Perilaku merokok dapat mempengaruhi kualitas kehidupan seseorang yaitu


pada kondisi psikis, dan sosial. Kandungan yang terdapat pada rokok dapat
menjadikan individu menjadi ketergantungan. Sejumlah studi klinis dan survei
kesehatan regional telah menemukan struktur yang berkontrabusi positif terhadap
kesejahteraan fisik, mental dan sosial, dan untuk menikmati kemungkinan-
kemungkinan kehidupan dengan memungkinkan berbicara, makan, bersosialisasi
tanpa adanya rasa sakit, ketidaknyamanan terhadap lisan yang buruk. Namun,
kenyataannya merokok dapat menyebabkan hal tersebut terganggu. Bagaimana
kondisi psikologis, ketidaknyamanan fisik dan berbagai keterbatasan yang
mengganggu kualitas kehidupan bahkan kualitas rongga mulut seseorang.

Pada perokok aktif akan mengalami penurunan kesehatan yang lebih


rendah, dilihat dari menurunnya kesehatan mental dan vitalitas pada seseorang
(Margareth,2017).Bahkan bahwa perokok akan terganggu kualitas hidupnya
dalam melakukan aktivitas fisik sebesar 57,5% yaitu dalam melakukan aktivitas
perawatan diri, sosial,dan nyeri. Perokok juga akan terganggu kesehatan mental
dibandingkan yang tidak merokok. Selain itu, akan mengganggu kesehatan
25,2% dibandingkan dengan yang bukan perokok dan yang telah berhenti
merokok. (Anuradha,2016) Menurunnya kualitas hidup juga dapat dinilai dari
berapa banyak rokok yang dikonsumsi setiap harinya Pada perokok ringan (1-10
batang per harinya) akan mengalami penurunan pada fungsi sosial dan kesehatan
mental. Sedangkan pada perokok berat (>20 batang per hari) akan mengalami
penurunan kesehatan umum, vitalitas, rasa sakit, emosional, dan kesehatan mental
dibandingkan pada perokok sedang (11-20 batang per hari). Perokok berat akan
menunjukkan penurunan kualitas hidup yang lebih besar karena terganggunya
kesehatan umum, yaitu timbulnya penyakit dengan persentasi 41,6%. Pengaruh
merokok tehadap kualitas hidup terjadi dengan jangka waktu 5 tahun pada
perokok aktif.(Novita,2017).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Santiya


Anbarasan, 2015 di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul
gambaran kualitas perokok pada mahasisiwa diperoleh bahwa kualitas hidup
mereka dengan kesehatan fisik yang buruk 71,7%,dimana individu mudah
kelelahan dan cepat sakit akibat efek merokok atau kualitas tidurnya. kualitas
psikologi 65 % dimana menjadi lebih agresif dan mudah marah saat harus
menahan keinginannya untuk merokok,Kualitas hubungan sosial 50 % didapatkan
bahwa perokok memboroskan, menimbulkan ketergantungan,menurunkan
kosentrasi, menurunkan kebugaran dan merokok mengganggu kesehatan.

Berdasarkan Studi Pendahuluan yang dilakukan kepada sebanyak 10


mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana Bandung, didapatkan dimana 6 perokok mempunyai ketergantungan
merokok kategori ringan yaitu merokok kurang dari 10 batang perhari. dan 4
perokok mempunyai ketergantungan merokok kategori berat yaitu merokok lebih
dari 10 batang perhari. diantara nya mahasiswa mengatakan merokok sudah
kebiasaan aktivitas sehari hari,sebagaian besar mereka mengalami penurunan
kemampuan aktivitas seperti jarang melakukan olahraga karna sering mengalami
mudah lelah.jiga sebagai perokok efek yang dialami ketika merokok berpengaruh
pada wajah mereka terkadang bisa menyebabkan jerawat,mengenai kesehatan
fisik mereka sering mengalami batuk,sesak nafas,mudah lelah. dari efek yang
disebutkan masuk kedalam kategori yang ada pada kualitas hidup perokok
didapatkan bahwa efek dari merokok diantara nya batuk-batuk,sesak nafas,cepat
lelah,gelisah,mudah marah.( Nurarif,2015).

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik mengangkat judul


“Gambaran Kualitas Kualitas Hidup Pada Mahasiswa Perokok Progam Studi D
III Keperawatana Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian


ini yaitu “Bagaimanakah Gambaran Kualitas Hidup Pada Mahasiswa Perokok
Progam Studi D III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana Bandung ”?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada mahasiswa perokok
Program Studi D III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Bhakti Kencana Bandung

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi gambaran kualitas hidup pada mahasiswa perokok


berdasarkan dimensi kesehatan fisik.
b) Mengidentifikasi gambaran kualitas hidup pada mahasiswa perokok
berdasarkan manifestasi dimensi psikologis.
c) Mengidentifikasi gambaran kualitas pada mahasiswa perokok berdasarkan
dimensi hubungan sosial.
d) Mengidentifikasi gambaran kualitas hidup pada mahasiswa perokok
berdasarkan dimensi hubungan dengan lingkungan
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah
khasanah Ilmu Kesehatan dan keperawatan dalam bidang keperawatan
terhadap Kualitas Hidup Pada Mahasiswa Perokok di Progam Studi D
III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana
Bandung.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan Program Studi D III Keperawatan


Universitas Bhakti Kencana Bandung .
Hasil penelitian ini sebagai bahan bimbingan bagi pihak akademik
terhadap Kualitas Hidup Pada Mahasiswa Perokok Program Studi
D III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana Bandung
b. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang


seberapa besar Kualitas Hidup Pada Mahasiswa Perokok Program
Studi D III Fakultas Keperawatan Keperawatan Universitas
Bhakti Kencana Bandung.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan referensi bagi


peneliti selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai