Kelompok 4/Perikanan B
Disusun oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
A. Pengertian Karantina Ikan
Karantina ikan legal diakui oleh negara, ini terdapat dalam UU No. 16
Tahun 1992 tentang Karantika Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, Perarturan Pemerintah
No. 15 Tahun 2002 tentang Karantikan Ikan. Terdapat pula dalam Peraturan
Presiden No. 24 Tahun 2010 yang menjelaskan bahwa fungsi karantina ikan
bertanggung jawab akan pencegahan masuk dan tersebarnya HPIK ke dalam
wilayah NKRI (Ikan, 2011).
Penyakit ikan adalah kondisi ikan tidak normal (abnormal) pada bagian
tubuh atau perbedaan karakteristik dengan ikan yang normal (Manoppo, 1995).
Hama dan Penyakit Ikan (HPI) adalah organisme yang dapat merusak, mengganggu
kehidupan dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada ikan. Sesuai dengan UU
No. 16 Tahun 1992 Pasal 1 (3) bahwa HPIK merupakan semua hama dan penyakit
ikan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dicegah masuknya ke dalam atau
tersebar di dalam wilayah NKRI (Purnamawati, 2016). Penyakit ini disebabkan
oleh hama yang merupakan mikroorganisme atau makroorganisme yang dapat
mengakibatkan penyakit atau disebut dengan organisme pathogen (Afrianto &
Liviawaty, 1992).
Faktor utama terdapat penyakit pada ikan yaitu disebabkan oleh host
(organisme peliharaan/inang), pathogen (mikroba dan parasite), dan lingkungan.
Penyakit non-infeksius merupakan penyakit yang tidak disebabkan oleh hama
maupun organisme parasite, sedangkan penyakit infeksius disebabkan oleh
organisme pathogen (virus, bakteri, jamur, dan parasite) (Suwarsito & Mustafidah,
2001).
C. Fungsi Karantina
Pemeriksaan virus yang terdapat pada ikan yaitu menggunakan metode PCR
(Polymerase Chain Reaction) yaitu pemeriksaan virus dengan alat Thermal Cycler
PCR yang mmapu mengamplifikasi fragmen DNA secara in vitroo. PCR dibagi
menjadi 2 metode, yaitu PCR konvensional dan PCR Real-Time.
Untuk melihat mutu produk secara mikrobiologi perlu dilakukan pengujian, adapun
standar acuan dapat dilihat pada tabel berikut ini menurut Kepala Badan Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu Dan keamanan Hasil Perikanan NOMOR 75/KEP-
BKIPM/2017:
Hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan ikan yaitu dengan
menerapkan biosecurity. Biosecurity yaitu upaya untuk mencegah atau mengurangi
peluang masuknya suatu penyakit pada suatu sistem budidaya dan mencegah
penyebarannya dari satu tempat ke tempat lain. Fungsi menerapkan biosecurity
pada bidang perikanan yaitu 1) adanya bakteri patogen dan bakteri yang merugikan
di lingkungan perairan; 2) kondisi lingkungan terus berubah; 3) food safety bagi
konsumen; 4) mencegah kerugian secara ekonomi akibat kegagalan panen.
1) Sanitasi lingkungan
- Menyediakan tempat sampah tertutup yang dibersihkan setiap hari
- Toilet ditempatkan terpisah dari unit produksi dengan septitank berjarak
minimal 10 meter dari sumber air
- Toilet dilengkapi dengan sabun antiseptic
2) Pengelolaan limbah
- Setiap unit pembenihan harus mempunyai bak/petak pengolah limbah
- Air buangan proses produksi harus diolah agar menjadi netral sebelum
dibuang ke lingkungan.
KESIMPULAN
Afrianto, E., & Liviawaty, E. (1992). Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.
Jakarta: Kanisius.
Arthur, J.R., Reantaso, M.G.B. and Subasinghe, R.P. 2008.Procedure For The
Quarantine of Lives Aquatic Animals. a Manual. FAO Fisheries Technical
Paper. Rome
Ikan, B. K. (2011). Pedoman Analisis Resiko Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta.
Manoppo, H. (1995). Parasit dan Penyakit Ikan. Unsrat, Manado.
Purnamawati, R. (2016). METODE PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DI BALAI
KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL
PERIKANAN KELAS I SURABAYA I. Laporan Praktik Kerja Lapangan,
Universitas Airlangga, Surabaya.
Suwarsito, & Mustafidah, H. (2001). Diagnosa Penyakit Ikan menggunakan
Sistem Pakar (Diagnozing Fish Disease Using Expert System. Purwekerto.