Anda di halaman 1dari 16

Apakah resiko nilai tukar relavan?

Sejumlah kritikus mungkin menyatakan bahwa exposure sebuah perusahaan terhadap resiko
nilai tukar tidak relevan dan dengan demikian perusahaan-perusahaan tidak perlu mengukur
dan mengelola exposure mereka. Salah satu alasannya adalah menurut teori paritas daya beli
(purchasing power parity, PPP), penggerakan nilai tukar akan diimbangi oleh pergerakan harga.

Para kritikus berpendapat bahwa keberadaan dampak yang saling mengimbangi ini membat
resiko nilai tukar tidak elevan. Namun teori PPP tidak selau eksis dalam dunia nyata. Sangat
mungkin bahwa nilai tukar tidak akan berubah dalam persentase yang sama dengan selisih
inflasi antara dua negara. Karena dampak saling meghilangkan tidak muncul, kababilitas
persaingan perusahaan bisa di pengaruhi oleh pergerakan nilai tukar. Sekalipun PPP eksis dalam
jangka sangat panjang, perusahaan-perusahaan yang berfokus pada jangka waktu 2 hingga 5
tahun ke depan tentu harus selalu peduli terhadap fluktuasi nilai tukar.

Alas kedua adalah investor (yaitu para pemegang saham) dalam perusahaan multinasional
memiliki pilihan untuk meng-hedge resiko nilai tukar yang mereka hadapi.

Mengapa resiko nilai tukar relevan?

Bhwa para investor memiliki informasi yang lengkap mengenai exposure korporasi terhadap
resiko nilai tukar serta memiliki kemampuan untuk mengisolasi exposure individual mereka
secara tepat. Sejauh investor lebih suka jika korporasi yang melakukan hedging bagi mereka,
exposure nilai tukar adalah sesuatu yang relevan bagi korporasi.

Seperti yang telah disampaikan dalam bab sebelumnhya, nilai tukar tidak dapat diramalkan
dengan akurasi yang sempurna, tetapi perusahaan paling tidak dapat mengukur exposure
terhadap fluktuasi nilai tukar. Perusahaan sangat terekspos terhadap fluktuasi nilai tukar,
perusahaan dapat mengimplementasikan theknik-tehnik yang dapat merugikan exposure
tersebut. Tehnik-tehnik semacan itu akan dijelaskan dalam bab selanjutnya. Sebelum memilih
tehnik-tehnik tersebut, perusahaan harus terlebih dahulu mengukur tingkat exposurenya.

Exposue terhadap fluktuasi nilai tukar memiliki 3 bentuk:

1. Exposure transaksi

2. Exposure ekonomi

3. Exposure translasi

Exposure Transaksi

Exposure transaksi adalah sebarapa besar nila dari transaksi-transaksi kas dimasa depan
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.

Dua langkah yang dilakukan dalam mengukur exposure transaksi adalah:

1. Memprekdisi jumlah neto dalam tiap mata uang

2. Mengukur potensi dampak dari eksposure mata uang tersebut.

Exposure Transaksi dari Arus Kas Netto

Arus kas-arus kas masuk masa depan dalam suatu valuta setelah dikurangi denan arus kas-arus
kas keluar masa depan dalam nilai tukar. Pengukuran exposure transaksi memerlukan proyeksi
atas arus kas masuk dan keluar dari semua nak perusahaan (arus kas konsolidasi), dan
digolongkan menurut masing-masing valuta. Anak perusahaan X mungkin memiliki arus kas
kasuk netto $ 500.000, sementara anak perusahaan Y mungkin memiliki arus kas keluar netto $
600.000. sehingga arus kas masuk konsolidasi adalah -$ 100.000.

Exposure Transaksi Berbasis Variabilitas Valuta

Angka standar deviasi merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur
segnifikansi pergerakan nilai masing-masing valuta. Untuk menunjukkan pemakain standar
deviasi, pertimbangan sebuah perushaan multinasional AS yang tengah mencoba nilai
pergerakan beberapa valuta.

Perusahaan multinasional ini dapat mengevaluasi variabilitas hostoris dari masing-masing


valuta berbasis angka standar deviasi. Dari gambar jelas terlihat bahwa sejumlah valuta
memiliki fluktuasi lebih tinggi dari valuta-valuta yang lain.

Variabilitas Valuta Sepanjang Waktu

Variabilitas suatu valuta belum tentu tetap dari suatu periode waktu ke periodw waktu yang
lain. Karena tingkat variabilitas valuta berubah setiap saat, penilaian variabilitas suatu valuta
dimasa depan yang dilakukan oleh sebuah MNC tidak akan sempurna keakuratannya jika
periode waktu sebelumnya digunakan sebagai indikator. Namun MNC dapat memeroleh
manfaat dari informasi seperti yang terdapat dalam gambar. Walaupun MNC tidak mampu
meramalkan variabilitas valuta dimasa depan dengan akurasi yang sempurna, MNC dapat
mengidentifikasi valuta-valuta yang nilainya besar kemungkinan akan stabil atau sebaliknya
sangat bergejolak dimasa depan.

Exposure Transaksi Berdasarkan Korelasi Valuta


Meskipun analsis diatas dapat membuat MNC mengukur exposure transaknya, kerelasi antara
valuta juga harus dinalai.

Pengaru korelasi terhadap valuta korelasi pergerakan valuta ditunjukkan oleh koefisien korelasi.
Koefisian korelasi mengindikasikan sejauh mana dua valuta bergerak dalam hubunganya
dengan yang lain. Jadi, perusahaan-perusahaan multinasional dapat menggunakan informasi
semacam ini untuk mementukan tingkat exposure transaksi mereka.

Korelasi Valuta Sepanjang Waktu

Korelasi waktu merupakan pengukur hubungan pergerakan antara dua valuta. Jika korelasi
tidak konstan setiap saat MNC tidak bisa menggunakan korelasi masa lalu untuk memprediksi
korelasi-korelasi masa depan dengan keakuratan sempurna, Namun ada sejumlah pasangan
valuta yang korelasinya cukup stabil sepanjang waktu. Pergerakan aktual penting dari sejumlah
valuta penting terhadap dolar AS.

Menilai eksposure transaksi: sebuah contoh Konsep korelasi valuta dapat diaplikasikan
terhadap contoh kita sebelumnya, Yaitu eksprosure transaksi miami company. Jika valuta eropa
sepeti mark jerman, frans prancis dan frans swiss memiliki korelasi yang sangat tinggi, maka
eksprosure terhadap arus kas masuk atau keluar dalam valuta- valuta ini akan saling
menghilangkan, paling tidak secara parsial.

Jika siklus depresiasi dolar terjadi, perushaan akan dirugikan oleh eksprosure terhadap mark
jerman dan frans swiss, tetapi diuntungkan oleh eksprosure frans prancis. Selama siklus
apresiasi- dolar, eksprosure frans prancis akan merugikan dan eksprosure mark jerman dan
franc swiss akan menguntungkan. Dalam kedua kondisi ini yang akan menjadi fokus
kekhawatiran perusahaan adalah dolar kanada.
2. Exposure Ekonomi

Sejauh mana present value dari arus kas-arus kas masa depan sebuah perusahaan dapt
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Exposure transaksi merupakan bagian dari exposure
ekonomi. Namun pengaruh fluktuasi nilai tukar atas arus kash sebuah perusahaan tidak selalu
disebabkan oleh transaksi valuta. Sejumlah variabel umumnya, yang mewakili arus kas seuah
perusahaan multinational yang merupakan subyek exposure ekonomi.

Exposure Ekonomi Terhadap Apresiasi Valuta Lokal

Berkenaan dengan arus kas masuk, penjualan lokal perusahaan (dalam negara asal),
diperkirakan akan menurun jika valuta lokal mengalami apresiasi. Hal ini desebabkan karena
meningkatnya dayas saing pesaing asing, yaitu konsume lokal dapat membeli produk-produk
substitusi luar negeri dengan harga lebih murah. Besarnya penurunan penjualan lokal akan
tergantung pada seberapa besar peningkatan daya saing perusahaan-perusahaan asing dalam
pasar lokal.

Arus kas dari ekspor-ekspor yang didominasi dalam valuta lokal juga diperkirakan akan
menurun jika valuta lokal mengalami apresiasi. Alasannya adalah bahwa impotir-impotir asing
akan membutuhkan lebih banyak valuta mereka sendiri untuk membayar produk-produk
tersebut. Ekspor yang didenominasi dalam valuta asing barangkali juga akan berkurang nilainya,
tetapi kerana alasan yang berbeda. Permintaan atas produk perusahaan atas impotir-impotir
asing tidak akan berubah, karena mereka bisa menggunakan valuta meraka sendiri untuk
melakukan bembelian, tidak perlu menggunakan valuta negara asal dari MNC yang dimaksud.

Exposure Ekonomi Terhadap Depresiasi Valuta Lokal


Jika valuta lokal mengalami depresiasi dampak yang timbul berbeda terbalik dengan dampak
yang ditimbulkan oleh apresiasi valuta lokal. Penjualan lokal akan meningkat karena menuruny
daya saing dari pesaing-pesaing asing (karena harga-harga lebih mahal bagi konsumen lokal).
Ekspor perusahaan yang didenominasi dalam valuta lokal akan tampak lebih murah bagi para
impotir asing, sehingga permintaan akan ekspor aka meningkat.

Secara umum, depresiasi valuta lokal akan menyebabkan peningkatan dalam arus kas masuk
maupun arus kas keluar. Karena terdapat dampak yang saling menghilangkan, maka sulit untuk
mengambil kesimpulan umum mengenai apakah arus kas netto akan meningkat atau menurun
akibat depresiasi valuta lokal. Hasil akhir tergantung pada apakah variabel-variabel arus kas
masuk dipengaruhi lebih kuat dari pada variabel-variabel arus kas keluar atau malah sebaliknya.

Exposure Ekonomi Tidak Langsung

Dampak dari berubahnya nilai valuta lokal atas variabel-variabel arus kas masuk dan keluar
kadang-kadang tidak langsung, dan dengan demikian, berbeda dari apa yang diperkirakan.
Sebagai contoh sebuah perusahaa AS mengimpor kayu dari Kanada dan
medenominasiimpornya dalam dolar AS. Jika dolar AS mengalami depresiasi, perusahaan AS
tersebut tidak dipengaruhi secara langsung, karena pembayaran dilakukan dalam dolar AS
sehingga tidak perlu membeli dolar kanada. Namun ekspotir Kanada, setelah menerima
pembayaran dolar AS dari perusahaan AS, mungkin mengkonversikannya ke dalam dolar
Kanada.

Exposure Ekonomi Perusahaa Domestik Muri

Walaupun fokus kita disini berada pada manajemen keuangan perusahaan multinational,
perusahaan-perusahaa domestik murni juga dipengaruhi oleh exposure ekonomi. Contohnya,
pertimbagkan sebuah produsen baja lokal yang membali semua bahan baku dari pasar lokal
dan menjual baja juga dalam pasar domestik. Karena trasaksi-transaksi perusahaan
semuanyaterjadi dalam valuta lokal, perusahaan bukan merupakan subyek exposure transaksi.

Exposure Ekonomi Perusahaan Multinational

Tingkat exposure ekonomi terhadap fluktuasi nilai tukar yang dihadapi oleh perusahaan-
perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional akan lebih besar daripada perusahaan
domestik murni. Contoh mengenai exposure ekonomi perusahaan multinational, General
Corporation menjual perangkar lunak kepada konsumen meksiko kemudian didevaluasi sekitar
40% terhadap dolar, sehingga meningkatkan harga yang haus dibayarkan konsumen meksiko
terGeneral Corporation konsukensinya, penjualan GM di meksiko menurun.

Dampak pergerakan dolar AS atas berbagai perusahaan multinational yang berbasih di AS


bervariasi karena perbedaan karateristik aperasi meraka. Bahkan perusahaan-perusahaan
multinational AS yang penjualannya sangat tergabtung pada bagaimana pesaing-pesaing
mereka bereaksi terhadap pergerkan nilai tukar.

Dampak pergerakan nilai tukar atas perusahaan-perusahaan multinational bisa berbeda-beda


menurut valuta, karena nilai tukar berubah dengan tingkat yang berbeda-beda.

Beberapa contoh yang terta diatas mengilustrasikan bahwa:

1. Pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi kinerja MNC

2. Dampak pergerakan tersebut kadang-kadang menguntungkan dan kadang-kadang merugikan

3. Dampaknya tergantung pada tingkat exposure MNCterhadap valuta yang bersangkutan


Mengukur Exposure Ekonomi

Walapun exposure ekonomi bisa menghasilakan dampak yang menguntungkan atau merugikan
atas sebuah perusahaan, adalah penting bagi sebuah perusahaan untuk menilai tingkat
exposure yang ada, dan kemudian menetukan perlu tidaknya melindungi diri exposure
tersebut. Penilain exposure ekonomi dari sebuah perusahaan multinational yang memiiliki anak
perusahaan dari berbagai tempat di dunia tidaklah mudah, akibat adanya interaksi antara arus
kas yang di didenominasi dalam berbagai valuta, baik yang masuk maupun yang keluar, dalam
perusahaan multinational.

Sensitivitas laba terhadap nilai tukar. Salah satu metode pengukuran exposure ekonomi sebuah
MNC adalah dengan mengklasifikasikan arus kas ke dalam item-item yang berbeda dalam
laporan laba rugi dan kemudian secara secara subyektif memprediksi setiap item laporan laba
rugi berbasis nilai tukar hasil peramalan.

Sensitivitas arus kas terhadap nilai tukar. Metode lain yang dapat digunakan untuk menilai
exposure ekonomi sebuah perusahaan terhadap fluktuasi valuta adalah dengan meregresikan
data-data arus kas dan nilai tukar historis memakai persamaan berikut:

PCFt = a0 + a1 et + µt

Keterangan:

PCFt = presentase perubahan dalam arus kas yang telah disesuaikan dengan inflasi, yang diukur
dalam valuta asal perubahan, selama periode t

et = persentase perubahan nilai tukar selama periode t


µt = random error term

a0 = konstanta

a1 = koefisien slope

Koefiesnsi regresi a1, yang diestimasikan oleh analisis regresi, mengindikasikan sensitivitas dari
PCFt terhadap et. Jika perusahaan memperkirakan tidak akan ada penyusaian penting dalam
struktur operasi, maka sensitivitas ini tidak akan banyak berubah dari waktu ke waktu.

Exposure laporan keuangan konsolidasi perusahaan multinasional terhadap fluktuasi nilai tukar.
Contohnya jika aktiva atau kewajiban dari anak-anak perusahaan MNC ditranslasikan memakai
kurs selain kurs historis, neraca akan selalu dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Selain itu laba
anak perusahaan yang ditranslasikan ke dalam valuta pelaporan perusahaan induk dalam
pelaporan laba-rugi konsolidasi juga akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.

Apakah Exposure Translasi Relevan?

Translasi laporan keuangan untuk tujuan konsolidasi tidak mempengaruhi arus kas perusahaan
multinasional. Untuk, itu sejumlah analisi menyatakan bahwa exposure translasi tidak relevan.
Analisis-analisis yang lain berpendapat bahwa karena laporan keuangan konsolidasi
mencerninkan kinerja sebuah perusahaan multinasional, exposure translasi menjadi relevan.

Faktor-Faktor Penentu Exposure Translasi

Exposure translasi tergatung pada:

1. Tingkat keterlibatan anak perusahaan dalam bisnis di luar negeri

Semakin tinggi persentase bisnis sebuah MNC dilakukan oleh anak perusahaan luar negerinya,
semakin tinggi pula kerentanan suatu item laporan keuangan tertentu terhadap exposure
translasi.
2. Lokasi anak perusahaan

Lokasi dari anak perusahaan juga dapat mempengaruhi exposure translasi, karena item-item
laporan keuangan dri tiap anak perusahaan biasanya diukur dalam valuta lokal tempat anak
perusahaan beroperasi.

3. Metode-metode akuntansi

Tingkat exposure akuntansi sebuah perusahaan multinasional sangat dipengaruhi oleh


prosuder-prosuder akuntansi yang digunakan untuk mentranslasikan data-data laporan
keuangan anak perusahaan. Setelah finacial accounting standard board No. 52 (FASB-52)
deikeluarkan pada bulan desember 1981, aturan-aturan konsolidasi dan translasi bigi
perusahaan-perusahaan multinasional AS berubah secara dramatis. Berikut adalah sejumlah hal
penting yang terkandung dalam FASB-52:

1. Valuta fungsional dari sebuah entitas adalah valuta dari lingkungan ekonomi tempat entitas
tersebut beroperasi

2. Nilai tukar berjalan pada tanggal pelaporan digunakan untuk mentranslasikan aktiva dan
kewajiban dari entitas luar negri, dari valuta fungsionalnya ke dalam valuta pelaporan

3. Nilai tukar rata-rata tertimbang digunakan untuk mentraslasikan pendapatan, beban, dan
keuntungan dan kerugian dari entitas luar negeri, dari valuta fungsionalnya ke dalam valuta
pelaporan.

4. Kentungan dan kerugian akibat translasi yang muncul karena perubahan nilai valuta asing
tidak diakui dalam laba bersih periode berjalan, tetapi dilaporkan sebagai komponen kedua dari
ekuitas pemegang saham; pengencualian dari aturan ini beralaku bagi entitas luar negeri yang
berlokasi dalam negara yang memiliki inflasi tinggi.
5. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari transaksi-tansaksi valuta asing diakui dalam laba
bersih periode berjalan , walapun terdapat sejumlah pengecualian.Exposure Ekonomi Terhadap
Depresiasi Valuta Lokal

Jika valuta lokal mengalami depresiasi dampak yang timbul berbeda terbalik dengan dampak
yang ditimbulkan oleh apresiasi valuta lokal. Penjualan lokal akan meningkat karena menuruny
daya saing dari pesaing-pesaing asing (karena harga-harga lebih mahal bagi konsumen lokal).
Ekspor perusahaan yang didenominasi dalam valuta lokal akan tampak lebih murah bagi para
impotir asing, sehingga permintaan akan ekspor aka meningkat.

Secara umum, depresiasi valuta lokal akan menyebabkan peningkatan dalam arus kas masuk
maupun arus kas keluar. Karena terdapat dampak yang saling menghilangkan, maka sulit untuk
mengambil kesimpulan umum mengenai apakah arus kas netto akan meningkat atau menurun
akibat depresiasi valuta lokal. Hasil akhir tergantung pada apakah variabel-variabel arus kas
masuk dipengaruhi lebih kuat dari pada variabel-variabel arus kas keluar atau malah sebaliknya.

Exposure Ekonomi Tidak Langsung

Dampak dari berubahnya nilai valuta lokal atas variabel-variabel arus kas masuk dan keluar
kadang-kadang tidak langsung, dan dengan demikian, berbeda dari apa yang diperkirakan.
Sebagai contoh sebuah perusahaa AS mengimpor kayu dari Kanada dan
medenominasiimpornya dalam dolar AS. Jika dolar AS mengalami depresiasi, perusahaan AS
tersebut tidak dipengaruhi secara langsung, karena pembayaran dilakukan dalam dolar AS
sehingga tidak perlu membeli dolar kanada. Namun ekspotir Kanada, setelah menerima
pembayaran dolar AS dari perusahaan AS, mungkin mengkonversikannya ke dalam dolar
Kanada.

Exposure Ekonomi Perusahaa Domestik Muri


Walaupun fokus kita disini berada pada manajemen keuangan perusahaan multinational,
perusahaan-perusahaa domestik murni juga dipengaruhi oleh exposure ekonomi. Contohnya,
pertimbagkan sebuah produsen baja lokal yang membali semua bahan baku dari pasar lokal
dan menjual baja juga dalam pasar domestik. Karena trasaksi-transaksi perusahaan
semuanyaterjadi dalam valuta lokal, perusahaan bukan merupakan subyek exposure transaksi.

Exposure Ekonomi Perusahaan Multinational

Tingkat exposure ekonomi terhadap fluktuasi nilai tukar yang dihadapi oleh perusahaan-
perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional akan lebih besar daripada perusahaan
domestik murni. Contoh mengenai exposure ekonomi perusahaan multinational, General
Corporation menjual perangkar lunak kepada konsumen meksiko kemudian didevaluasi sekitar
40% terhadap dolar, sehingga meningkatkan harga yang haus dibayarkan konsumen meksiko
terGeneral Corporation konsukensinya, penjualan GM di meksiko menurun.

Dampak pergerakan dolar AS atas berbagai perusahaan multinational yang berbasih di AS


bervariasi karena perbedaan karateristik aperasi meraka. Bahkan perusahaan-perusahaan
multinational AS yang penjualannya sangat tergabtung pada bagaimana pesaing-pesaing
mereka bereaksi terhadap pergerkan nilai tukar.

Dampak pergerakan nilai tukar atas perusahaan-perusahaan multinational bisa berbeda-beda


menurut valuta, karena nilai tukar berubah dengan tingkat yang berbeda-beda.

Beberapa contoh yang terta diatas mengilustrasikan bahwa:

1. Pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi kinerja MNC


2. Dampak pergerakan tersebut kadang-kadang menguntungkan dan kadang-kadang merugikan

3. Dampaknya tergantung pada tingkat exposure MNCterhadap valuta yang bersangkutan

Mengukur Exposure Ekonomi

Walapun exposure ekonomi bisa menghasilakan dampak yang menguntungkan atau merugikan
atas sebuah perusahaan, adalah penting bagi sebuah perusahaan untuk menilai tingkat
exposure yang ada, dan kemudian menetukan perlu tidaknya melindungi diri exposure
tersebut. Penilain exposure ekonomi dari sebuah perusahaan multinational yang memiiliki anak
perusahaan dari berbagai tempat di dunia tidaklah mudah, akibat adanya interaksi antara arus
kas yang di didenominasi dalam berbagai valuta, baik yang masuk maupun yang keluar, dalam
perusahaan multinational.

Sensitivitas laba terhadap nilai tukar. Salah satu metode pengukuran exposure ekonomi sebuah
MNC adalah dengan mengklasifikasikan arus kas ke dalam item-item yang berbeda dalam
laporan laba rugi dan kemudian secara secara subyektif memprediksi setiap item laporan laba
rugi berbasis nilai tukar hasil peramalan.

Sensitivitas arus kas terhadap nilai tukar. Metode lain yang dapat digunakan untuk menilai
exposure ekonomi sebuah perusahaan terhadap fluktuasi valuta adalah dengan meregresikan
data-data arus kas dan nilai tukar historis memakai persamaan berikut:

PCFt = a0 + a1 et + µt

Keterangan:
PCFt = presentase perubahan dalam arus kas yang telah disesuaikan dengan inflasi, yang diukur
dalam valuta asal perubahan, selama periode t

et = persentase perubahan nilai tukar selama periode t

µt = random error term

a0 = konstanta

a1 = koefisien slope

Koefiesnsi regresi a1, yang diestimasikan oleh analisis regresi, mengindikasikan sensitivitas dari
PCFt terhadap et. Jika perusahaan memperkirakan tidak akan ada penyusaian penting dalam
struktur operasi, maka sensitivitas ini tidak akan banyak berubah dari waktu ke waktu.

Exposure laporan keuangan konsolidasi perusahaan multinasional terhadap fluktuasi nilai tukar.
Contohnya jika aktiva atau kewajiban dari anak-anak perusahaan MNC ditranslasikan memakai
kurs selain kurs historis, neraca akan selalu dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Selain itu laba
anak perusahaan yang ditranslasikan ke dalam valuta pelaporan perusahaan induk dalam
pelaporan laba-rugi konsolidasi juga akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.

Apakah Exposure Translasi Relevan?

Translasi laporan keuangan untuk tujuan konsolidasi tidak mempengaruhi arus kas perusahaan
multinasional. Untuk, itu sejumlah analisi menyatakan bahwa exposure translasi tidak relevan.
Analisis-analisis yang lain berpendapat bahwa karena laporan keuangan konsolidasi
mencerninkan kinerja sebuah perusahaan multinasional, exposure translasi menjadi relevan.

Faktor-Faktor Penentu Exposure Translasi

Exposure translasi tergatung pada:


1. Tingkat keterlibatan anak perusahaan dalam bisnis di luar negeri

Semakin tinggi persentase bisnis sebuah MNC dilakukan oleh anak perusahaan luar negerinya,
semakin tinggi pula kerentanan suatu item laporan keuangan tertentu terhadap exposure
translasi.

2. Lokasi anak perusahaan

Lokasi dari anak perusahaan juga dapat mempengaruhi exposure translasi, karena item-item
laporan keuangan dri tiap anak perusahaan biasanya diukur dalam valuta lokal tempat anak
perusahaan beroperasi.

3. Metode-metode akuntansi

Tingkat exposure akuntansi sebuah perusahaan multinasional sangat dipengaruhi oleh


prosuder-prosuder akuntansi yang digunakan untuk mentranslasikan data-data laporan
keuangan anak perusahaan. Setelah finacial accounting standard board No. 52 (FASB-52)
deikeluarkan pada bulan desember 1981, aturan-aturan konsolidasi dan translasi bigi
perusahaan-perusahaan multinasional AS berubah secara dramatis. Berikut adalah sejumlah hal
penting yang terkandung dalam FASB-52:

1. Valuta fungsional dari sebuah entitas adalah valuta dari lingkungan ekonomi tempat entitas
tersebut beroperasi

2. Nilai tukar berjalan pada tanggal pelaporan digunakan untuk mentranslasikan aktiva dan
kewajiban dari entitas luar negri, dari valuta fungsionalnya ke dalam valuta pelaporan

3. Nilai tukar rata-rata tertimbang digunakan untuk mentraslasikan pendapatan, beban, dan
keuntungan dan kerugian dari entitas luar negeri, dari valuta fungsionalnya ke dalam valuta
pelaporan.

4. Kentungan dan kerugian akibat translasi yang muncul karena perubahan nilai valuta asing
tidak diakui dalam laba bersih periode berjalan, tetapi dilaporkan sebagai komponen kedua dari
ekuitas pemegang saham; pengencualian dari aturan ini beralaku bagi entitas luar negeri yang
berlokasi dalam negara yang memiliki inflasi tinggi.

5. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari transaksi-tansaksi valuta asing diakui dalam laba
bersih periode berjalan , walapun terdapat sejumlah pengecualian.

Anda mungkin juga menyukai