Anda di halaman 1dari 6

“GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA

PENDERITA HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN PALASARI KECAMATAN


CIBIRU WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPADUNG KOTA BANDUNG “

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Akhir Program Studi Diploma III Keperawatan

NISA GHANIYAH

191FK01081

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penuaan penduduk pada abad 21 merupakan suatu fenomena penting yang tidak dapat
dihindari baik oleh negara maju maupun negara berkembang. Setiap detik, diseluruh dunia
terdapat dua orang yang merayakan ulang tahunnya yang ke 60 tahun. Ini berarti total setahun
hampir sebanyak 58 juta orang yang berulang tahun ke-60 (UNFPA, 2012) Jumlah Lansia di
dunia pada tahun 2015 sebanyak 900,9 juta jiwa dan diperkirakan akan mengalami
peningkatan lebih dari 60% di tahun 2030 yaitu menjadi 1402,4 juta jiwa (United Nations,
2016). Seperti halnya yang terjadi di negara-negara di dunia.Berdasarkan hasil proyeksi
penduduk tahun 2010-2035 jumlah penduduk lansia di Jawa Barat pada tahun 2021 sebanyak
29,3 juta jiwa. Pada tahun 2023 jumlah penduduk lansia di Jawa Barat diperkirakan sebanyak
48,2 juta jiwa atau sebesar 15,77 persen dari penduduk total Jawa Barat. Kondisi ini
menunjukan Jawa Barat sudah memasuki Aging Population (Profil Lansia, 2018).
Proses menua akan berkaitaan dengan proses degeneratif tubuh dengan segala
penyakit yang terkait, mulai dari gangguan mobilitas alat gerak sampai gangguan jantung.
Dengan demikian, golongan lansia ini akan memberikan masalah kesehatan yang khusus
yang memerlukan bentuk pelayanan kesehatan tersendiri. Dengan usia lanjut dan sisa
kehidupan yang ada, kehidupan lansia terisi dengan 40% masalah kesehatan. Hipertensi
merupakan salah satu penyakit degeneratif. Hipertensi menjadi penyebab kematian nomor
satu di dunia setiap tahunnya. hipertensi sekarang jadi masalah utama kita semua,tidak hanya
di Indonesia tapi di dunia karna hipertensi merupakan salah satu pintu masuk atau factor
resiko penyakit seperti jantung,gagal ginjal,diabetes,stroke (Kemenkes RI).
Menurut World Health Organization (WHO) telah memperkirakan pada tahun 2025
nanti, 1,5 milyar orang di dunia akan menderita hipertensi tiap tahunnya. Hipertensi salah
satu terjadinya penyakit kardiovakuler pada lanjut usia.pada data Puskesmas Cipadung Kota
Bandung, dalam Laporan tahun 2021 didapatkan data jumlah lansia yang berada di wilayah
Puskesmas Cipadung sebanyak 8.415 jiwa, diantaranya 4.092 jiwa laki-laki dan 4.323 jiwa
perempuan. Selain itu didapatkan pula data Laporan Program Pelayanan Kesehatan Lanjut
Usia Di Puskesmas cipadung, ada 508 lansia dengan umur ≥ 60 tahun mengalami hipertensi.
Pada usia lanjut tekanan darah cenderung tinggi sehingga lansia lebih beresiko terjadinya
hipertensi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan
kejadian hipertensi , Di seluruh dunia jumlah perokok mencapai 1.2 miliyar orang dan 800
juta di antaranya berada di negara berkembang.berdasarkan data WHO,Indonesia menempati
ketiga dengan jumlah perokok terbesar didunia. pada tahun 2030 dipekirakan akan mencapai
10 juta jiwa untuk angka kematian yang diakibatkan oleh rokok. Kebiasaan merokok yang
terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi akan sangat berbahaya dan memicu
penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah. Berdasarkan komposisi rokok maka
terjadinya hipertensi rokok mengandung nikotin bila orang merokok maka nikotin akan
masuk pada paru paru melewati alveoli pada alveoli terdapat pembuluh pembuluh darah kecil
dan terjadi pertukaran antara udara dengan pembuluh darah, dalam waktu 15 dekik nikotin
sudah sampe ke otak manusia,nikotin yang sudah sampai ke otak merangsang sistim saraf
simpatis lalu mengaktifkan hormon adrenalin hormon ini terjadinya efek takikardi dan
vasokonstriksi yaitu pembuluh darah berkeja dengan cepat lalu pembuluh darah tidak
istirahat sehingga terjadilah Hipertensi.

Elfira Eqlima (2020) mengatakan bahwa kandungan zat-zat berbahaya yang


terkandung dalam rokok yang dapat membuat jantung memompa lebih cepat dan lebih keras,
akibatnya tekanan jantung mengalirkan darah melalui pembuluh darah semakin kencang
sehingga meningkatkan tekanan darah dan terjadi Hipertensi. Kandungan rokok yang paling
berbahaya adalah nikotin,merokok merupakan faktor utama penyebab penyakit pembuluh
darah jantung serta peningkatan tekanan darah. Seseorang menghisap rokok denyut
jantungnya akan meningkat sampai 30%. Rokok mengandung nikotin sebagai penyebab
ketagihan dan merangsang pelepasan adrenalin sehingga kerja jantung lebih cepat dan kuat,
akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah determinan hipertesi pada lanjut usia. Kebiasaan
merokok dan keadaan sering terpapar asap rokok terbukti berpengaruh terhadap peningkatan
tekanan darah. Seseorang yang merokok memiliki risiko peningkatan tekanan darah tujuh
kali lebih besar dari pada seseorang yang tidak terpapar asap rokok (Ericaet et al., 2017).
Rokok mengandung ribuan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti tar, nikotin dan gas
karbon monoksida. Selain orang yang merokok (perokok aktif), orang yang tidak merokok
tetapi mengisap asap rokok juga memiliki resiko hipertensi. Perokok pasif mempunyai
bahaya resiko 2x dari pada perokok aktif. (Sartik et al., 2017)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2015), menyatakan


58 % responden perokok dengan hipertensi dan yang bukan perokok tidak terkena hipertensi
sebanyak 60,7%. Responden yang perokok mempunyai resiko besar terkena hipertensi
dibandingkan seseorang yang bukan perokok. Berdasarkan kebiasaan merokok hipertensi
terjadi 46,6%pada penderita yang merupakan perokok aktif dan 8,5% perokok pasif.
Sementara itu didapatkan 77,8% penderita hipertensi telah merokok selama >10 tahun.
(Suryadiet al., 2017). Terbukti bahwa merokok sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi
(Wahyuningsih, 2015). Sedangkan menurut penelitian Hamdi, (2017) menyatakan 91,5%
responden memiliki kebiasaan merokok dan 47,9% yang melakukan aktivitas fisik (Hamadi&
Asrifuddin, 2017). Dari beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah, merokok
merupakan salah satu faktor yang dapat menaikan tekanan darah karena terjadinya
peningkatan vasokontriksi pembuluh darah perifer (Arifin &Weta,) .Merokok dan hipertensi
merupakan dua faktor resiko yang terpenting dalam penyakit ateroskelerosis, infark miokard
dan penyakit jantung koroner maupun kematian mendadak yang bisa terjadi. Efek akut yang
disebabkan oleh merokok antara lain terjadi peningkatan tekanan darah dan denyut jantung
dikarenakan hormon epinefrin dan nonepinefrin meningkat akibat dari aktivasi sistem saraf
simpatis. Banyak penelitian juga mengatakan efek jangka panjang merokok yaitu terjadi
peningkatan tekanan darah dikarekan adanya peningkatan dari zat inflamasi, pembentukan
palk, kerusakan vaksuler dan disfungsi endotel. (Gumus et al, 2013).

Peneliti melakukan studi pendahuluan pada masyarakat lansia penderita Hipertensi


RW 13 Kelurahan Palasari ,sebanyak 10 dari 10 masyarakat memiliki pengetahuan
baik,cukup baik,dan kurang baik mengenai bahaya merokok pada lansia penderita hipertensi
Sebesar 90% responden menyatakan merokok menyebabkan penyakit asma dan kanker paru.
dan 50% responden mengetahui bahwa merokok dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan penyakit hipertensi,lalu jumlah rokok yang dihisap dikategorikan menjadi 3
yaitu perokok ringan, perokok sedang dan perokok berat. sebesar 60% perokok menghisap
11-20 batang perhari dan sebesar 40% mengkonsumsi >20 batang perhari,lansia yang di
wawancarai mengatakan kebiasaan merokok sudah dari masa muda. Berdasarkan latar
belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran
pengetahuan lansia tentang bahaya merokok pada penderita Hipertensi.” Di Rw 13 Kelurahan
Palasari Kecamatan Cibiru wilayah kerja UPT Puskemas Cipadung Kota Bandung”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarakan Latar Belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam


penelitian ini yaitu “bagaimana gambaran pengetahuan lansia tentang bahaya merokok pada
penderita Hipertensi di RW 13 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru wilayah kerja
Puskesmas Cipadung Kota Bandung.”
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia tentang bahaya merokok pada


penderita Hipertensi di RW 13 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru wilayah kerja
Puskesmas Cipadung Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Untuk mengidentifikasi karakteristik (usia,jenis kelamin,perkerjaan) di RW 13


Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru wilayah kerja Puskesmas Cipadung Kota
Bandung.
b) Untuk mengidentifikasi pengetahuan lansia tentang bahaya merokok pada warga yang
menderita hipertensi di RW 13 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru wilayah kerja
Puskesmas Cipadung Kota Bandung.
c) Untuk mengidentifikasi tipe perokok pada lansia penderita hipertensi di RW 13
Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru wilayah kerja Puskesmas Cipadung Kota
Bandung.
d) Untuk mengidentifikasi jumlah roko yang dihisap dalam sehari oleh penderita
Hipertensi di RW 13 wilayah kerja Puskemas Cipadung Kota Bandung
e) Untuk mengidentifikasi lama merokok pada penderita Hipertensi RW 13 wilayah
kerja Puskemas Cipadung Kota Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pengetahuan


lansia tentang bahaya merokok pada penderita Hipertensi di RW 13 Kelurahan
Palasari Kecamatan Cibiru wilayah kerja Puskesmas Cipadung Kota Bandung.

1.4.2

1. Bagi Peneliti
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang seberapa
besar pengetahuan lansia bahaya merokok pada penderita hipertensi.
2. Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sarana informasi yang berkaitan
dengan pengetahuan lansia tentang bahaya merokok pada penderita hipertensi.
3. Bagi masyarakat
Dengan penelitian ini diharapkan lansia dapat mengetahui informasi tentang
gambaran pengetahuan bahaya merokok pada penderita hipertensi dan
menghindari komplikasi akibat hipertensi serta menurukan angka kematian
akibat hipertensi .

Anda mungkin juga menyukai