o Hal-hal positif yang telah kami pelajari dan pemikiran KHD yang juga Anda dilihat
pada budaya di daerah Anda
Hal-Hal positif yang kami pelajari terkait pemikiran KHD, antara lain:
Pendidikan dan pengajaran adalah upaya penyiapan dan pembekalan bagi segala
kepentingan kehidupan manusia, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun
kehidupan budaya.
Pendidikan harus memahami kodrat anak, potensi, bakat dan minat anak-anak serta
pendidikan didasarkan pada kodrat alam dan kodrat zaman.
Pendidik memegang konsep trilogi pendidikan, yaitu: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani.
Pendidikan tidak lepas dari Trisentra pendidikan, yaitu pelibatan sekolah, orang tua dan
masyarakat dalam proses pendidikan.
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Berkebinekaan global
3. Gotong royong
Pemikiran KHD tersebut juga dapat dilihat pada budaya di daerah kami.
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Hal ini dapat terlihat dari pembacaan do’a setiap memulai suatu kegiatan
baik kegiatan di masyarakat (pernikahan, ulang tahun, maras tahun dll)
termasuk Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah.
Selalu mengucapkan salam dan bertegur sapa (ngelakar/betarikh) ketika
berjumpa teman, saudara ataupun orang yang baru di kenal.
2. Berkebinekaan global
Seperti kita ketahui masyarakat Belitung Timur terdiri dari beragam
suku/daerah, seperti Melayu, Betawi, Sunda, Jawa, Medan, Padang,
Palembang dll. Masyarakat Belitung Timur menerima dan menghargai
perbedaan budaya yang ada, baik kearifan lokal maupun kebudayaan dari
suku-suku pendatang. Serta dapat hidup berdampingan antar satu
dengan lainnya.
3. Gotong royong
Hal positif ini dapat terlihat dari kebiasaan warga dalam mempersiapkan
suatu acara/kegiatan. Sebelum acara di mulai biasanya diadakan rapat
panitia guna membahas penanggung jawab kegiatan tersebut, selain itu
jika memerlukan konsumsi, maka pihak perempuan akan bergotong
royong memasak menyiapkan konsumsi.
a) Pendidikan itu adalah benih-benih kebudayaan.
Pemikiran positif ini dapat dilihat pada kekayaan alam dan budaya yang beragam di
Belitung Timur. Belitung timur memiliki kekayaan alam dengan budaya yang beragam yang
dapat dikembangkan dan diintegrasikan dalam proses pembelajaran dalam berbagai
jenjang (TK-SMA). Banyak kekayaan alam, seperti lokasi tambang timah, hasil laut dan
sektor wisata yang terkenal di Kota Belitung Timur. Hasil timah, laut dan sektor wisata
memberikan dampak luas terhadap perekonomian dalam menghadapi ilmu pengetahuan,
teknologi komunikasi dan informasi. Belitung Timur mampu mengarahkan peserta didik
untuk melakukan olah cipta, olah rasa, olah karsa dan olahraga menuju murid yang selamat
dan bahagia
b) Pendidikan itu adalah taman bermain (kodrat anak adalah bermain)
Pemikiran ini dapat dilihat pada konteks budaya di daerah Belitung Timur dimana murid
cenderung suka menggunakan HP atau permainan berbasis digital. Potensi ini dapat
dikembangkan dalam proses pembelajaran.
Pemikiran ini dapat dilihat dari permainan tradisional Belitung yaitu “caklingking”.
Permainan tradisional tidak hanya mengandung unsur kesenangan tetapi ada juga nilai-nilai
budaya yang terkandung didalamnya. Selain itu juga dapat melatih kecakapan dalam
berfikir dan berhitung. Permainan tradisional juga memiliki peran yang besar dalam proses
pembelajaran matematika, menambah keaktifan bersosialisasi, dan menambah rasa
gembira pada anak-anak. Selain itu, melalui permainan ini juga anak-anak dapat
berolahraga, bergerak dan melatih konsentrasi dalam memenangkan permainan.
c) Pendidikan pada anak disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman
Di daerah kami khususnya Kota Belitung Timur terkenal sebagai Kota laskar pelangi.
Artinya, secara alam, murid-murid telah tumbuh, lahir dan berkembang dalam lingkungan
pendidikan yang baik. Semangat murid-murid untuk belajar juga sangat baik didukung oleh
orang tua sehingga iklim kondusif terbangun secara alami. Sementara, kodrat zaman,
murid-murid atau anak-anak di Kota Belitung Timur memiliki kemampuan yang baik dalam
mengikuti perkembangan zaman khususnya dalam perkembangan teknologi. Sehingga
tinggal mengarahkan pendidikan kepada budaya yang hendak dicita-citakan.
Kabupaten Belitung Timur terkenal dengan nama “negeri laskar pelangi. Bagi masyarakat
yang sudah pernah menonton film “Laskar Pelangi” pasti tahu kondisi alam Belitung Timur
yang dikelilingi pantai dan lingkungannya masih alami dan asri. Kondisi pemukiman pun
masih tergolong sepi. Sering di jumpai terdapat pemukiman jauh dari sekolah. Sehingga
untuk menuju sekolah dibutuhkan waktu yang lama. Secara kodrat zaman, anak-anak di
Belitung Timur sudah terbiasa dengan perkembangan teknologi terutama smartphone.
Dengan arahan yang lebih baik, mereka bisa kita ajak meraih pendidikan yang lebih baik.
d) Trilogi Pendidikan
Pemikiran positif dari Ki Hadjar Dewantara yang dikenal dengan Trilogi Pendidikan, yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani. Trilogi ini
berusaha diterapkan oleh pendidik/rekan sejawat dalam proses pembelajaran. Pendidik
berusaha memberikan teladan yang baik jika berada di depan, memberikan semangat
ketika berada di tengah dan memberikan dorongan ketika berada di belakang.
e) Pemikiran tentang Trisentra Pendidikan
Pemikiran positif tentang trisentra pendidikan ini terwujud dengan adanya sinergi antara
guru, orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan dan pembelajaran yang ada di
sekolah. Selama di sekolah guru mendampingi belajar murid. Di rumah orang tua bisa
memberikan penguatan dan motivasi. Masyarakat memegang teguh nilai-nilai budaya
sebagai modal akulturasi budaya yang positif dalam menumbuhkan keberadapan manusia
yang lebih baik. Dan masih banyak lagi hal-hal lain yang selaras dengan pemikiran KHD.
Sepakati satu hal positif dari pemikiran KHD yang akan diterapkan di kelas/ sekolah
Anda?
Hal positif pemikiran KHD yang akan kami terapkan dalam konteks kelas/sekolah
adalah“ Kemerdekaan dalam belajar dengan berorientasi pada kebudayaan
daerah/kearifan lokal”
Penjabaran
Kemerdekaan dalam belajar yang kami maksud adalah pembelajaran yang berpusat
pada murid. Murid bukanlah objek dari pembelajaran tetapi menjadi subyek. Artinya,
pembelajaran harus didesain berdasarkan kebutuhan, karakteristik, kodrat dan potensi
anak-anak. Pembelajaran memberikan kesempatan yang lebih untuk murid dapat
mengeksplorasi diri, mengembangkan diri, menciptakan sesuatu, berkolaborasi,
berdiskusi, memecahkan masalah namun dengan cara-cara yang menyenangkan.
Setiap murid/anak harus merasa merdeka dan bahagia Ketika mengikuti proses
pembelajaran tertentu.
● Membuat survey non kognitif dan kognitif untuk mengetahui profile murid
sehingga dapat ditentukan strategi/metode/model pembelajaran
● Merancang pembelajaran berpusat pada murid dengan menggunakan model
pembelajaran inovatif dan kooperatif untuk membentuk kemampuan
kolaboratif dan komunikasi
● Murid belajar dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan minat dan
potensinya (pendidikan yang berdiferensiasi)
● Proses pembelajaran tidak hanya di kelas tetapi dapat dilaksanakan di luar
kelas (outdoor learning and moving class) dengan beragam aktivitas, seperti:
bermain peran, percobaan, mengukur lapangan, membuat proyek dan lain-
lain.
● Pembelajaran memanfaatkan sumber belajar dari lingkungan
● Mengintegrasikan kebudayaan lokal daerah Belitung Timur dalam
pembelajaran seperti budaya "MAKAN BEDULANG" dalam bentuk
pembelajaran berbasis proyek atau dengan pendekatan STEAM. Mengingat
budaya ini memiliki kekayaan nilai filosofi yang mendalam sebagaimana
profil pelajar pancasila. Seperti religius, gotong royong, hormat menghormati,
toleransi dan sebagainya.
Tantangan yang dihadapi dan solusi pada saat pembelajaran
1. Pilih satu ‘Profil Pelajar Pancasila’ dalam mengembangkan kerangka ‘Merdeka Belajar’
gotong royong
2. Identifikasi sumber daya dan potensi (minimal 3 potensi) yang dimiliki oleh sekolah dan
kelas Anda yang mendukung ‘Merdeka Belajar’,
a. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar
b. Profesionalisme guru untuk mendidik dan mengajar siswa dan memiliki kecakapan
hidup
c. Penerapan teknologi.
d. Budaya masyarakat yang terjaga kelestariannya.
o Indikator Ketercapaian:
A.
B.
a. Apa yang akan dilakukan untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila yang dipilih?
Intinya sebagai guru kita akan membuat rencana kerja atau rancangan
pembelajaran, pelaksanaanya, evaluasi, dan tindak lanjut yang
dilakukan secara berkesinambungan.
Untuk mencapainya yaitu peserta didik diberi kebebasan memilih peran dari
tugas proyek yang diberikan sehingga diharapkan tanggung jawab atas
pilihannya tersebut dan harus bisa bekerja sama terhadap peserta didik lain
untuk mewujudkan proyek tersebut. Disamping itu diperlukan pengkondisian
yang secara matang untuk menumbuhkan kerjasama diantara siswa, dengan
adanya motivasi dan apresiasi kepada siswa, secara perlahan guru mengajak
siswa untuk memahami perbedaan pendapat, melatih untuk mendahulukan
kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi. Selain itu guru juga
dapat memberikan motivasi pada proses kolaborasi siswa, sehingga tercipta
suasana yang nyaman diantara siswa
Peran guru : Sebagai motivator, dan fasilitator yang menuntun siswa untuk
memiliki semangat gotong royong