Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL

A. Definisi Anemia
Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan  dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
(Sarwono, 2008 : hal 213). Kehamilan, persalinan dan nifas pada
dasarnya merupakan proses alamiah yang di alami oleh seorang  wanita.
 Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah
(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak
mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh
jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).
Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah <
11 gr % atau suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau
konsentrasi hemoglobin menurun (Maimunah 2005 ).
 Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari
11 gr %. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada
keselamatan dirinya saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya
(wibisono, Hermawan,dkk 2009).
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah
kekurangan zat besi, hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia
pada kunjungan pertama kehamilan bahkan jika tidak mengalami anemia
pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia untuk
kunjungan berikutnya (Proverawati 2011).
Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang
mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam
tubuh (Wibisono,Hermawan dkk,2009).
B. Etiologi
a. Penyebab anemia diantaranya adalah :
1. Kekurangan gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diet
3. Mal absorpsi
4. Kehilangan darah banyak, persalinan yang lalu, dan Iain-lain.
5. Penyakit-penyakit kronik : TBC, Paru, cacing usus, malaria, dan
Iain-lain.
6.  Dua penyebab yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat
defisiensi besi dan perdarahan
b. Faktor penyebab defisiensi zat besi adalah :
1. Pendarahan
a) Pendarahan   dari   uterus   (menstruasi,   persalinan,   kelainan
ginekologis).
b) Gastrointestinal dapat menghambat suplai makanan dalam
lambung sehingga kadar zat besi yang dikandung didalam
makanan tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh.
2. Kebutuhan meningkat
a) Prematuritas
b) Pertumbuhan 
c) Kehamilan
3. Mal absorbsi
Apabila terjadi malabsorbsi didalam tubuh mengakibatkan
kandungan zat besi yang dikandung dalam makanan tidak dapat
dicerna atau diserap oleh tubuh dengan baik sehingga
mengakibatkan zat besi yang diproduksi didalam tubuh berkurang.

C. Tanda dan gejala


Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan
mengakibatkan suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang
sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai
berikut : lemah, mengantuk, pusing, lelah,  malaise, sakit kepala, nafsu
makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek
(pada anemia yang parah). Pada pemerikasaan tanda-tanda dan gejala
anemia dapat meliputi :
a. Kulit pucat
b. Konjungtiva pucat
c. Gusi
d. Kuku-kuku jari pucat
e. Takikardi ( pada anemia yang parah )
f. Rambut dan kuku rapuh ( pada anemia yang parah )
g. Dan juga lidah licin ( pada anemia yang parah ).
Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang
energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala,
mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan
berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah,
selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku penderita tampak
pucat.Apabila anemia sangat berat, dapat berakibat penderita sesak
napas, bahkan lemah jantung (Depkes RI, 2007).
Tanda dan gejala anemia menurut Varney, (2007) adalah:
a. Letih, sering mengantuk, malaise.
b. Pusing, lemah.
c. Nyeri kepala.
d. Luka pada lidah
e. Kulit pucat.
f. Membran mekosa pucat (misalnya konjungtiva)
g.  Bantalan kuku pucat.
h. Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah.
D. Klasifikasi Anemia dalam kehamilan
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu
hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu :
a. Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)
b. Hb 9-10 gr% Anemia ringan
c. Hb 7-8 gr% Anemia sedang
d. Hb <7 gr% Anemia berat
(Manuaba I.B.G,2010.hal 38)
Menurut Sarwono,2010, Macam-macam anemia, yaitu sebagai
berikut :
1. Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang paling sering di jumpai yang di sebabkan karena
kekurangan unsur zat besi dalam makanan, karena gangguan absorpsi,
kehilangan zat besi yang keluar dari badan yang menyebabkan
perdarahan.
2. Anemia megaloblastik
Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi
vitamin B12 Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
3. Anemia Hipoplastik
Disebabkan oleh karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-
sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga
kini diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar
roentgen, racun dan obat-obatan.
4. Anemia hemolotik
Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih
cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya biasa menjadi lebih
berat. Sebaliknya mungkin pula pada kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita
anemia.menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya
tidak menderita anemia.
E. Patofisiologi
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah
(hypervolemia). Hypervolemia merupakan  hasil dari peningkatan
volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh
tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma
peningkatannya jauh lebih besar sehingga member efek yaitu konsentrasi
hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml. (Sarwono,2010 hal 450-
451).pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi
dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah
18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk
membantu meringankan kerja jantung.
Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum
hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan
mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10
gr%.
F. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi 
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak

G. Komplikasi
1. Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini
harus selalu diwaspadai.
2. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat
mengakibatkan : abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.
3. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan
prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim, asfiksia intrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan
mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan
kematian.
4. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer
maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan
dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah.
5. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio
placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan
gangguan involusio uteri
H. Penatalaksanaan
Terapi pengobatan
1. Terapi oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat
atau suatu   polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal
jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1
tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk
menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi
dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan
menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir
selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah
efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya
asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi
pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi
meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal. Pengobatan yang
lain:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban
sehingga dapat diberikan transfusi darah.
2. Terapi parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada
gangguan penyerapan penyakit saluran pencernaan atau apabila
kehamilannya sudah tua. Terapi parenteral ini diberikan dalam
bentuk ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi
(imferon) atau sorbitol besi (Jectofer)
DAFTAR PUSTAKA

Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawtan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC

Herdman, T.Heather (2015). NANDA International Inc nursing diagnoses:


definitions & classification. Jakarta

Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Prawirahardjo,Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.


http://www.satujam.com/askep-anemia/

Wilkinson Judith M & Green Carol J : Rencana Asuhan Keperawatan Maternal &
Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC ; 2012

Anda mungkin juga menyukai