Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SKRIPSI

Perancangan sistem OFDM ISOWC dengan arsitektur PON

Oleh :

SALSABILA DESTI DARMA


1807113362

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul “Perancangan sistem OFDM ISOWC dengan arsitektur
PON”

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

SALSABILA DESTI DARMA


NIM. 1807113362

Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

ErySaftrianti, ST.,MT
NIP. 19740224 200003 2 001

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Teknik Elektro S1
Fakultas Teknik Universitas Riau

Dr. Indra Yasri, ST.,MT


NIP. 19740307 200212 1 002

1
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
A. Judul Penelitian
B. Bidang Ilmu
C. Latar Belakang Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian3
G. Tinjauan Pustaka
a. Penelitian Terkait
b. Inter Satelit Link .........................................................................................6
c. Inter Satellite Optical Wireless Communication (ISOWC)7
d. Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)7
e. Differential Phase Shift Keying (DPSK)
f. Passive Optical Network (PON)..................................................................9
g. Power Link Budget10
H. Metode Pelaksanaan
I. Jadwal Kegiatan
K. Rancangan Biaya
L. Daftar Pustaka
M. Lampiran
a. Biodata Mahasiswa.........................................................................................
b. Biodata Dosen Pembimbing

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan Satelit dengan Optical Link7


Gambar 2. Gambar Rangkaian Sederhana Sistem OFDM8
Gambar 3. Gambar Spektrum OFDM8
Gambar 4. Arsitektur Umum Jaringan NGPON9
Gambar 5. Konfigurasi ISOWC dengan Arsitektur PON atau NGPON10

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perkiraan Jadwal Pelaksanaan Penelitian11


Tabel 2. Biaya Administrasi, Publikasi dan Operasional11

4
A. Judul
Perancangan sistem OFDM ISOWC dengan arsitektur PON

B. Bidang Ilmu
Telekomunikasi

C. Latar Belakang
Teknologi telekomunikasi saat ini mengalami perkembangan yang begitu pesat dan
beragamyang disebabkan oleh kebutuhan manusia akan teknologi telekomunikasi yang
memiliki fleksibilitas dan kualitas yang baik. Teknologi telekomunikasi wireless merupakan
jawaban untuk kebutuhan manusia yang membutuhkan mobilitas tinggi dan kualitas yang
baik. Salah satu jenis teknologi telekomunikasi wireless adalah Optical Wireless
Communication (OWC) merupakan salah satu teknologi yangmenggabungan antarateknologi
wireless yang fleksibeldengan teknologi optik yang memiliki kecepatan transmisi yang tinggi
dan bandwidth yang besar. Gabungan antara keduanya mampu mengatasi kelemahan
teknologi wireless yang rentan terhadap interferensi dan loss yang tinggi, maka teknologi
OWC dapat menyediakan layanan telekomunikasi yang tahan akan interferensi dan loss yang
kecil. [1-2]
Teknologi OWC ini dapat digunakan pada beberapa model sistem telekomunikasi,
salah satunya pada sistem telekomunikasi Ultra long range OWC Applications yaitu untuk
komunikasi antar satelit, yang biasa disebut dengan Inter Satelitte Optical Wireless
Communication (ISOWC) [3]. ISOWC menggunakan wireless dan optik sebagai teknologi
utama dalam melakukan pertukaran informasi, dengan menggabungkan kedua teknologi itu
maka didapat teknologi ISOWC yang memiliki bandwidth besar, daya kecil dan nilai loss
yang rendah, serta dapat melakukan komunikasi jarak jauh (long haul) hingga ribuan kilo
meter (km) dengan kecepatan pengiriman data (bitrate) yang tinggi. [1-2]
Dalam satu dekade terakhir telah banyak dilakukan penelitin tentang sistem ISOWC ini
dan sistem ISOWC menjadi bidang penelitian yang mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Pada penelitian [4] dilakukan penelitian tentang ISOWC dimana pada penelitian ini
ISOWC yang dirancang dikombinasikan dengan line coding Not Return to Zero(NRZ)
danReturn to Zero(RZ) dan hasilnya ISOWC ini mampu memberikan performa yang baik
pada jarak 1700 km dengan bitrate 3Gbps [4]. Untuk meningkatkan performanya, pada

1
sistem ISOWC perlu diimplementasikan teknik multiplexing agar sistem ISOWC memiliki
Badwidth yang besar dan BER yang kecil [5].
Terkait dengan penambahan teknik multiplexing, telah banyak penelitian yang
dilakukan untuk sistem ISOWC ini salah satunya penelitian [6] dimana melakukan penelitian
ISOWC yang ditambahkan dengan teknik Dense Wavelangeth Division Multiplexing
(DWDM) dengan 32 kanal yang terintegrasi pada sistem ISOWC. Pada penelitian ini teknik
modulasi yan digunakan masih sama dengan penelitin [4] yaitu menggunakan teknik NRZ
dan RZ namun sedikit perbedaan terdapat 3 jenis masukan dayanya yaitu 10 dBm, 20 dBm
dan 30 dBm.Hasil terbaik pada penelitian ini yaitu untuk modulasi NRZ dengan 30 dBm
masukan daya, dimana jarak transmisi yang dihasilkan hingga 5000 km [6].
Penelitian lainnya yang melanjutkan penelitian [6] dimana pada penelitian [7]
menambahkan loop control dan Erbrium Doped Fiber Amplifiers (EDFA) sehingga dapat
meningkatkan jarak hingga 10000 km denga bitrate yang sama yaitu 10 Gbps[7].Selain
gabungan DWDM dan ISOWC, pada penelitian lain juga dilakukan penelitian gabungan
antara Ultra Dense Wavelangeth Division Multiplexing (UDWDM)64 kanal dengan ISOWC
dan menggunakan modulasi yang berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu menggunakan
teknologi Carrier Suppressed Return To Zero (CSRZ). Pada peneltian ini ISOWC dapat
bertransmisi pda jarak 15000 km dan bitrate sebesar 20 Gbps [1].
Pada penelitian [5] para peneliti melakukan penelitian tentang ISOWC yang
digabungkan dengan teknologi multiplexing dan modulasi yang berbeda dari penelitian [1]
yaitu Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dan Differential Phase Shift
Keying (DPSK). Dari hasil penelitian diatas didapat hasil bahwa sistem ini mampu
melakukan komunikasi dengan performa yang baik hingga jarak yang sangat jauh yaitu
20000 km dengan bitrate sebesar 10 Gbps [5]. Dari beberapa penelitian didapat fakta bahwa
multiplexing OFDM lebih baik dari segi jarak, karena multiplexing OFDM dapat melakukan
transmisi lebih jauh dari multiplexing WDM atau MDM.
Penelitian [5] ini memiliki kekurangan dalam proses transmisinya karena pada
penelitian ini hanya melakukan implementasi OFDM pada komunikasi satu satelit ke satu
satelit lain (point to point), sedangkan kita ketahui ada begitu banyak satelit yang mengorbit
diatas permukaan bumi dan mengharuskan adanya teknologi yang mendukung dalam
komunikasi satu satelit dengan beberapa satelit (point to multipoint). Salah satu teknologi
yang dapat digunakan untuk kebutuhan tersebut adalah Passive Optical Network (PON)
dimana PON merupakan teknologi yang memiliki arsitektur point to multipoint, dan
teknologi ini dapat mendukung pengiriman triple play service (suara, data, dan video) untuk
2
kebeberapa satelit dalam sekali pengiriman [8]. Berdasarka rekomendasi dari International
Telecommunication Union (ITU) teknologi pon pada saat ini telah mencapai bitrate 40 Gbps
[9].
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, maka pada proposal ini pengusul ingin
melakukan penelitian tentang gabungan teknologi antara ISOWC dengan OFDM dan
teknologi PON. Dalam penelitian ini akan menghasilkan satu model sistem ISOWC yang
dapat mentransmisikan data komunikasi untuk beberapa satelit dan dapat melakukan
transmisi yang sangat jauh dengan bitrate yang tinggi. Berdasarkan penelitian [5] dan
rekomendasi ketetapan ITU [10]. Maka pengusul proposal berhipotesa bahwa model sistem
OFDM-PON ISOWC ini diharapkan dapat melakukan transmisi dengan performa yang baik
ke beberapa satelit dengan jarak setidaknya 20000 km dengan bitrate sebesar 40 Gbps.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapat rumusan masalah pada penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana performansi sistem ISOWC yang digabungkan dengan
teknologi OFDM dengan arsitektur PON sehingga dapat melakukan komunikasi point to
multipoint antar satelit serta mengetahui berapa maksimum jarak yang dapat dicapai oleh
sistem ini.

E. Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini dapat berguna di masayang akan datang, maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan sistem OFDM ISOWC dengan arsitektur PON, serta menganalisa
performansinya berdasarkan parameter yaitu BER, Quality Faktor, dan Power Link
Budget.
2. Mengetahui panjang jarak transmisi maksimum yang dapat ditempuh oleh sistem OFDM
ISOWC dengan arsitektur PON.

F. Kegunaan
Penerapan arsitektur PON dan penambahan multiplexing OFDM pada sistem ISOWC,
diharapkan mampu membuat sistem ISOWC dapat melakukan transmisi ke beberapa satelit
dengan bitrate yang tinggi dan mampu melakukan transmisi pada jarak maksimum yang

3
sangat jauh. Sehingga teknologi ISOWC OFDM PON dapat dijadikan sebagai salah satu
backhaul network untuk komunikasi jarak jauh.

G. Tinjauan Pustaka
a. Penelitian Terkait
Optical Wireless Communication (OWC) merupakan salah satu teknologi komunikasi
yang menggabungan antara teknologi wireless yang fleksibel dengan teknologi optik yang
memiliki kecepatan transmisi yang tinggi, bandwidth yang tinggi, serta tahan terhadap lost
dan interferensi. Dengan beberapa keunggulan tersebut membuat OWC dapat digunakan
diberbagai jenis sistem, salah satunya pada Ultra long range OWC Applications seperti
komunikasi antar satelit (Inter Satelitte Optical Wireless Communication-ISOWC) [3].
ISOWC mampu menghasilkan bandwidth yang tinggi, lost yang kecil, dan biaya yang kecil
sehingga ISOWC ini sangat cocok untuk komunikasi jarak jauh (Long Haul) karena dapat
menghasilkan kecepatan transmisi yang tinggi dengan jarak transmisi hingga ribuan
kilometer. [1-2].
Sistem komunikasi ISOWC telah banyak mengalami perkembangan dan diteliti. Pada
penelitian [4] dilakukan penelitian tentang ISOWC dimana pada penelitian ini ISOWC yang
dirancang dikombinasikan dengan line coding Not Return to Zero (NRZ) dan Return to Zero
(RZ) tanpa teknik multiplexing dan hasilnya ISOWC ini mampu memberikan performa yang
baik pada jarak 1700 km dengan bitrate 3Gbps serta nilai Bit Error Rate (BER) sebesar 10−41
untuk NRZ dan10−25 untuk RZ, sehingga didapat hasil bahwa NRZ lebih baik dari pada RZ
[4].
Kecepatan transmisi yang tinggi dan nilai BER yang kecil dapat dicapai dengan
menambahkan teknik multiplexing [5]. Beberapa tahun sebelumnya telah banyak dilakukan
penelitian tentang ISOWC namun tanpa menggunakan teknik multiplexing seperti penelitian
[4] dan pada tahun yang sama dilakukan penelitian tentang ISOWC dengan modulasi tetap
mengunakan NRZ dan RZ namun ditambahkan teknik multiplexing DWDM 32 kanal. Pada
penelitian ini diterapkan 3 jenis masukan daya yang berbeda-beda yaitu 10 dBm, 20 dBm dan
30 dBm dengan panjang gelombang 1550 nm. Hasil terbaik pada penelitian ini yaitu untuk
modulasi NRZ dengan 30 dBm masukan daya, dimana jarak transmisi yang dihasilkan hingga
5000 km dengan bitrate 10 Gbps dan BER 10−41 [6].
Sistem DWDM ISOWC 32 kanal ini dikembang lagidengan penambahan loop control
dan EDFA, dari penelitian [7] ini didapat hasil yang lebih baik dari sebelumnya yaitu jarak

4
transmisi bertambah menjadi 10000 km dengan bitrate 10 Gbps dengan masukan daya yang
kecil yaitu hanya 10 dBm. Walau dengan masukan daya yang kecil, nilai BER dan Q-faktor
yang dihasilkan oleh sistem ini sangat baik yaitu sebesar 2,65 x 10-312 dan 37,5 [7].
Pada penelitian lainnya dilakukan penelitian gabungan antara ISOWC dengan
multiplexing UDWDM 64 kanal dengan masing-masing kanal memiliki jarak 25 GHz dan
daya inputnya sebesar 12 dBm [1]. Penelitian ini merapkan 2 jenis modulasi yang berbeda
antara upstream dan downstream-nya, modulasi upstream menggunakan Amplitude
Modulation (AM) dan downstream menggunakan Carrier Suppressed Return to Zero (CSRZ)
[1]. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu jarak transmisi mencapai 15000 km dan
bitrate-nya 20 Gbps dengan BER downstream1,368 x 10−12 dan upstream1,2406 x 10−11 [1].
Selain beberapa jenis multiplexingsebelumnya, ada jenis satu multiplexing lainnya yang
juga di gabungkan dengan teknologi ISOWC yaitu, Orthogonal Frequency Division
Multiplexing (OFDM). Penelitian [10] ini mencoba merancang dan mensimulasikan
penelitian ISOWC yang di gabungkan dengan teknologi coherent detection OFDM [10]. Pada
penelitian ini digunakan line coding NRZ dan teknik modulasi 4-QAM, dari penelitian ini
didapat hasil berupa jarak sebesar 800 km dengan BER hanya sebesar 10−11 [10].
Melanjutkan penelitian [10], penelitian selanjutnya ini yaitu merancang dan
menganalisa sistem gabungan antara ISOWC dengan WDM dan Cohorent
OpticalOrthogonal Frequency Division Multiplexing (Co-OFDM). Pada penelitian ini
dilakukan perancangan sistem dengan menggabungkan 4 kanal WDM berkecepatan 10 Gbps
dengan panjang gelombang 1550 nm dengan masing-masing kanal berjarak 10 GHz pada
system OFDM ISOWC dan menggunakan modulasi 4-QAM [12]. Pada kanal OFDM
dingunakan 512 Subcarier dan 1024 Fourier Fast Transform (FFT) dimana aperture antena
digunakan pada besaran 10 cm dan dihasilkan performa system baik hingga jarak 600 km
[11]. Setelah melakukan peningkatan aperture antenna menjadi 20 cm, maka performa system
tersebut baik hingga mencapai jarak 800 km [11].
Pada penelitian [12] dirancang gabungan sistem ISOWC dan OFDM dengan
menggunakanSemiconductor Amplifier (SOA). Sama dengan penelitian [11] sebelumnya,
teknik modulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah 4-QAM dengan bitrate sebesar 10
Gbps namun pada penelitian ini panjang gelombang yang digunakan 2 jenis yang berbeda
yaitu 850 nm dan 1550 nm. Dari hasil penelitian didapat nilai Signal to Noise Ratio (SNR)
dan daya terima system lebih besar pada panjang gelombang 850 nm dengan maksimum
jarak hingga 15000 km [12].

5
Penelitian [5] ini melakukan penggabungan system ISOWC dan OFDM dengan teknik
modulasi yang berbeda dari beberapa penelitian sebelumnya, dimana pada penelirian ini
digunakan modulasi Differential Phase Shift Key (DPSK). Untuk parameter pengukuran
lainnya sama dengan dengan penelitian sebelumnya yaitu tetap dengan bitrate sebesar 10
Gbps, dengan percobaan pada dua panjang gelombang yang berbeda yaitu 850 nm dan 1550
nm. Parameter evaluasi kelayakan sistem yang digunkan pada penelitian ini ada beberapa
jenis yaitu SNR, total daya yang diterima, diagram konstelasi, dan spektrum frekuensi. Hasil
yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan hal yang sama dengan penelitian sebelumnya
bahwa panjang gelombang 850 nm lebih baik performanya dibanding panjang gelombang
1550 nm dengan maksimal jarak transmisi hingga 20000 km [5].

b. Inter Satellite Link


Komunikasi satelit telah berkembang dari masa ke masa hingga saat ini. Pada saat awal
berkembang hingga saat ini hubungan antar satelit banyak menggunakan sinyal
microwaveuntuk hubungan antara satelit dengan satasiun bumi, ataupun hubungan satelit
geosynchronous orbit (GEO) dengan satelit low earth orbit (LEO). Untuk masa yang akan
datang hubungan satelit diharapkan menggunakan sinyal microwave pada komunikasi satelit
dengan stasiun bumi, dan menggunakan optical link pada komunikasi antar satu satelit denga
satelit lainnya [20].
Komunikasi antar satelit pertama yang menggunakan optical linkterjadi pada bulan
maret 2003 antara satelit Artemis yang mengorbit pada GEO dengan satelit Perancis bernama
SatelitPour L`Observation De La Terre 4 (SPOT-4) yang mengorbit pada LEO dengan jarak
832 km. Namun komunikasi antar satelit ini masih terjadi secara satu arah yang berasal dari
Artemis menuju ke SPOT-4 dengan menggunakan bitrate sebesar 50 Mbps, panjang
gelombang 850 nm, dan daya sebesar 120 mW. Pada tahun 2005 komunikasi dua arah
berhasil tercapai antara satelit Artemis dengan satelit Kirari. Berikut contoh gambar hungan
antar satelit dengan menggunakan Optical Link[12].

6
Gambar 1. Hubungan Satelit dengan Optical Link [12]

c. Inter Satellite Optical Wireless Communication (ISOWC)


ISOWC merupakan salah satu jenis komunikasi tanpa kabel yang memiliki prinsip yang
sama dengan komunisi pentransmisian data yang menggunakan udara, namun ISOWC
menggunakan cahaya sebagai carrier-nya. Sinyal informasi akan dimodulasikan pada
carrier-nya dan ditransmisikan dari sumber cahaya (laser) pada ruang hampa. ISOWC dapat
digunakan untuk menghubungkan satu satelit dengan satelit lainnya pada orbit yang sama
ataupun pada orbit yang berbeda [20].
Penggunaan OWC pada komunikasi antar satelit dipilih karena memiliki keuntungan
dimana data dapat ditransmisikan dengan kecepatan yang tinggi, keamanan yang baik, dan
daya yang kecil walaupun jarak yang ditempuh ribuan kilometer. Alasan lain penggunaan
OWC adalah karena panjang gelombangnya yang lebih kecil disbanding dengan panjang
gelombang RF maka OWC lebih rendah loss dibanding RF dan juga akurasi tracking
sistemnya yang tinggi [20].

d. Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)


OFDM merupakan sebuah teknik multiplexing yang diterapkan pada sinyal yang telah
termodulasi sebelumnya dan biasa digunakan sebagai modulasi tingkat kedua dengan cara
sinyal keluaran pada modulator akan dibagi secara paralel pada sejumlah subkanal, kemudian
subkanal tersebut dimodulasikan dengan subfrekuensi pembawa yang saling orthogonal
(tegak lurus). Prosesnya mirip dengan teknik modulasi multicarrier namun pada OFDM
digunakan subcarrier yang saling tegak lurus pada masing-masing subkanal [13]. Berikut
gambar rangkaian sederhana sitem OFDM.

7
Gambar 2. Gambar Rangkaian Sederhana Sistem OFDM [16]

Kelebihan OFDM adalah tahan terhadap frequency selective fading, interferensi


narrowband dan efisien terhadap multipath fading. OFDM memiliki banyak subcarrier yang
saling tegak lurus sehingga antar subcarrier yang berdekatan dibuat overlapping satu dengan
yang lain sehingga Inter Carrier Interface (ICI) dapat teratasi oleh karenanya OFDM sangat
efisien dalam penggunaan spektrum yang berujung dengan lebih hematnya bandwidth [13].
Berikut gambaran bentuk dari spektrum OFDM.

Gambar 3. Gambar Spektrum OFDM

e. Differential Phase Shift Keying (DPSK)


DPSK merupakan salah satu jenis teknik modulasi digital dimana sinyal yang
dimodulasi dibedakan berdasarkan phasa-nya. DPSK memiliki banyak keunggulan dimana
DPSK memiliki biaya yang rendah, penurunan pada bermacam non linearsehingga dapat
ditingkatkannya anggaran sistem [5]. Pada penelitian ini diharap menggunakan DPSK
dengan arsitektur PON maka sistem dapat mentransmisikan data pada bitrate 40 Gbps dan
menempuh jarak hingga 20000 km.

8
f. Passive Optical Network (PON)
PON telah mendapatkan perhatian dari International Telecommunication Union (ITU)
sebagai teknologi yang menjanjikan sejak lebih dari 20 tahun yang lalu dengan
diluncurkannya ITU recommendation G.983.1 pada tahun 1998. PON memiliki kemiripan
dengan teknologi Fiber To The Home (FTTH), dimana PON dibuat dengan arsitektur point to
multipoint untuk melakukan transmisi triple play service baik melalui sinyal radio maupun
dengan kabel (optik) [20].
Gagasan pembuatan PON pertama kali dicetuskan pada tahun 1980-an dimana topologi
dibutuhkan pada layanan telepon. Jenis PON pertama adalah TDMA PON yang hanya
digunakan untuk layanan telepon, sejak saat itu PON semakin berkembang hingga saat ini.
Mulai dari Asynchronous Transfer Mode PON (APON), Super PON, Broadband PON
(BPON), GPON, NGPON, dan yang terbaru NGPON2 [20]. Kecepatan NGPON telah
mencapai 40 Gbps dapat dilihat berdasarkan tabel berikut [9-14].
Berikut dapat dilihat pada gambar 2.4. bentuk dari arsitektur umum jaringan PON. Pada
gambar 2.5 dapat dilihat bentuk konfigurasi antar satelit dapat didesain dengan menggunakan
arsitektur PON maupun NGPON, seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4. Arsitektur Umum Jaringan NGPON [21]

9
Gambar 5. Konfigurasi ISOWC dengan Arsitektur PON atau NGPON [12]

g. Power Link Budget


Power link budget merupakan salah satu metode dimana dilakukan perhitungan untuk
mengetahui daya yang keluar pada sisi receiver maupun daya yang diterima pada sisi
transmitter. Daya yang diterima adalah resultan sinyal dari degradasi level daya sinyal input
yang disebabkan oleh redaman serta penguatan (gain) transmitter dan gain pada receiver.
Daya terima pada system ISOWC dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut
[15].
2

( ❑
)
Pr = PT nTnR 4 πR GTLTGRLR (1)

dimana:
PT = Daya pada transmitter
nT = Efisiensi sinyal optik pada transmitter
nR = Efisiensi sinyal optik pada receiver
 = Panjang gelombang
R = Jarak transmisi antara transmitter dan receiver
GT = Gain transmitter
GR = Gain receiver
LT = Rugi-rugi transmitter
LR = rugi-rugi atau loss receiver

H. Metode Pelaksanaan
ISOWC-OFDM dengan arsitektur NGPON merupakan sistem yang akan menjadi
pokok utama pembahasan dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Modulasi yang

10
akan digunakan adalah DPSK dan arsitektur NGPON dipilih dengan harapan arsitektur ini
dapat menyediakan komunikasi point to multipoint antar satelit. Software Optisystem
digunakan sebagai media pemodelan system ISOWC-OFDM dengan arsitektur NGPON ini.
Optisystem merupakan perangkat lunak yang memiliki fungsi yang kompleks dimana pada
perangkat lunak ini dapat dilakukan pemodelan, pengujian, dan pensimulasian jaringan optic
modern. Selain itu Optisystem ini juga dilengkapi denganvirtual instrument yang sangat
membantu disaat terjadinya ketidak tersediaan peralatan.

a. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukam oleh penulis adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan data primer yang didapat oleh penulis dari hasil perancangan sistem yang
dilakukan menggunakan software Optisystem berupa BER, Q-factor, dan Power Link Budget.

b. Prosedur Peneletian
Tahap awal yang akan penulis lakukan dalam pengerjaan penelitian ini adalah
melakukan studi literature dengan membaca beberapa jurnal atau paper dan melakukan
review dari beberapa jurnal tersebut hingga didapat sebuah latar belakang yang menjadi dasar
dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Setelah mendapatkan latar belakang dan
menambahkan beberapa referensi lainya maka penulis akan melanjutkan dengan perumusan
masalah dimana tahap ini akan didapat judul, tujuan dan manfaat dari penelitian penulis.
Setelah masalah telah didapat tahap selanjutnya penulis akan melanjutkan dengan
melakukan pemodelan dari sistem OFDM-NGPON pada ISOWC. Kemudian dilanjutkan
dengan perancangan dan pensimulasian pada software Optisystem hingga didapat hasil
performa dari sistem yang dirancang. Tahap akhir yang akan dilakukan penulis dalam
penelitian adalah dengan melakukan analisa dan menarik kesimpulan dari hasil yang didapat
pana penelitian yang penulis lakukan ini, serta tak lupa memberikan saran dan rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya yang akan dilaksanakan.

I. Jadwal Kegiatan Program


Tabel 1. Perkiraan Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Minggu
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Studi literatur                        
2 Survei                        
3 Penentuan serta perhitungan desain                        

11
4 Perancangan                        
5 Pengambilan data                        
6 Analisa hasil pengambilan data                        
7 Pembuatan laporan akhir                        

J. Rancangan Biaya
Tabel 2. Biaya Administrasi, Publikasi dan Operasional
No Biaya Satuan Jumlah
Uraian Kegiatan Volume
K. (Rp) (Rp)
Pengetikan dan Perbanyak
1. 5 Rangkap 30.000 150.000
Proposal
2. Seminar Proposal 1 Kali 250.000 250.000
Pengetikan dan Perbanyak
3. 5 Rangkap 30.000 150.000
Laporan Hasil Penelitian
4. Seminar Hasil Penelitian 1 Kali 300.000 300.000
5. ATK 1 Set 50.000 50.000
Jumlah Biaya (Rp) 900.000

Daftar Pustaka

[1] H. Singh, “Performance Analysis of Next Generation High Capacity Ultra Dense
Wavelength Division Multiplexing Based on Inter-Satellite Optical Wireless
Communication”, International Journal of Advanced Research in Science and
Engineering, Volume 6, Issue 8, Agustus. 2017.
[2] M. Kaur dan M. S. Patterh, “Design and Analysis of Ultra High Capacity DWDM
System with and without Square Root Module for Different Modulation
Format”,International Journal of Advanced Research in Computer Science, Volume
8, No. 5, ISSN No. 0976-5697, May – June. 2017.
[3] M. Uysal dan H. Nouri, “Optical Wireless Communications-An Emerging
Technology. Department of Electrical and Electronics Engineering”,International
Conference on Transparent Optical Networks (ICTON) 2014, IEEE Explore, 2014.
[4] N. Kaur dan G. Soni, “Performance Analysis of Inter-Satellite Optical Wireless
Communication System by Using NRZ and RZ Modulation”, International Journal of
Scientific and Research Publications, Volume 5, Issue 1, ISSN 2250-3153, Januari.
2015.

12
[5] S. Chaundhary, A. Sharma dan V. Singh, “Optimization of High Speed and Long
Haul Inter-Satellite Communication Link by Incorporating Differential Phase Shift
Key and Orthogonal Frequency Division Multiplexing Scheme”, Optik, Volume 176,
Hal: 185-190, Januari. 2019.
[6] P. Kaur, A. Gupta, dan M. Chaudhary, “Comparative Analysis of Inter Satellite
Optical Wireless Channel for NRZ and RZ Modulation Formats for Different Levels
of Input Power”, Procedia Computer Science, Volume 58, Hal: 572-577, 2015.
[7] P. Kaur, A. Gupta, dan J.Kaur, “Simulative Analysis of DWDM Systems Using Loop
Control in Inter Satellite Optical Wireless Communication Channel for 10,000 km
Long Distance Transmission”, Emerging Research in Computing, Information,
Communication and Applications (ERCICA), Volume 2, Springer, India, 2016.
[8] B. Singh dan H. Singh, “Performance Analysis of Next GenerationDense Wavelength
Division Multiplexing Passive Optical Network (DWDM PON) Based on Inter-
Satellite Optical Wireless Communication Employing Triple Play Services”,
International Journal of Advanced Research in Electrical, Electronics and
Instrumentation Engineering, Volume 6, Issue 8, Agustus. 2017.
[9] 40 Gigabit Capable Passive Optical Networks 2 (NG-PON2): Physical Media
Dependent (PMD) Layer Specification, ITU-T Recommendation G.989.2, 2019.
[10] S. G. Dev dan S. A Thomas, “Performance Analysis of Intersatellite Optical Wireless
Link Using Multiple TX/RX and CO OFDM Techniques”, International Journal of
Scientific & Engineering Research, Volume 6, Issue 10, ISSN 2229-5518, October.
2015.
[11] O. A. A. Al-Selwi dan A. Babiker, “Performance Analysis of Optical Wireless Inter
Satellite Links by Using WDM and Co-OFDM Techniques”, International Journal
for Research in Applied Science & Engineering Technology (IJRASET), Volume 5
Issue VI, ISSN: 2321-9653, Juni. 2017.
[12] A. Hasfiza, F. Diana, dan A. Samah, “Modelling and Performance Study of Inter-
Satellite Optical Wireless Communication System”, International Conference on
Photonics (ICP) 2010, IEEE Explore, 2010.
[13] A. Ananta, I. Santoso, dan A. A. Zahra, “Simulasi Perbandingan Kinerja Modulasi M-
PSK dan M-QAMterhadap Laju Kesalahan Data pada SistemOrthogonal
FrequencyDivision Multiplexing (OFDM)”, Universitas Diponegoro Repository,
2009.

13
[14] K. Asaka dan J. I. Kani, “Standardization Trends for Next-Generation Passive Optical
Network Stage 2 (NG-PON2)”, NTT Technical Review, Volume 13, No. 3, Maret.
2015.
[15] A. Polishuk dan S. Arnon, “Optimization of a Laser Satellite Communication System
with an Optical Preamplifier”, Journal of the Optical Society of America A (JOSA A),
Volume 21, Issue 7, Hal. 1307-1315, 2004.

[16] P. Sharma dan S. M. Shrivastava, “Designing and Performance Evaluation of IsOWC


System Using Mach-Zehnder Modulator”, International Journal of Science and
Research (IJSR), Volume 5, Issue 4, April 2016.

[17] T. Horvath, P. Munster, V. Oujezsky, dan N. H. Bao, “Passive Optical Network


Progress: A Tutorial” Journal Electronic MDPI, 2020.

[18] ITU-T. Recommendation G.663. “Application-Related Aspects of Optical Amplifier


Devices and Subsystems”, 2011.

L. Lampiran

a. Biodata Mahasiswa
Nama : Salsabila Desti Desti
NIM : 1807113362
Program Studi : Teknik Elektro S1
Status : Mahasiswa Aktif
Tempat, Tanggal Lahir : Kototinggi, 23 Februari 2000
Alamat : Jl. Limbungan, Kec. Rumbai Pesisir
Email : salsabila.desti3362@student.unri.ac.id

b. Biodata Dosen Pembimbing


Nama : Ery Safrianti, ST, MT
NIP : 197402242000032001
Tempat, Tanggal Lahir : Pekanbaru, 24 Februari 1974
Pangkat/Golongan/TMT : Pembinan/IV-a, 01 Oktober 2012
Jabatan Fungsional/TMT : Lektor Kepala, 01 Nopember 2008
Jabatan Struktural/TMT : Sekjur Teknik Elektro

14
Jurusan : Teknik Elektro
Pendidikan Terakhir : S2, Tahun 2000
Bidang Ilmu : Sistem Telekomunkasi
Judul Thesis : Perencanaan Strategis Distance Learning melalui
media internet
Tempat Pendidikan : UI Jakarta
Alamat Kantor/Telepon : Fakultas Teknik Unri, Kampus Bina Widya Km 12,5
Simpang Baru Panam Pekan Baru 28293
Alamat Rumah/Telepon : Jl. Thamrin II No. 42 Pekanbaru Telp. 0761-21295
Hp. 082187951850
Email : Erysafrianti@yahoo.co.id

15

Anda mungkin juga menyukai