Anda di halaman 1dari 9

BK (Bimbingan dan Konseling)

Dosen Pengasuh : Sri Ramadhani, S.S, M.Hum.

Bab 4. Ilmu Pendidikan Dan Landasan Keilmuan


Kegiatan pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan untuk
manusia. Pendidikan juga sebagai sistem merupakan proses transformasi peserta didik agar
menjadi manusia yang terdidik sesuai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Ilmu pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas untuk dipelajari, bukan hanya sekedar
pengertian namun adapula obyek dan sifat-sifat yang terkandung didalamnya. Sebagai
seorang mahasiswa dan calon pendidik kita harus dapat mengetahui dan memahami isi serta
makna dari ilmu pendidikan. Ilmu Pendidikan sendiri merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang membicarakan masalah-masalah tentang pendidikan.
Ilmu pendidikan ini merujuk pula pada berbagai landasan yaiu landasan formal dan
materiil pendidikan. Landasan merupakan tempat bertumpu, titik tolak, dan pijakan dasar.
Maka dari itu suatu negara harus memiliki landasan pendidikan yang kuat dalam praktik
pendidikannya dan studi pendidikan aga terarah dengan baik. Kajian-kajian dari landasan
pendidikan ini sangat penting untuk dipelajari agar memerikan dan membentuk wawasan
yang tepat tentang pendidikan.

A. Ilmu Pendidikan
1. Pengertian Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan (Paedagogiek) berasal dari bahasa Yunani pedagogues, dan bahasa
Latin paedagogus, yang berarti pemuda yang bertugas mengantar anak ke sekolah serta
menjaga anak itu agar bertingkah laku susila dn disiplin.
Ilmu pendidikan dalam bahasa Inggris adalah pedagogy yang artinya sama dengan the
study of educational goals and proceses (English nd English, 1970: 376).
Ilmu Pendidikan merupakan (Pedagogik atau paedaggiek) merupkan ilmu pengetahuan
yang berdiri sendiri. Berikut ini beberapa pengertian ilmu pendidikn menrut ahli :
- Menurut Prof. Dr. M.J. Langeveld
Paedagogiek atau ilmu mendidik ialah suatu ilmu yang buan saja menelaah objeknya
untuk mengetahui btapa keadan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa
hendaknya bertindak (Langeveld, fatsal 1).
- Menurut Prof. Brodjonegoro dan Drs. Soetadjo
Ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan, perenungan tentang
pendidikan. Dlam arti luas paedgogiek adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal
yang timbul dalm praktek pendidikan (Suwarno, 1982: 11).
- Menurut Dr. Sutari Imam Barnadib
Ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-prose pendidikan (Barnadib, 1986: 17).
- Menurut Prof. Dr. N. Driyarkara
Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah tentang realitas yang kita sebut pendidikan
(mendidik dan dididik). Pemikiran ilmiah bersifat kritis, metodis, dan sistematis (Driyarkara,
190:66).

2. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu


Untuk bisa menjadi ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan. Syarat-syarat tersebut diantaranya memiliki obyek, metode, dan sistematika.
Maka dari itu ilmu pendidikan ternyata juga temasuk ilmu pengetahuan, buktinya yaitu :
- Tentang Obyek
Ada dua macam obyek ilmu pengetahuan, yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek
material sendiri boleh sama dengan ilmu pengetahuan yang lain, tetapi obyek formalnya
harus berbeda. Pada ilmu pendidikan memiliki obyek material yaitu anak (manusia).
Sedangkan obyek formalnya yaitu seperti usaha anak untuk menjadi manusia yang beradab
serta semua yang dibicarakan dari ilmu pendidikan baik dasar-dasar yang memberikan
landasan kepada usaha tersebut, pedoman-pedoman bagaimana usaha tersebut dilakukan, dan
memberikan arah kemana usaha tersebut dtuju.
- Tentang Metode
Dalam mengadakan penelitian-penelitian diperlukan metode-metode yang ilmiah yitu
metode yang dapt dipertanggungjawabkan, dikontrol, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Ilmu pendidikan telah menggunakan metode-metode ilmiah dalam penyelidikannya di
antaranya ialah : metode observasi, metode angket, metode eksperiment, dan juga metode
testing.
Oleh karena Ilmu Pendidikan dalam penyelidikannya selalu menggunakan metode yang
ilmiah, maka ditinjau dari segi metode, ilmu pendidikn telah memenuhi syarat sebagai ilmu.
- Tentang Sistematika
Dalam menguraikan ilmu pengetahuan diuraikan dengan jalan berpikir dan kecenderungan
masing-masing. Sehingga tidak dapat dituntut suatu sistemtika tertentu, tetapi tidak berarti
ilmu pendidikan tidak menggunakan sistmatika. Dengan menggolongkan berbagai masalah
dan pembahasan masalah demi masalah dalam ilmu pendidikan, telah menunjukkan bahwa
ilmu pendidikan menggunkan sistematika serta memenuhi syarat sistematika.
Dari bukti-bukti tersebut dapat diketahui bahwa Ilmu Pendidika memenuhi syarat pokok
sebagai suatu ilmu pengetahuan yng berdiri sendiri. Ilmu pendidikan juga diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari (praktis) serta berkembang mengikuti perkembangan-perkembangan
ilmu pengetahuan yang lain guna mendapatkan penemun-penemuan baru.

3. Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan


Ilmu pendidikan sendiri membahas berbagai macam hal, baik bersifat teori, msalah segi
pelaksanaan, pedoman, prinsip, dan sebagainya. Maka dari itu dapat diketahui sifat-sifat Ilmu
pendidikan sebagai beikut :
- Bersifat Empiris
Ilmu pendidikan bersifat empiris karena obyeknya dapat dijumpai dalam dunia
pengalaman.
- Bersifat Rokhaniah
Bersifat rokhaniah sebab situasi pendidikan berdasarkan atas tujuan manusia tidk
membiarkan pada keadaan alamnya, namun memandangnya sebagai makhluk susila dan
ingin membawanya kearah manusia susila berbudaya.
- Bersifat Historis
Dikarenakan memberikan uraian teoritis tentang sistem pendidikan sepanjang jaman
dengan mengingat latas belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman-
jaman tertentu.
- Bersifat Deskriptif
Ilmu pendidikan bersifat deskriptif karena ilmu pendidikan itu menampakkan suatu
penjelasan atau deskriptif.
- Bersifat Teoritis
Ilmu pendidikan bersifat teoritis yaitu dlam ilmu pendidikan mengandung perenungan,
dimana perenungan itu merupakan segi teoritis dari pendidikan dalam praktek. Ilmu
pendidikan teoritis tertuju pada penyusunan persoalan dan pengetahuan sekitar pendidikan
secara ilmiah, bergerak dari praktek ke penyusunan teori dan penyusunan sistem pendidikan.
Contoh yang termasuk pendidikan teoritis yaitu latar belakang filsafat.
- Bersifat Praktis
Bersifat praktis yang artinya segala sesuatu untuk dilaksanakan. Dimana, teori-teori,
pedoman, prinsip yang telah dibuat dalam ilmu pendidikan teoitis nantinya tidak hanya
diketahui dan direnungkan saja, tetapi juga dilaksanakan dalam praktek pendidikan. Teori
mendahului praktek .
- Bersifat Normatif
Bersifat normatif maksudnya dalam mendidik seorang pendidik perlu mempengaruhi anak
didik agar mampu menyesuaikan diri dan memiliki sifat-sifat tabiat, nilai-nilai, serta norma-
norma yang sesuai dengan norma-norma susila. Tanpa adanya sifat ini, pendidikan bukanlah
pendidikan lagi.

4. Obyek-Obyek Ilmu Pendidikan


Dalam pendidikan banyak segi-segi dan pihak-pihak yag terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Adapun obyek yang penting dan wajib ada dalam ilmu pendidikan
yaitu :
- Anak didik : Pihak yang menjadi obyek pokok dari pendidikan.
- Pendidik : Pihak yang merupakan subyek dari pelaksanaan pendidikan.
- Materi pendidikan : Bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar yang
disusun menjadi suatu kuikulum.
- Metodologi pengajaran : Cara-cara bagaimana menyajikan materi pendidikan kepada
anak didik.
- Evaluasi pendidikan : Cara-cara bagaimana mengadakan penilaian tehadap hasil
belajar murid.
- Alat-alat pendidikan : Langkah-langkah atau tindakan guna menjaga kelangsungan
pekerjan mendidik.
- Milieu tau lingkungan sekitar : Keadaan yang turut berpengaruh terhadap hasil
pendidikan.
- Dasar dan tujuan pendidikan : Landasan yang menjadi fundament dari segala
kegiatan pendidikan, dank e arah mana anak didik dibawa.
5. Kegunaan Ilmu Pendidikan
Kegunaan dapat diartikan sumbangan positif yang diberikan kepada manusia dan
lingkungan pendidikannya. Berdasarkan tujuan ilmu pendidikan yaitu untuk menciptakan
manusia yang beriman dan bertakwa, kegunaan ilmu pendidikan adalah :
- Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Allah SWT. dan
seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik
- Menguatkan iman dn memperkaya pandangan anak didik tentang sumber kehidupan
manusia dan sumber ilmu pengetahuan
- Menjadi jihad di jalan Allah SWT. Karen mengembangkan ilmu pendidikan
merupakan ibadah
- Membeikan ketrampilan hidup
- Mencerdaskan anak didik
- Membentuk akhlak mulia
- Membentuk manusia yng memiliki kepedulian social
- Mengembangkan lembaga pendidikan yang bonafide
Selain dari urian di atas kegunaan ilmu pendidikan meliputi tiga aspek penting, yaitu
a. Kegunaan teoritis yitu mengembangkan teori ilmu pendidikan
b. Mengompompromisasikan pendekatan pendidikan timur dan barat dan pendidikan
nasional di Indonesia
c. Mewujudkan anak didik yang berakhlakul kharimah, beriman dan berbudi luhur atau
bertakwa kepada Allah SWT.

B. Landasan Keilmuan
1 Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan
tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat
bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh:
landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun
asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis
tersembunyi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek
sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita
kenal istilah studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam
membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan
bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun
mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).
Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka
memahami pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-
asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan
atau studi pendidikan.

2. Jenis-jenis Landasan Pendidikan


1. Landasan Filosofis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita
kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme
dan Progresivisme dan Ekstensialisme
a) Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal
arts) atau bahan ajar esensial.
b) Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial)
yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
c) Pragmatisme dan Progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang
pendidikan tradisional.
d) Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
pancasila dan UUD 1945, sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4
menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.

2. Landasan Sosiologis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-
pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh
sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. Hubungan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi
antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi
penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nilai-nilai,dan norma-norma
baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan
transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan Sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya
pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal
ini haruslah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta
didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam
menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran
serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk
memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam
membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis


a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk
mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah
mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan
bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang
sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya
pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan
iptek. Bahan ajar seyogyanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan
hasil perolehan informasi maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat.
6. Landasan Religius
Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama
yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Pemahaman agama di sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan
pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan agama mempunyai dua aspek
penting yaitu :
- Aspek pertama dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada jiwa atau pembentukan
kepribadian.
- Aspek kedua dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada pikiran atau pengajaran
agama itu sendiri.
Ada beberapa peran agama dalam kesehatan mental, antara lain :
1. Dengan agama dapat memberikan bimbingan dalam hidup
2. Aturan agama dapat menentramkan batin.
3. Ajaran agama sebagai penolong dalam kebahagiaan hidup
4. Ajaran agama sebagai pengendali moral
5. Agama dapat menjadi terapi jiwa
6. Agama sebagai pembinaan mental

Anda mungkin juga menyukai